Stasiun Cikudapateuh

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Cikudapateuh (CTH) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di perbatasan antara Samoja di selatan dengan Kacapiring di utara, Batununggal, Bandung. Halte yang terletak pada ketinggian +691 m ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung. Halte ini hanya melayani penumpang kereta api lokal saja.

Stasiun Cikudapateuh
Kereta Api Indonesia
B17C17

Peron Stasiun Cikudapateuh saat matahari terbit pada 2023
Lokasi
Koordinat6°55′21″S 107°37′46″E / 6.92250°S 107.62944°E / -6.92250; 107.62944
Ketinggian+691 m
Operator
Letak
Jumlah peron2
Jumlah jalur2
LayananCommuter Line (Bandung Raya (kecuali jadwal paling malam menuju Padalarang dan Kiaracondong) dan Garut)
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
  • CTH
  • 1432[2]
  • PATEUH
KlasifikasiIII/kecil[2]
Sejarah
Dibuka20 Februari 1899
Nama sebelumnyaStopplaats Tjikoedah Pateuh
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Bandung
menuju Purwakarta
Commuter Line Bandung Raya
Purwakarta–Cicalengka
Kiaracondong
Perjalanan satu arah
Bandung
menuju Padalarang
Commuter Line Bandung Raya
Padalarang–Cicalengka
Kiaracondong
menuju Cicalengka
Bandung
menuju Purwakarta
Commuter Line Garut Kiaracondong
menuju Garut
Layanan penghubung
Halte sebelumnya TMB Trans Metro Bandung Halte berikutnya
Pasar Kosambi
menuju Elang
Koridor 2
transfer di Segitiga
Stadion Persib
menuju Cicaheum
Stadion Persib
menuju Antapani
Koridor 5
transfer di Segitiga
Pasar Kosambi
Perjalanan satu arah
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Pusat informasi Musala Toilet Isi baterai 
Tipe persinyalan
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah

sunting

Dalam rubrik surat pembaca de Preangerbode, tercatat bahwa pada tanggal 15 Oktober 1897 akan dibuka beberapa perhentian (stopplaats) baru di lintas Bandung, yakni Cimindi, Cibodas, dan Ciledug, berdasarkan pengumuman dari Staatsspoorwegen (SS). Stopplaats ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan kereta api lokal bagi kaum Inlanders (pribumi). Menanggapi pembukaan perhentian tersebut, muncul surat pembaca yang termuat dalam de Preangerbode edisi 11 Oktober 1897, bahwa perlu diadakan perhentian tambahan di antara Halte Kiaracondong dan Stasiun Bandung, yang dapat diberi nama Kaca-Kaca Wetan, Cikudapateuh, atau Cihapit, agar warga Kejaksan Ilir, Lengkong, Cianten, dan Cikawas tidak perlu menempuh jarak jauh untuk mencapai Stasiun Bandung. Juga mempertimbangkan penutupan Halte Kiaracondong, karena pada masa itu, halte ini lokasinya lebih jauh dari Bandung dan sedikit penumpang Inlanders yang naik turun di situ.[4]

Staatsspoorwegen (SS) akhirnya memutuskan bahwa nama perhentian yang disetujui adalah Tjikoedah Pateuh (Cikudapateuh). Perhentian ini dibuka bersama dengan Perhentian Gadobangkong, Andir, Rancakendal, dan Haurpugur. Rencana pembukaan perhentian-perhentian tersebut diiklankan di surat kabar de Preanger-bode pada 13 Februari 1899 oleh Eksploitasi Barat Staatsspoorwegen, yang mengumumkan bahwa perhentian-perhentian tersebut mulai beroperasi pada tanggal tanggal 20 Februari 1899.[5]

Catatan perjalanan kereta api yang berangkat dari perhentian ini adalah iklan SS yang termuat dalam de Preangerbode tanggal 2 Agustus 1900, yang memuat informasi perjalanan kereta luar biasa (KLB) untuk kelas 1, 2, dan 3 pada 4–6 Agustus 1900.[6] Karena semakin banyak yang menggunakan kereta api dari perhentian tersebut, SS memutuskan untuk meningkatkan stasiun ini menjadi Halte (setara stasiun kecil) pada tahun 1904.[7] Pada Desember 1907, SS membangun bangunan kecil sebagai ruang tunggu penumpang, hanya karena lonjakan penumpang yang terus meningkat membuat penumpang terpaksa berada di tempat terbuka.[8]

Pada tahun 1918, dilaksanakan proyek pembangunan jalur Bandung–CiteureupMajalaya serta Citeureup-Banjaran–Pengalengan pada tahun 1921. Untuk jalur yang menuju ke perkebunan teh, maka dibangun jalur Bandung ke Kopo (Soreang) dan kemudian ke Ciwidey. Jalur kereta api yang terwujud adalah Bandung–Ciwidey dan Dayeuhkolot–Majalaya.[9]

Bangunan dan tata letak

sunting

Stasiun ini hanya memiliki dua jalur serta tidak mempunyai wesel. Dahulunya, halte ini mempunyai jalur cabang ke Ciwidey, markas kavaleri, dan lain-lain, tetapi kini semua jalur cabang tersebut sudah tidak aktif. Jalur tersebut sebenarnya tidak berawal dari stasiun ini, tetapi dimulai dari sebuah wesel percabangan di petak jalan antara stasiun ini dan Stasiun Kiaracondong.

Ke arah barat, menuju Stasiun Bandung terdapat percabangan nonaktif menuju ke TapiocaFabriek Haji HapLiongKie (Pabrik Tapioka Haji HapLiongKie). Percabangan tersebut diketahui dari peta zaman kolonial Hindia Belanda tahun 1921 yang diterbitkan oleh Leiden University.

 

  B17C17  

GLantai peron Jalur 2 (Bandung)      Commuter Line Garut menuju Padalarang/Purwakarta

(Bandung)      Commuter Line Bandung Raya menuju Padalarang/Purwakarta

Peron pulau
Jalur 1      Commuter Line Garut menuju Cibatu/Garut (Kiaracondong)

     Commuter Line Bandung Raya menuju Cicalengka (Kiaracondong)

Peron sisi
Bangunan utama stasiun

Layanan kereta api

sunting
Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
B Commuter Line Bandung Raya Cicalengka Purwakarta Perjalanan searah hanya pada malam hari.
Padalarang Kecuali jadwal paling malam menuju Padalarang.
C Commuter Line Garut Garut Purwakarta Perjalanan menuju Purwakarta hanya pada siang hari, sedangkan sebaliknya pada pagi dan malam hari.
Padalarang Perjalanan searah hanya pada pagi hari.
Cibatu Perjalanan menuju Padalarang hanya pada pagi hari, sedangkan sebaliknya pada malam hari.

Antarmoda pendukung

sunting

Angkutan pendukung yang tersedia di Stasiun Cikudapateuh antara lain:[10]

Jenis Angkutan Umum No. Trayek Trayek Tujuan Akhir
Trans Metro Bandung K2 Terminal Cicaheum–Andir Terminal Cicaheum
Pertigaan Jalan Jenderal Sudirman dan Elang Raya
K5 Terminal Antapani–Stasiun Bandung Terminal Antapani
Trans Bandung Raya (DAMRI) D11 Kampus UIN Sunan Gunung DjatiTerminal Leuwipanjang Kampus UIN Sunan Gunung Djati
Terminal Leuwipanjang

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ "Van Bandoeng schrijft men aan het Nieuwsblad". de Preanger-bode. 1897-10-11. Diakses tanggal 2024-10-01. 
  5. ^ Schafsma, S. (1899-02-13). "Staatsspoorwegen Westerlijnen". De Preanger-bode. hlm. 3. Diakses tanggal 2024-10-01. 
  6. ^ "Staatsspoorwegen op Java - Westerlijnen (advertentie)". de Preangerbode. 2 Agustus 1900. Diakses tanggal 2024-12-08. 
  7. ^ "Men deelt ons mede..." de Preangerbode. 28 Februari 1904. Diakses tanggal 2024-12-08. 
  8. ^ "Tjikoedapateuh Vooruit!". de Preangerbode. 11 Desember 1907. Diakses tanggal 2024-12-08. 
  9. ^ Finesso 2010, hlm. 3.
  10. ^ "Angkutan Umum | Angkot Kota Bandung – TRANSPORTASI UMUM". transportasiumum.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-14. Diakses tanggal 2018-04-30. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Bandung
menuju Padalarang
Padalarang–Kasugihan Kiaracondong
menuju Kasugihan
Bandung
Terminus
Bandung–Ciwidey Cibangkonglor
menuju Ciwidey