Ektenes (dari bahasa Yunani: ἐκτενής , translit. ektenés; secara harfiah bermakna "ketekunan"), atau yang biasa disebut oleh umat gereja-gereja barat sebagai litani, merupakan bentuk rangkaian permohonan yang terdapat pada liturgi-liturgi Ritus Bizantin, yaitu Gereja Kristen Ortodoks dan Gereja Katolik Timur. Istilah gerejawi lainnya untuk bentuk litani ini dalam bahasa Yunani disebut "συναπτή synaptê", sedangkan istilah "ektenia (ектенїѧ ekteniya)" lebih sering digunakan oleh gereja-gereja berbahasa liturgi Bahasa Slavonia Gerejawi Kuno.

Seorang diaken Kristen Ortodoks menyanyikan suatu ektenes.

Suatu litani biasanya dinyanyikan oleh seorang diaken, yang kemudian para umat dan paduan suara akan menyanyikan bagian tanggapan litani. Setiap seorang diaken mengakhiri permohonannya, dia akan mengangkat bagian ujung orarionnya dan melakukan tanda salib pada dirinya. Namun, apabila tidak ada diaken dalam suatu prosesi peribadatan, setiap permohonan akan dinyanyikan oleh imam gereja.[a] Selama ektenes atau litani dinyanyikan oleh seorang diaken, imam gereja biasanya akan melantunkan doa-doa dalam hati.[b] Setelah permohonan terakhir dalam suatu ektenes atau litani dinyanyikan, imam gereja akan menutup litani dengan melantunkan doa secara lantang, yakni doa-doa yang sebelumnya dilantunkan dalam hati.

Ketika tidak ada seorang imam pada jam-jam kanonis, maka ektenes atau litani tidak dinyanyikan atau dibacakan, tetapi seorang lektor akan menggantinya dengan mengatakan "Tuhan, kasihanilah" sebanyak tiga, dua belas, hingga 24 kali tergantung dari ektenes atau litani apa yang digantikan.

Gambaran umum

sunting

Berikut merupakan bentuk utama ektenes atau litani:

  • Ektenes Agung (bahasa Yunani: Συναπτή μεγάλη, translit. Synaptê Megalê; bahasa Slavonia Gerejawi Kuno: Ектенїѧ Великаѧ Ekteniya Velikaya) – disebut agung karena, ektenes atau litani ini cukup panjang dan sangat penting dalam setiap peribadatan, karena dinyanyikan di awal setiap ibadat utama seperti Liturgi Ilahi, Vesper, Matin, Pembaptisan, dan Pemercikan Air Suci, dsb. Ektenes atau litani ini pun disebut ektenes kedamaian (bahasa Yunani: Εἰρηνικά, translit. Eirênika; bahasa Slavonia Gerejawi Kuno: Мирнаѧ Ектенїѧ Mirnaya Ekteniya) karena kalimat pembuka dari setiap permohonan pada ektenes ini adalah "Dalam damai, mari berdoa kepada Tuhan."
  • Ektenes Permohonan – disebut ektenes permohonan karena setiap kalimatnya diakhiri dengan ungkapan "...mari memohon kepada Tuhan," oleh diaken yang kemudian dijawab oleh kor dengan kalimat "Kabulkanlah, ya Tuhan.” (bahasa Yunani: Παράσχου, Κύριε, translit. Paraskhou, Kyrie; bahasa Slavonia Gerejawi Kuno: Подаи, Господи. Podai, Gospodi.)
  • Ektenes Kesungguhan Permohonan (bahasa Slavonia Gerejawi Kuno: Ектенїѧ Сугубаѧ Ekteniya Sugubaya) atau kadang disebut Litani Tambahan — litani ini biasanya dinyanyikan dengan penuh semangat dan kesungguhan di setiap permohonannya dan tanggapannya yang terdengar jelas yang ditandai dengan tanggapan "Tuhan, kasihanilah" sebanyak tiga kali oleh para paduan suara.
  • Ektenes Kecil (bahasa Yunani: Αἴτησις/Μικρὴ Συναπτή, translit. Aitesis/Mikrê Synaptê; bahasa Slavonia Gerejawi Kuno: Ектенїѧ Малаѧ Ektenia Malaya) – disebut demikian karena bentuk permohonan dalam litani ini yang singkat-singkat. Ektenes ini memiliki unsur dari ektenes lainnya seperti kesungguhan pada ektenes permohonan dan doa kedamaian dari ektenes agung, serta merupakan ungkapan singkat terkait iman dan harapan gereja dan berperan sebagai penghubung antara satu bagian peribadatan dengan bagian lainnya.
  • Ektenes Katekumen (bahasa Slavonia Gerejawi Kuno: Ектенїѧ о Оглашенныхъ Ekteniya o Oglashennuikh)– litani ini pada liturgi suci menandakan berakhirnya bagian liturgi yang dapat dihadiri oleh para katekumen. Litani ini juga berisi beberapa permohonan untuk para katekumen yang tengah bersiap untuk melakukan porses baptisan.
  • Ektenes Orang Beriman – ektenes ini pada liturgi suci menandakan bahwa liturgi orang beriman akan dimulai.
  • Ektenes-ektenes Khusus – ektenes-ektenes ini hanya dinyanyikan pada saat-saat tertentu atau pada peribadatan tertentu. Biasanya bentuk ektenes ini sama dengan ektenes agung, tetapi dengan beberapa penambahan permohonan sesuai dengan ibadat tertentu yang dilakukan seperti ibadah Rekuiem dan ibadah Perminyakan.

Liturgi Prasidikara pun memiliki beberapa ektenes atau litani yang juga dapat ditemui pada bentuk liturgi ilahi lainnya, dengan beberapa bagiannya yang disesuaikan dengan konteks dari prasidikara itu sendiri. Salah satu ektenes yang khusus pada liturgi ini adalah Ektenes bagi Mereka Yang Bersiap untuk Pencerahan, yakni bagi para katekumen yang sudah berada di tahapan akhir katekisasi dan akan bersiap untuk menerima baptisan pada masa Paskah).

Selain itu, terdapat pula bentuk khusus ektenes atau litani yang disebut sebagai liti (bahasa Yunani: Λιτή, translit. Litê; bahasa Slavonia Gerejawi Kuno: Литїѧ Litiya)[1] yang biasanya dinyanyikan pada ibadat Vesper Agung dan berisi beberapa permohonan yang panjang, penyebutan nama-nama orang suci yang biasanya dijawab oleh kor berkali-kali dengan ucapan "Tuhan, kasihanilah".

Catatan

sunting
  1. ^ namun terdapat beberapa ektenes atau litani yang memang ditetapkan untuk dinyanyikan oleh imam
  2. ^ ketika tidak ada diaken, maka tanggapan dari setiap nyanyian ektenes atau litani akan dipanjangkan untuk memberi waktu bagi imam untuk mengakhiri lantunan doa.

Referensi

sunting
  1. ^ Hapgood, Isabel F. (1922), Service Book of the Holy Orthodox-Catholic Apostolic Church (edisi ke-ke-5), Englewood NJ: Antiochian Orthodox Christian Archdiocese (dipublikasikan tanggal 1975), hlm. 13 dan 594 

Pranala luar

sunting