Kodeks Sinaiticus (Codex Sinaiticus; sekarang disimpan di British Library, London, Add. 43725; Gregory-Aland no. א (Aleph) atau 01) adalah sebuah naskah manuskrip lengkap Perjanjian Baru yang berasal dari abad ke-4. Naskah ini ditulis menggunakan huruf kapital Yunani (uncial). Selain kitab Perjanjian Baru, naskah ini juga memuat bagian besar Septuaginta. Bersama dengan Codex Vaticanus, Codex Sinaiticus adalah salah satu naskah terpenting Perjanjian Baru dan juga Septuaginta dalam bahasa Yunani dalam merunut sejarah tekstualnya.[1]

Naskah
Uncial 01
Kitab Ester 1:11-15a
Kitab Ester 1:11-15a
Kitab Ester 1:11-15a
NamaCodex Sinaiticus
Tandaא
TeksPerjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Waktu~ 330–360
Aksarabahasa Yunani
DitemukanSinai 1844
Kini diBrit. Libr., Leipzig University, Biara Santa Katarina, Russian Nat. Libr.
KutipanLake, K. (1911).Codex Sinaiticus Petropolitanus, Oxford.
Ukuran38 cm × 34 cm (15 in × 13 in)
JenisTeks Alexandria
KategoriI
Catatansangat dekat dengan Papirus 66
Sebuah bagian Kodeks Sinaiticus yang memuat kitab Ester 2:3-8.

Codex Sinaiticus ditemukan oleh Constantin von Tischendorf pada perjalannya yang ketiga ke Biara Santa Katarina, di Gunung Sinai, Mesir, 1859. Perjalanannya yang pertama dan kedua, menghasilkan penemuan potongan-potongan naskah dari Perjanjian Lama, beberapa di antaranya berasal dari tempat sampah. Tsar Alexander II dari Rusia lalu menyuruhnya untuk mencari naskah-naskah lain, yang diyakininya masih bisa ditemukan di biara Sinai ini.

Penemuan

sunting

Cerita bagaimana Von Tischendorf menemukan naskah manuskrip ini, yang mengandung sebagian besar kitab Perjanjian Lama dan semua kitab Perjanjian Baru, mirip dengan cerita sebuah roman. Von Tischendorf mencapai biara ini pada 31 Januari; tetapi penyelidikannya tidak membuahkan hasil. Pada 4 Februari, ia sudah memutuskan untuk pulang tanpa mencapai hasil perjalanannya. "Maka pada hari itu, ketika sedang berjalan-jalan dengan kepala biara, ia menyesali kegagalannya. Setelah kembali dari berjalan-jalan, Von Tischendorf menemani sang biarawan kembali ke kamarnya dan di sana ia menunjukkan kepadanya sebuah salinan naskah yang disebutnya sebagai salinan naskah Septuaginta yang dimiliki oleh biarawan ini. Naskah manuskrip ini dibungkus sehelai kain dan ketika gulungan dibuka, Von Tischendorf sekaligus terkejut dan merasa gembira karena inilah dokumen yang dicari-carinya sementara ia sudah putus asa tak akan menemukannya. Tujuannya ialah untuk melengkapi potongan Septuaginta yang ditemukannya tahun 1844 dan yang dinyatakannya merupakan naskah perkamen Yunani berbentuk codex (buku) yang tertua. Tetapi tidak hanya itu yang ditemukannya, melainkan ia juga menemukan sebuah salinan kitab Perjanjian Baru Yunani yang lengkap, tidak kurang satu halaman atau satu paragraf jua." Maka setelah bernegosiasi berapa lama, Von Tischendorf memperoleh naskah yang sangat berharga ini dan mengirimkannya kepada Tsar Alexander II di Rusia yang betul-betul menghargainya, Kemudian dia menyuruh untuk menerbitkan naskah ini dalam bentuk faksimile supaya tulisan kuno ini bisa langsung diperlihatkan ke khalayak yang lebih ramai.

Seluruh naskah berbentuk codex ini terdiri atas 346 1/2 halaman folio, dan ditulis dalam empat kolom. Dari semua folio ini 199 memuat teks kitab Perjanjian Lama dan 147 1/2 teks kitab Perjanjian Baru. Kitab-kitab Perjanjian Baru disusun sebagai berikut: keempat Injil, Surat-surat Paulus, Kisah Para Rasul, Surat-surat Am (Catholic Epistles), dan Kitab Wahyu. Meski beberapa bagian dari kitab Kejadian dan Bilangan kemudian ditemukan dijilid pada buku-buku yang lain, lalu mereka berbaik hati dan kemudian dikirim ke Von Tischendorf. Namun oleh pengurus biara sekarang Codex ini dianggap dicuri.

Pada bulan Mei 1975 sewaktu sedang direnovasi, para biarawan biara Santa Katarina menemukan sebuah ruangan di bawah kapel St. George yang mengandung banyak fragmen-fragmen perkamen. Di antara fragmen-fragmen ini, tigabelas halaman Codex Sinaiticus dari kitab Perjanjian Lama yang hilang, ditemukan.

Sejarah awal naskah ini tidaklah diketahui. Kolofon kitab Ezra dan Ester menunjukkan bahwa naskah ini pernah berada di Caesarea Palaestina pada abad ke-6 dan abad ke-7. Para pakar berspekulasi bahwa naskah ini ditulis di Mesir.

British Library pada tahun 1933 membeli naskah ini dari pemerintahan komunis Uni Soviet sebesar £100.000.

Simonides

sunting

Pada 13 September 1862, seorang ahli kaligrafi, Constantine Simonides, yang memiliki latar belakang manuskrip yang kontroversial, membuat klaim di media cetak The Manchester Guardian bahwa ia telah menulis kodeks itu sendiri saat masih muda pada tahun 1839 di biara Panteleimonos di Athos.[2][3]

 
Codex Sinaiticus, Injil Lukas 11:2, yaitu salah satu versi "Doa Bapa Kami" dalam Alkitab.

Teks Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani memuat bagian-bagian berikut:[4][5]

 
Yohanes 7:52–8:12 tanpa perikop 7:53–8:11 dalam Codex Sinaiticus. Oleh jurutulis asli diberi tanda "-" panjang untuk menandai adanya bagian yang "sengaja" dilompati.
 
Tambahan frasa pada Yohanes 21:7 dalam Codex Sinaiticus, pada marjin bawah – οι δε ειπον δι οληϲ τηϲ νυκτοϲ ε κοπιαϲαμεν και ουδεν ελαβομεν επι δε τω ϲω ρηματι βαλουμεν

Teks Perjanjian Baru tidak memuat sejumlah bagian yang biasanya ada pada Alkitab:[6]

Ayat-ayat yang tidak dimuat

Referensi

sunting
  1. ^ Metzger, Bruce M.; Ehrman, Bart D. (2005), The Text of the New Testament: Its Transmission, Corruption, and Restoration. New York, Oxford: Oxford University Press, p. 62.
  2. ^ J. K. Elliott (1982) in Codex Sinaiticus and the Simonides Affair, Thessaloniki: Patriarchal Institute for Patristic Studies, p. 16.
  3. ^ Странное объявление Симонидеса о Синайском кодексе и ответ Тишендорфа.
  4. ^ Würthwein, Ernst (1988). Der Text des Alten Testaments (edisi ke-2nd). Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft. hlm. 85. ISBN 3-438-06006-X. 
  5. ^ Swete, Henry Barclay (1902). An Introduction to the Old Testament in Greek. Cambridge: Macmillan and Co. hlm. 129–130. 
  6. ^ Bruce M. Metzger (2001). "A Textual Commentary on the Greek New Testament", Deutsche Bibelgesellschaft, Stuttgart: United Bible Societies.
  7. ^ Bruce M. Metzger, A Textual Commentary on the Greek New Testament (Deutsche Bibelgesellschaft: Stuttgart 2001), pp. 315, 388, 434, 444.

Lihat pula

sunting