Kereta cepat Whoosh

sistem angkutan cepat di Indonesia
(Dialihkan dari Whoosh)

Whoosh (singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat; sebelumnya dan juga dikenal sebagai Kereta Cepat Jakarta–Bandung)[1][2] adalah sistem kereta api berkecepatan tinggi pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.[3] Kereta api ini memiliki kecepatan operasional hingga 350 km/h dan memiliki relasi Tegalluar SummareconHalim.

Whoosh
F
Kereta api cepat Whoosh melintas di Bandung

Whoosh
Kereta cepat Whoosh
Peta
Informasi umum
Jenis layananKereta kecepatan tinggi
StatusBeroperasi
Daerah operasi
Mulai beroperasi2 Oktober 2023; 13 bulan lalu (2023-10-02)
Operator saat iniKereta Cepat Indonesia China
Situs webkcic.co.id
Lintas pelayanan
Stasiun awalTegalluar Summarecon
Jumlah pemberhentian4
Stasiun akhirHalim
Jarak tempuh142,3 km (88,4 mi)
Waktu tempuh rerata47 menit (Tegalluar–Halim)
Frekuensi perjalanan48 kali perjalanan pulang pergi (24 kali arah Bandung dan 24 kali arah Jakarta)
Nomor keretaG1208-G1209, G1211, G1214-G1216, G1219-G1242, G1245-G1246, G1250-G1251, G1253-G1254, G1257-G1260
Jenis relrel berat
Pelayanan penumpang
KelasFirst, bisnis, dan premium economy
Pengaturan tempat duduk
  • 18 tempat duduk disusun 2-1 (kelas first)
    kursi dapat direbahkan dan diputar
  • 28 tempat duduk disusun 2-2 (kelas bisnis)
    kursi dapat direbahkan dan diputar
  • 555 tempat duduk disusun 3-2 (kelas premium economy)
    kursi dapat direbahkan dan diputar
Fasilitas restorasiAda (menyatu dengan kereta penumpang (KM)).
Fasilitas observasiJendela besar di semua kelas kereta
Fasilitas hiburanAda
Fasilitas bagasi
  • Rak bagasi di atas tempat duduk
  • rak koper di ujung tiap kereta
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.435 mm (ft 8+12 in) sepur standar
Elektrifikasi27,5 kV AC 50 Hz (listrik aliran atas)
Kecepatan operasional350 km/h (220 mph)
Pemilik jalurKereta Cepat Indonesia China
Peta rute
Halim
Transjakarta
Karawang
Walini
PDL
Padalarang KC B C Trans Metro Pasundan
Tegalluar
Summarecon
Depo Tegalluar

Layanan kereta api berkecepatan tinggi ini dioperasikan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China yang 60% sahamnya dipegang oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia, sementara sisanya dipegang oleh China Railway International Co. Ltd. melalui Beijing Yawan HSR Co. Ltd.[4] Trase layanan ini adalah fase pertama dari serangkaian jalur di sistem kereta api berkecepatan tinggi di Pulau Jawa.

Penamaan

sunting

Jenama Whoosh diumumkan oleh Ketua Tim Panel Sayembara Desain Identitas Jenama Kereta Api Cepat Indonesia, Triawan Munaf, pada 21 September 2023. Nama Whoosh merupakan onomatope bahasa Inggris dari suara benda yang sedang melaju kencang, dalam hal ini adalah kereta cepat.[5][6] Nama ini juga merupakan akronim dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat.[7]

Logo Whoosh berasal dari hasil sayembara yang diikuti oleh perkumpulan perusahaan desain grafis. Sayembara ini diikuti oleh sepuluh kontestan dan diseleksi menjadi tiga finalis.[8] Logo yang terpilih diumumkan bersamaan dengan peresmian Whoosh pada 2 Oktober 2023.[9] Logo tersebut merupakan buatan studio desain Visious, terdiri atas logogram berbentuk huruf W yang menggambarkan efek lesatan kereta cepat dan tulisan Whoosh yang mengaplikasikan prinsip "huruf yang kokoh".[10]

Selain penjenamaan berupa logo dan warna, KCIC juga meluncurkan jenama audio berupa jargon yang diucapkan setelah pengumuman di dalam kereta api, yakni "Whoosh, whoosh, whoosh, yes!".[11]

Sejarah

sunting

Presiden Joko Widodo mengesahkan Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 sebagai sebuah Proyek Strategis Nasional.[12] Pada 21 Januari 2016, Jokowi meletakkan batu pertama konstruksi di kawasan Perkebunan Teh Walini milik PTPN VIII. Estimasi pembiayaan proses konstruksi ini mencapai Rp70 triliun.[13]

Pada tahun 2017, di Kota Beijing, Republik Rakyat Tiongkok, ditandatangani Facility Agreement Pembiayaan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat, yang disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi dan Presiden RRT Xi Jinping.[12] Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan mengingatkan kepada perusahaan kontraktor agar segera mempercepat proses konstruksi. Menurutnya, pembebasan lahan menjadi masalah terhambatnya pembangunan infrastruktur, dan ia tidak mengharuskan pembebasan lahan rampung 100%. Kendati demikian, pembebasan lahan masih menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar pinjaman yang diberikan oleh China Development Bank dapat segera cair.[14]

Trase yang ditetapkan adalah rute Jakarta–Bandung sejauh 142,3 km[15], dan didukung empat stasiun yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar. Setiap stasiun akan dilengkapi fasilitas untuk mendukung pembangunan berorientasi transit (TOD) di sekitar stasiun. Terkait dengan rencana stasiun baru ini, Walini akan diproyeksikan sebagai sebuah kota terencana baru yang akan menjadi penyangga wilayah Bandung Raya. Proyek ini diproyeksikan akan menyerap 39.000 tenaga kerja saat proses konstruksi, 20.000 tenaga kerja saat proses pembangunan TOD, dan 28.000 tenaga kerja setelah operasi. Untuk mendukung operasional, KCIC akan menghadirkan 11 set kereta cepat dengan 8 kereta per rangkaian.[16]

 
Proses pembangunan stasiun HSR di seberang Stasiun Padalarang

Proyek ini tidak selalu berjalan mulus. Estimasi biaya yang ditetapkan oleh KCIC semula berkisar US$6,1 miliar, tetapi pada November 2020, KCIC memperkirakan ada pembengkakan sehingga menjadi US$8,6 miliar, dan dari pihak manajemen mampu menekan biaya menjadi sebesar US$8 miliar. Kementerian BUMN mengatakan bahwa pembengkakan biaya ini akan ditutup dengan pendanaan dari konsorsium pemegang saham serta pinjaman. Konsorsium tersebut akan menanggung 25% cost overrun yang berasal dari penyertaan modal negara yang masuk ke PT Kereta Api Indonesia sebesar Rp4 triliun dan Tiongkok akan urun sebesar Rp3 triliun. Sebesar 75% sisanya berasal dari pinjaman.[17]

Pada tanggal 18 Oktober 2021, KCIC menyatakan bahwa Stasiun Walini yang semula dimasukkan dalam daftar stasiun mereka, dicoret dari daftar stasiun, terkait dengan efisiensi biaya. Oleh karena itu, mereka akan memilih menggeser stasiun tersebut ke Padalarang untuk alasan integrasi moda.[18]

Pada 18 Mei 2023, KCIC resmi memulai uji coba perdana jalur kereta cepat Jakarta–Bandung. Jalur KCIC dialiri listrik dengan tegangan 27,5 kV AC.[19] Pada tanggal 16 September, KCIC mulai membuka uji coba perdana gratis bagi masyarakat umum hingga tanggal 30 September.[20]

Pada 6 Mei 2016, Direktur Utama KCIC saat itu, Hanggoro Budi Wiryawan, menetapkan trase JakartaBandung untuk jalur KCIC. Menurutnya, rute tersebut memiliki daya beli yang sangat memungkinkan untuk membeli tiket kereta cepat. Menurut Wiryawan, Bandung merupakan tempat yang cukup potensial untuk dikembangkan dalam sektor perdagangan dan pariwisata. Dengan penetapan trase tersebut, bisnis KCIC tidak hanya sebatas mengandalkan kereta cepatnya, tetapi juga pengembangan kawasan di sekitar stasiun yang akan disinggahi layanan KCIC.[21]

Jalur ini didukung 13 terowongan dan dibangun menggunakan konstruksi layang dengan panjang 60% dari total panjang jalur (142,3 km). Sisanya menggunakan at grade, khususnya pada segmen-segmen yang akan melalui terowongan hingga akhirnya sampai di Bandung.[22][23]

Jalur Whoosh memiliki lebar sepur 1.435 mm (4 ft 8+12 in) dan awalnya didukung dengan listrik aliran atas bertegangan 25 kV AC. Jalur ini sudah dibuat ganda sejak pembangunannya pertama kali.[24] Saat proses uji coba pada 18 Mei 2023, tegangan listrik diubah menjadi 27,5 kV AC. Empat gardu traksi LAA ditempatkan di Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar.[25]

Stasiun

sunting
Stasiun Antarmoda penghubung Keterangan Lokasi fisik
Halim     LRT Jabodebek (Lin Bekasi)

Transjakarta: 7W (St. LRT Halim - Cawang Sentral)
DAMRI: St. LRT Halim - Bandara Soekarno-Hatta

Stasiun ujung barat dan kantor pusat PT Kereta Cepat Indonesia-China DKI Jakarta
Karawang Karawang Jawa Barat
Padalarang   Layanan kereta api lokal KAI Commuter:

KC Pengumpan Kereta Cepat Jakarta–Bandung

Trans Metro Pasundan : 2D

Penghubung utama bagi wilayah Bandung Raya Bandung Barat
Tegalluar Summarecon   Layanan bus shuttle DAMRI dan Big Bird Stasiun ujung timur dan depo kereta cepat Bandung

Sarana kereta

sunting
Kereta inspeksi KRL KCIC400AF CIT saat menjalani uji coba di lintas KCJB.
Kereta penumpang KRL KCIC400AF di Stasiun Halim, stasiun terminus barat yang menjadi titik naik dan turun penumpang di Jakarta.

Bakal pelanting yang digunakan oleh Whoosh adalah kereta rel listrik (KRL) KCIC400AF. KCIC400AF sendiri merupakan varian kereta cepat yang dibuat berbasis Fuxing CR400AF yang diproduksi oleh CRRC Qingdao Sifang, sebuah perusahaan manufaktur bakal pelanting asal Tiongkok. Kereta rel listrik KCIC400AF mampu melaju dengan kecepatan tinggi maksimal hingga 420 km/h (261 mph). Kereta ini dibuat dengan desain unik khas Indonesia dengan eksterior menyerupai moncong komodo dan interior dihiasi Batik Megamendung dari Cirebon, sehingga kereta ini dijuluki "Komodo Merah" (Red Komodo). Rangkaian kereta cepat KCIC400AF dirancang dengan minim kebisingan dan getaran, tahan api, banjir, dan gempa bumi, serta tahan terhadap serangan objek asing..[26]

Selain mengoperasikan 10 Trainset kereta cepat, KCIC juga mengoperasikan 1 Trainset kereta inspeksi. Pengiriman armada dimulai pada Agustus 2022 dan tiba di Indonesia pada akhir Agustus.[27]

Lokomotif Diesel Elektrik DF4D (Penomoran Lokomotif di Indonesia: CC 207 23 01) juga didatangkan dari Tiongkok yang digunakan untuk lokomotif penolong saat mengalami kendala pada pengoperasian EMU KCIC400AF lintas KCJB, sedangkan Lokomotif DF4B yang sudah selesai pembangunan proyek kereta cepat ini sudah dikembalikan ke asal negara Tiongkok, lokomotif ini aslinya milik China Railway.[28]

Tiket elektronik dan tarif

sunting

Menurut Joni Martinus, VP Public Relations KAI, tarif yang akan ditetapkan berkisar antara Rp250 ribu hingga Rp350 ribu. Namun Martinus beranggapan bahwa tarif tersebut masih dikaji di berbagai aspek.[27] Pada tanggal 14 Oktober 2023 tarif kereta cepat ditetapkan. Tarif awal yang dikenakan sebesar Rp150.000 sebagai tarif promo pada masa awal pengoperasian.[29] Tarif ini untuk kelas ekonomi premium pada relasi perjalanan dari Stasiun Halim hingga Stasiun Tegalluar dan sudah termasuk tiket kereta feeder saat pengguna kereta cepat melakukan transit di stasiun Padalarang menuju stasiun Bandung (pusat Kota Bandung).[30]

Pemesanan tiket yang saat ini tersedia untuk Whoosh adalah melalui situs resmi KCIC (ticket.kcic.co.id), aplikasi Whoosh yang dikembangkan sendiri oleh KCIC, Access by KAI, serta aplikasi perbankan digital.[31] Sistem boarding yang digunakan oleh KCIC adalah menggunakan pemindaian kode QR ke mesin gate yang terpasang di pintu keberangkatan stasiun. Sistem ini otomatis akan ditutup 5 menit sebelum keberangkatan sehingga tiket yang dipegang dapat hangus jika penumpang terlambat datang.[32]

Insiden

sunting

Pada tanggal 18 Desember 2022, pukul 17.00, satu unit lokomotif DF4B mengalami kecelakaan di Cempakamekar, Padalarang, Bandung Barat. Lokomotif melesat hingga keluar lintasan hingga sejauh 200 meter dari ujung rel kemudian menabrak kereta teknik jalan rel berwarna kuning. Lima orang terluka dalam peristiwa ini, sementara dua pekerja asal Tiongkok tewas.[33]

Kritik dan kontroversi

sunting

Kritik Ignasius Jonan

sunting

Ignasius Jonan, yang kala itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan, pernah mengkritik proyek ini karena bermacam-macam faktor. Secara teknis Jonan mengatakan bahwa jarak 150 km saja (yakni, rute Jakarta–Bandung), tidak membutuhkan kereta cepat, seraya mengatakan bahwa interval tiap stasiun adalah 8 menit setiap perjalanan, jika yang dibangun berjumlah 5 stasiun. "Kalau delapan menit, apa bisa delapan menit itu dari velositas 0 km per jam sampai 300 km per jam?" Secara ideal, Jonan pun mengatakan bahwa kereta cepat idealnya memiliki jarak yang cukup jauh, seperti rute Jakarta–Surabaya. Pada dasarnya ia juga menuturkan bahwa Kementerian Perhubungan tidak mempersulit perizinan proyek ini, asalkan seluruh persyaratannya dipenuhi, termasuk masa konsesi 50 tahun setelah penandatanganan kesepakatan, bukan dihitung dari hari pertama operasional. Ia tidak menginginkan kasus Jakarta Eco Transport terulang lagi, dan mengancam akan mencabut izin jika proyek berhenti di tengah jalan.[34]

Di lapangan, Jonan tidak banyak dilibatkan dalam proyek KCIC. Kala itu, program KCIC tidak masuk dalam daftar proyek Kemenhub pada masa itu. Bahkan saat Indonesia meminang Tiongkok untuk menggarap proyek, Jonan juga tidak dilibatkan dan hanya berdasarkan keinginan Rini Soemarno, Menteri BUMN, agar Indonesia memiliki kereta kecepatan tinggi pertama di Asia Tenggara.[3] Pada pertengahan 2014, dalam sebuah acara di Universitas Binus, Jonan menganggap proyek tersebut tidak berkeadilan.[34]

Masalah keselamatan kerja di proyek

sunting

Komite Keselamatan Konstruksi Kementerian PUPR sempat meminta penghentian sementara proyek KCIC pada 2 Maret 2020 hingga 2 minggu ke depan. Menurut penilaian Komite tersebut, proyek ini menyumbat saluran air di Jalan Tol Jakarta–Cikampek dan Purwakarta–Bandung–Cileunyi. Chandra Dwiputra, Direktur Utama KCIC, berdalih dengan alasan proyek mereka "sangat memperhatikan aspek teknis dan mekanisme pengendaliannya".[35]

Proyek ini juga dikritik warga setempat mengingat KCIC dianggap tiidak memperhatikan keselamatan masyarakat yang sedang berada di sekitar proyek. Pada 22 Oktober 2019, terjadi kebakaran di pinggir Jalan Tol Padalarang–Buahbatu km 130 yang diduga akibat kebocoran pipa Pertamina. Warga yang tinggal di sekitar proyek sempat mengingatkan kepada pengelola proyek KCIC bahwa di kawasan tersebut terdapat jaringan pipa Pertamina.[35] Pada tanggal 2 Juni 2021, pekerja proyek KCIC meledakkan Gunung Bohong untuk dibangun terowongan. Kejadian peledakan ini menyebabkan sejumlah rumah milik warga rusak parah. Alhasil, warga melontarkan protes kepada pemerintah untuk melindungi masyarakat yang tinggal di Gunung Bohong, serta meminta KCIC untuk tidak menggunakan teknik blasting saat menggali Gunung Bohong.[36]

Skema pembiayaan

sunting

Akibat dari pembengkakan biaya pada 2021, Jokowi mengesahkan Perpres No. 93 Tahun 2021. Untuk melaksanakan perpres tersebut, Jokowi membentuk Komite Kereta Cepat Jakarta–Bandung, yang dipimpin langsung oleh Menko Marinves Luhut Binsar Panjaitan. Selain itu kepemimpinan konsorsium di dalam PSBI dialihkan dari Wijaya Karya (Wika) ke KAI. Pada 1 November 2021, pemerintah mengucurkan APBN sebesar Rp 3,4 Triliun untuk menutupi cost overrun yang dialami KCIC.[37][38]

Begitu KCIC mendapat kucuran dana tersebut, tindakan pemerintah menuai kontroversi dan Jokowi dicap "ingkar janji" oleh masyarakat dan media massa. Pasalnya, KCIC adalah proyek business to business sehingga skema pembiayaannya tidak menggunakan APBN. Namun pemerintah beralasan pengucuran dana APBN tersebut dilakukan karena situasi yang masih berada dalam pandemi Covid-19, terganggunya arus kas para anggota konsorsium, perubahan desain dan kondisi geografi di proyek, serta melambungnya harga tanah per meter persegi.[37][39]

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Pemerintah Beri Nama Kereta Cepat Jakarta-Bandung 'WHOOSH'". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2023-09-21. 
  2. ^ "Identitas Jenama Kereta Api Cepat Indonesia". Kereta Cepat Indonesia China. Diakses tanggal 2023-09-21. 
  3. ^ a b Anwar, Muhammad Choirul. "Rini: Kereta Cepat JKT-BDG Jadi yang Pertama di Asia Tenggara". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2024-02-24. 
  4. ^ "Tentang KCIC". Kereta Cepat Indonesia China (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-27. 
  5. ^ "Kenapa Kereta Cepat Indonesia Namanya Whoosh?". Republika Online. 2023-09-23. Diakses tanggal 2023-10-02. 
  6. ^ "whoosh=whoosh - Quick search results | Oxford English Dictionary". www.oed.com. Diakses tanggal 2023-10-02. 
  7. ^ Sandi, Ferry. "Whoosh Jadi Nama Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Apa Artinya?". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2023-10-02. 
  8. ^ Nurhadi (2023-09-25). "Serba-Serbi Nama Kereta Cepat Whoosh yang Perlu Anda Ketahui". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-10-02. 
  9. ^ Damarjati, Eva Safitri, Danu. "Intip Logo Kereta Cepat Whoosh Pilihan Jokowi, Ternyata Ini Maknanya". detiknews. Diakses tanggal 2023-10-02. 
  10. ^ "Inilah Desain Identitas Jenama Kereta WHOOSH!". jenamakeretaapicepat.tsurvey.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-10-02. 
  11. ^ "'Whoosh, yes!': Belajar dari kesalahan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung demi suksesnya rute ke Surabaya". CNA. Diakses tanggal 2024-07-31. 
  12. ^ a b "Lika-Liku Kereta Cepat Jakarta-Bandung: dari Kebun Teh Mandalawangi Jadi Beban APBN". KOMPAS.tv. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  13. ^ Wiyono, Andrian Salam (2016-01-21). Fadil, Iqbal, ed. "Jokowi letakkan batu pertama proyek kereta cepat Jakarta-Bandung". Merdeka.com. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  14. ^ Kusuma, Hendra. "Saran Menhub Soal Kereta Cepat: Konstruksi Jangan Tunggu Tanah 100%". detikcom. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  15. ^ Yanwardhana, Emir. "KAI: Tarif Kereta Cepat Jakarta-Bandung Rp250 Ribu-Rp350 Ribu". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  16. ^ Wahyuni, Nurseffi Dwi (2016-01-21). Suhendra, Zulfi, ed. "Kereta Cepat Jakarta-Bandung Lewati 4 Stasiun, Mana Saja?". Liputan6.com. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  17. ^ W., Ratri Kartika (2022-08-06). "Video: Apa Yang Menyebabkan Biaya Kereta Cepat Bengkak?". Katadata. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  18. ^ ZRF, Angga Aliya. "Mohon Maaf, Stasiun Kereta Cepat Walini Batal Dibangun". detikcom. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  19. ^ antaranews.com (2023-05-19). "KCIC alirkan daya listrik jalur kereta cepat Jakarta-Bandung". Antara News. Diakses tanggal 2023-05-20. 
  20. ^ Media, Kompas Cyber (2023-09-16). "Pendaftaran Uji Coba Kereta Cepat Gratis Dibuka Hari Ini". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-09-18. 
  21. ^ Simorangkir, Eduardo. "Kenapa Kereta Cepat Pertama RI Dibangun di Jakarta-Bandung? Ini Alasannya". Detik. Jakarta: Trans Media. Diakses tanggal 2022-11-13. 
  22. ^ Anwar, Muhammad Choirul. "Menteri Rini Puji Peran China di Kereta Cepat Jakarta-Bandung". CNBC Indonesia. Jakarta: Trans Media. Diakses tanggal 2022-11-13. 
  23. ^ Arjanto, Dwi (2022-04-04). "Apa Kabar 13 Terowongan Kereta Cepat Jakarta-Bandung." (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-11-13. 
  24. ^ "Kang Emil: Tinggal Di Bandung Dan Kerja Di Sudirman-Thamrin Bukan Mustahil". Rakyat Merdeka. Diakses tanggal 2023-05-20. 
  25. ^ Ferdiansyah, Bernardi (2023-05-19). "KCIC alirkan daya listrik jalur kereta cepat Jakarta-Bandung". Jakarta. LKBN Antara. Diakses tanggal 2023-05-20. 
  26. ^ Abdussalam, Muhamad Syarif. "Intip Rangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Desain Terinspirasi dari Komodo hingga Mega Mendung". Tribun Jabar. Bandung: KG Media. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  27. ^ a b Imaduddin, Achmad Hanif (2022-08-30). "Rangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung Mulai Dikirim, Begini Spesifikasinya". Tempo.co. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  28. ^ "Heboh Kereta Jadul 'Harry Potter' di Atas Rel Kereta Cepat, Ini Faktanya". Detik. Trans Media. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  29. ^ Hayat, Wiji Nur. "Ingat! Naik Whoosh Berbayar Hari Ini, Tarif Cuma Rp 150 Ribu". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2023-11-12. 
  30. ^ Promo Tiket Kereta Cepat Whoosh, Dijual Rp300 Ribu
  31. ^ Mahardhika, Lorenzo Anugrah (2023-11-01). "Cara Beli Tiket Kereta Cepat WHOOSH Lewat Situs KCIC, Ini Linknya". Bisnis.com. Diakses tanggal 2023-12-29. 
  32. ^ Mahardhika, Lorenzo Anugrah (2023-11-01). "Cara Beli Tiket Kereta Cepat WHOOSH Lewat Situs KCIC, Ini Linknya". Bisnis.com. Diakses tanggal 2023-12-29. 
  33. ^ "High-Speed Train Project Suspended after Deadly Accident". The Jakarta Globe. 19 December 2022. Diakses tanggal 20 December 2022. 
  34. ^ a b Idris, Muhammad (2021-11-01). Idris, Muhammad, ed. "Sederet Alasan Jonan Menolak Proyek Kereta Cepat Saat Jadi Menhub". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-09-07. 
  35. ^ a b Rachman, Fadhly Fauzi. "Disetop, Proyek KCIC Bikin Banjir hingga Kebakaran". detikcom. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  36. ^ Redaksi (2021-06-03). "Ledakan di Proyek KCIC Tembus Gunung Bohong Bikin Geram Warga, Dinding Rumah Retak". Jabar News. Diakses tanggal 2023-09-22. 
  37. ^ a b Idris, Muhammad (2022-05-26). Idris, Muhammad, ed. "Ironi Kereta Cepat: Ngotot Diklaim B to B, Tapi Pakai Duit APBN". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  38. ^ Idris, Muhammad (2021-11-01). Idris, Muhammad, ed. "Sah, Proyek Kereta Cepat Diguyur Duit APBN Rp 3,4 Triliun". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-08-31. 
  39. ^ Tobing, Sorta (2021-10-12). "Mengapa Jokowi Ingkar Janji Demi Danai Kereta Cepat Jakarta-Bandung?". Katadata. Diakses tanggal 2022-08-31. 

Pranala luar

sunting