Stasiun Bandung

stasiun kereta api di Indonesia
(Dialihkan dari Stasiun Bandung Hall)

Stasiun Bandung (BD), juga dikenal sebagai Stasiun Hall,[b] adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di jalan Stasiun Timur (selatan) dan Jalan Kebon Kawung (pintu utara), di Kebonjeruk, Andir, tepatnya di perbatasan antara Pasirkaliki, Cicendo dan Kebonjeruk, Andir, Bandung, Jawa Barat. Stasiun yang terletak pada ketinggian +709 meter ini merupakan stasiun utama dalam pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi II Bandung dan KAI Commuter dengan jarak 169 km arah tenggara dari Jakarta Gambir.

Stasiun Bandung
Kereta Api Indonesia Whoosh
B16C16KC03

Pintu masuk selatan Stasiun Bandung yang hanya diperuntukkan kereta api lokal, Oktober 2021
Nama lainStasiun Hall
Lokasi
Koordinat6°54′51″S 107°36′09″E / 6.91417°S 107.60250°E / -6.91417; 107.60250
Ketinggian+709 m
Operator
Letak
Jumlah peron4
Jumlah jalur10
LayananKereta api penumpang
Lintas selatan Jawa: Argo Parahyangan (reguler dan tambahan), Baturraden Ekspres, Lodaya, Mutiara Selatan, Argo Wilis, Turangga, Malabar, Cikuray, Papandayan, dan Pangandaran
Lintas utara Jawa: Ciremai dan Harina
Kereta pengumpan/feeder: Feeder KCJB
Lokal: Commuter Line (Bandung Raya dan Garut)

Kereta api barang
Lintas selatan Jawa: Parcel ONS Selatan
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
ArsitekF.J.A. Cousin
Gaya arsitekturArt deco
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe A[2]
Sejarah
Dibuka17 Mei 1884; 140 tahun lalu (1884-05-17)
Dibangun kembali1930, 1990
Perusahaan awalStaatsspoorwegen
Penumpang
20248.396/hari[a] (KAI)
Peringkat6
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Cimahi
menuju Padalarang
Feeder KCJB Terminus
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Ciroyom
menuju Purwakarta
Commuter Line Bandung Raya
Purwakarta–Cicalengka
Cikudapateuh
Perjalanan satu arah
Ciroyom
menuju Padalarang
Commuter Line Bandung Raya
Padalarang–Cicalengka
Cikudapateuh
menuju Cicalengka
Ciroyom
menuju Purwakarta
Commuter Line Garut Cikudapateuh
menuju Garut
Layanan penghubung
Halte sebelumnya Trans Metro Pasundan Halte berikutnya
RS Kebon Jati
Perjalanan satu arah
Koridor 2
transfer di SMA Pasundan
Perintis Kemerdekaan
SMAN 6 Bandung
menuju BEC
Koridor 3
transfer di Stasiun Bandung
Stasiun Timur
Perjalanan satu arah
Stasiun Bandung
menuju BEC
Koridor 3
transfer di Stasiun Timur
Banceuy
Perjalanan satu arah
Astana Anyar RSIA Kota Bandung
Perjalanan satu arah
Koridor 4 Balai Kota
Halte sebelumnya TMB Trans Metro Bandung Halte berikutnya
SMA Pasundan
Perjalanan satu arah
Koridor 2 Stasiun Timur
menuju Cicaheum
Stasiun Timur
menuju Antapani
Koridor 5
Terminus
SMA Pasundan
Perjalanan satu arah
Paskal Hypersquare Koridor Pengumpan 1
transfer di Stasiun Bandung
RS Mata Cicendo
Perjalanan satu arah
SMA Pasundan
Perjalanan satu arah
Koridor Pengumpan 1
Terminus
Stasiun Timur
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Parkir sepeda Cetak tiket mandiri Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Mesin tiket Layanan pelanggan Pusat informasi Musala Toilet Tempat naik/turun Pos kesehatan Galeri ATM Pertokoan/area komersial Restoran Ruang menyusui Ruang kerja bersama Isi baterai Area merokok Troli Sistem pengenalan wajah Air minum Eskalator 
Tipe persinyalan
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Kereta Api Bandung
No. SKPeraturan Daerah Kota Bandung No. 7 Tahun 2018
Tanggal SK2018
PemilikPT Kereta Api Indonesia (Persero)
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun ini pada awalnya hanya terdapat satu buah bangunan stasiun; tetapi setelah dilakukan perbaikan oleh Pemerintah Kota Bandung, stasiun ini sekarang terbagi menjadi dua bagian dan tetap di dalam satu kawasan, yaitu sisi utara stasiun Bandung hanya melayani keberangkatan kereta api antarkota kelas eksekutif dan campuran serta kereta pengumpan kereta cepat Whoosh, sedangkan sisi selatan stasiun melayani keberangkatan kereta api lokal Commuter Line dan KA Cikuray. Stasiun Bandung juga merupakan stasiun kereta api utama di Kota Bandung.

Stasiun Bandung melayani kereta api pengumpan kereta cepat Whoosh, antarkota kelas eksekutif, campuran, beserta sebagian kecil ekonomi menghubungkan Bandung Raya dengan Jakarta, Yogyakarta, Surabaya di lintas selatan Jawa, Cirebon, dan Semarang di lintas utara Pulau Jawa, serta kereta api lokal Commuter Line. Stasiun kereta api utama lainnya adalah Stasiun Kiaracondong yang melayani sebagian layanan kereta api antarkota kelas campuran dan seluruh kelas ekonomi.

Sejak tahun 2014, kereta api Lokal Bandung Raya dan Lokal Cibatu (sekarang Commuter Line Bandung Raya dan Garut) tidak dilayani di pintu utara stasiun, tetapi hanya dilayani di pintu selatan. Hal ini guna untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang dan calon penumpang di stasiun ini. Stasiun ini juga dikenal sebagai terminal angkutan kota (angkot) karena stasiun ini juga dijadikan tempat singgah banyak angkot ke berbagai tujuan.[5]

Berdasarkan jumlah penumpang kereta api antarkota yang dirilis PT Kereta Api Indonesia (KAI) antara Januari–Oktober 2024, Stasiun Bandung menjadi stasiun kereta api tersibuk keenam di Indonesia dengan mencatatkan 2.560.639 penumpang berdasarkan total jumlah penumpang naik maupun turun.[a]

Sejarah

sunting

Stasiun generasi pertama

sunting
 
Bangunan Stasiun Bandung generasi pertama

Dalam buku Wajah Bandoeng Tempo Dulu (1984) karangan Haryoto Kunto, gagasan awal pembangunan Stasiun Bandung berkaitan dengan pembukaan perkebunan di Bandung sekitar tahun 1870. Stasiun ini diresmikan pada 17 Mei 1884 oleh Staatsspoorwegen (SS) pada masa pemerintahan Bupati Koesoemadilaga; pada waktu yang sama juga dibuka jalur kereta Batavia–Bandung melalui Bogor dan Cianjur. Pada saat itu, para tuan tanah perkebunan (Preangerplanters) menggunakan jalur kereta api untuk mengirimkan hasil perkebunannya ke Batavia dengan lebih cepat. Untuk menampung dan menyimpan hasil perkebunan yang akan diangkut dengan kereta, maka dibangunlah gudang-gudang penimbunan barang di beberapa tempat di dekat Stasiun Bandung, yaitu Jalan Cibangkong, Jalan Cikudapateuh, daerah Kosambi, Kiaracondong, Braga, Pasirkaliki, Ciroyom, dan Andir. Setelah peresmian jalur Bandung–Surabaya pada 1 November 1894, para pemilik pabrik dan perkebunan gula dari Jawa Tengah dan Timur (Suikerplanters) menyewa kereta api menuju Bandung untuk mengikuti Kongres Pengusaha Perkebunan Gula yang pertama. Kongres tersebut merupakan hasil pertemuan Pengurus Besar Perkumpulan Pengusaha Perkebunan Gula (Bestuur van de Vereniging van Suikerplanters) di Surabaya pada tahun 1896.[7]

Bangunan stasiun ini sempat mendapatkan renovasi berulang sebanyak tiga kali semenjak pertama kali peletakan batu pertama pada 1882; yakni pada 1900, 1906, dan 1909. Pada tahun 1920, SS mewacanakan untuk mengganti stasiun yang ada dengan stasiun pulau. Namun, upaya ini gagal karena masalah keuangan dan upaya penghematan biaya pembangunan.[8]

Pada tahun 1918, dilaksanakan proyek pembangunan jalur baru Bandung–RancaekekJatinangorTanjungsari–Citali, kemudian dibangun lintas Bandung–CiteureupMajalaya setahun kemudian, dan dibangun jalur Citeureup-Banjaran–Pengalengan pada tahun 1921. Untuk jalur yang menuju ke perkebunan teh, maka dibangun jalur Bandung ke Kopo (Soreang) dan kemudian ke Ciwidey. Jalur kereta api yang terwujud adalah Bandung–Ciwidey dan Dayeuhkolot–Majalaya.[7]

Bangunan stasiun generasi pertama ini terus bertahan hingga akhir tahun 1920-an. Mengingat pentingnya stasiun ini, diresmikanlah sebuah monumen (tugu) di depan pintu selatan stasiun pada tanggal 6 April 1925 yang dirancang E.H. de Roo, dibangun untuk memperingati 50 tahun Staatsspoorwegen (SS) berkarya di Jawa. Tugu itu diyakini sebagai hadiah dari Wali Kota Bandung kepada SS atas jasa-jasanya berhasil mempersatukan Jawa dengan kereta api. Tugu itu diterangi seribu lampu dan diresmikan dengan upacara yang dihadiri warga Bandung dan petinggi-petinggi SS.[9][10][11]

Stasiun generasi kedua

sunting
Bangunan sisi selatan Stasiun Bandung yang sudah menggunakan gaya art deco. Di depannya berdiri tugu peringatan 50 Tahun SS.
Pintu masuk Stasiun Bandung sisi utara hanya untuk keberangkatan dan kedatangan kereta api antarkota.

Dalam majalah Spoor- en Tramwegen 24 Juli 1928, beberapa tahun setelah peringatan lima puluh tahun SS, Kepala Jawatan Ir. Staargard mengumumkan renovasi stasiun. Ia mengatakan bahwa bangunan stasiun generasi pertama dianggap "stasiun tua dan kuno" pada 1925. Bagian kanopi sisi selatan stasiun, yang telah dibangun sejak pertama kali stasiun dibuka, dan ditambah dengan atap kanopi sisi utara pada tahun 1901, kemudian diperpanjang dengan kanopi bertiang T yang terbuat dari beton bertulang. Hal ini bertujuan agar penumpang tidak kepanasan atau kehujanan saat menunggu kereta api.[8] Bangunan stasiun baru ini rampung pada 1930. Pada proses renovasi ini, bangunan stasiun ini dibangun ulang mengikuti gaya Art Deco, dan dirancang oleh F.J.A. Cousin yang merupakan arsitek in-house Staatsspoorwegen.[12]

Pada saat peresmian Stasiun Bandung baru, surat kabar Javabode menuliskan bahwa masyarakat sekitar merayakannya selama dua hari secara berturut-turut. Kereta api merupakan sarana transportasi hasil produksi perkebunan Bandung, seperti kina, teh, kopi, dan karet, sehingga pertumbuhan ekonomi di kota tersebut berkembang pesat.[7]

Pada 1990, dibangun bangunan stasiun sisi utara yang akhirnya dijadikan bagian depan stasiun di Jalan Kebon Kawung.[7]

Bangunan dan tata letak

sunting

Arsitektur dan letak bangunan

sunting
 
Bagian dalam stasiun, dengan papan nama versi 2017

Bangunan sisi selatan Stasiun Bandung bergaya Art Deco, ditandai dengan bentuk bangunan yang cenderung kubus pada hall depan. Fasad bangunan didesain mengikuti fasad lama stasiun (bangunan lama stasiun ini bergaya Indische Empire seperti stasiun-stasiun SS lainnya), tetapi didominasi oleh bidang-bidang transparan yang membuatnya berbeda dengan arsitektur lama.[13]

Pintu utara stasiun ini dahulunya merupakan bekas Balai Yasa Bandung yang kini sudah dinonaktifkan, sementara pintu selatan dijadikan sebagai pintu masuk kedua. Di hadapan stasiun berderet-deret kantor Daerah Operasi II Bandung yang halamannya juga dibuat untuk lahan parkir stasiun, mess, kantor Reska Multi Usaha Bandung, unit polisi khusus kereta api, dan unit kesehatan KAI. Di sebelah timur laut stasiun terdapat kantor pusat KAI. Ke arah barat stasiun ini terdapat bekas Stasiun Bandung Gudang yang sudah tidak aktif karena sudah tidak ada lagi aktivitas pengangkutan barang di sana serta digantikan oleh pusat perbelanjaan Paskal Hyper Square.

Bangunan stasiun sisi selatan telah ditetapkan sebagai cagar budaya Kelas A berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No. 7 Tahun 2018, beserta sejumlah bangunan kolonial lainnya di Kota Bandung.[14]

Tata letak jalur

sunting
 
Stasiun Bandung dari arah timur, terlihat jembatan penyeberangan khusus penumpang, pembangunannya hampir rampung

Stasiun ini memiliki sepuluh jalur kereta api; terdiri dari enam jalur utama dengan jalur 3 dan 4 merupakan sepur lurus ditambah empat jalur untuk aktivitas langsir kereta api. Semua jalur digunakan untuk pemberhentian kereta api dan juga sebagai titik langsiran kereta api. Semua kereta api penumpang yang melintas di jalur PadalarangKroya/lintas selatan Jawa pasti berhenti di stasiun ini.

Stasiun ini dilengkapi dengan depo lokomotif di barat laut kompleks stasiun dan depo kereta yang cukup besar dan batasnya sampai ke Stasiun Ciroyom serta memiliki pemutar rel.

Stasiun ini memiliki jembatan penyeberangan penumpang untuk menghubungkan penumpang, baik dari stasiun utara maupun dari stasiun selatan menuju peron. Selain itu, dilakukan peninggian peron jalur 1 dan peron antara jalur 2 dan 3, serta pemanjangan peron antara jalur 4 dan 5 dan peron antara jalur 6 dan 7, untuk menunjang penumpang menuju jembatan layang. Oleh karena itu, penumpang yang dari/menuju peron tidak perlu menyeberangi rel.[15]

 

   B16C16KC03  

Lantai 2 Penyeberangan antar bangunan melalui jembatan penyebrangan
Lantai 1 Bangunan utara stasiun (hanya untuk keberangkatan dan kedatangan KA antarkota serta pengumpan kereta cepat Whoosh)
Jalur 10 Sepur simpan
Jalur 9
Peron pulau (dalam pembangunan)
Jalur 8 Sepur simpan
Jalur 7 (Cimahi)      Feeder KCJB dari dan tujuan Padalarang
Peron pulau
Jalur 6   Pemberhentian kereta api antarkota
(Cimahi)      Feeder KCJB dari dan tujuan Padalarang
Jalur 5   Pemberhentian kereta api antarkota
Peron pulau
Jalur 4 Sepur lurus
  Pemberhentian kereta api antarkota
Jalur 3 Sepur lurus
  Pemberhentian kereta api antarkota
Peron pulau
Jalur 2   Kedatangan kereta api antarkota
Jalur 1   Pemberhentian kereta api antarkota
(Ciroyom/Cimindi)      Commuter Line Garut tujuan Purwakarta, Padalarang, Cibatu, dan Garut (Cikudapateuh)
     Commuter Line Bandung Raya tujuan Purwakarta, Padalarang, dan Cicalengka
Peron sisi
Bangunan selatan stasiun (hanya untuk keberangkatan dan kedatangan kereta api lokal)

Fasilitas

sunting

Stasiun ini sering dijadikan sebagai stasiun kereta api percontohan oleh KAI supaya mutu pelayanan dibuat setara dengan bandara. Oleh karena itu, KAI menjadikan stasiun ini sebagai stasiun kereta api pertama di Indonesia yang menerapkan sistem cetak tiket boarding pass sejak Februari 2016[16] serta sistem pemeriksaan bagasi dengan sinar-X pada Oktober 2018.[17]

Dalam rangka menjawab kebutuhan kerja penumpang kereta api, KAI bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia (BUMN) meresmikan ruang kerja bersama di sembilan stasiun kereta api besar di Jawa. Ruang kerja bersama itu diresmikan oleh Menteri BUMN saat itu, Rini Soemarno di Stasiun Bandung pada 6 April 2019. Ruang kerja bersama ini dilengkapi meja kursi dan tersambung dengan internet melalui Wi-Fi.[18]

Pada 28 September 2022, PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah melakukan uji coba proses keberangkatan KA antarkota menggunakan sistem pengenalan wajah di stasiun ini, sebelumnya rencana ketersediaan fasilitas ini akan digunakan di semua stasiun keberangkatan penumpang di Indonesia. Setelah melakukan uji coba di Stasiun Bandung selama empat bulan, fasilitas tersebut sudah digunakan pada sepuluh stasiun KA utama Pulau Jawa lainnya, yaitu Stasiun Cirebon, Semarang Tawang, Surabaya Pasarturi di jalur utara, serta Stasiun Purwokerto di jalur tengah, sedangkan di jalur selatan Jawa seperti Stasiun Jakarta Gambir, Yogyakarta, Solo Balapan, Madiun, Surabaya Gubeng, dan Malang.[19][20]

Persinyalan

sunting
 
Sinyal keluar buatan Siemens di barat emplasemen Stasiun Bandung yang kini telah diganti dengan sinyal baru buatan LEN.

Stasiun ini merupakan stasiun kereta api di Indonesia yang pertama kali menggunakan sistem persinyalan elektrik. Pada 1970, stasiun ini mulai menggunakan yang diproduksi oleh Siemens dengan seri DrS60.[3][21] Pada Desember 2021, sebagai bagian dari upaya modernisasi persinyalan, sistem persinyalan elektrik lama produksi Siemens digantikan dengan sinyal baru produksi PT Len Industri pada. Upaya ini dilakukan karena sistem persinyalan elektrik lama tersebut sudah digunakan selama 50 tahun.[22] Bersamaan dengan itu, lintasan jalur rel antara stasiun ini dengan Stasiun Ciroyom dijadikan sebagai jalur tunggal ganda atau sepur kembar.

Ciri khas

sunting

Stasiun ini memiliki bel stasiun dengan instrumental dari lagu pop Sunda yang berjudul "Manuk Dadali", "Karatagan Pahlawan", dan "Sabilulungan" pada keberangkatan dan kedatangan kereta api penumpang.

Layanan kereta api

sunting

Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023 revisi per 1 September 2024.

Penumpang

sunting

Antarkota

sunting
Lintas selatan Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Eksekutif
Argo Parahyangan Luxury Bandung Gambir Hanya KA 39
Eksekutif Hanya KA 39 dan 51
Eksekutif Hanya jadwal malam.

Dijalankan pada hari tertentu


Argo Wilis Panoramic Surabaya Gubeng Via TasikmalayaYogyakarta
Eksekutif
Turangga Panoramic
Eksekutif
Campuran
Argo Parahyangan Panoramic Bandung Gambir Hanya KA 36 & 43
Eksekutif Hanya KA 36, 43, 49, & 50
Ekonomi Premium
Baturraden Ekspres Eksekutif Purwokerto Via TasikmalayaKroya

Dihentikan sementara


Bisnis
Lodaya Eksekutif Solo Balapan Via TasikmalayaKroya
Ekonomi
Mutiara Selatan Eksekutif Surabaya Gubeng Via TasikmalayaYogyakarta
Ekonomi Premium
Malabar Eksekutif Malang
Ekonomi Premium
Papandayan Panoramic Gambir Garut Via Bandung–Cibatu
Eksekutif
Ekonomi Premium
Pangandaran Panoramic Banjar Via BandungTasikmalaya
Eksekutif
Ekonomi Premium
Ekonomi
Cikuray Ekonomi Pasar Senen Garut Via KiaracondongCibatu
Lintas utara Jawa
Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Campuran
Ciremai Eksekutif Bandung Semarang Tawang Via CikampekTegal
Ekonomi
Harina Eksekutif Surabaya Pasarturi Via CikampekSemarang Tawang
Ekonomi Premium

Kereta pengumpan/feeder

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
KC Feeder KCJB Bandung Padalarang
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
B Commuter Line Bandung Raya Cicalengka Purwakarta Perjalanan searah hanya pada malam hari.
Padalarang
Padalarang Kiaracondong Perjalanan searah hanya pada malam hari.
C Commuter Line Garut Garut Purwakarta Perjalanan menuju Purwakarta hanya pada siang hari, sedangkan sebaliknya pada pagi dan malam hari.
Padalarang Perjalanan searah hanya pada pagi hari.
Cibatu Perjalanan menuju Padalarang hanya pada pagi hari, sedangkan sebaliknya pada malam hari.

Barang

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
Lintas selatan Jawa
Angkutan ONS Parcel Selatan Bandung Surabaya Kota Via TasikmalayaLempuyangan

Antarmoda pendukung

sunting

Angkutan pendukung yang tersedia di Stasiun Bandung antara lain:[23]

Stasiun Utara

sunting

Transportasi umum lain yang melewati Jalan Kebon Kawung, meliputi bus Trans Metro Bandung dan Trans Metro Pasundan:

Jenis Angkutan Umum No. Trayek Trayek Tujuan Akhir
Trans Metro Bandung F1 Stasiun Bandung–Cimahi Utara Sisi selatan Stasiun Bandung
Trans Metro Pasundan (Teman Bus) 3D Baleendah–Bandung Electronic Center (BEC) Bandung Electronic Center (BEC)
Shuttle KCIC (DAMRI) Stasiun Tegalluar–Stasiun Bandung Stasiun Tegalluar
Shuttle Bandros Braga Beken

(hanya pada akhir pekan)

Braga City Walk–Pasteur Holiday Inn Pasteur

Stasiun Selatan

sunting

Bangunan selatan Stasiun Bandung terintegrasi dengan Terminal Stasiun Bandung. Terminal tersebut melayani bus Trans Metro Bandung dan Trans Metro Pasundan, sebagai berikut:

Jenis Angkutan Umum No. Trayek Trayek Tujuan Akhir
Trans Metro Bandung K2 Terminal Cicaheum–Terminal Cibeureum Terminal Cicaheum
K5 Terminal Antapani–Stasiun Bandung Terminal Antapani
F1 Stasiun BandungCimahi Utara Pertigaan antara Jalan Gunung Batu dan Gunung Rahayu
Trans Metro Pasundan (Teman Bus) 2D Kota Baru Parahyangan (Padalarang)–Alun-alun Kota Bandung Alun-alun Kota Bandung
4D Terminal Leuwipanjang–Universitas Padjadjaran Kampus Bandung Universitas Padjadjaran Kampus Bandung

Stasiun Timur

sunting

Bangunan selatan Stasiun Bandung juga memiliki pintu keluar menuju Jalan Stasiun Timur yang melayani pemberhentian beberapa moda transportasi:

Jenis Angkutan Umum No. Trayek Trayek Tujuan Akhir
Trans Metro Bandung K2 Terminal Cicaheum–Andir Terminal Cicaheum
K5 Terminal Antapani–Stasiun Bandung Terminal Antapani
F1 Stasiun BandungCimahi Utara Pertigaan antara Jalan Gunung Batu dan Gunung Rahayu
Trans Bandung Raya (DAMRI) KBP Alun-alun Kota Bandung–Kota Baru Parahyangan via Jalan Tol Purbaleunyi Halte Jingganagara (Dekat Pertigaan Jalan Gelap Nyawang–Guru Gantangan)
Trans Metro Pasundan (Teman Bus) 3D Baleendah–Bandung Electronic Center (BEC) Bandung Electronic Center (BEC)

Galeri

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ a b Data penumpang harian diperoleh dari menjumlahkan angka penumpang naik dan turun, kemudian dibagi 305.[6]
  2. ^ Mengacu pada penamaan tempat, istilah "Stasiun Hall" saat ini hanya digunakan oleh subterminal yang berada di selatan stasiun.[4] Oleh karena itu, istilah tersebut umumnya hanya ditujukan pada area bangunan stasiun selatan beserta terminal itu sendiri.

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ a b Susanti, D.M. (Januari 2008). Kajian atas Pengelolaan Pengetahuan dalam Pengoperasian Teknologi Persinyalan Kereta Api (Studi Kasus Daop 2 Bandung) (Tesis S2). Program Magister Studi Pembangunan, Sekolah Arsitektur, Pengembangan, dan Perencanaan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. 
  4. ^ Hasan, Fuad; Agustian, Yanyan; Setiawan, Asep; Ash Siddiq, Raden Herdian Bayu (2019). "Feasibility Study of Sub Terminal Stasiun Hall Bandung City Period 2009-2019" (PDF). International Journal of Innovation, Creativity and Change. 6 (5). 
  5. ^ "Angkutan Umum: Angkot Kota Bandung". Transportasiumum.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-14. Diakses tanggal 14 September 2017. 
  6. ^ Bahfein, Suhaela (2024-11-14). "Pasar Senen Jadi Stasiun KA Terpadat Sepanjang 2024". Kompas.com. Jakarta: KG Media. Diakses tanggal 2024-11-14. 
  7. ^ a b c d Finesso 2010, hlm. 3.
  8. ^ a b R. 1928, hlm. 47.
  9. ^ Reitsma, S.A. (1925). Boekoe Peringetan dari Staatsspoor-en-Tramwegen di Hindia-Belanda. Weltevreden, Batavia: Topografische Inrichting. 
  10. ^ R. (1 September 1926). "Het gemeentelijk geschenk van Bandoeng aan de Staatsspoor-en-Tramwegen". Indie: Illustreerd Tijdschrift voor Nederland en Kolonien. 10 (12): 190. 
  11. ^ Hevi Abu Fauzan (4 Agustus 2022). "Monumen Lampu di Stasiun Bandung, Sebuah Hadiah Untuk SS". SejarahBandung.id. Diakses tanggal 1 November 2022. 
  12. ^ Sulistyani 2022, hlm. 58.
  13. ^ Pradipta, P.P.; Faqih, M. (2015). "Gaya Art Deco Pada Revitalisasi Stasiun Selatan Bandung". Jurnal Sains dan Seni ITS. 4 (2): 71–74. 
  14. ^ "Open Data". opendata.bandung.go.id. Diakses tanggal 2024-09-10. 
  15. ^ Fatimah, Siti. "Wajah Baru Stasiun Bandung dengan Skybridge yang Instagrammable". detikcom. Trans Media. Diakses tanggal 2021-05-01. 
  16. ^ Haryadi, Malvyandie (22 Februari 2016). Haryadi, Malvyandie, ed. "Mulai Senin, Stasiun Bandung Berlakukan Aturan Boarding Pass, Ini yang Harus Dilakukan Penumpang". Tribunnews.com. Tribun Jabar. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-14. Diakses tanggal 14 September 2017. 
  17. ^ Indonesia, PT. Content First. "Optimalkan keamanan, Stasiun KA Bandung operasikan x-ray". elshinta.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-07. Diakses tanggal 2018-11-07. 
  18. ^ Aminuddin (6 April 2019). "KAI Punya Coworking Space di 9 Stasiun Kereta Api, Ini Daftarnya". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-07. Diakses tanggal 11 Desember 2019. 
  19. ^ Rahayu, Riri (2022-09-30). Hidayat, Ali Akhmad Noor, ed. "Tidak Perlu Lagi Pakai KTP, PT KAI Uji Coba Face Recognition Boarding Gate di Stasiun Bandung". Tempo.co. Bandung. Diakses tanggal 2022-10-04. 
  20. ^ Sri Rahayu, Isna (9 Juni 2023). "Boarding Kereta Api Hanya dengan "Face Recognition", Registrasinya Kurang dari 1 Menit". Kompas.com. Jakarta: KG Media. Diakses tanggal 10 Juli 2023. 
  21. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2020-02-27. Diakses tanggal 2020-05-09. 
  22. ^ Nantika Jelita, Insi (2021-02-19). "Kucurkan Rp13,8 M, Ini Progam Padat Karya KA Kemenhub di Jabar". Media Indonesia. Media Group. Diakses tanggal 2021-05-01. 
  23. ^ "Angkutan Umum | Angkot Kota Bandung – TRANSPORTASI UMUM". transportasiumum.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-14. Diakses tanggal 2018-04-30. 

Daftar pustaka

sunting

Pranala luar

sunting
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Bandung Gudang
menuju Padalarang
Padalarang–Kasugihan Cikudapateuh
menuju Kasugihan
Terminus Bandung–Ciwidey Cikudapateuh
menuju Ciwidey