Daftar reka cipta Tiongkok

Tiongkok telah menjadi sumber beberapa inovasi, penemuan dan penciptaan ilmiah.[1] Ini meliputi Empat Reka Cipta Besar: pembuatan kertas, kompas, bubuk meriam, dan percetakan (baik blok kayu dan huruf lepas). Daftar di bawah ini berisi hal tersebut dan penciptaan lainnya di Tiongkok yang diakui oleh arkeologi dan sejarah.

Sebuah busur silang Tiongkok perunggu yang menampilkan mekanisme dengan sebuah plat lembut (komponen kayu yang dimiliki dilepaskan dan hilang), dilapisi dengan perak, dari akhir zaman Negara-negara Berperang (403–256 SM) atau awal Dinasti Han (202 SM – 220 M)

Wilayah bersejarah yang sekarang dikenal sebagai Tiongkok mengalami sebuah sejarah yang melibatkan mekanika, hidrolik dan matematika yang diterapkan pada horologi, metalurgi, astronomi, pertanian, teknik, teori musik, kerajinan, arsitektur angkatan laut dan perang. Pada zaman Negara-negara Berperang (403–221 SM), para penduduk Negara-negara Berperang telah memajukan teknologi metalurgik, yang meliputi tanur tiup dan tanur kupola, sementara finery forge dan proses puddling dikenal oleh Dinasti Han (202 SM–220 M). Sebuah sistem ekonomi canggih di kekaisaran Tiongkok melahirkan penciptaan-penciptaan seperti uang kertas pada zaman Dinasti Song (960–1279). Penciptaan bubuk meriam pada pertengahan abad ke-9 berujung pada serangkaian penciptaan seperti ganjur api, ranjau darat, ranjau laut, senapan genggam, bola meriam ledak, roket multi-tahap dan bom roket dengan sayap aerodimanik dan mudah meledak. Dengan bantuan navigasional dari kompas abad ke-11 dan kemampuan untuk mengarungi laut dengan rudder abad ke-1, para pelaut Tiongkok pra-modern berlayar sampai Afrika Timur.[2][3][4] Dalam kerja jam bertenaga air, Tiongkok pra-modern telah memakai mekanisme escapement sejak abad ke-8 dan penggerak rantai yang ditransmisikan kekuatan tanpa akhir pada abad ke-11. Mereka juga membuat teater boneka mekanikal yang digerakkan oleh roda air dan kerangka roda dan automaton yang menyajikan arak yang dibawakan oleh perahu roda kayuh.

Kebudayaan Peiligang dan Pengtoushan kontemporer mewakili budaya Neolitikum Tiongkok tertua dan terbentuk sekitar tahun 7000 SM.[5] Beberapa penciptaan pertama Tiongkok Neolitikum meliputi pisau batu semi melingkar dan persegi panjang, cangkul dan sekop batu, penanaman millet, beras, dan kedelai, penghimpunan serikultur, pembangunan struktur tanah yang dimampatkan dengan lantai rumah yang dilapisi batu gamping, pembuatan tembikar dengan rancangan keranjang, pembuatan tembikar tiga sudut dan tembikar uap dan pengembangan wadah seremonial dari skapulimansi untuk keperluan keilahian.[6][7] Sinologis Inggris Francesca Bray berpendapat bahwa penjinakan kerbau dan banteng pada masa kebudayaan Longshan (s. 3000–s. 2000 SM), ketiadaan irigasi era Longshan atau tanaman dataran tinggi, bukti penuh dari penanaman Longshan dari tanaman-tanaman sereal dataran kering yang menjadikan dataran-dataran tinggi "hanya saat tanah tersebut ditanam secara hati-hati", menandakan bahwa bajak dikenal setidaknya pada zaman budaya Longshan dan menjelaskan ladang-ladang produksi pertanian tingkat tinggi yang membolehkan kebangkitan peradaban Tiongkok pada zaman Dinasti Shang (s. 1600–s. 1050 SM).[8] Dengan penciptaan-penciptaan berikutnya seperti penggilingan biji tabung ganda dan bajak besi besar berat, pengeluaran pertanian Tiongkok menopang populasi yang lebih besar.

Untuk keperluan daftar ini, penciptaan dianggap sebagai teknologi yang mula-mula dikembangkan di Tiongkok, dan tak meliputi teknologi asing yang Tiongkok dapat melalui kontak, seperti kincir angin dari Timur Tengah atau teleskop dari Eropa modern awal. Ini juga tak meliputi teknologi asing yang dikembangkan di tempat lain dan kemudian ditemukan secara terpisah oleh orang Tiongkok, seperti odometer dan pompa rantai. Penemuan alam, saintifik atau matematika yang berubah dalam konsep rancangan atau gaya dan inovasi artistik yang kecil tak dicantumkan pada daftar ini.

Empat Reka Cipta Besar

sunting

Berikut ini adalah daftar Empat Reka Cipta Besar—sesuai yang dirancang oleh Joseph Needham (1900–1995), seorang ilmuwan, pengarang dan sinolog asal Inggris yang dikenal atas risetnya tentang sejarah sains dan teknologi Tiongkok.[9]

 
Fragmen-fragmen hemp dipakai sebagai kertas pada masa pemerintahan Kaisar Wu dari Han (141–87 BC)
 
Sutra Berlian, buku cetak tertua, diterbitkan pada 868 Masehi pada masa Dinasti Tang (618–907)

Kertas

sunting
Anak bagian ini adalah tentang pembuatan kertas; untuk bahan penulis pertama dipakai di Mesir kuno, lihat papirus.

Meskipun tercatat bahwa kasim istana Dinasti Han (202 SM – 220 M) Cai Lun (50 M – 121 M) menemukan proses pembuatan kertas pulp dan menghimpun pemakaian material-material baru yang dipakai dalam membuat kertas, padding kuno dan artefak-artefak kertas bertanggal abad ke-2 SM ditemukan di Tiongkok, contoh tertua dari pembuatan kertas pulp yang dijadikan peta dari Fangmatan, Tianshui;[10] pada abad ke-3, keras menjadi media tulis yang banyak dipakai, menggantikan penulisan tradisional namun lebih menghabiskan biaya seperti strip bambu yang digulung dalam gulungan, strip sutra, lauh tanah liat kering yang kemudian dikeraskan dalam pemanas, dan tablet kayu.[11][12][13][14][15] Potongan kertas terawal yang diketahui ditemukan di reruntuhan mercusuar Tiongkok di Tsakhortei, Liga Alxa, di mana pasukan Dinasti Han menempatkan posisi mereka pada 110 M setelah serangan Xiongnu.[16] Dalam proses pembuatan kertas yang dihimpun oleh Cai pada 105, sebuah perpaduan dari potongan pohon murbei, hemp, linen tua dan jaring ikan menciptakan sebuah pulp yang dicampur menjadi satu dan diolah dengan air; sebuah potongan kayu dengan sejuput remahan kemudian dimasukkan ke dalam perpaduan tersebut, yang kemudian diangkat dan dikeringkan menjadi lembaran kertas yang memudar di bawah bentangan sinar matahari; K.S. Tom berkata bahwa pengolahan ini secara bertahap terpengaruhi melalui pencairan, pemolesan dan pemuaian untuk menghasilkan kertas yang lembut dan kuat. Kertas yang dipakai adalah sebuah petakan.[13][14]

Percetakan

sunting
Untuk reka cipta terpisah dari jenis percetakan di Eropa pada abad pertengahan, lihat pers cetak dan Johannes Gutenberg.

Cetak blok kayu: Spesimen terawal dari cetak blok kayu adalah sebuah sutra dharani kembar tunggal dalam bahasa Sanskerta yang dicetak pada kertas hemp antara 650 dan 670 M; ini diangkat pada 1974 dari makam Tang dekat Xi'an.[17] Sebuah sutra Buddhis dharani miniatur Korea ditemukan pada 1966, mencantumkan aksara penulisan Mandarin yang telah punah yang hanya dipakai pada masa pemerintahan satu-satunya permaisuri yang memerintah sendiri di Tiongkok, Wu Zetian (memerintah 690–705), tertanggal tak lebih awal ketimbang tahun 704 dan disimpan di sebuah stupa kuil Silla Korea yang dibangun pada 751.[18] Periodikal cetak pertama, Kaiyuan Za Bao muncul pada tahun 713 Masehi. Namun, buku cetak terawal yang diketahui dalam ukuran reguler adalah Sutra Berlian yang dibuat pada masa Dinasti Tang (618–907), sebuah gulungan sepanjang 5.18 m (17 kaki) yang mencantumkan tanggal 868 Masehi.[19] Joseph Needham dan Tsien Tsuen-hsuin menulis bahwa teknik pemotongan dan pencetakan yang dipakai untuk kaligrafi Tiongkok dari buku Sutra Berlian kebanyakan lebih maju dan terefinisasikan ketimbang sutra dharani miniatur yang dicetak pada masa sebelumnya.[19]

 
Sebuah ilustrasi yang diterbitkan dalam buku karya Wang Zhen (dikenal pada 1290–1333) dari tahun 1313 Masehi yang menampilkan karakter-karakter jenis bergerak yang diaransemenkan oleh skema ritme dalam kompartemen meja bundar

Huruf lepas: Ilmuwan dan pejabat polimatik Shen Kuo (1031–1095) dari Dinasti Song (960–1279) adalah orang pertama yang menyebut proses percetakan jenis bergerak dalam Esai Kolam Mimpi tahun 1088 buatannya. Ia mengatributkan inovasi pemakaian kembali karakter-karakter tanah liar yang dipanaskan kepada seorang artisan yang tak banyak diketahui bernama Bi Sheng (990–1051).[20][21][22][23] Bi telah bereksperimen dengan karakter jenis kayu, namun pemakaian mereka tak disempurnakan sampai 1297 sampai 1298 dengan model dari pejabat Wang Zhen (dikenal pada 1290–1333) dari Dinasti Yuan (1271–1368), yang juga mengaransemenkan karakter-karakter penulisan menurut skema rima pada permulaan kompartemen meja bundar.[21][24] Ini tak sampai 1490 dimana karya-karya cetak Hua Sui (1439–1513) dari Dinasti Ming (1368–1644) menyempurnakan karakter jenis bergerak metal Tiongkok dengan perunggu.[25][26] Cendekiawan Dinasti Qing (1644–1912) Xu Zhiding asal Tai'an, Shandong mengembangkan percetakan jenis bergerak yang terbuat dari email porselen pada tahun 1718.[27]

Bubuk meriam

sunting
 
Rumus tertulis terawal yang diketahui untuk bubuk meriam, dari Wujing Zongyao tahun 1044 Masehi.

Bukti pemakaian pertama bubuk meriam di Tiongkok berasal dari dinasti Tang (618–907).[28] Resep untuk bubuk meriam tercatat terawal yang diketahui ditulis oleh Zeng Gongliang, Ding Du dan Yang Weide dalam Wujing Zongyao, sebuah manuskrip militer yang dikompilasikan pada 1044 di masa Dinasti Song (960–1279). Rumus bubuk meriamnya menjelaskan pemakaian bom bakar yang diluncurkan dari katapel tempur, dilempar dari tembok-tembok pertahanan, atau dijatuhkan dari tembok dengan memakai rantai besi yang dioperasikan oleh sebuah swape lever.[29][30][31] Bom-bom diluncurkan dari katapel trebuset yang dinaikkan pada bagian agil kapal-kapal angkatan laut yang mewujudkan kemenangan Song atas pasukan Jin di Pertempuran Caishi pada 1161. Selain itu, Dinasti Yuan Mongol (1271–1368) memakai bom-bom bubuk meriam saat mereka gagal menginvasi Jepang pada 1274 dan 1281.[30] Pada abad ke-13 dan ke-14, rumus-rumus bubuk meriam manjadi makin poten (dengan tingkat nitrat melebihi 91%) dan senjata bubuk meriam makin maju dan mematikan, seperti yang dibuktikan dalam manuskrip militer Dinasti Ming (1368–1644) Huolongjing dikompilasikan oleh Jiao Yu (dikenal pada abad ke-14 sampai awal abad ke-15) dan Liu Bowen (1311–1375). Karya tersebut diselesaikan pada 1412, lama setelah Liu wafat, dengan sebuah pra-wajah ditambahkan oleh Jiao dalam publikasi Nanyang-nya.[32]

Kompas

sunting
 
Sebuah model kompas jenis mangkuk dan sendok bebek di Kaifeng yang dipakai untuk geomansi pada Dinasti Han (202 SM – 220 M); keotentikan sejarah dari model tersebut telah dipertanyakan oleh Li Shu-hua (1954).[33]

Meskipun artefak hematit kuno dari era Olmek tertanggal sekitar 1000 SM mengindikasikan kemungkinan pemakaian kompas lodestone lama sebelum ini dideskripsikan di Tiongkok, suku Olmek tak memiliki besi yang bangsa Tiongkok akan temukan yang dapat dimagnetisasikan saat berkontak dengan lodestone.[34] Penjelasan lodestone yang menarik besi dicantumkan dalam Guanzi, Catatan Tahunan Musim Semi dan Musim Gugur Master Lu dan Huainanzi.[35][36][37] Bangsa Tiongkok pada zaman Dinasti Han (202 SM – 220 M) mulai memakai lodestone mangkuk dan sendok bebek berorientasi utara-selatan untuk ramalan dan geomansi dan bukannya untuk navigasi.[38][39][40] Lunheng, yang ditulis oleh penulis, ilmuwan dan filsuf dinasti Han Wang Chong (27 – s. 100 M) menyatakan dalam bab 52: "Instrumen ini mengingatkan pada sendok dan saat ini ditempatkan pada sebuah plat di atas tanah, pegangannya mengarah ke selatan".[41][42] Namun, terdapat dua rujukan lain di bawah bab 47 dari teks yang sama untuk kekuatan atraktif dari magnet menurut Needham (1986),[43] namun Li Shu-hua (1954) menganggapnya merupakan lodestone, dan menyatakan bahwa tak ada penyebutan khusus dari sebuah magnet dalam Lunheng.[33] Polimatik Tiongkok Shen Kuo (1031–1095) dari Dinasti Song (960–1279) adalah orang pertama yang secara akurat menjelaskan deklinasi magnetik (dalam penyorotan utara sejati) dan kompas berkekuatan magnetik dalam Esai Kolam Mimpi tahun 1088 buatannya, sementara penulis dinasti Song Zhu Yu (dikenal pada abad ke-12) adalah orang pertama yang menyebut pemakaian kompas secara spesifik untuk navigasi di laut dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1119.[22][39][44][45][46][47][48] Namun, pada masa sebelumnya, manuskrip militer Wujing Zongyao yang dikompilasikan pada tahun 1044 menjelaskan sebuah kompas termoremanensi dari besi atau baja yang dipanaskan berbentuk ikan dan ditempatkan di mangkuk air yang memproduksi kekuatan magnetik melalui remanensi dan induksi; Wujing Zongyao mencatat bahwa ini dipakai sebagai pencari wadah bersama dengan kereta kuda pengarah selatan mekanikal.[49][50]

Pra-Shang

sunting

Penciptaan-penciptaan yang berasal dari Tiongkok pada zaman Neolotikum dan Zaman Perunggu prasejarah tercantum di bawah ini.

 
Kontainer arak beras beralkohol Tiongkok.
  • Minuman beralkohol dan proses fermentasi: Bukti arkeologi terawal dari fermentasi dan konsumsi minuman beralkohol ditemukan di Tiongkok neolitikum dari 7000–6600 SM. Pengangkatan dan analisis toples-toples tembikar kuno dari desa neolitikum Jiahu di provinsi Henan, utara Tiongkok menguak residu terfermantasi yang ditinggalkan oleh minuman beralkohol yang sempat diisikan. Menurut sebuah kajian yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, analisis kimia dari residu tersebut menguak bahwa minuman yang difermentasikan terbuat dari buah-buahan, beras dan madu.[51][52] Di belahan dunia lainnya, minuman terfermentasi ditemukan berasal dari tahun 6000 SM di Georgia,[53] 3150 SM di Mesir kuno,[54] 3000 SM di Babilonia,[55] 2000 Sm di Meksiko pra-Hispanik,[55] dan 1500 SM di Sudan.[56]
  • Drum aligator: Drum-drum aligator adalah jenis drum yang sempat dipakai di Tiongkok Neolitikum, terbuat dari tanah liat dan aligator tersembunyi. Mereka ditemukan di sebagian besar situs Neolitikum dari Shandong modern di bagian timur sampai Qinghai di bagian barat, berasal dari periode 5500–2350 SM. Dalam catatan kesusastraan, drum-drum memanifestasikan karakteristik shamanistik dan sering kali dipakai dalam upacara-upacara ritual.[57] Drum-drum yang dilapisi dengan kulit aligator untuk pemakaian seremonial disebutkan oleh Shijing, sebuah kumpulan syair Tionghoa yang berasal dari abad ke-11 sampai ke-7 SM.[58][59] Drum-drum aligator terawal, yang terdiri dari wadah kayu berlapis kulit aligator ditemukan di situs-situs arkeologi di Dawenkou (4100 SM–2600 SM), serta beberapa situs Longshan (3000 SM–2000 SM) di Shandong dan Taosi (2300 SM–1900 SM) di selatan Shanxi.[60]
 
Sebuah lonceng ritual perunggu, Dinasti Zhou, abad ke-10 sampai ke-9 SM
 
Slip-slip bambu dari Dinasti Han Timur (25–220 M).
  • Pengerjaan bambu: Pemakaian bambu di Tiongkok Neolotikum sangat terhimpun karena Tiongkok menjadi salah satu peradaban pertama yang memakai bambu.[61][62] Penanaman dan aplikasi bambu telah memainkan peran penting dalam pembangunan peradaban Tiongkok dari zaman pra-sejarah sampai sekarang.[61][63][64] Dari zaman pra-sejarah sampai sekarang, bambo dipakai secara khusus dalam satu bentuk atau lainnya karena pemakaian bambu berdampak pada kehidupan sehari-hari peradaban Tiongkok. Para penyair Tiongkok menyinggung soal tumbuhan tersebut dan para pelukis Tiongkok menorehkan keindahan dan rahmat dari tumbuhan tersebut melalui lukisan di sepanjang berbagai dinasti Tiongkok.[61] Reruntuhan arkeologi mensignifikansikan pemakaian bambu Tiongkok untuk perkapalan dan kontainer, rajutan keranjang sampai keset yang berasal dari era Neolitikum diangkat dari Qianshanyang, Zhejiang.[62] Sekitar tahun 6000 SM, motif-motif bambu dipakai untuk mendekorasi tembikar neolitikum dari budaya Yangshao dan keranjang-keranjang bambu yang berasal dari tahun 2000 SM ditemukan selain slip-slip bambu yang dipakai sebagai tempat menulis yang berasal dari periode Negara-negara Berperang (475 - 221 SM).[61] Bambu pada Tiongkok prasejarah dipakai untuk berbagai keperluan seperti rakit, kipas, pisau potong, ujung panah, alat ukir, gergaji, alat masak, alat tenun dan alat tulis.[61][62][65]
  • Lonceng: Lonceng yang terbuat dari tembikar ditemukan di beberapa situs arkeologi.[66] Lonceng metal terawal, dengan satu ditemukan di situs Taosi, dan empat di situs Erlitou, berasal dari sekitar tahun 2000 SM, bermula dari prototipe tembikar pada masa sebelumnya.[67] Lonceng-lonceng awal tak hanya memiliki pengaruh penting dalam suara metal tergenerasi, namun dianggap memainkan peran kebudayaan penting. Dengan keberadaan jenis lonceng lain pada masa Dinasti Shang (sekitar 1600 – s. 1050 SM), mereka direlegasikan ke fungsi-fungsi subservien; di situs-situs Shang dan Xhou, mereka juga ditemukan sebagai bagian dari gir kereta kuda dan lonceng anjing.[68]
  • Peti, kayu: Bukti reruntuhan peti kayu yang masih ada, tertanggal 5000 SM, ditemukan di Makam 4 di Beishouling, Shaanxi. Bukti jelas dari peti kayu dalam bentuk persegi panjang ditemukan di Makam 152 di sebuah situs Banpo awal. Peti Banpo tersebut berisi seorang gadis berusia empat tahun, berukuran 1.4 m (4.5 kaki) kali 0.55 m (1.8 kaki) dan 3–9 cm. Sekitar 10 peti kayu ditemukan dari situs budaya Dawenkou (4100–2600 SM) di Chengzi, Shandong.[69][70] Ukuran peti tersebut, ditentukan oleh jumlah wadah kayu dalam komposisinya, selain menunjukkan tingkat kebangsawan, seperti yang disebutkan dalam Klasik Ritus,[71] Xunzi[72] dan Zhuangzi.[73] Contoh-contoh ini ditemukan di beberapa situs Neolitikum; peti ganda, terawal yang ditemukan dalam situs kebudayaan Liangzhu (3400–2250 SM) di Puanqiao, Zhejiang, terdiri dari peti luar dan dalam, sementara peti tiga lapis, dengan terawalnya ditemukan dari situs kebudayaan Longshan (3000–2000 SM) di Xizhufeng dan Yinjiacheng di Shandong, terdiri dari dua peti luar dan satu peti dalam.[74]
 
Sebuah wadah air besar dari budaya Yangshao akhir, milenium ke-4 SM.
  • Perangkat masak dan wadah tembikar: Tembikar terawal, yang dipakai sebagai wadah, ditemukan pada 2012, berada di Gua Xianrendong yang terletak di provinsi Jiangxi, Tiongkok.[75] Tembikar tersebut berasal dari tahun 20,000 sampai 19,000 tahun lampau.[76][77] Wadah-wadah tersebut dipakai sebagai perangkat masak, yang dibuat oleh para pemburu-peramu.[77] Arkeolog Israel Ofer Bar-Yosef mengebarkan bahwa "Saat kau melihat pot-pot tersebut, kau dapat melihat bahwa mereka berada dalam sebuah api."[78]
 
Sebuah kapak belati perunggu dari Negara Han, Zaman Negara-Negara Berperang (403–221 SM); jenis senjata ini telah ada di Tiongkok sejak zaman Neolitikum
  • Kapak belati: Kapak belati atau ge dikembangkan dari penerapan batu pertanian pada masa Neolitikum, kapak belati terbuat dari batu yang ditemukan di situs kebudayaan Longshan (3000–2000 SM) di Miaodian, Henan. Ini juga muncul sebagai senjata giok simbolik dan seremonial di sekitaran masa yang sama, dua benda tertanggal dari sekitar tahun 2500 SM, ditemukan di situs Lingjiatan di Anhui.[79] Ge perunggu pertama muncul di situs Erlitou Zaman Perunggu awal,[79] dimana dua buah ditemukan diantara lebih dari 200 artefak perunggu (pada tahun 2002) di situs tersebut,[80] tiga ge giok juga ditemukan di situs yang sama.[81] Sebanyak 72 ge perunggu di Makam 1004 di Houjiazhuang, Anyang,[82] 39 ge giok di makam Fu Hao dan lebih dari 50 ge giok di situs Jinsha ditemukan.[79] Ini adalah senjata dasar Shang (sekitar 1600 – 1050 SM) dan infanteri Zhou (s.1050–256 SM), meskipun ini terkadang dipakai oleh "penyerang" para kru kereta kuda. Ini terdiri dari kayu panjang dengan pisau perunggu yang mengarah ke arah kanan pada ujungnya. Senjata tersebut dapat diayunkan atau ditikam masing-masing dalam rangka menusuk atau menjagal musuh.[83] Pada awal Dinasti Han (202 SM – 220 M), pemakaian militer dari ge perunggu telah menjadi terbatas (kebanyakan seremonial); mereka perlahan digantikan pada masa Dinasti Han dengan tombak besi dan halberd ji besi.[84]
 
Sebuah model keramik Tiongkok dari sebuah sumur dengan sistem katrol air, diangkat dari sebuah makam dari zaman Dinasti Han (202 SM - 220 M)
  • Penyedotan air tanah: Beberapa bukti terawal dari sumur terletak di Tiongkok. Tiongkok menemukan dan membuat pemakaian khusus air tanah yang disedot untuk minum. Teks Tiongkok Buku Perubahan, yang aslinya merupakan teks keilahian dari dinasti Zhou Barat (1046 -771 SM), berisi sebuah entri yang menjelaskan bagaimana Tiongkok kuno menunjang sumur mereka dan melindungi sumber air mereka.[85] Bukti arkeologi dan dokumen Tiongkok lama menyatakan bahwa Tiongkok kuno dan pra-sejarah memiliki aptitud dan keterampilan untuk menyedot sumur air tanah untuk air minum pada awal 6000 sampai 7000 tahun yang lalu. Sebuah sumur diekskavasi di situs ekskavasi Hemedu diyakini dibangun pada era Neolitikum.[86] Sumur tersebut dipasangi dengan empat katrol dengan bentuk persegi yang ditempatkan di atas sumur tersebut. 60 sumur tambahan di barat daya Beijing juga diyakini dibangun sekitar tahun 600 SM untuk minum dan irigasi.[86][87]
  • Gnomon: Sebuah stik lukis tertanggal 2300 SM yang diangkat di situs astronomi Taosi adalah gnomon tertua yang dikenal di Tiongkok.[88] Gnomon banyak dipakai di Tiongkok kuno dari abad kedua SM dan seterusnya dalam rangka menentukan musim, oritentasi, dan bujur geografi. Tiongkok kuno memakai ukuran bayangan untuk membuat kalender yang disebutkan dalam beberapa teks kuno. Meskipun kumpulan antologi puisi Tiongkok Zhou Puisi Klasik, salah satu leluhur jauh dari Raja Wen dari dinasti Zhou memakai panjang bayangan gnomon untuk menentukan orientasi pada sekitar abad ke-14 SM.[89][90]
 
Sebuah naga giok tertanggal Dinasti Han Barat (202 SM – 9 M).
  • Pengerjaan giok: Giok Tionghoa memainkan sebuah peran dalam sejarah sains dan teknologi di Tiongkok.[91] Pada zaman Neolitikum, sumber-sumber penting yang diketahui dari giok nerfit di Tiongkok untuk barang-barang giok seremonial dan utilitarian ditemukan di wilayah Ningshao, Delta Sungai Yangtze (Kebudayaan Liangzhu 3400–2250 SM) dan di sebuah wilayah dari provinsi Liaoning dan Mongolia Dalam (kebudayaan Hongshan 4700–2200 BC).[92] Giok Dushan dibuat pada awal 6000 SM dan batu giok adalah batu genggam utama dari pahatan Tiongkok. Giok dihargai karena sifat kerasnya, tahan lama, berkualitas musikal dan indah.[93] Secara umum, kualitas protektif dan warna transkulennya[93] menjadikannya dikaitkan dengan konsepsi Tiongkok dari jiwa dan keabadian.[94] Pemakaian awal yang paling berpengaruh adalah kerajinan Enam Giok Ritual yang ditemukan dari budaya Liangzhu pada milenium ke-3 SM.[95]
  • Lakuer: Lakuer dipakai di Tiongkok sejak zaman Neolitikum dan berasal dari sebuah substansi yang disarikan dari pohon lac yang ditemukan di Tiongkok.[96] Sebuah mangkuk kayu merah, yang diyakini merupakan kontainer lauker yang diketahui terawal,[97] diangkat di sebuah situs Hemudu (s. 5000 SM – s. 4500 SM).[98] Sinologis dan sejarawan Inggris Michael Loewe menyatakan bahwa peti-peti di beberapa situs Zaman Perunggu awal tampaknya dilakuerkan, dan artikel-artikel dari kayu yang dilakuerkan juga menjadi umum, namun contoh-contoh terawal dari lakuer datang dari situs-situs Dinasti Zhou Timur (771 – 256 SM).[99] Namun, Wang Zhongshu tak sepakat, menyatakan bahwa barang-barang perangkat lakuer tertua berasal dari sebuah situs Xiajiadian (s.2000 – s.1600 SM) di Liaoning yang diangkat pada tahun 1977, barang-barang tersebut merupakan wadah terlakuer merah dalam bentuk wadah-wadah gu perunggu Dinasti Shang.[98] Wang menyatakan bahwa beberapa barang perangkat lakuer dari Dinasti Shang (s.1600 – s.1050 SM), seperti fragmen-fragmen dari kotak-kotak dan cekungan-cekungan, ditemukan, dan memiliki rancangan hitam seperti naga Tiongkok dan taotie pada sebuah latar merah.[98] Ratu Fu Hao (wafat sekitar tahun 1200 SM) dikebumikan di sebuah peti kayu terlakuer.[100] Terdapat tiga lokakarya kekaisaran pada zaman Dinasti Han (202 SM – 220 M) yang secara tunggal dihimpun untuk keperluan kerajinan perangkat lakuer; secara beruntung bagi sejarawan, barang-barang perangkat lakuer Han diinskripsikan dengan lokasi dari lokakarya dimana mereka diproduksi dan tanggal mereka dibuat, seperti gelas besar perangkat lakuer ditemukan di koloni Han di barat laut Korea dengan inskripsi yang menyatakan bahwa ini dibuat di sebuah lokakarya di dekat Chengdu, Sichuan dan tertanggal 55 M.[101] Beberapa negara memiliki tradisi panjang dari karya lakuer, terbentang selama beberapa ribu tahun dalam kasus negara-negara Asia Timur seperti Jepang serta tradisi-tradisi karya lakuer di Asia Tenggara dan bangsa Amerika juga memulainya secara terpisah. Selain itu, Tiongkok membuat bentuk Tionghoa khasnya sendiri dari perangkat lakuer terdekorasi yang disebut Diāoqī (漆雕) atau lakuer ukir.[102][103]
 
Mi lamian, mirip dengan mi berusia 4,000 tahun yang terbuat dari millet yang ditemukan di Lajia
  • Penanaman millet: Penemuan varietas broomcorn dan millet ekor rubah yang didomestisasi di Tiongkok utara dari tahun 8500 SM, atau lebih awal, menandakan bahwa penanaman millet mendahului beras di sebagian Asia.[104] Bukti jelas dari millet mulai ditanam pada 6500 SM di situs-situs Cishan, Peiligang dan Jiahu.[105] Reruntuhan arkeologi dari situs Cishan berisi lebih dari 300 lubang penyimpanan, 80 dengan sisa millet, dengan total kapasitas simpanan millet sekitar 100,000 kg di situs tersebut.[106] Pada 4000 SM, kebanyakan wilayah Yangshao memakai sebuah bentuk intensif dari penanaman millet ekor rubah, yang diselesaikan dengan lubang penyimpanan dan alat-alat yang disiapkan untuk penggalian dan pemanenan tanaman tersebut. Kesuksesan para petani millet Tionghoa awal masih terefleksi saat ini dalam DNA dari beberapa populasi Asia Timur modern, seperti kajian-kajian yang menunjukkan bahwa para leluhur petani tersebut mungkin datang ke kawasan tersebut antara 30,000 dan 20,000 tahun lampau, dan haplotipe bakterial mereka masih ditemukan di populasi saat ini di sepanjang Asia Timur.[107]
  • Mi: Pada 2002,[108] sebuah pengangkatan arkeologi di situs Lajia dari kebudayaan Qijia (2400–1900 SM) menguak mi berusia 4,000 tahun yang terbuat dari millet (menggantikan tepung gandum tradisional) disajikan pada sebuah mangkuk berbahan tanah yang membuat ruang udara di antaranya dan sedimen yang ditemukan; mi-mi tersebut mengingatkan pada mi lamian tradisional dari Tiongkok, yang dibuat dengan cara "berulang kali menarik dan merenggangkan adonan memakai tangan," menurut sebuah laporan BBC News tentang temuan tersebut.[109]
  • Dayung: Dayung dipakai sejak periode Neolitikum awal; sebuah tembikar berbentuk kano dan enam dayung kayu tertanggal 6000 SM ditemukan di sebuah situs kebudayaan Hemudu di Yuyao, Zhejiang.[110][111] Pada 1999, sebuah dayung berukuran sepanjang 63.4 cm (2 kaki), tertanggal 4000 SM, juga diangkat di Prefektur Ishikawa, Jepang.[112]
  • Plastromanso: Pemakaian cangkang penyu terawal datang dari situs arkeologi di situs Jiahu. Cangkang-cangkang tersebut, yang berisi pebel-pebel kecil dari berbagai ukuran, warna dan kuantitas, dikeringkan pada lubang-lubang kecil, menandakan bahwa setiap pasang dari mereka aslinya dipasangkan bersamaan. Temuan-temuan serupa juga ditemukan di situs penguburan Dawenkou dari sekitar tahun 4000–3000 SM, serta di Henan, Sichuan, Jiangsu dan Shaanxi.[113] Pengocok cangkang kura-kura untuk sebagian besar terbuat dari cangkang kura-kura darat,[114] diidentifikasikan sebagai Kura-kura kotak Tiongkok.[115] Para arkeolog meyakini bahwa cangkang tersebut dipakai sebagai alat dalam tari seremonial, alat penyembuhan shamantik atau parafernalia ritual untuk keperluan ilahiah.[116]
  • Alat bajak berbentuk segitiga: Alat bajak batu berukuran segitiga ditemukan di situs-situs kebudayaan Majiabang tertanggal 3500 SM di sekitaran Danau Tai. Alat bajak juga ditemukan di sekitaran situs-situs Liangzhu dan Maqiao di sekitaran periode yang sama. David R. Harris berkata bahwa ini menandakan bahwa penanaman lebih intensif menyempurnakan, mungkin menggemburkan, lahan yang telah dikembangkan pada masa itu. Menurut metode pemakaian dan klasifikasi Mu Yongkang dan Song Zhaolin, alat bajak segitiga memiliki beberapa jenis dan datang dari kekhasan Hemudu dan Luojiajiao, dengan alat bajak kecil Songze dalam proses menengah. Alat-alat bajak setelah Liangzhu memakai hewan-hewan ternak.[117][118]
  • Pengukus tembikar: Pengangkatan arkeologi menunjukkan bahwa pemakaian pemanas untuk memasak dengan alat masak tembikar yang dikenal sebagai pengukus yan; sebuah yan terdiri dari dua wadah, sebuah zeng dengan bagian dasar diduduki oleh sebuah pot atau wadah dengan pangkal tiga sisi dan penutup bagian atas. Pengukus yan terawal tertanggal dari sekitar 5000 SM diangkat di situs Banpo.[119] Di hilir Sungai Yangzi, pot-pot zeng mula-mula muncul dalam kebudayaan Hemudu (5000–4500 SM) dan kebudayaan Liangzhu (3200–2000 SM) dan dipakai untuk mengukus nasi; terdapat juga pengukus-pengukus yan diangkat di beberapa situs Liangzhu, termasuk 3 ditemukan di situs Chuodun dan Luodun di selatan Jiangsu.[120] Di situs kebudayaan Longshan (3000–2000 SM) di Tianwang di barat Shandong, 3 pengukus yan besar ditemukan.[121]
  • Vas penyemayaman tembikar: Bukti vas tembikar pertama tertanggal dari sekitar 7000 SM datang dari situs Jiahu awal, dimana sebanyak 32 vas penyemayaman ditemukan,[122] temuan awal lainnya berada di Laoguantai, Shaanxi.[74] Terdapat sekitar 700 vas penyemayaman yang diangkat pada kawasan-kawasan Yangshao (5000–3000 SM) dan terdiri dari lebih dari 50 ragam bentuk. Vas penyemayaman biasanya dipakai untuk anak-anak, meskipun juga secara sporadik juga dipakai untuk orang dewasa, seperti yang terlihat dalam temuan-temuan di Yichuan, Lushan dan Zhengzhou di Henan.[69] Sebuah penguburan sekunder berisi tulang-tulang dari anak-anaka atau orang dewasa ditemukan di vas penyemayaman di Hongshanmiao, Henan.[123] Lubang kecil dibor di kebanyakan vas penyemayaman anak-anak dan dewasa, dan diyakini dapat dimasukki roh.[124] Ini tercatata dalam Ritus Klasik bahwa peti-peti perangkat pengkebumian dipakai pada masa periode legendaris,[125] tradisi penyemayaman dalam vas penyemayaman berlangsung sampai Dinasti Han (202 SM–220 M) saat itu secara bertahap melenyap.[74]
 
Sebuah cekungan untuk sebuah "vas peti" dari kebudayaan Yangshao Neolitikum (s. 5000 – s. 3000 SM), yang dipakai untuk menyemayamkan seorang anak, dari Shaanxi
  • Batu giling: Batu giling dipakai di Tiongkok sekitar 10,000 tahun lampau untuk menggiling gandum menjadi tepung. Produksi tepung dengan menggiling gandum memakai tangan menghabiskan waktu beberapa jam.[126] Karena bentuk, dimensi, dan alam perlakuan permukaan mereka, mereka mereproduksi secara presis implemen-implemen yang sangat kuno yang dipakai untuk menggiling biji sereal menjadi tepung. Penggiling biji dikenal di Tiongkok pada Zaman Neolitikum namun batu giling putar tak muncul sampai Periode Negara-negara Berperang.[127] Sebuah penggiling pra-sejarah tertanggal dari 23,000 SM ditemukan di situs arkeologi Longwangchan, Hukou, Shaanxi pada 2007. Situs tersebut terletak di jantung dataran rendah utara Tiongkok di dekat Sungai Kuning.[128]
  • Tanah yang dimampatkan: Bukti arkeologi dari pemakaian tanah kompak telah ditemukan di situs arkeologi Neolitikum dari budaya-budaya Yangshao dan Longshan di sepanjang Sungai Kuning Tiongkok, tertanggal 5000 SM, teknikl arsitektural tanah kompak umum dipakai untuk tembok dan fondasi di Tiongkok.[129]
 
Sawah terasering di Longji, Guangxi, Tiongkok
  • Penanaman padi: Pada 2002, sekelompok Tionghoa dan Jepang dikabarkan menemukan fitolith beras terdomestikisasi yang menjadi fosil yang tampaknya tertanggal 11,900 SM atau lebih awal. Namun, data fitolith tersebut dianggap kontroversial oleh beberapa orang karena masalah-masalah kontaminasi yang potensial.[130] Beras yang didemonstrasikan tersebut diyakini ditanam di tengah Lembah Yangtze pada 7000 SM, seperti yang ditunjukkan dalam temuan-temuan dari budaya Pengtoushan di Bashidang, Changde, Hunan. Pada 5000 SM, padi didomestikisasi di kebudayaan Hemudu dekat Delta Sungai Yangtze dan dimasak dalam pot-pot[131] Meskipun millet masih menjadi tanaman utama di utara Tiongkok sepanjang sejarah, beberapa upaya sporadik dibuat oleh negara untuk mengenalkan beras di sekitaran Teluk Bohai pada awal abad ke-1.[132]
  • Tanam baris: Tiongkok mulai menanam tanaman dalam keadaan baris pada abad ke-6 SM, sebuah teknik yang membolehkan tanaman tumbuh lebih cepat dengan kekuatan yang lebih besar sementara membolehkan untuk perkebunan yang lebih efisien.[133] Sementara di belahan dunia lainnya, para petani menabur benih di ladang secara acak, Tiongkok menanam biji-bijian dalam keadaan baris untuk mengurangi pengurangan biji. Sebagai perbandingan, ini terjadi di Eropa pada 2200 tahun berikutnya dan Dunia Barat mengadopsi praktik tersebut pada abad ke-18 saat revolusi pertanian Eropa modern timbul di Britania Raya.[134][135] Dalam kronik Tiongkok kuno, Catatan Tahunan Musim Semi dan Musim Gugur yang dikompilasikan pada 241 SM, tanaman ditumbuhkan dalam keadaan baris sehingga mereka dapat menjadi dewasa lebih cepat ketimbang tidak diinterfensikan satu sama lain.[135][136]
  • Tempat pembuatan garam: Salah satu tempat pembuatan garam terawal untuk memanen garam dikatakan berada di Danau Yuncheng, Shanxi pada 6000 SM.[137] Bukti arkeologi yang kuat dari pembuatan garam tertanggal 2000 SM ditemukan di reruntuhan Zhongba di Chongqing.[138][139]
 
Wanita Tiongkok abad pertengahan mengolah sutra baru, lukisan awal abad ke-12 dalam gaya Zhang Xuan, Dinasti Song
  • Serikultur: Serikultur adalah produksi sutra dari ulat-ulat sutra. Sutra tertua yang ditemukan di Tiongkok berasal dari periode Neolitikum Tiongkok dan tertanggal sekitar 3630 SM, ditemukan di provinsi Henan.[140] Barang-barang sutra diekskavasi dari situs kebudayaan Liangzhu di Qianshanyang, Distrik Wuxing, Zhejiang tertanggal sekitar 2570 SM, dan meliputi serat-serat sutra, sebuah sabuk sutra yang dianyam dan sepotong sutra rajut.[140] Sebuah fragmen perunggu ditemukan di situs Dinasti Shang (s. 1600 – s. 1050 SM) di Anyang (atau Yinxu) berisi rujukan tertulis pertama yang diketahui mengenai sutra.[141]
  • Penanaman kedelai: Penanaman kedelai dimulai di paruh timur utara Tiongkok pada 2000 SM, namun diyakini ada yang lebih awal dari itu.[142] Liu et al. (1997) menyatakan bahwa kedelai bermula di Tiongkok dan didomestisasikan sekitar 3500 SM.[143] Pada abad ke-5, kedelai ditanam di sebagian besar Asia Timur, namun tanaman tersebut tak bergerak ke luar kawasan tersebut sampai abad ke-20.[144] Catatan tertulis dari penanaman tersebut dan pemakaian kedelai di Tiongkok bermula dari setidaknya zaman Dinasti Zhou Barat.[145]
  • Peti batang pohon: Peti batang pohon, peti batang tunggal atau peti perahu adalah salah satu penguburan umum yang biasanya ditemukan di selatan Tiongkok. Salah satu peti perahu terawal ditemukan di 92 makam penguburan di situs budaya Songze (4000–3000 SM) di Jiaxing, Zhejiang, temuan serupa juga ditemukan dalam fase menengah dari situs kebudayaan Dawenkou (4100–2600 SM).[74]
  • Penanaman ladang basah dan sawah: Penanaman lahan basah atau sawah, dikembangkan di Tiongkok. Sawah terawal tertanggal 6280 SM, berdasarkan pada penanggalan karbon dari biji-biji beras dan bahan organik tanah yang ditemukan di situs Chaodun di Kabupaten Kushan.[146] Sawah juga diekskavasi oleh para arkeolog di Caoxieshan, sebuah situs dari kebudayaan Majiabang Neolitikum.[147]

Shang dan masa selanjutnya

sunting

Penciptaan-penciptaan yang muncul perdana di Tiongkok setelah zaman Neolitikum, khususnya saat dan setelah Dinasti Shang (s. 1600–1050 SM), tercantum di bawah ini.

 
Cermin perunggu dari dinasti Sui (581–618) menampilkan dua belas pembagian shio, bermula dari zaman Negara-negara Berperang (403–221 SM) di Tiongkok
  • Tusuk jarum: Tusuk jarum, praktik pengobatan Tionghoa tradisional dengan menusukkan jarum-jarum ke titik-titik tertentu dari tubuh untuk keperluan terapi dan memulihkan luka, pertama kali disebutkan dalam Huangdi Neijing yang dikompilasikan dari abad ke-3 sampai ke-2 SM (zaman Negara-Negara Berperang sampai Dinasti Han).[148] Jarum akupuntur tertua yang diketahui terbuat dari emas, ditemukan di makam of Liu Sheng (w. 113 SM), tertanggal zaman Han Barat (203 SM – 9 M); penggambaran ukiran batu tertua yang diketahui dari tusuk jarum dibuat pada masa Han Timur (25–220 M); patng perunggu dari sebuah manekin tusuk jarum tertua yang diketahui tertanggal tahun 1027 pada masa Dinasti Song (960–1279).[149]
  • Shio: Versi terawal dan paling lengkap dari shio menyebut dua belas hewan yang berbeda dari versi modern (contohnya, shio naga tidak ada, diwakili ulat).[150] Setiap hewan membariskan Cabang Bumi dan ditulis pada slip-slip bambu dari Shuihudi, tertanggal akhir abad ke-4 SM,[151] serta dari Fangmatan, tertanggal akhir abad ke-3 SM.[151] Sebelum temuan-temuan arkeologi tersebut, Lunheng yang ditulis oleh Wang Chong (27 – s. 100 M) pada abad ke-1 menyediakan contoh transmisi terawal dari lingkar hewan duodenari lengkap.[152]
  • Bola armiler bertenaga hidrolik: Hipparchus (s. 190 – s. 120 SM)[153] menyebut matematikawan, geografer, astronom dan penyair Yunani kuno Eratosthenes (276–194 SM) sebagai orang pertama yang menemukan bola armiler yang merepresentasikan bola langit. Namun, astronom Tiongkok Geng Shouchang dari Dinasti Han (202 SM – 220 M) menemukannya secara terpisah di Tiongkok pada 52 SM, sementara polimatik dinasti Han Zhang Heng (78–139 M) adalah orang pertama yang menerapkan kekuatan motif untuk merotasi bola armiler dengan sebuah set gir kompleks yang diputar oleh sebuah roda air yang ditenagai oleh kepala presur konstan dari sebuah jam klepsidra mengalir, yang ia tunjang dengan sebutan tambahan tank antar reservoir dan wadah aliran.[154][155][156][157][158]
  • Artileri: Artileri Tiongkok awal memiliki bentuk mirip vas. Ini meliputi "rangkaian panjang yang menginspirasi" meriam tertanggal 1350 dan ditemukan dalam risalah Dinasti Mingi abad ke-14 Huolongjing.[159] Dengan pengembangan teknik metalurgi yang lebih baik, meriam-meriam pada masa selanjutnya meninggalkan bentuk vas dari artileri Tiongkok awal. Perubahan ini dapat terlihat dalam "ribuan meriam petir bola" perunggu, sebuah contoh awal dari artileri lapangan.[160]
 
Sebuah contoh dari slip bambu Museum Shanghai (s. 300 SM), bagian tercatat dari sebuah komentar tentang Puisi Klasik
 
Mata uang Huizi, yang dikeluarkan pada 1160
 
Sebuah ilustrasi furnis yang dioprasikan oleh roda-roda air, dari Nong Shu, oleh penemu dan insinyur mesin Tiongkok Wang Zhen, 1313 M, pada masa Dinasti Yuan.
 
Alat Pintal, karya artis Song Utara (960–1127) Wang Juzheng. Tiongkok menemukan sabuk penggerak pada abad ke-1 SM untuk perangkat pemintalan sutra.[161]
 
Sebuah ilustrasi cetak dari sebuah ensiklopedia yang menggambarkan pria yang mengerjakan proses pembuatan bisu dan mengerjakan permukaannya dengan mencairkan besi untuk memproduksi cetakan bisu.
  • Baguenaudier: Cincin Tiongkok atau baguenaudier adalah sebuah disentanglement puzzle yang terdiri dari sebuah tali yang harus melewati cincin-cincin pada pilar-pilar yang saling berhubungan. Meskipun asal muasalnya diragykabm puzzle tersebut aslinya ditemukan di Tiongkok. Etnografer Amerika Stewart Culin mengaitkan sebuah tradisi yang mengaitkan penciptaan pussle tersebut kepada jenderal Tiongkok abad ke-2/ke-3 Zhuge Liang.[162][163]
  • Slip bambu dan kayu: Slip bambu dan kayu (Hanzi: 简牍; Pinyin: jiǎndú) adalah median utama untuk dokumen di Tiongkok sebelum merebaknya pengenalan kertas pada abad ke-2 (sutra secara khusus digunakan, namun mahal.) Strip sempit panjang kayu atau bambu biasanya berisi kolom tunggal dari setiap teks yang ditulis memakai kuas, dengan ruang untuk sekitar sepuluh karakter Mandarin kuno yang kompleks secara visual. Untuk teks yang lebih panjang, beberapa slip ditempatkan bersamaan dalam wadah. Setiap strip kayu atau bambu dikatakan sepanjang sumpit dan selebar keduanya. Contoh-contoh slip kayu atau bambu terawal yang masih ada tertanggal abad ke-5 SM pada zaman Negara-negara Berperang. Namun, rujukan-rujukan dalam teks-teks sebelumnya yang terdapat pada media lainnya menjadikannya jelas bahwa beberapa pendahulu dari slip-slip bambu zaman Negara-negara Berperang tersebut telah dipakai setidaknya pada akhir zaman dinasti Shang (dari sekitar 1250 SM). Strip bambu atau kayu adalah material penulisan standar pada masa dinasti Han dan mengekskavasi contoh-contoh yang ditemukan dalam keadaan abundan.[164] Tablet-tablet bambu dipakai untuk menulis sebelum kertas ditemukan oleh Cai Lun pada masa dinasti Han. Slip-slip bambu dipakai bersamaan untuk membuat jenis buku mengambang.[165] Kemudian, penciptaan kertas pada zaman Dinasti Han mulai menggantikan bilah bambu dan kayu dari pemakaian umum, dan pada abad ke-4 M, bambu sebagian besar ditinggalkan sebagai media penulisan di Tiongkok.
  • Uang kertas: Mata uang kertas pertama kali dikembangkan di Tiongkok. Akar-akarnya adalah dalam struk deposit dagang pada masa Dinasti Han (618–907), karena para pedagang dan penjual ingin menghindari pengangkutan berlebihan dari koin tembaga dalam transaksi komersial besar.[166][167][168] Pada masa Dinasti Song (960–1279), pemerintah pusat mengadopsi sistem ini untuk memonopolisasi industri garam mereka, namun pengurangan produksi perunggu bertahap—karena pertambangan ditutup dan peredaran mata uang tembaga buatan Song di Jepang, Asia Tenggara, Xia Barat dan Dinasti Liao—mendorong pemerintah Song pada awal abad ke-12 untuk mengeluarkan mata uang kertas cetakan pemerintah bersama dengan tembaga untuk memudahkan tawaran pada pertambangan negara mereka dan mendebaskan nilai tembaga.[169] Pada awal abad ke-11, pemerintah dinasti Song memerintahkan enam belas bank swasta untuk mengeluarkan alat tukar di Sichuan, namun pada 19023, pemerintah mengomandani wirahusaha ini dan menghimpun sebuah badan untuk menaungi pabrik uang kertas disana. Mata uang kertas terawal terbatas pada wilayah tertentu dan tak dipakai di luar bon-bon terspesifikasi, namun kertas sempat didukung oleh toko-toko emas dan perak, pemerintah Dinasti Song mengisiasikan mata uang kertas seluruh negeri, antara 1265 dan 1274.[168] Dinasti Jin (1115–1234) juga mencetak mata uang kertas setidaknya pada tahun 1214.[170]
  • Bola Baoding: Bola Baoding adalah bola metal Tiongkok yang dapat dipegang satu tangan. Ditujukan untuk menunjang deksteritas jari, menyamankan tangan, atau membantu pemulihan kekuatan otot dan keterampilan motorik setelah pembedahan, bola Baoding bekerja mirip dengan bola stres Barat. Bola Baoding tampaknya pertama kali dibuat di Hebei, Tiongkok, pada masa Dinasti Ming. Dulunya, mereka sering disebut "bola besar" karena mereka awalnya terbuat dari besi. Bola meditasi masih dibuat disana.[171]
  • Ubub bertenaga hidrolik: Pembuatan ubub berbeda di Tiongkok sering mensyaratkan arus udara berkelanjutan yang dapat mengibaskan metal-metal serbuk. Pemakaian piston aksi ganda disebutkan oleh filsuf Tiongkok Lao Tzu pada sekitar tahun 500 SM untuk memproduksi arus udara berkelanjutan.[172] Meskipun tidak diketahui jika ubub metalurgi (perangkat penghembus udara) pada Dinasti Han (202 SM – 220 M) adalah jenis tas kulit atau jenis kipas kayu yang ditemukan pda Dinasti Yuan (1279–1368), politikus dan teknisi mekanikal dinasti Han Timur Du Shi (w. 38 M) menerapkan pemakaian roda air berputar untuk mentenagai tanur tiupnya untuk mencairkan besi, sebuah metode yang masih dipakai di Tiongkok pada masa setelahnya, seperti yang dibuktikan oleh catatan-catatan pada masa selanjutnya; ini adalah sebuah penemuan signfiikan yang membuat ladang produksi besi meningkat dan menunjang seluruh komponen yang dibutuhkan untuk mengkonversi gerak rotari ke dalam gerak resiprokasi.[158][173][174][175][176]
  • Penggerak sabuk: Penggerak sabuk mekanikal, memakai mesin katrol, pertama kali disebutkan dalam seks Kamus Ekspresi Lokal oleh filsuf, penyair dan politikus Dinasti Han Yang Xiong (53–18 SM) pada 15 SM, memakai sebuah mesin quilling yang menjahit serat-serat sutra pada bobbin untuk perajutan.[161] Penggerak sabuk adalah komponen esensial untuk penemuan mesin pemintal.[177][178] Penggerak sabuk tak hanya dipakai dalam teknologi-teknologi tekstil, ini juga diterapkan kepada ubub bertenaga hidraulis bermula dari abad ke-1 M.[177]
  • Gantungan sabuk: Gantungan sabuk adalah sebuah alat pemberi kemudahan yang dipakai di Tiongkok. Gantungan-gantungan sabuk bermula dari abad ke-7 SM di Tiongkok,[179] dan terbuat dari perunggu, besi, emas dan giok.[179] Teks-teks mengklaim bahwa gantungan sabuk datang ke Tiongkok dari Asia Tengah pada zaman Negara-negara Berperang, namun bukti arkeologi dari gantungan sabuk di Tiongkok bermula sebelum Zaman Negara-negara Berperang.[180]
  • Bintie: Bintie (Hanzi sederhana: 镔铁; Hanzi tradisional: 鑌鐵) adalah sebuah besi yang disepuhkan, yang dikenal karena kadar kerasnya. Ini sering kali dipakai dalam pembuatan senjata-senjata Tionghoa. Bahan metal tersebut adalah sebuah bagian penting dari pemasukan di Tiongkok Yuan pada abad pertengahan sebagai kemajuan teknologi dari dinasti Song yang ditunjang teknologi pelelehan Yuan. Bintie disebut sebagai "baja murni", karena kandungan karbon tingginya.[181][182]
  • Pengendalian hama biologis: Laporan pertam dari pemakaian spesies serangga untuk mengendalikan hama serangga berasal dari "Nan Fang Cao Mu Zhuang" (南方草木狀 Tanaman-tanaman Kawasan Selatan) (sekitar tahun 304 Masehi), yang diatributkan kepada botanis dinasti Jin Barat Ji Han (嵇含, 263–307), dimana karya tersebut menyebutkan bahwa "orang-orang Jiaozhi menjual semut-semut dan sarang-sarang mereka untuk diperlakukan seperti amplop-amplop katun, semut kuning kemerahan lebih besar ketimbang ukuran yang biasanya. Tanpa semut-semut semacam itu, buah-buah sitrus akan dirusak serangga tertentu".[183] Semut yang dipakai tersebut dikenal sebagai semut huang gan (huang = kuning, gan = sitrus) (Oecophylla smaragdina). Praktik tersebut kemudian dilaporkan oleh Ling Biao Lu Yi (akhir dinasti Tang atau awal Lima Dinasti), dalam Ji Le Pian karya Zhuang Jisu (Dinasti Song Selatan), dalam Buku Penanaman Pohon karya Yu Zhen Mu (Dinasti Ming), dalam buku Guangdong Xing Yu (abad ke-17), Lingnan karya Wu Zhen Fang (Dinasti Qing), dalam Nanyue Miscellanies karya Li Diao Yuan, dan lain-lain.[183]
  • Tanur tiup: Meskipun peralatan dan senjata besi tuang yang ditemukan di Tiongkok tertanggal dari abad ke-5 SM, tanur-tanur tiup Tiongkok terawal yang ditemukan, yang memproduksi besi kasar yang dapat dilelehkan ulang dan disepuhkan menjadi besi tuang dalam tanur kupola, tertanggal abad ke-3 dan ke-2 SM, sementara kebanyakan situs tanur tiup awal yang ditemukan tertanggal dari zaman Dinasti Han (202 SM – 220 M) tak lama setelah 117 SM dengan pendirian monopoli negara atas industri garam dan besi pada masa pemerintahan Kaisar Wu dari Han (memerintah 141 – 87 SM); kebanyakan tempat pandai besar yang ditemukan tertanggal sebelum 117 SM bertindak sebagai pengecoran yang mengolah besi yang dilelehkan dalam tanur tiup di tempat lain di wilayah pinggiran yang jauh dari pusat-pusat populasi.[184][185]
  • Senjata bombard: Perwakilan tertua dari sebuah bombard dapat ditemukan di kota Tiongkok Ta-tsu. Pada 1985, sejarawan Kanada Robin Yates mengunjungi kuil gua Buddha dimana ia melihat ikuran di tembok menggambarkan iblis memegang bombard genggam. Alat tersebut tampak memiliki sebuah ledakan dan berasal dari yang beberapa orang yakini menunjang beberapa jenis senapan super. Yates mengeksaminasi gua tersebut dan meyakini gambar-gambar tersebut bermula dari akhir abad ke-12.[186]
  • Bom besi tuang: Catatan pertama dari bom yang terbuat dari cangkang besi tuang dikemas dengan bubuk meriam ledak—berlawanan dengan jenis-jenis awal dari pemasangan—ditulis pada abad ke-13 di Tiongkok.[187] Istilah tersebut dicanangkan untuk makamnya ("bom pemecah petir") saat sebuah pertempuran angkatan laut Dinasti Jin (1115–1234) tahun 1231 melawan bangsa Mongol.[188] Sejarah Jin (dikompilasikan pada 1345) menyatakan bahwa pada 1232, saat jenderal Mongol Subutai (1176–1248) menyerang kekuatan Jin di Kaifeng, para pasukan pertahanannya memiliki sebuah "bom pemecah petir" yang "terdiri dari bubuk miriam yang dimasukkan dalam kontainer besi ... kemudian saat benda tersebut disulut (dan proyektil ditembakkan) terdapat ledakan besar yang suaranya seperti petir, jangkauannya sampai lebih dari seratus li, dan vegetasi mengering dan terbakar oleh panas sepanjang wilayah lebih dari satu setengah mou. Saat diserang, bahkan zirah besi menjadi berpecahan."[188] Pejabat Dinasti Song (960–1279) Li Zengbo menulis pada 1257 bahwa arsenal-arsenal harus memiliki beberapa ratus cangkang bom besi yang tersedia saat ia berada di Jingzhou, sekitar satu sampai dua ribu diproduksi setiap bulan untuk pengerahan sepuluh sampai dua puluh ribu pada sekali waktu di Xiangyang dan Yingzhou.[189] Signifikansi dari hal ini, menurut sinologis, ilmuwan, dan sejarawan Inggris Joseph Needham, adalah sebuah "perpaduan bubuk meriam bernitrat tinggi yang telah dicapai pada akhirnya semenjak tak ada hal yang kurang yang dimiliki kandungan pemasangan besi tersebut."[190]

Referensi

sunting

Kutipan

sunting
  1. ^ Joseph Needham, Science and Civilisation in China, 1954–2008, Cambridge University Press
  2. ^ Bowman (2000), 104–105.
  3. ^ Levathes (1994), 37–38.
  4. ^ Hsu (1988), 96.
  5. ^ Bellwood (2006), 106.
  6. ^ Needham (2004) p201.
  7. ^ Bray (1978), 24–26.
  8. ^ Bray (1978), 27–28.
  9. ^ Needham (1986), Volume 4, Part 1, p. 290.
  10. ^ Buisseret (1998), 12.
  11. ^ Needham (1985), Volume 5, Part 1, 1–2, 40–41, 122–123, 228.
  12. ^ Bowman (2000), 594.
  13. ^ a b Tom (1989), 99.
  14. ^ a b Day & McNeil (1996), 122.
  15. ^ Cotterell (2004), 11–13.
  16. ^ Cotterell (2004), 11.
  17. ^ Pan (1997), 979–980.
  18. ^ Needham and Tsien (1985), Volume 5, Part 1, 149–150.
  19. ^ a b Needham (1986), Volume 5, Part 1, 151.
  20. ^ Needham, Volume 5, Part 1, 201–202.
  21. ^ a b Gernet (1996), 335.
  22. ^ a b Bowman (2000), 599.
  23. ^ Day & McNeil (1996), 70.
  24. ^ Needham (1986), Volume 5, Part 1, 205–207.
  25. ^ Needham, Volume 5, Part 1, 212.
  26. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama bowman 2000 601
  27. ^ Needham (1986), Volume 5, Part 1, 203.
  28. ^ Needham, Volume 5, Part 7, 8–9, 80–82.
  29. ^ Needham (1986), Volume 5, Part 7, 70–73, 120–124.
  30. ^ a b Gernet (1996), 311.
  31. ^ Day & McNeil (1996), 785.
  32. ^ Needham (1986), Volume 5, Part 7, 24–25, 345–346.
  33. ^ a b Li Shu-hua (1954), 176, 180.
  34. ^ Carlson (1975), 753–760.
  35. ^ Blanc (1985), 125, 128, 132–133, 136.
  36. ^ Knoblock (2001), 218.
  37. ^ Rickett (1998), 426.
  38. ^ Carlson (1975), 755.
  39. ^ a b Gernet (1962), 77.
  40. ^ Tom (1989), 98–99.
  41. ^ Lacheisserie (2005), 5
  42. ^ Aczel (2002), 80.
  43. ^ Needham (1986), Volume 4, Part 1, see 261 footnote. f for ch. 52 on ladle and 232 footnote. d for ch. 47 on magnet (c.f. Lunheng ch. 52 & ch. 47).
  44. ^ Sivin (1995), III, 21–22.
  45. ^ Needham (1986), Volume 4, Part 1, 279.
  46. ^ Elisseeff (2000), 296.
  47. ^ Gernet (1996), 328.
  48. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama day mcneil 1996 636
  49. ^ Needham (1986), Volume 4, Part 1, 252.
  50. ^ Sivin (1995), III, 21.
  51. ^ McGovern, P. E.; Zhang, J.; Tang, J.; Zhang, Z.; Hall, G. R.; Moreau, R. A.; Nunez, A.; Butrym, E. D.; Richards, M. P.; Wang, C. -S.; Cheng, G.; Zhao, Z.; Wang, C. (2004). "Fermented beverages of pre- and proto-historic China". Proceedings of the National Academy of Sciences. 101 (51): 17593–17598. doi:10.1073/pnas.0407921102. PMC 539767 . PMID 15590771. 
  52. ^ "The Earliest Alcoholic Beverage in the World". Penn Museum. University of Pennsylvania Museum of Archaeology and Anthropology. Diakses tanggal 9 June 2013. 
  53. ^ Vouillamoz, J. F.; McGovern, P. E.; Ergul, A.; Söylemezoğlu, G. K.; Tevzadze, G.; Meredith, C. P.; Grando, M. S. (2006). "Genetic characterization and relationships of traditional grape cultivars from Transcaucasia and Anatolia". Plant Genetic Resources: characterization and utilization. 4 (2): 144–158. doi:10.1079/PGR2006114. 
  54. ^ Cavalieri, D; McGovern P.E.; Hartl D.L.; Mortimer R.; Polsinelli M. (2003). "Evidence for S. cerevisiae fermentation in ancient wine" (PDF). Journal of Molecular Evolution. 57 Suppl 1: S226–32. doi:10.1007/s00239-003-0031-2. PMID 15008419. 15008419. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal December 9, 2006. Diakses tanggal 2007-01-28. 
  55. ^ a b "Fermented fruits and vegetables. A global perspective". FAO Agricultural Services Bulletins - 134. Diarsipkan dari versi asli tanggal January 19, 2007. Diakses tanggal 2007-01-28. 
  56. ^ Dirar, H., (1993), The Indigenous Fermented Foods of the Sudan: A Study in African Food and Nutrition, CAB International, UK
  57. ^ Liu, Li (2007). The Chinese Neolithic: Trajectories to Early States. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-01064-0. p. 123
  58. ^ Sterckx, Roel (2002). The Animal and the Daemon in Early China. New York: State University of New York Press. ISBN 0-7914-5270-0. p. 125.
  59. ^ Porter, Deborah Lynn (1996). From Deluge to Discourse: Myth, History, and the Generation of Chinese Fiction. New York: State University of New York Press. ISBN 0-7914-3034-0. p 53.
  60. ^ Liu(2007),122
  61. ^ a b c d e Tom, K. S. (1989). Echoes from Old China: Life, Legends, and Lore of the Middle Kingdom. University of Hawaii Press. hlm. 108. 
  62. ^ a b c Qian, Gonglin (2000). Chinese Fans: Artistry and Aesthetics. Long River Press. hlm. 3. ISBN 978-1592650200. 
  63. ^ Lu, Yongxiang (2014). A History of Chinese Science and Technology. 3. Springer (dipublikasikan tanggal October 20, 2014). hlm. 469. ISBN 978-3662441626. 
  64. ^ Needham, Joseph (1981). Science in Traditional China: A Comparative Perspective. The Chinese University Press. hlm. 92, 266. 
  65. ^ Major, John S.; Cook, Constance A. (2016). Ancient China: A History. Routledge (dipublikasikan tanggal September 16, 2016). hlm. 39. ISBN 978-0765616005. 
  66. ^ Huang (2002), 20–27.
  67. ^ Falkenhausen (1994), 132, Appendix I 329, 342.
  68. ^ Falkenhausen (1994), 134.
  69. ^ a b Wang (1997), 93–96.
  70. ^ Underhill (2002), 106.
  71. ^ Legge (2004), 525.
  72. ^ Watson (2003), 101.
  73. ^ Mair (1997), 336.
  74. ^ a b c d Luan (2006), 49–55.
  75. ^ "Remnants of an Ancient Kitchen Are Found in China". The New York Times.
  76. ^ "Harvard, BU researchers find evidence of 20,000-year-old pottery". Boston.com.
  77. ^ a b Wu, X.; Zhang, C.; Goldberg, P.; Cohen, D.; Pan, Y.; Arpin, T.; Bar-Yosef, O. (2012). "Early Pottery at 20,000 Years Ago in Xianrendong Cave, China". Science. 336 (6089): 1696–1700. doi:10.1126/science.1218643. PMID 22745428. 
  78. ^ Zielinski (6 February 2013). "Stone Age Stew? Soup Making May Be Older Than We'd Thought". NPR. Diakses tanggal 8 February 2013. 
  79. ^ a b c Lu (2006), 123–124.
  80. ^ Liang (2004),35&38
  81. ^ Chen (2003), 24.
  82. ^ Ma (1987), 122.
  83. ^ Gabriel, 143.
  84. ^ Wang(1982),123
  85. ^ Kuhn, Oliver (2004-06-30). "Ancient Chinese Drilling". Canadian Society of Exploration Geophysicists.
  86. ^ a b Chang, Mingteh (2012). Forest Hydrology: An Introduction to Water and Forests (edisi ke-3rd). CRC Press (dipublikasikan tanggal November 1, 2012). hlm. 31. ISBN 978-1439879948. 
  87. ^ Koon, Wee Kek (July 25, 2015). "How the ancient Chinese looked after their drinking water". South China Morning Post. 
  88. ^ Li, Geng (2014). Ruggles, Clive, ed. Gnomons in Ancient China Handbook of Archaeoastronomy and Ethnoastronomy. Springer New York (dipublikasikan tanggal July 7, 2014). hlm. 2095. ISBN 978-1-4614-6141-8. 
  89. ^ Li, Geng (9 July 2017). Handbook of Archaeoastronomy and Ethnoastronomy. hlm. 2095 – via NASA ADS. 
  90. ^ Li, Geng (2014). Ruggles, Clive, ed. Gnomons in Ancient China Handbook of Archaeoastronomy and Ethnoastronomy. Springer New York (dipublikasikan tanggal July 7, 2014). hlm. 2095-2096. ISBN 978-1-4614-6141-8. 
  91. ^ Siegel, Jeremy (2005). The Future for Investors: Why the Tried and the True Triumphs Over the Bold. Crown Business. hlm. 209. ISBN 978-1400081981. 
  92. ^ Liu, Li 2003:3-15
  93. ^ a b Fiero, Gloria K. The Humanistic Tradition 6th Ed, Vol. I. McGraw-Hill, 2010.
  94. ^ Pope-Henessey, Chapter II.
  95. ^ Howard, 19-22
  96. ^ Loewe (1968), 170–171.
  97. ^ Stark (2005),30
  98. ^ a b c Wang (1982),80
  99. ^ Loewe (1999),178.
  100. ^ Buckley Ebrey, Patricia. "Jade from Fu Hao's Tomb". A Visual Sourcebook of Chinese Civilization. University of Washington. Diakses tanggal August 4, 2007. 
  101. ^ Loewe (1968), 186–187.
  102. ^ Grove
  103. ^ Grove; Cinnabar
  104. ^ Murphy (2007), 114, 184.
  105. ^ Sagart (2005), 21.
  106. ^ Bellwood (2004), 121.
  107. ^ Murphy (2007), 186–187.
  108. ^ Ye, Maolin; Lu, Houyua. "The earliest Chinese noodles from Lajia". The Institute of Archaeology. Chinese Academy of Social Sciences. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 April 2012. Diakses tanggal 12 October 2011. 
  109. ^ BBC News. (12 October 2005). Oldest noodles unearthed in China. News.bbc.co.uk. Retrieved on 2008-08-02.
  110. ^ Deng (1997), 22.
  111. ^ Nelson (1995), 85.
  112. ^ The Japan Times. (10 February 1999). Oldest oar unearthed from Ishikawa ruins. Retrieved on 2008-08-13.
  113. ^ Liu (2007), 65.
  114. ^ Wu (1990), 349–365
  115. ^ Liu (2007), 126.
  116. ^ Liu (2007), 66.
  117. ^ Harris (1996), 427–428.
  118. ^ You Diarsipkan 2011-07-06 di Wayback Machine. (1999), 1–8.
  119. ^ Chen (1995), 198.
  120. ^ Cheng (2005), 102–107.
  121. ^ Underhill (2002), 156 & 174.
  122. ^ Hu (2005), 159.
  123. ^ Liu (2007), 132.
  124. ^ Red Pottery Urn Coffin Diarsipkan 2009-06-08 di Wayback Machine.. cultural-china.com. Retrieved on 2008-08-03
  125. ^ Legge (2004), 108.
  126. ^ Greenberger, Robert (2005). The Technology of Ancient China. Rosen Publishing Group. hlm. 10. ISBN 978-1404205581. 
  127. ^ Huang, H.T. (2000). Science and Civilisation in China: Volume 6, Biology and Biological Technology, Part 5, Fermentations and Food Science. 6. Cambridge University Press (dipublikasikan tanggal November 30, 2000). hlm. 463. ISBN 978-0521652704. 
  128. ^ Shelach-Lavi, Gideon (2015). The Archaeology of Early China: From Prehistory to the Han Dynasty. Cambridge University Press (dipublikasikan tanggal January 26, 2015). hlm. 53. ISBN 978-0521145251. 
  129. ^ Xujie, Liu; et al. (2002). Steinhardt, Nancy Shatzman, ed. Chinese Architecture. New Haven, CT, USA:Yale University Press  ; Beijing, China: New World Press. hlm. 12–14, 21–22. ISBN 978-0-300-09559-3. OCLC 186413872. 
  130. ^ Murphy (2007), 187.
  131. ^ Murphy (2007), 187–188.
  132. ^ Brook (2004), 81–85.
  133. ^ "Top 20 Ancient Chinese Inventions" (PDF). USC US-China Institute. hlm. 7. 
  134. ^ Janick, Jules. "History of Agricultural and Horticultural Technology in Asia" (PDF). Purdue University Press. hlm. 6. 
  135. ^ a b Back, Fiona (2011). The Ancient World. hlm. 52. ISBN 978-1863978262. 
  136. ^ Dubois, Matthew (April 9, 2013). "Stuff You Didn't Know Came from China: Update". The World of Chinese. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-21. Diakses tanggal 2017-12-20. 
  137. ^ Origins and evolution of the Western diet: health implications for the 21st century. American Journal of Clinical Nutrition. Retrieved on 2008-7-5.
  138. ^ Rowan Flad et al. (2005), 12618–12622.
  139. ^ A seasoned ancient state: Chinese site adds salt to civilization's rise Diarsipkan 2012-09-30 di Wayback Machine.. Sciencenews.org. Retrieved on 2008-7-5.
  140. ^ a b Schoeser (2007), 17.
  141. ^ Simmons (1950), 87.
  142. ^ Murphy (2007), 121.
  143. ^ Siddiqi (2001), 389
  144. ^ Murphy (2007), 122–123.
  145. ^ Murphy (2007), 135.
  146. ^ Cao, Zhihong; Fu, Jianrong; Zou, Ping; Huang, Jing Fa; Lu, Hong; Weng, Jieping; Ding, Jinlong (August 2010). "Origin and chronosequence of paddy soils in China". Proceedings of the 19th World Congress of Soil Science: 39–42. Diakses tanggal 8 February 2013. 
  147. ^ Fujiwara, H. (ed.). Search for the Origin of Rice Cultivation: The Ancient Rice Cultivation in Paddy Fields at the Cao Xie Shan Site in China. Miyazaki: Society for Scientific Studies on Cultural Property, 1996. (In Japanese and Chinese)
  148. ^ Omura (2003), 15.
  149. ^ Omura (2003), 19 & 22.
  150. ^ Zhao (2000), 6–9.
  151. ^ a b Loewe (1999), 847.
  152. ^ Sterckx (2002), 66–67.
  153. ^ Williams (1904), 131.
  154. ^ Needham (1986), Volume 4, Part 2, 30 & 479 footnote e.
  155. ^ Crespigny (2007), 1050.
  156. ^ Morton & Lewis (2005), 70.
  157. ^ Loewe (1968), 107.
  158. ^ a b Bowman (2000), 595.
  159. ^ Needham 1987, hlm. 314–316
  160. ^ Needham, Joseph (1987). Science & Civilisation in China, volume 7: The Gunpowder Epic. Cambridge University Press. hlm. 317–319. ISBN 0-521-30358-3. 
  161. ^ a b Needham (1988), Volume 5, Part 9, 207–208.
  162. ^ David Darling – encyclopedia
  163. ^ Hinz, Andreas M.; Klavžar, Sandi; Milutinović, Uroš; Petr, Ciril (2015). The Tower of Hanoi – Myths and Maths. Birkhäuser. hlm. 4. ISBN 978-3034807692. 
  164. ^ Loewe, Michael (1997). "Wood and bamboo administrative documents of the Han period". Dalam Edward L. Shaughnessy. New Sources of Early Chinese History. Society for the Study of Early China. hlm. 161–192. ISBN 1-55729-058-X. 
  165. ^ Perkins, Dorothy (1998). Encyclopedia of China: History and Culture. Routledge. hlm. 24. ISBN 978-1579581107. 
  166. ^ Ebrey, Walthall, and Palais (2006), 156.
  167. ^ Bowman (2000), 105.
  168. ^ a b Gernet (1962), 80.
  169. ^ Ch'en (1965), 615–621.
  170. ^ Gernet (1962), 80–81.
  171. ^ "History and Types of Baoding Balls". baodingballs.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-08-10. Diakses tanggal 26 August 2015. 
  172. ^ Rezende, Lisa (2007). Chronology of Science. Checkmark Books (dipublikasikan tanggal April 1, 2007). hlm. 24. ISBN 978-0816071197. 
  173. ^ Wagner (2001), 77–80.
  174. ^ Crespigny (2007), 184.
  175. ^ Needham (1986), Volume 4, Part 2, 370–376.
  176. ^ Day & McNeil (1996), 225.
  177. ^ a b Needham (1986), Volume 4, Part 2, 108.
  178. ^ Needham (1988), Volume 5, Part 9, 160–163.
  179. ^ a b Barbara Ann Kipfer (30 April 2000). Encyclopedic Dictionary of Archaeology. Springer. hlm. 64. ISBN 978-0-306-46158-3. 
  180. ^ Donald B. Wagner (1993). Iron and Steel in Ancient China. BRILL. hlm. 169. ISBN 978-90-04-09632-5. 
  181. ^ Sen, Tansen (2017). India, China, and the World: A Connected History. Rowman & Littlefield Publishers (dipublikasikan tanggal September 20, 2017). hlm. 104. ISBN 978-1442220911. 
  182. ^ Hsu, Cho-yun; Cheng, Joseph Y. S.; Baker Jr., Timothy (2012). China: A New Cultural History. Columbia University Press (dipublikasikan tanggal June 12, 2012). hlm. 313. 
  183. ^ a b Peng, Shijiang (1983). "Biological Control – One Of The Fine Traditions Of Ancient Chinese Agricultural Techniques". Scientia Agricultura Sinica. 1: 92–98. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-20. 
  184. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama wagner 7 36 37 64 68
  185. ^ Pigott (1999), 183–184.
  186. ^ Lu Gwei-Djen, Joseph Needham and Phan Chi-Hsing. Technology and Culture, Vol. 29, No. 3 (Jul., 1988), pp. 594-605
  187. ^ Needham (1986), Volume 5, Part 7, 170–174.
  188. ^ a b Needham (1986), Volume 5, Part 7, 171.
  189. ^ Needham (1986), Volume 5, Part 7, 173–174.
  190. ^ Needham (1986), Volume 5, Part 7, 170.

Sumber

sunting
  • Aczel, Amir D (2002). The Riddle of the Compass: The Invention that Changed the World. San Diego: Harcourt. ISBN 0-15-600753-3.
  • Addington, Larry H. (1990). The Patterns of War Through the Eighteenth Century. Indiana University Press. ISBN 0-253-20551-4.
  • Adshead, Samuel Adrian Miles. (2000). China in World History: Third Edition. London: MacMillan Press Ltd. New York: St. Martin's Press. ISBN 0-312-22565-2.
  • Adshead, S.A.M. (2004). T'ang China: The Rise of the East in World History. New York: Palgrave Macmillan. ISBN 1-4039-3456-8 (hardback).
  • Allan, Sarah (1991). The Shape of the Turtle: Myth, Art and Cosmos in Early China. New York: State University of New York Press. ISBN 0-7914-0459-5.
  • An, Lihua. "The Origin of Golden Crow Bearing Sun Image on Han Dynasty's Painting", in Southeast Culture, 1992, No. 1:66–72. ISSN 1001-179X.
  • Angier, Natalie. (2007). The Canon: A Whirligig Tour of the Beautiful Basics of Science. Boston: Houghton Mifflin. ISBN 0-618-24295-3.
  • Asiapac Editorial. (2004). Origins of Chinese Science and Technology. Translated by Yang Liping and Y.N. Han. Singapore: Asiapac Books Pte. Ltd. ISBN 981-229-376-0.
  • Balchin, Jon. (2003). Science: 100 Scientists Who Changed the World. New York: Enchanted Lion Books. ISBN 1-59270-017-9.
  • Beaudry, Mary Carolyn. (2006). Findings: The Material Culture of Needlework and Sewing. New Haven: Yale University Press. ISBN 0-300-11093-6.
  • Bellwood, Peter (2004). First Farmers: The Origins of Agricultural Societies. Malden, MA: Blackwell Pub. ISBN 0-631-20566-7.
  • Bellwood, Peter. (2006). "Asian Farming Diasporas? Agriculture, Languages, and Genes in China and Southeast Asia," in Archaeology of Asia, 96–118, edited by Miriam T. Stark. Malden: Blackwell Publishing Ltd. ISBN 1-4051-0212-8.
  • Benn, Charles. (2002). China's Golden Age: Everyday Life in the Tang Dynasty. Oxford University Press. ISBN 0-19-517665-0.
  • Bielenstein, Hans. (1980). The Bureaucracy of Han Times. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-22510-8.
  • Birrell, Anne. (1993). Chinese Mythology: An Introduction. Baltimore: Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8047-2353-2.
  • Block, Leo. (2003). To Harness the Wind: A Short History of the Development of Sails. Annapolis: Naval Institute Press. ISBN 1-55750-209-9.
  • Bodde, Derk. (1991). Chinese Thought, Society, and Science. Honolulu: University of Hawaii Press.
  • Bowman, John S. (2000). Columbia Chronologies of Asian History and Culture. New York: Columbia University Press. ISBN 0-231-11004-9.
  • Bray, Francesca. "Swords into Plowshares: A Study of Agricultural Technology and Society in Early China," in Technology and Culture, Vol. 19, No. 1 (Jan., 1978): 1–31.
  • Brook, Timothy (2004). The Chinese State in Ming Society. New York: RoutledgeCurzon. ISBN 0-415-34506-5.
  • Broudy, Eric. (1979). The Book of Looms: A History of Handlooms from Ancient Times to the Present. Hanover: University Press of New England. ISBN 0-87451-649-8.
  • Buisseret, David. (1998). Envisioning the City: Six Studies in Urban Cartography. Chicago: University Of Chicago Press. ISBN 0-226-07993-7.
  • Burbank, Jane and Cooper, Frederick. (2010). Empires in World History: Power and the Politics of Difference. Princeton: Princeton University Press. ISBN 0-691-12708-5.
  • Burnham, Barry C. "Roman Mining at Dolaucothi: The Implications of the 1991-3 Excavations near the Carreg Pumsaint", in Britannia, 1997, Vol. 28:325–336.
  • Campbell, Duncan (2003). Greek and Roman Artillery 399 BC-AD 363. Oxford: Osprey Publishing. ISBN 1-84176-634-8.
  • Carlson, John B. "Lodestone Compass: Chinese or Olmec Primacy?" in Science, New Series, Vol. 189, No. 4205 (Sep. 5, 1975): 753–760.
  • Ceccarelli, Marco (2004). International Symposium on History of Machines and Mechanisms. Boston: Kluwer Academic. ISBN 1-4020-2203-4.
  • Chen, Cheng-Yih (1995). Early Chinese Work in Natural Science. Hong Kong: Hong Kong University Press. ISBN 962-209-385-X.
  • Ch'en, Jerome. "Sung Bronzes—An Economic Analysis," in Bulletin of the School of Oriental and African Studies, Vol. 28, No. 3, (1965): 613–626.
  • Chen, Xuexiang. "On the Buried Jade Unearthed in the Erlitou Site, " in Cultural Relics of Central China, 2003, No. 3:23–37. ISSN 1003-1731.
  • Cheng, Shihua. "On the Diet in the Liangzhu Culture," in Agricultural Archaeology, 2005, No. 1:102–109. ISSN 1006-2335.
  • Chevedden, Paul E. (1998). "The Hybrid Trebuchet: The Halfway Step to the Counterweight Trebuchet," in On the Social Origins of Medieval Institutions: Essays in Honor of Joseph F. O'Callaghan, 179–222, edited by Donald J. Kagay and Theresa M. Vann. Leiden: Koninklijke Brill. ISBN 90-04-11096-8.
  • Chevedden, Paul E. (1999). "Fortifications and the Development of Defensive Planning in the Latin East," in The Circle of War in the Middle Ages: Essays on Medieval Military and Naval History, 33–44, edited by Donald J. Kagay and L.J. Andrew Villalon. Woodbridge: The Boydell Press. ISBN 0-85115-645-2.
  • Christides, Vassilios. (1996). "New Light on the Transmission of Chinese Naval Technology to the Mediterranean World: The Single Rudder," in Intercultural Contacts in the Medieval Mediterranean, 64–70, edited by Benjamin Arbel. London: Frank Cass and Company Ltd. ISBN 0-7146-4714-4.
  • Chung, Chee Kit. (2005). "Longyamen is Singapore: The Final Proof?," in Admiral Zheng He & Southeast Asia. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies. ISBN 981-230-329-4.
  • Clee, Paul. (2005). Before Hollywood: From Shadow Play to the Silver Screen. New York: Clarion Books, an imprint of Houghton Mifflin Company. ISBN 0-618-44533-1.
  • Clunas, Craig. (2004). Superfluous Things: Material Culture and Social Status in Early Modern China. Honolulu: University of Hawaii Press. ISBN 0-8248-2820-8.
  • Cotterell, Maurice. (2004). The Terracotta Warriors: The Secret Codes of the Emperor's Army. Rochester: Bear and Company. ISBN 1-59143-033-X.
  • Cowley, Robert (1996). The Reader's Companion to Military History. Boston: Houghton–Mifflin Company.
  • Crespigny, Rafe de. (2007). A Biographical Dictionary of Later Han to the Three Kingdoms (23–220 AD). Leiden: Koninklijke Brill. ISBN 90-04-15605-4.
  • Crosby, Alfred W. (2002), Throwing Fire: Projectile Technology Through History. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-79158-8.
  • Day, Lance and Ian McNeil. (1996). Biographical Dictionary of the History of Technology. New York: Routledge. ISBN 0-415-06042-7.
  • Deng, Gang. (1997). Chinese Maritime Activities and Socioeconomic Development, c. 2100 B.C.-1900 A.D. Westport: Greenwood Press. ISBN 0-313-29212-4.
  • Deng, Yinke. (2005). Ancient Chinese Inventions. Translated by Wang Pingxing. Beijing: China Intercontinental Press. ISBN 7-5085-0837-8.
  • Dewar, Richard. (2002). Stoneware. Philadelphia: University of Pennsylvania Press. ISBN 0-8122-1837-X.
  • Dien, Albert E. "A Study of Early Chinese Armor," in Artibus Asiae, 1981, Vol. 43, No. 1/2:5–66.
  • Dien, Albert E. "The Stirrup and its Effect on Chinese Military History," in Artibus Asiae, 1986, Vol. 16:33–56.
  • Ebrey, Patricia Buckley (1999). The Cambridge Illustrated History of China. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-66991-X (paperback).
  • Ebrey, Patricia Buckley, Anne Walthall, James B. Palais (2006). East Asia: A Cultural, Social, and Political History. Boston: Houghton Mifflin Company. ISBN 0-618-13384-4.
  • Elisseeff, Vadime. (2000). The Silk Roads: Highways of Culture and Commerce. New York: Berghahn Books. ISBN 1-57181-222-9.
  • Embree, Ainslie Thomas (1997). Asia in Western and World History: A Guide for Teaching. Armonk: ME Sharpe, Inc.
  • Fairbank, John King and Merle Goldman (2006). China: A New History; Second Enlarged Edition. Cambridge: MA; London: The Belknap Press of Harvard University Press. ISBN 0-674-01828-1.
  • Falkenhausen, Lothar von (1994). Suspended Music: Chime-Bells in the Culture of Bronze Age China. Berkeley: University of California Press. ISBN 0-520-07378-9.
  • Flad, Rowan et al. (2005). "Archaeological and chemical evidence for early salt production in China," in Proceedings of the National Academy of Sciences, 2005, Vol. 102, No. 35:12618–12622.
  • Fletcher, Banister. (1996). Sir Banister Fletcher's a History of Architecture. Oxford: Architectural Press. ISBN 0-7506-2267-9.
  • Forbes, R.J. (1987). Studies in Ancient Technology: The Fibres and Fabrics of Antiquity. Leiden: E.J. Brill. ISBN 90-04-08307-3.
  • Fry, Tony (2001). The Architectural Theory Review: Archineering in Chinatime. Sydney: University of Sydney.
  • Fu, Xinian. (2002). "The Three Kingdoms, Western and Eastern Jin, and Northern and Southern Dynasties," in Chinese Architecture, 61–90. Edited by Nancy S. Steinhardt. New Haven: Yale University Press. ISBN 0-300-09559-7.
  • Fu, Xinian. (2002). "The Sui, Tang, and Five Dynasties," in Chinese Architecture, 91–135. Edited by Nancy Steinhardt. New Haven: Yale University Press. ISBN 0-300-09559-7.
  • Gabriel, Richard A. (2002). The Great Armies of Antiquity. Westport: Praeger Publishers. ISBN 0-275-97809-5.
  • Gascoigne, Bamber and Christina Gascoigne. (2003). The Dynasties of China: A History. New York: Carroll and Graf Publishers, an imprint of Avalon Publishing Group, Inc. ISBN 0-7867-1219-8.
  • Gernet, Jacques (1962). Daily Life in China on the Eve of the Mongol Invasion, 1250–1276. Translated by H.M. Wright. Stanford: Stanford University Press. ISBN 0-8047-0720-0.
  • Gernet, Jacques. (1996). A History of Chinese Civilisation. Translated by J.R. Foster and Charles Hartman. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-49781-7.
  • Giles, Lionel. (2007). "Preface" and "Introduction" in Sun-Tzu on the Art of War, vii–xxx. Toronto: Global Language Press. ISBN 0-9738924-2-0.
  • Gottsegen, Mark E. (2006). The Painter's Handbook: A Complete Reference. New York: Watson-Guptill Publications. ISBN 0-8230-3496-8.
  • Graff, David A. (2002). Medieval Chinese Warfare, 300–900. New York: Routledge. ISBN 0-415-23954-0.
  • Greenberger, Robert. (2006). The Technology of Ancient China. New York: Rosen Publishing Group, Inc. ISBN 1-4042-0558-6.
  • Guo, Qinghua (1998). "Yingzao Fashi: Twelfth-Century Chinese Building Manual". Architectural History. 41: 1–13. doi:10.2307/1568644. 
  • Guo, Qinghua (1999). "The Architecture of Joinery: The Form and Construction of Rotating Sutra-Case Cabinets". Architectural History. 42: 96–109. doi:10.2307/1568706. 
  • Guo, Zhiyu et al. "AMS Radiocarbon Dating of Cemetery of Tianma-Qucun Site in Shanxi, China," in Radiocarbon, 2001, Vol. 43, Issue 2:1109–1114. ISSN 0033-8222.
  • Handler, Sarah (2001). Austere Luminosity of Chinese Classical Furniture. Berkeley: University of California Press. ISBN 0-520-21484-6.
  • Harris, David R (1996). The Origins and Spread of Agriculture and Pastoralism in Eurasia . London: UCL Press. ISBN 1-85728-538-7.
  • Hartwell, Robert M. "Demographic, Political, and Social Transformations of China, 750–1550," Harvard Journal of Asiatic Studies, Volume 42, Number 2 (1982): 365–442.
  • Haskell, Neal H. (2006). "The Science of Forensic Entomology," in Forensic Science and Law: Investigative Applications in Criminal, Civil, and Family Justice, 431–440. Edited by Cyril H. Wecht and John T. Rago. Boca Raton: CRC Press, an imprint of Taylor and Francis Group. ISBN 0-8493-1970-6.
  • Heiss, Mary Lou (2007) The Story of Tea: A Cultural History and Drinking Guide. Berkeley, Calif: Ten Speed Press. ISBN 1-58008-745-0.
  • Ho, Peng Yoke. "Chinese Science: The Traditional Chinese View," Bulletin of the School of Oriental and African Studies, University of London, Vol. 54, No. 3 (1991): 506–519.
  • Ho, Peng Yoke. (2000). Li, Qi, and Shu: An Introduction to Science and Civilisation in China. Mineola: Dover Publications. ISBN 0-486-41445-0.
  • Hobson, John M. (2004) The Eastern Origins of Western Civilisation. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-54724-5.
  • Hodgkin, Luke. (2005). A History of Mathematics: From Mesopotamia to Modernity: From Mesopotamia to Modernity. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-152383-0.
  • Howard, Angela Falco (2003). Chinese Sculpture. New Haven: Yale University Press. ISBN 0-300-10065-5.
  • Hu, Yaowu. "Elemental Analysis of Ancient Human Bones from the Jiahu Site," in Acta Anthropologica Sinica, 2005, Vol. 24, No. 2:158–165. ISSN 1000-3193.
  • Huang, Houming. "Prehistoric Music Culture of China," in Cultural Relics of Central China, 2002, No. 3:18–27. ISSN 1003-1731.
  • Huang, Ray (1997). China: A Macro History. New York: An East Gate Book, M. E. SHARPE Inc.
  • Hucker, Charles O. (1975). China's Imperial Past: An Introduction to Chinese History and Culture. Stanford, Calif.: Stanford University. ISBN 0-8018-4595-5.
  • Hunter, Dard (1978). Papermaking: The History and Technique of an Ancient Craft. Mineola: Dover Publications, Inc. ISBN 0-486-23619-6.
  • Jin, Songan. "On the Periods and Date of Peiligang Culture," in Cultural Relics of Central China, 2007, No. 6:28–38. ISSN 1003-1731.
  • Johnson, Art. (1999). Famous Problems and Their Mathematicians. Greenwood Village: Teacher Ideas Press, a division of Greenwood Publishing Group, Inc. ISBN 1-56308-446-5.
  • Johnstone, Paul and Sean McGrail. (1988). The Sea-craft of Prehistory. New York: Routledge. ISBN 0-415-02635-0.
  • Kazin, Michael, Edwards, Rebecca, and Rothman, Adam. (2010). The Princeton Encyclopedia of American Political History Volume 2. Princeton: Princeton University Press. ISBN 0-691-12971-1.
  • Kelly, Jack (2004). Gunpowder: Alchemy, Bombards, and Pyrotechnics: The History of the Explosive that Changed the World. New York: Basic Books, Perseus Books Group.
  • Kendall, Bonnie L. (2006). Opportunities in Dental Care Careers. New York: McGraw Hill Co. ISBN 0-07-145869-7.
  • Kinard, Jeff. (2007). Artillery: an Illustrated History of its Impact. Oxford, Denver, & Santa Barbara: ABC-CLIO. ISBN 978-1-85109-556-8.
  • Knoblock, John (2001). The Annals of Lu Buwei. Stanford: Stanford University Press. ISBN 0-8047-3354-6.
  • Krebs, Robert E. (2003). The Basics of Earth Science. Westport: Greenwood Press of Greenwood Publishing Group, Inc. ISBN 0-313-31930-8.
  • Lacheisserie, Etienne du Trémolet de (2005). Magnetism: Fundamentals. New York: Springer. ISBN 0-387-22967-1.
  • Lasker, Edward. (1960). Go and Go-Maku: The Oriental Board Games. New York: Dover Publications, Inc. ISBN 0-486-20613-0.
  • LeBlanc, Charles (1985). Huai-Nan Tzu: Philosophical Synthesis in Early Han Thought. Hong Kong: University of Hong Kong Press. ISBN 962-209-169-5.
  • Legge, James (2004). The Li Ki. Whitefish, Mont: Kessinger Pub. ISBN 1-4191-6922-X.
  • Leibs, Andrew. (2004). Sports and Games of the Renaissance. Westport: Greenwood Press. ISBN 0-313-32772-6.
  • Levathes (1994). When China Ruled the Seas. New York: Simon & Schuster. ISBN 0-671-70158-4.
  • Lewis, M.J.T. "The Origins of the Wheelbarrow," Technology and Culture, Vol. 35, No. 3. (Jul., 1994): 453–475.
  • Lewis, Mark E. (2000a). "The Han abolition of universal military service," in Warfare in Chinese History, 33–76, edited by Hans J. Van de Ven. Leiden: Koninklijke Brill. ISBN 90-04-11774-1.
  • Lewis, Michael (2000b), "Theoretical Hydraulics, Automata, and Water Clocks", in Wikander, Örjan, Handbook of Ancient Water Technology, Technology and Change in History, 2, Leiden, pp. 343–369 (356f.), ISBN 90-04-11123-9.
  • Li, David H. (1998). The Genealogy of Chess. Bethesda: Premier Publishing Company. ISBN 0-9637852-2-2.
  • Li, Feng (2006). Landscape and Power in Early China: The Crisis and Fall of the Western Zhou 1045–771 BC. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-85272-2.
  • Li, Jinmei. "The Ancient Bo Game in China", in Sports Culture Guide, 2005, No. 12:66–68. ISSN 1671-1572.
  • Li, Ling. "A Comparison on the Design of Unearthed Liubo Game Boards from the Tomb of Zhongshan King and the Liubo Diagram Found at Yinwan", in Journal of The National Museum of Chinese History, 2004, No. 1:8–16. ISSN 1671-5357.
  • Li Shu-hua: "Origine de la Boussole 11. Aimant et Boussole," Isis, Vol. 45, No. 2 (1954): 175–196.
  • Lian, Xianda. "The Old Drunkard Who Finds Joy in His Own Joy -Elitist Ideas in Ouyang Xiu's Informal Writings," Chinese Literature: Essays, Articles, Reviews (CLEAR) Volume 23 (2001): 1–29.
  • Liang, Honggang. "A Review of Research on the Bronze Unearthed in the Erlitou Site, " in Cultural Relics of Central China, 2004, No. 1:29–56. ISSN 1003-1731.
  • Lin, Yun. "History of Crossbow". Chinese Classics & Culture. 1993 (4): 33–37. 
  • Ling, Hongling. "Verification of the Fact that Golf Originated from Chuiwan," in ASSH Bulletin, 1991, Vol. 14:12–23.
  • Liu, Keshun. (1999). Soybeans: Chemistry, Technology, and Utilization. Gaithersburg: Aspen Publishers, Inc. ISBN 0-8342-1299-4.
  • Liu, Li (2007). The Chinese Neolithic: Trajectories to Early States. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-01064-0.
  • Lo, Andrew. "The Game of Leaves: An Inquiry into the Origin of Chinese Playing Cards," Bulletin of the School of Oriental and African Studies, University of London, Vol. 63, No. 3 (2000): 389–406.
  • Loewe, Michael. (1968). Everyday Life in Early Imperial China during the Han Period 202 BC–AD 220. London: B.T. Batsford Ltd.; New York: G.P. Putnam's Sons.
  • Loewe, Michael. (1986). "The Former Han Dynasty," in The Cambridge History of China: Volume I: the Ch'in and Han Empires, 221 B.C.–A.D. 220, 103–222. Edited by Denis Twitchett and Michael Loewe. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-24327-0.
  • Loewe, Michael. (1999). The Cambridge History of Ancient China: From the Origins of Civilization to 221 BC. London: Cambridge University Press. ISBN 0-521-47030-7.
  • Lu, Jianchang. "An Archeological Survey of the Jade Weapons in Pre-Qin Period," in Military Historical Research, 2006, No. 3:120–128. ISSN 1009-3451.
  • Lu, Maocun. "An Introduction to Chopsticks," in Agricultural Archaeology, 2004, No. 1:209–216. ISSN 1006-2335.
  • Luan, Fengshi. "On the Origin and Development of Prehistoric Coffin and Funeral Custom," in Cultural Relices, 2006, No. 6:49–55. ISSN 0511-4772.
  • Luo, Jing (2004). Over a Cup of Tea: An Introduction to Chinese Life and Culture. Dallas: University Press of America. ISBN 0-7618-2937-7.
  • Ma, Shizhi. "On the Shang Civilization, " in Cultural Relics of Central China, 1987, No. 2:119–169. ISSN 1003-1731.
  • Mair, Victor H. (1997). Wandering on the Way: Early Taoist Tales and Parables of Chuang Tzu. Honolulu: University of Hawaii Press. ISBN 0-8248-2038-X.
  • Mao, Ying. "Introduction of Crossbow Mechanism," in Southeast Culture, 1998, No. 3:109–117. ISSN 1001-179X.
  • Martin, Laura C. (2007) Tea: The Drink That Changed the World. Rutland, VT: Tuttle Pub. ISBN 0-8048-3724-4.
  • McGovern, Patrick E. (2007). Ancient Wine: The Search for the Origins of Viniculture. Oxford: Princeton University Press. ISBN 0-691-12784-0.
  • McGovern, Patrick E. et al. "Fermented beverages of pre- and proto-historic China", in Proceedings of the National Academy of Sciences, 2004, Vol. 101, No. 51:17593–17598.
  • McNamee, Gregory (2008). Moveable Feasts: The History, Science, And Lore of Food. Lincoln: University of Nebraska Press. ISBN 0-8032-1632-7.
  • Medvei, Victor Cornelius. (1993). The History of Clinical Endocrinology: A Comprehensive Account of Endocrinology from Earliest Times to the Present Day. New York: Pantheon Publishing Group Inc. ISBN 1-85070-427-9.
  • Menzies, Nicholas K. (1994). Forest and Land Management in Imperial China. New York: St. Martin's Press, Inc. ISBN 0-312-10254-2.
  • Miksic, John N. et al. (2003). Earthenware in Southeast Asia. Singapore University Press. ISBN 9971-69-271-6.
  • Minford, John and Joseph S.M. Lau. (2002). Classical Chinese literature: an anthology of translations. New York: Columbia University Press. ISBN 0-231-09676-3.
  • Morton, W. Scott and Charlton M. Lewis (2005). China: Its History and Culture. New York: McGraw-Hill, Inc.
  • Mott, Lawrence V. (1991). The Development of the Rudder: A Technological Tale. College Station: Texas A & M University Press. ISBN 0-89096-723-7.
  • Murphy, Denis J. (2007). People, Plants and Genes: The Story of Crops and Humanity. New York: Oxford University Press. ISBN 0-19-920714-3.
  • Needham, Joseph and Wang Ling. "Horner's Method in Chinese Mathematics: Its Origins in the Root-Extraction Procedures of the Han Dynasty," T'oung Pao, Second Series, Vol. 43, No. 5 (1955): 345–401.
  • Needham, Joseph. (1959). Science and Civilisation in China: Volume 3, Mathematics and the Sciences of the Heavens and the Earth. Cambridge: Cambridge University Press., reprinted Taipei: Caves Books, Ltd. (1986)
  • Needham, Joseph (1962). Science and Civilisation in China: Volume 4, Physics and Physical Technology; Part 1, Physics. Cambridge: Cambridge University Press., reprinted Taipei: Caves Books, Ltd. (1986)
  • Needham, Joseph. (1965). Science and Civilisation in China: Volume 4, Physics and Physical Technology; Part 2, Mechanical Engineering. Cambridge: Cambridge University Press., reprinted Taipei: Caves Books, Ltd. (1986)
  • Needham, Joseph. (1971). Science and Civilisation in China: Volume 4, Physics and Physical Technology, Part 3, Civil Engineering and Nautics. Cambridge: Cambridge University Press., reprinted Taipei: Caves Books, Ltd. (1986)
  • Needham, Joseph and Tsien Tsuen-Hsuin. (1985). Science and Civilisation in China: Volume 5, Chemistry and Chemical Technology, Part 1, Paper and Printing. Cambridge: Cambridge University Press., reprinted Taipei: Caves Books, Ltd. (1986)
  • Needham, Joseph. (1986). Science and Civilisation in China: Volume 5, Chemistry and Chemical Technology, Part 6, Missiles and Sieges. Cambridge: Cambridge University Press., reprinted Taipei: Caves Books, Ltd. (1986).
  • Needham, Joseph. (1987). Science and Civilisation in China: Volume 5, Chemistry and Chemical Technology, Part 7, Military Technology; the Gunpowder Epic. Cambridge: Cambridge University Press.
  • Needham, Joseph. (1988). Science and Civilisation in China: Volume 5, Chemistry and Chemical Technology, Part 9, Textile Technology: Spinning and Reeling. Cambridge: Cambridge University Press.
  • Needham, Joseph. (1996). Science and Civilisation in China: Volume 6, Biology and Biological Technology, Part 3, Agro-Industries and Forestry. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-41999-9.
  • Needham, Joseph. (2000). Science and Civilisation in China: Volume 6, Biology and Biological Technology, Part 5, Fermentations and Food Science. Cambridge University Press.
  • Needham, Joseph. (2000). Science and Civilisation in China: Volume 6, Biology and Biological Technology, Part 6, Medicine. Cambridge: Cambridge University Press.
  • Needham, Joseph. (2004). Science and Civilisation in China: Volume 7, The Social Background, Part 2, General Conclusions and Reflections. Edited by Kenneth Girdwood Robinson. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-08732-5.
  • Nelson, Sarah M. (1995). The Archaeology of Northeast China: Beyond the Great Wall. New York: Routledge. ISBN 0-415-11755-0.
  • Omura, Yoshiaki. (2003). Acupuncture Medicine: Its Historical and Clinical Background. Mineola: Dover Publications, Inc. ISBN 0-486-42850-8.
  • Pan, Jixing. "On the Origin of Printing in the Light of New Archaeological Discoveries," in Chinese Science Bulletin', 1997, Vol. 42, No. 12:976–981. ISSN 1001-6538.
  • Pickover, Clifford A. (2002). The Zen of Magic Squares, Circles, and Stars. Princeton: Princeton University Press. ISBN 0-691-11597-4.
  • Pigott, Vincent C. (1999). The Archaeometallurgy of the Asian Old World. Philadelphia: University of Pennsylvania Museum of Archaeology and Anthropology. ISBN 0-924171-34-0.
  • Porter, Deborah Lynn (1996). From Deluge to Discourse: Myth, History, and the Generation of Chinese Fiction. New York: State University of New York Press. ISBN 0-7914-3034-0.
  • Rep, Jelte. (2007). The Great Mahjong Book: History, Lore and Play. North Clarendon: Tuttle Publishing. ISBN 0-8048-3719-8.
  • Restivo, Sal. (1992). Mathematics in Society and History: Sociological Inquiries. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers. ISBN 1-4020-0039-1.
  • Rickett, W. Allyn (1998). Guanzi. Princeton: Princeton University Press. ISBN 0-691-04816-9.
  • Ronan, Colin A. (1994). The Shorter Science and Civilisation in China: Volume 4. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-32995-7.
  • Rudolph, R.C. "Preliminary Notes on Sung Archaeology," The Journal of Asian Studies (Volume 22, Number 2, 1963): 169–177.
  • Sagart, Laurent (2005). The Peopling of East Asia: Putting Together Archaeology, Linguistics and Genetics. New York: RoutledgeCurzon. ISBN 0-415-32242-1.=
  • Sarton, George. (1959). A History of Science: Hellenistic Science and Culture in the Last Three Centuries B.C. New York: The Norton Library, Norton & Company Inc. SBN 393005267.
  • Schoeser, Mary. (2007). Silk. New Haven: Yale University Press. ISBN 0-300-11741-8.
  • Schur, Nathan. (1998). The Relevant History of Mankind. Brighton: The Alpha Press. ISBN 1-898595-21-6.
  • Shi, Rongzhuan. "The Unearthed Burial Jade in the Tombs of Han Dynasty's King and Marquis and the Study of Jade Burial System", in Cultural Relics of Central China, 2003, No. 5: 62–72. ISSN 1003-1731.
  • Shinoda, Osamu 篠田統. "O-tōfu no hanashi" お豆腐の話し [On tofu]. Gakuaji 樂味, June 1963: 4–8.
  • Shotwell, Peter, Huiren Yang, and Sangit Chatterjee. (2003). Go! More Than a Game. North Clarendon: Tuttle Publishing. ISBN 0-8048-3475-X.
  • Shurtleff, William and Akiko Aoyagi. (2001). The Book of Tofu: Protein Source of the Future...Now! Berkeley: Ten Speed Press. ISBN 1-58008-013-8.
  • Siddiqi, Mohammad Rafiq (2001). Tylenchida: Parasites of Plants and Insects. New York: CABI Pub. ISBN 0-85199-202-1.
  • Simmons, Pauline. "Crosscurrents in Chinese Silk History," in The Metropolitan Museum of Art Bulletin, New Series, Vol. 9, No. 3 (Nov., 1950): 87–96.
  • Sivin, Nathan (1995). Science in Ancient China: Researches and Reflections. Brookfield, Vermont: VARIORUM, Ashgate Publishing.
  • Smith, Joseph A. (1992). The Pen and Ink Book: Materials and Techniques for Today's Artist. New York: Watson-Guptill Publications. ISBN 0-8230-3986-2.
  • Soedel, Werner and Vernard Foley. "Ancient Catapults," Scientific American, Vol. 240, No. 3 (March 1979): 120–128.
  • Speak, Mike. (1999). "Recreation and Sport in Ancient China: Primitive Society to AD 960," in Sport and Physical Education in China, 20–44. Edited by James Riordan and Robin E. Jones. London: E & FN Spon, an imprint of the Taylor and Francis Group. Simultaneously published in the USA and Canada under New York: Routledge. ISBN 0-419-24750-5.
  • Stark, Miriam T. (2005). Archaeology of Asia. Malden, MA: Blackwell Pub. ISBN 1-4051-0213-6.
  • Sterckx, Roel (2002). The Animal and the Daemon in Early China. New York: State University of New York Press. ISBN 0-7914-5270-0.
  • Sun, E-tu Zen and Shiou-chuan Sun. (1997). Chinese Technology in the Seventeenth Century: T'ien-kung K'ai-wu. Mineola: Dover Publications. ISBN 0-486-29593-1.
  • Sun, Ji 孙机. "Doufu wenti" 豆腐问题 [The tofu issue]. Nongye kaogu 农业考古 [Agricultural archeology], 1998, vol. 3: 292–96.
  • Tan, Han H. (2002). "Who Was Sun Zi?" in Sun Zi's The Art of War, 16–18. Aspley: H.H. Tan Medical P/L Ltd. ISBN 0-9580067-0-9.
  • Teresi, Dick. (2002). Lost Discoveries: The Ancient Roots of Modern Science–from the Babylonians to the Mayas. New York: Simon and Schuster. ISBN 0-684-83718-8.
  • Tom, K.S. (1989). Echoes from Old China: Life, Legends, and Lore of the Middle Kingdom. Honolulu: The Hawaii Chinese History Center of the University of Hawaii Press. ISBN 0-8248-1285-9.
  • Trigger, Bruce G. (2006). A History of Archaeological Thought: Second Edition. New York: Cambridge University Press. ISBN 0-521-84076-7.
  • Turnbull, S.R. (2001). Siege Weapons of the Far East: AD 960–1644. Oxford: Osprey Publishing, Ltd. ISBN 1-84176-339-X.
  • Turnbull, S.R. (2002). Fighting Ships of the Far East: China and Southeast Asia 202 BC – AD 1419. Oxford: Osprey Publishing, Ltd. ISBN 1-84176-386-1.
  • Underhill, Anne P. (2002). Craft Production and Social Change in Northern China. New York: Kluwer Academic/Plenum Publishers. ISBN 0-306-46771-2.
  • Wagner, Donald B. (1993). Iron and Steel in Ancient China: Second Impression, With Corrections. Leiden: E.J. Brill. ISBN 90-04-09632-9.
  • Wagner, Donald (2008). Science and Civilisation in China: Vol. 5, Part 11: Ferrous Metallurgy. Cambridge University Press. pp. 363–5. ISBN 978-0-521-87566-0.
  • Wagner, Donald B. (2001). The State and the Iron Industry in Han China. Copenhagen: Nordic Institute of Asian Studies Publishing. ISBN 87-87062-83-6.
  • Wang, Ling (2005). Tea and Chinese Culture. San Francisco: Long River Press. ISBN 1-59265-025-2.
  • Wang, Xiao. "On the Early Funeral Coffin in Central China," in Cultural Relices of Central China, 1997, No. 3:93–100. ISSN 1003-1731.
  • Wang Yu-ch'uan. "An Outline of The Central Government of The Former Han Dynasty," Harvard Journal of Asiatic Studies, Vol. 12, No. 1/2 (Jun., 1949): 134–187.
  • Wang, Zhongshu. (1982). Han Civilization. Translated by K.C. Chang and Collaborators. New Haven and London: Yale University Press. ISBN 0-300-02723-0.
  • Wang, Zichu. "A Chronology of Bells and Stone Chimes," in Musicology in China, 2007, No. 1:5–36. ISSN 1003-0042.
  • Watson, Burton (2003). Xunzi. New York: Columbia University Press. ISBN 0-231-12965-3.
  • West, Stephen H. "Playing With Food: Performance, Food, and The Aesthetics of Artificiality in The Sung and Yuan," in Harvard Journal of Asiatic Studies, Vol. 57, No. 1 (1997): 67–106.
  • Williams, Henry Smith (1904). A History Of Science. New York: Harper; reprint Whitefish, MT: Kessinger Publishing 2004. ISBN 1-4191-0163-3.
  • Wilson, Andrew. "Machines, Power and the Ancient Economy", in The Journal of Roman Studies, 2002, Vol. 92:1–32.
  • Wood, Nigel. (1999). Chinese Glazes: Their Origins, Chemistry, and Recreation. Philadelphia: University of Pennsylvania Press. ISBN 0-8122-3476-6.
  • Woods, Michael and Mary Woods. (2000). Ancient Communication: Form Grunts to Graffiti. Minneapolis: Runestone Press; an imprint of Lerner Publishing Group.
  • Wright, David Curtis (2001) The History of China. Westport: Greenwood Press. ISBN 0-313-30940-X.
  • Wu, Zhao. "The Origins of China's Musical Culture: Jiahu Turtleshell Shakers, Bone Flutes, and the Eight Trigrams," in La Pluridisciplinarité en archéologie musicale Vol. 2 1990:349–365. Paris: Maison des sciences de l'homme. ISBN 2-7351-0578-4.
  • Xu, Jay. "The Cemetery of the Western Zhou Lords of Jin," in Artibus Asiae , 1996, Vol. 56, No. 3/4:193–231.
  • Yan, Hong-sen. (2007). Reconstruction Designs of Lost Ancient Chinese Machinery. Dordrecht: Springer. ISBN 1-4020-6459-4.
  • Yang, Jian (杨坚). "Zhongguo doufu de qiyuan yu fazhan" 中国豆腐的起源与发展 [The Origin and Development of Chinese Tofu], in Nongye kaogu 农业考古 [Agricultural Archaeology], 2004, No. 1:217–226. ISSN 1006-2335.
  • You, Xiuling. "Liangzhu Culture and Rice Cultivation," in Collected Studies of Agricultural History (1999): 1–8.
  • You, Zhanhong. "The Making Technique and Its Application in Military of Bow and Crossbow During Pre-Qin and Han Dynasty," in Journal of Tsinghua University, Vol. 9, No. 3 (1994): 74–86. ISSN 1000-0062.
  • Yuan, Jing. "New Zooarchaeological Evidence for Changes in Shang Dynasty Animal Sacrifice," in Journal of Anthropological Archaeology, 2005, No. 24:252–270. ISSN 0278-4165.
  • Zhang, Jiangkai. "A Genealogical Study on the Pottery of Peiligang Culture," in Archaeology and Cultural Relics , 1997, No. 5:32–52. ISSN 1000-7830.
  • Zhao, Botao (2000). Twelve Animals in Chinese zodiac. Jinan: Qilu Press. ISBN 7-5333-0899-9.
  • Zhao, Jian. "The Early Warrior and the Birth of the Xia," in NUCB Journal of Language Culture and Communication, 2001, Vol. 3, No. 2:21–42.
  • Zheng, Junlei. "The Distributing Western Han's Tombs in Youzhou," in Archaeology and Cultural Relics, 2005, No. 6:47–53. ISSN 1000-7830.
  • Zhou, Songfang. "On the Story of Late Tang Poet Li He", in Journal of the Graduates Sun Yat-sen University, 1997, Vol. 18, No. 3:31–35.