Kekaisaran Khwarezmia

bekas kekaisaran di Asia Tengah
(Dialihkan dari Kekaisaran Khwarazmia)

Kekaisaran Khwarezmia (bahasa Persia: خوارزمشاهیان, Khwārezmšhāḥīān) adalah dinasti Islam Sunni yang berasal dari mamluk[4] Turkik dan menguasai Iran Raya, pertama sebagai negara boneka Seljuq dan nantinya sebagai negara merdeka pada abad ke-11. Kekaisaran ini tetap merdeka hingga invasi Mongol tahun 1220. Dinasti ini didirikan oleh Anūsh Tigin Gharchāī, mantan budak sultan Seljuq, yang ditunjuk sebagai gubernur Khwarezmia.

Kekaisaran Khwarezmia

خوارزمشاهیان
1077–1231
Khwarezmid Empire sekitar tahun 1200
Khwarezmid Empire sekitar tahun 1200
Ibu kotaUrgench
Agama
Islam Sunni
PemerintahanMonarki
Shah 
• 1077-1096/7
Anushtigin Gharchai
• 1220-1231
Jalal ad-Din Mingburnu (Sultan)
Era SejarahAbad Pertengahan
• Didirikan
1077
• Dibubarkan
1231
Didahului oleh
Digantikan oleh
kslKesultanan
Seljuk Raya
ksrKekaisaran
Mongolia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Sejarah bangsa Turk
Sejarah bangsa Turk
Sejarah bangsa Turk
Sebelum abad ke-14
Kekhaganan Turk 552–744
  Turk Barat
  Turk Timur
Kekhaganan Avar 564–804
Kekhaganan Khazar 618–1048
Xueyantuo 628–646
Bulgaria Besar 632–668
  Danube Bulgaria
  Volga Bulgaria
Persatuan Kangar 659–750
Kekhaganan Turgesh 699–766
Kekhaganan Uighur 744–840
Negara Karluk Yabgu 756–940
Kekhanan Kara-Khanid 840–1212
  Kara-Khanid Barat
  Kara-Khanid Timur
Dinasti Gansu Uighur 848–1036
Kerajaan Qocho 856–1335
Kekhanan Pecheneg
860–1091
Kekhanan Kimek
743–1035
Cumania
1067–1239
Negara Oghuz Yabgu
750–1055
Kekaisaran Ghaznawiyah 963–1186
Kekaisaran Seljuk 1037–1194
  Kesultanan Seljuk Rum
Kekaisaran Khwarezmia 1077–1231
Kekhanan Kerait Abad ke 11–13
Kesultanan Delhi 1206–1526
  Dinasti Mamluk
  Dinasti Khilji
  Dinasti Tughlaq
Gerombolan Emas | [1][2][3] 1240an–1502
Kesultanan Mamluk (Kairo) 1250–1517
  Dinasti Bahri

Dinasti Penguasa Khwarizmia

sunting

Di era kejayaannya, wilayah Khwarizmia sempat dikuasai sebuah kerajaan bernama Dinasti Khwarizmi. Tak jelas betul, kerajaan itu berdiri. Yang jelas, dinasti itu didirikan oleh Anush Tigin Gharcai - seorang bekas budak Sultan Seljuk yang ditunjuk sebagai Gubernur Khwarizmia. Kerajaan Khwarizmi hanya mampu bertahan hingga tahun 1220 M, setelah dihancurkan pasukan Mongol di bawah pimpinan Jengis Khan.

Sejak tahun 992 M hingga 1041 M, wilayah itu dikuasai Kerajaan Ghaznavid. Namun, pada tahun 1077 M, Khwarizmia berhasil ditaklukkan Dinasti Seljuk. Sejak saat itu, sultan Seljuk menugaskan Anush Tigin Gharcai sebagai gubernur di provinsi Khwarizmia. Pada tahun 1141 M, Sultan Seljuk, Ahmed Sanjar dikalahkan Kara Khitay. Cucu Anush Tigin, Ala Ad-Din Aziz terpaksa bergabung ke Kara Khitay.

Sultan Ahmed Sanjar pada tahun 1156 M terbunuh, ketika negara Seljuk mengalami chaos. Momen itu dimanfaatkan para penguasa Khwarizmi untuk mengembangkan wilayah kekuasaannya ke selatan. Pada tahun 1194 M, sultan terakhir Kerajaan Seljuk, Togrull III dikalahkan penguasa Khwarizmia, Ala ad-Din Tekish. Selain menyudahi kekuasaan Seljuk, dia juga membebaskan diri dari pengaruh Kara Khitay.

Memasuki abad ke-12 M, Tekish meninggal dunia dan digantikan puteranya Ala ad-Din Muhammad. Di era kekuasaan Ala Ad-Din Muhammad itulah seluruh kekuasaan Seljuk Raya berhasil ditaklukkan. Dia kemudian mendaulat dirinya sebagai Shah - gelar raja Persia. Ala Ad-Din Muhammad pun sangat dikenal sebagai Shah Khwarizmi. Wilayah kekuasaan Kerajaan Khwarizmi semakin meluas, ketika pada tahun 1212 M, dia mengalahkan Gur-Khan Kutluk dan menguasai tanah Kara Khitay.

Wilayah kekuasaan Kerajaan Khwarizmi pun membentang mulai dari Syr Darya hingga Baghdad dan dari Sungai Indus hingga ke Laut Kaspia. Sayangnya, kekuasaan Kerajaan Khwarizmi tak mampu bertahan lama. Pada tahun 1218 M, Jengis Khan mengirimkan duta perdagangannya ke negara yang tengah maju dan berkembang pesat itu. Namun, pemerintahan Khwarizmi menolak tawaran dagang dari penguasa Dinasti Mongol itu dan malah menahan sebanyak 500 duta perdagangannya.

Jengis Khan yang pada awalnya memilih jalur diplomatik menuntut pertanggungjawaban Shah Khwarizmi untuk segera melepaskan duta perdagangannya yang ditahan, namun Shah Khwarizmi merespon dengan membunuh 500 duta perdagangannya. Provokasi serius terhadap Jengis Khan direspon dengan Invasi besar-besaran. Tak kurang dari 200 ribu pasukan Mongol menyerbu wilayah kekuasaan Kerajaan Khwarizmi. Dalam waktu dua tahun, kawasan Asia Tengah dikuasai dan ditaklukkan tentara Mongol. Wilayah-wilayah penting dalam peradaban Islam seperti, Bukhara, Samarkand, dan ibu kota Khwarizmia, Urgench dihancurkan. Sultan Ala Ad-Din Muhammad mencoba menyelamatkan diri dari serangan pasukan Jengis Khan itu dan beberapa pekan kemudian wafat di sebuah pulau di Laut Kaspia. Putera Sultan Ala Ad-Din Muhammad, Jalal Ad-Din Manguberdi pun menggantikan posisi ayahnya sebagai sultan baru. Namun, dia menolak menggunakan gelar shah.

Sultan Jalal Ad-Din pun mencoba untuk menyelamatkan diri dari kepungan tentara Mongol dengan melarikan diri ke India. Upaya untuk lolos dari kejaran tentara Mongol tak berlangsung mulus. Dalam Pertempuran Indus, sang sultan kalah. Namun, Jala Ad-Din berhasil meloloskan diri ke Kesultanan Delhi.

Ketika Khwarizmia dihancurkan Mongol, penduduk di wilayah itu memilih menjadi tentara bayaran di Irak utara. Para tentara bayaran asal Khwarizmia itu sempat disewa Salih Ayyub, Sultan Dinasti Ayyubiah yang berpusat di Mesir untuk melawan Salih Ismail. Tentara bayaran dari Khwarizmia itu terlibat dalam Perang Salib. Berkat kekuatan tentara Khwarizmia, umat Islam mampu menguasai Yerusalem dan Palestina hingga tahun 1917 - ketika Inggris mengambilalihnya dari Kerajaan Usmani Turki.

Catatatan kaki

sunting
  1. ^ Marshall Cavendish Corporation (2006). Peoples of Western Asia. hlm. 364. 
  2. ^ Bosworth, Clifford Edmund (2007). Historic Cities of the Islamic World. hlm. 280. 
  3. ^ Borrero, Mauricio (2009). Russia: A Reference Guide from the Renaissance to the Present. hlm. 162. 
  4. ^ C.E. Bosworth "Anuštigin Ĝarčāī", Encyclopaedia Iranica (reference to Turkish scholar Kafesoğlu), v, p. 140, Online Edition, (LINK)

Daftar pustaka

sunting