Lukas 5 (disingkat Luk 5) adalah pasal kelima Injil Lukas pada Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Disusun oleh Lukas, seorang Kristen yang merupakan teman seperjalanan Rasul Paulus.[2][3]

Lukas 5
Sebagian Lukas 5:26 pada faksimili Scrivener dari Codex Nitriensis, ditulis sekitar tahun 550 M.[1]
KitabInjil Lukas
KategoriInjil
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
3
pasal 4
pasal 6

Struktur

sunting

Terjemahan Baru (TB) membagi pasal ini (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

 
James Tissot, The Miraculous Draught of Fishes, ("Hasil tangkapan ikan yang ajaib") Brooklyn Museum

Ayat 4

sunting
Setelah selesai berbicara, Ia [Yesus] berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."[4]

Ayat ini hanya terdapat dalam Injil Lukas. Di sini Yesus Kristus yang dikenal sebagai tukang kayu, memberi pelajaran kepada Simon Petrus, seorang penjala ikan, cara untuk mendapatkan ikan setelah semalam-malaman para nelayan gagal memperoleh ikan. Hal inilah yang memberi kesan mendalam pada diri Petrus dan murid-murid lain yang seprofesi dengan Petrus. Petrus, Andreas, Yohanes dan Yakobus sebelumnya telah bertemu Yesus di Yudea, menurut catatan Injil Yohanes, tetapi pertemuan di danau Genesaret inilah yang mendorong mereka untuk meninggalkan pekerjaan dan mengikut Yesus ke manapun Ia pergi dan menjadi rasul-rasul-Nya.[5]

 
Suatu bagian naskah bahasa Koptik dalam dialek Sahidik atau Theban yang memuat Lukas 5:5-9, dari abad ke-8 (Library of the Earl of Crawford).

Ayat 26

sunting
Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan."[6]

Ayat 39

sunting
[Yesus berkata:] Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik."[7]

Kalimat ini tidak dicatat dalam Injil Matius maupun Injil Markus. Barangkali ini merupakan perkataan yang ironis tentang orang Yahudi yang menolak "anggur baru" Injil dan berpendapat bahwa "anggur tua" (Yudaisme abad pertama) itu cukup baik. Di sini Yesus mengemukakan bahwa mereka yang terbiasa meminum anggur yang telah difermentasi memperoleh keinginan untuknya dan tidak mau anggur yang belum difermentasi. Tuhan mengakui bahwa minuman yang mengandung alkohol mempunyai pengaruh yang membuat orang kecanduan. Bukannya Yesus, tetapi orang yang minum anggur tua itulah yang beranggapan "yang tua itu baik".[8]

  • 1) Tidak boleh ditafsirkan bahwa ayat ini menyatakan "anggur tua" (yaitu, Yudaisme) itu lebih baik daripada "anggur yang baru" (yaitu, Injil Kristus), sebab dengan demikian kita akan membalikkan arti perumpamaan ini. Yang dikatakan Yesus ialah bahwa orang Farisi dan para pengikut mereka bahkan tidak akan mengenal manfaat anggur yang baru. Mereka merasa bahwa "yang tua itu" sudah cukup baik. Orang Farisi lebih suka penafsiran para rabi mengenai hukum Taurat daripada anggur manis yang murni dan baru dari Injil Kristus.
  • 2) Orang Farisi tidak ingin minum "anggur yang terbaik". Mereka menolak untuk menerima penyataan yang baru mengenai Allah dan sebaliknya mencari hanya hal-hal yang telah diubah oleh manusia (yaitu, difermentasi). Namun bagi mereka yang menerima Yesus, air buah anggur yang baru (Injil) itu lebih disukai daripada anggur tua yang difermentasi (agama Farisi).[8]

Ilustrasi

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Terjemahan: "Dan mereka memuliakan Allah dan dipenuhi oleh ketakutan"
  2. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  3. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 9794159050.
  4. ^ *Lukas 5:4
  5. ^ Alexander Maclaren. Expositions Of Holy Scripture. Volume I: St. Luke Chaps. I to XII. Instructions for Fishermen.
  6. ^ Lukas 5:26
  7. ^ Lukas 5:39
  8. ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.

Lihat pula

sunting

Pranala luar

sunting