Ketenangan (Buddhisme)
Ketenangan (Pali: upekkhā; Sanskerta: upekṣā) merujuk pada berbagai konsep Buddhisme tergantung konteks penggunaannya.
Terjemahan dari ketenangan | |
---|---|
Indonesia | ketenangan, keseimbangan batin |
Inggris | Equanimity |
Pali | upekkhā |
Sanskerta | उपेक्षा (IAST: upekṣā) |
Tionghoa | 捨 (Pinyin: shě) |
Jepang | 捨 (rōmaji: sha) |
Myanmar | ဥပေက္ခာ (MLCTS: ʔṵ pjɪʔ kʰà) |
Thai | อุเบกขา (RTGS: upekkhaa) |
Vietnam | xả |
Khmer | ឧបេក្ខា (UNGEGN: ŭbékkha) |
Sinhala | උපේක්ෂා (upēkshā) |
Daftar Istilah Buddhis |
Bagian dari seri tentang |
Buddhisme |
---|
Dalam konteks Brahmavihāra, upekkhā-brahmavihāra didefinisikan sebagai ekuanimitas atau keseimbangan batin, pertimbangan yang lurus, pandangan yang adil, tidak berat sebelah atau nondiskriminasi. Di sini, upekkhā merupakan sinonim dari faktor mental tatramajjhattatā ("keseimbangan batin") dalam ajaran Abhidhamma Theravāda. Pemaknaan yang sama juga berlaku untuk penggunaannya dalam konteks paramita (pāramī) dan tujuh faktor kecerahan (bojjhaṅga).
Dalam konteks perasaan (vedanā), upekkhā-vedanā didefinisikan sebagai salah satu jenis faktor mental perasaan (vedanā) dan tidak sama seperti upekkhā dalam konteks Brahmavihāra.
Theravāda
suntingDalam aliran Theravāda, kata upekkhā atau ketenangan dimaknai sesuai konteks penggunaan istilah tersebut. Pada dasarnya, kata upekkhā bermakna "seimbang" atau "tidak memihak" sehingga pemaknaannya sangat kontekstual. Kitab Visuddhimagga merincikan pemaknaan istilah ini:
Istilah dalam Sutta | Faktor mental dalam Abhidhamma Theravāda | |
---|---|---|
upekkhā-brahmavihāra | brahmavihāra | keseimbangan batin (tatramajjhattatā) |
upekkhā-pāramī | paramita (pāramī) | |
upekkhā-bojjhaṅga | tujuh faktor kecerahan (bojjhaṅga) | |
upekkhā-vedanā | perasaan (vedanā) | perasaan (vedanā) |
Menurut tradisi Abhidhamma Theravāda, upekkhā dalam konteks brahmavihāra, paramita, dan tujuh faktor kecerahan (bedakan dari upekkhā-vedanā) adalah sinonim dari faktor mental tatramajjhattatā (Pali) atau keseimbangan batin.[1][2] Tatramajjhattatā diidentifikasi sebagai salah satu dari dua puluh lima faktor mental yang indah. Tatramajjhattatā didefinisikan sebagai ekuanimitas atau keseimbangan batin, pertimbangan yang lurus, pandangan yang adil, tidak berat sebelah atau nondiskriminasi.[2]
Keseimbangan batin
suntingCara untuk melatih upekkhā dalam konteks keseimbangan batin adalah dengan tidak goyah atau tetap netral dalam menghadapi delapan perubahan hidup—yang juga dikenal sebagai delapan arah mata angin duniawi atau delapan kondisi duniawi (aṭṭhaloka-dhamma): untung dan rugi, reputasi baik dan buruk, pujian dan celaan, serta kesedihan dan kebahagiaan.[3]
Perasaan
suntingMenurut tradisi Abhidhamma Theravāda, upekkhā-vedanā (perasaan ketenangan atau perasaan netral) merujuk pada perasaan bukan-suka-bukan-duka (adukkhamasukha) dan merupakan salah satu dari tiga jenis faktor-mental perasaan (vedanā).[1] Tiga jenis perasaan tersebut adalah:
- Perasaan suka (sukha-vedanā)
- Perasaan duka (dukkha-vedanā)
- Perasaan ketenangan (upekkhā-vedanā) atau bukan-suka-bukan-duka (adukkhamasukha)
Di sini, upekkhā tidak dimaknai sebagaimana kata tersebut digunakan dalam Brahmavihāra. Upekkhā dalam konteks ini didefinisikan sebagai faktor mental perasaan (vedanā) dan bukan sebagai faktor mental keseimbangan batin (tatramajjhattatā).[1]
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ a b c Kheminda, Ashin (2019-09-01). Manual Abhidhamma: Bab 2 Faktor-Faktor-Mental. Yayasan Dhammavihari. ISBN 978-623-94342-7-4.
- ^ a b Bhikkhu Bodhi (2003), pp. 86
- ^ Piyadassi, Thera (1960). "The Seven Factors of Enlightenment". Wheel. Buddhist Publication Society. 1. Diakses tanggal 2013-10-07.
Daftar pustaka
sunting- Bhikkhu Bodhi (2003), A Comprehensive Manual of Abhidhamma, Pariyatti Publishing
- Nina van Gorkom (2010), Cetasikas, Zolag