Lukas 24

(Dialihkan dari Lukas 24:53)

Lukas 24 adalah pasal kedua puluh empat (dan terakhir) Injil Lukas pada Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Disusun oleh Lukas, seorang Kristen yang merupakan teman seperjalanan Rasul Paulus, dan yang juga menyusun Kisah Para Rasul.[1][2] Pasal ini mencatat peristiwa-peristiwa pada hari kebangkitan Yesus Kristus sampai pada kenaikan-Nya ke sorga.[3][4]

Lukas 24
Halaman yang memuat akhir Injil Lukas pasal 24:51-53 yang dilanjutkan dengan permulaan Injil Yohanes pasal 1:1-16* pada naskah Papirus 75, yang ditulis sekitar tahun 175-225 M.
KitabInjil Lukas
KategoriInjil
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
3
 
Folio 41v dari Codex Alexandrinus (~400-440 M) yang memuat akhir dari Injil Lukas dengan hiasan penutup yang dijumpai pada penghabisan setiap kitab.
 
Bagian akhir Injil Lukas dan permulaan Injil Yohanes pada halaman yang sama dalam Codex Vaticanus

Struktur

sunting

Terjemahan Baru membagi isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Ayat 6

sunting
"Ia (Yesus) tidak ada di sini, Ia telah bangkit." (TB)[5]

Ayat 6 bahasa Yunani

sunting

Bizantin/Mayoritas/Textus Receptus

ουκ εστιν ωδε αλλ ηγερθη[6]

Transliterasi

ouk estin ōde all ēgerthē[7]

Ayat 6 catatan

sunting

Kebangkitan Yesus diperkuat oleh kenyataan berikut ini:

  1. Kubur yang kosong. Jikalau musuh Yesus telah mencuri mayat-Nya, mereka pasti memperlihatkan-Nya untuk membuktikan bahwa Ia tidak bangkit. Jikalau murid telah mencuri mayat-Nya, mereka pasti tidak akan pernah mau mengorbankan nyawa dan harta milik mereka untuk apa yang mereka ketahui sebagai kebohongan. Kubur yang kosong menyatakan bahwa Yesus telah bangkit dan benar-benar Anak Allah.
  2. Keberadaan, kuasa, sukacita, dan pengabdian gereja yang mula-mula. Jikalau Yesus tidak bangkit dan menampakkan diri kepada mereka, mereka tidak akan pernah berubah dari kemurungan kepada sukacita, semangat, dan pengharapan yang luar biasa (Lukas 24:52–53).
  3. Penulisan Kitab-kitab Perjanjian Baru (PB). PB ditulis oleh orang yang memberikan nyawanya bagi kebenaran dan keadilan yang diajarkan oleh Yesus. Mereka pasti tidak akan pernah mau bersusah payah untuk menulis tentang seorang Mesias dan pengajaran-Nya jikalau pelayanan-Nya berakhir dalam kematian dan kekecewaan (lihat 1 Korintus 15:12–19).
  4. Baptisan dalam Roh Kudus dan penyataan-penyataan yang menyertainya di dalam gereja. Fakta bahwa Roh Kudus telah dicurahkan pada hari Pentakosta sebagai suatu kenyataan yang dialami oleh orang merupakan bukti bahwa Yesus telah bangkit dan ditinggikan di sebelah kanan Allah (bandingkan Kisah Para Rasul 1:3–5; 2:33). Jika Kristus tidak bangkit, tidak akan pernah ada pengalaman baptisan dalam Roh Kudus (bandingkan Yohanes 16:7).
  5. Berjuta-juta manusia sepanjang 2000 tahun terakhir yang telah mengalami kehadiran Yesus dan kesaksian Roh Kudus di dalam hati dan kehidupan mereka sendiri.[8]

Ayat 33

sunting
Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem.
Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. (TB)[9]

Ayat 34

sunting
Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon." (TB)[10]

Ayat 34 bahasa Yunani

sunting

Textus Receptus/Novum Testamentum Graece

λέγοντας ὅτι ἠγέρθη ὁ κύριος ὄντως καὶ ὤφθη Σίμωνι

Ayat 34 catatan

sunting

Ayat 42

sunting
Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. (TB)[13]
Dan mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan bakar dan madu lebah. (MILT, 2008)[14][15]

Ayat 42 bahasa Indonesia lama

sunting

Sejumlah terjemahan bahasa Indonesia lama (sebelum tahun 1900-an) memuat kalimat yang lebih panjang (sebagaimana MILT, 2008):[15]

Brouwerius 1668
Diorang pon souda bri padanja sa pangal derri satou ican assar, daen derri ayer madou.
Klinkert 1863
Maka dia-orang kasih sama Toehan sapotong ikan goreng dan sapotong sarang madoe.
Klinkert 1879
Maka diberikanlah olih mareka-itoe sapotong ikan goreng dan sedikit sarang lebah.
Ampat 1677
Macca dia bricanja ican pagang sa pangal daan derri ayer madou.
Leydekker 1733
'Arkijen maka deberikannja padanja sapanggal 'ikan jang terpanggang, dan sakarat deri pada sarang maduw.
Keasberry 1853
Maka dibrilah ulih marika itu sa'kuping ikan goring, dan sarang lubah burmadu.

Ayat 42 bahasa Indonesia modern yang lain

sunting

Terjemahan sejak abad ke-20 memuat kalimat lebih pendek (sebagaimana Terjemahan Baru, 1974):[15]

Terjemahan Lama (1954) ©
Lalu diberinya Dia ikan goreng sepotong.
AYT
Lalu mereka memberikan sepotong ikan panggang kepada-Nya.
BIS (1985)
Mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng.
Shellabear 2000 (2000)
Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng.

Ayat 42 bahasa Yunani

sunting

Bizantin/Mayoritas/Textus Receptus

οἱ δὲ ἐπέδωκαν αὐτῷ ἰχθύος ὀπτοῦ μέρος καὶ ἀπὸ μελισσίου κηρίου[16]

Transliterasi

hoi de epedōkan autō ichthyos optou meros kai apo melissiou kēriou.[16][17]

Terjemahan harfiah:

Mereka lalu memberikan kepada-Nya ikan goreng sepotong dan dari lebah sarang.

Novum Testamentum Graece, yang menitikberatkan beberapa naskah kuno tertentu melebihi mayoritas, tidak mencantumkan "καὶ ἀπὸ μελισσίου κηρίου" (kai apo melissiou kēriou; "dan dari sarang_lebah").[17]

Ayat 42 bahasa Latin

sunting

Biblia Sacra Vulgata

at illi obtulerunt ei partem piscis assi et favum mellis

Ayat 42 catatan

sunting

Frasa ini tidak dicantumkan pada Alkitab versi modern sejak Westcott dan Hort (W-H, 1881) menolaknya karena tidak ditemukan dalam sejumlah naskah bahasa Yunani kuno dari Aleksandria, yaitu p75, א (Aleph), A, B, D, L, W, dan Π, juga satu naskah Vetus Latina e serta satu salinan bahasa Bohairik. Sebaliknya frasa ini ada pada ribuan naskah bahasa Yunani, Latin (termasuk Vulgata dan semua Vetus Latina selain e) dan naskah Bohairik lainnya, termasuk juga leksionari. Selain itu, frasa ini juga didukung mutlak oleh naskah bahasa Koptik dan bahasa Suryani (termasuk Pesyita (150 M) dan Diatessaron karya Tatian (abad ke-2)).[18]

Tulisan-tulisan para Bapa Gereja mendukung adanya frasa yang memuat "madu" ini.

Yustinus Martir
“Dan ketika mereka dengan setiap jenis bukti diyakinkan bahwa itu adalah [Yesus] sendiri, dan dalam jasmani, mereka meminta-Nya untuk makan bersama mereka, supaya mereka dapat memastikan secara lebih akurat bahwa Ia benar-benar telah bangkit secara jasmaniah; dan Ia makan sarang madu dan ikan. (Yustinus Martir (abad ke-2), On the Resurrection, bab IX)”
Tertulianus
“Karena setelah empedu Ia merasakan sarang madu, dan Ia tidak disapa sebagai Raja Kemuliaan dalam tempat-tempat sorgawi sampai Ia telah dihukum mati di kayu salib sebagai Raja orang Yahudi, telah pertama-tama dibuat oleh Allah untuk sesaat lebih rendah daripada para malaikat, dan dengan demikian dimahkotai dengan kemuliaan dan kehormatan. (Tertulianus (abad ke-2), De Corona .14)”
Athanasius
“Karena tentunya ia yang memberikan makanan bagi orang lain, dan mereka yang memberikan kepadanya, bersentuhan tangan. Karena ‘mereka memberi-Nya,’ Alkitab berkata, ‘sepotong ikan goreng dan dari sarang madu, dan’ ketika Ia telah ‘makan di hadapan mereka, Ia mengambil sisanya dan memberikan kepada mereka,’ (Athanasius (356 M), Against the Arians, IV,)”
Klemens dari Aleksandria
“Karena bukankah dalam suatu kesederhanaan biasa ada segenap varietas makanan? Ubi-ubian, zaitun, rerumputan tertentu, susu, keju, buah-buahan, segala jenis masakan tanpa saus; dan jika daging diinginkan, biarlah digoreng daripada dibiarkan direbus. Apakah engkau mempunyai sesuatu untuk dimakan di sini? kata Tuhan kepada murid-murid setelah kebangkitan; dan mereka, sebagai diajarkan oleh-Nya untuk mempraktikkan kehematan, “memberiNya sepotong ikan goreng;” dan setelah makan di hadapan mereka, kata Lukas, Ia berbicara kepada mereka apa yang Ia katakan. Dan tambahan dari itu, tidak boleh dilupakan bahwa mereka yang makan menurut Firman tidak dihalangi dari makanan lezat dalam bentuk sarang madu.” (Klemens, Paedagogus, 2.2; permulaan abad ke-3)

Nestle/Aland edisi ke-27 mengutip Klemens dari Aleksandria (215 M) mendukung penghilangan frasa yang memuat "madu" tersebut, tetapi oleh John W. Burgon pada tahun 1896 dibuktikan keliru, karena adanya kutipan di atas.[18][19]

Will Kinney berpendapat bahwa adanya penghilangan kata-kata ini dari Injil Lukas pada beberapa naskah bahasa Yunani dapat terjadi karena kerancuan antara kisah dalam Lukas 24 dengan Yohanes 21 pada waktu melakukan harmonisasi, di mana pada Yohanes 21, Yesus mengundang para murid, setelah mendapatkan banyak ikan, dengan berkata "Marilah dan sarapanlah" dan Ia maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu (Yohanes 21:12–13), meskipun saat itu Yesus tidak dicatat ikut makan.[18] Ini berbeda dengan kisah dalam Lukas 24 di mana Yesus tiba-tiba muncul di hadapan para murid dalam suatu kamar tertutup di kota Yerusalem, dan bertanya, “Adakah padamu makanan di sini?” (Lukas 24:41). Para murid merespons dengan memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng dan madu lebah, lalu "Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka.” Menurut Kineey, ketika kemudian kisah ini disalin, ada juru tulis yang tidak memasukkan "sarang madu" pada Injil Lukas karena tidak sesuai dengan kisah pada Injil Yohanes, dan ini dibuktikan dengan sejumlah kutipan dari para Bapa Gereja yang merancukan informasi tersebut:[18]

Hieronimus (=Jerome)
“Dan sekarang apakah engkau pada giliranmu menjawab pertanyaan-pertanyaanku ini. Bagaimana engkau menjelaskan fakta bahwa Tomas meraba tangan-tangan Tuhan yang telah bangkit dan memegang bagian samping-Nya yang ditusuk oleh tombak? Dan fakta bahwa Petrus melihat Tuhan berdiri di tepi pantai dan memakan sepotong ikan goreng dan sebuah sarang madu.” (Hieronimus, Surat kepada Eustochium)

Di sini Hieronimus mengalami kebingungan dengan menggabungkan dua kisah---Sesungguhnya Petrus melihat Tuhan berdiri di tepi pantai, tetapi Yesus saat itu tidak makan ‘ikan goreng dan sarang madu’, melainkan saat di tepi danau Tiberias (Yohanes 21:1), Yesus tidak dicatat makan, melainkan hanya melayani murid-murid dengan memberikan roti dan ikan, serta tidak melibatkan ‘sarang madu’ sebagaimana dibayangkan oleh Hieronimus.[18]

Epifanius
“Siapa tidak tahu bahwa Juruselamat kita makan, setelah kebangkitan-Nya dari kematian? Seperti termuat dalam Injil-injil kebenaran yang kudus, ‘Diberikanlah kepada-Nya roti dan sepotong ikan goreng, dan Ia mengambilnya, dan makan, dan memberikannya kepada para murid-Nya’ (Epifanius, i, 143)”

Di sini Epifanius berusaha menggabungkan dua peristiwa berbeda dalam satu naratif tunggal tanpa mengikutsertakan "sarang madu". “Diberikanlah kepada-Nya merupakan kutipan dari Injil Lukas, karena hanya dalam Injil ini para murid memberikan makanan kepada Yesus, sedangkan dalam Injil Yohanes, Yesus yang memberikan makanan kepada para murid. Frasa "roti dan sepotong ikan goreng” merupakan kutipan dari Injil Yohanes, karena hanya di danau Tiberias dicatat bahwa para murid menikmati roti segar, sementara ‘roti dan ikan’ tidak pernah dicatata diberikan kepada Yesus. Kemudian, “dan Ia mengambilnya, dan makan” kembali dikutip dari Injil Lukas, karena hanya dalam Injil Lukas dicatat bahwa Yesus makan, sedangkan dalam Injil Yohanes tidak dicatat bahwa Yesus makan. Selanjutnya, “dan memberikannya kepada para murid-Nya” dikutip dari Injil Yohanes lagi, satu-satunya catatan mengenai tindakan itu. Jadi dalam Injil Lukas, murid-murid memberikan kepada Yesus: ikan goreng dan sarang madu, sedangkan dalam Injil Yohanes, Yesus memberikan kepada para murid: roti dan ikan.[18]

Hesychius
“Ketika Petrus sedang menangkap ikan, lihatlah dalam tangan Tuhan terdapat roti dan sarang madu” (Hesychius, Homily of the Resurrection)

Jelas di sini adalah rujukan pada peristiwa di danau Tiberias (Yohanes 21), tetapi dinyatakan bahwa dalam tangan Yesus terdapat ‘roti dan sarang madu’, tanpa disebutkan adanya ikan.[18]

Dari contoh-contoh itu Kinney berpendapat bahwa ada "pengaruh harmonistik" yang mungkin menyebabkan hilangnya frasa "dan dari sarang madu" pada beberapa naskah kuno.[18] Dean Burgon menyatakan, “Keaslian klausa ‘dan dari sarang madu’, diharapkan tidak pernah diragukan lagi. Tentunya telah dibuktikan melampaui kecurigaan.”[20]

Ayat 50

sunting
Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. (TB)[21]

Ayat 53

sunting
Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah. (TB)[22]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
  3. ^ Halley, Henry H. Halley's Bible Handbook: an abbreviated Bible commentary. 23rd edition. Zondervan Publishing House. 1962.
  4. ^ Holman Illustrated Bible Handbook. Holman Bible Publishers, Nashville, Tennessee. 2012.
  5. ^ Lukas 24:6
  6. ^ ΚΑΤΑ ΛΟΥΚΑΝ 24:6 Greek NT: Byzantine/Majority Text (2000).
  7. ^ Luke 24:6 Greek NT: Stephen's Textus Receptus (1550) Transliterated.
  8. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  9. ^ Lukas 24:33
  10. ^ Lukas 24:34
  11. ^ Barnes' Notes on the Bible - Luke 24 Barnes, Albert. Notes on the New Testament. London, Blackie & Son, 1884. Reprint, Grand Rapids: Baker Books, 1998.
  12. ^ a b Ellicott, C. J. A Bible Commentary for English Readers, on Luke 24. Arkose Press. 2015. ISBN 139781345350784
  13. ^ Lukas 24:42 - Sabda.org
  14. ^ Modified Indonesian Literal Translation (MILT) adalah Alkitab yang menggunakan terjemahan Bahasa Indonesia harfiah yang sudah dikembangkan. Alkitab ini disusun oleh Jay P. Green, Sr. Diterbitkan tahun 2008.
  15. ^ a b c Lukas 24:42 - Alkitab Sabda.
  16. ^ a b Luke 24 - Blueletter Bible.
  17. ^ a b Luke 24:42 - Biblehub Greek
  18. ^ a b c d e f g h i And of honeycomb Diarsipkan 2018-04-05 di Wayback Machine. - Will Kinney, AV Defense.
  19. ^ Burgon mengatakan, “Biarlah Bapa itu dibiarkan berbicara sendiri” dan menyimpulkan “Di akhir 1700 tahun, aku yakin bahwa "sarang madu" (‘honeycomb’) ditemukan dalam salinannya, sebagaimana aku melihatnya dengan mataku sendiri”.
  20. ^ John William Burgon. The Traditional Text of the Holy Gospels: Vindicated and Established. Edited by Michael L. Chadwick and Valerie A. Chadwick. London: George Bell and Sons. 1896. Appendix I.
  21. ^ Lukas 24:50 - Sabda.org
  22. ^ Lukas 24:53 - Sabda.org
  23. ^ Brown et al., hlm. 680.

Pranala luar

sunting