Dinasti Qajar

Dinasti kerajaan yang memerintah Persia dari tahun 1789 hingga 1925

Dinasti Qajar (juga dieja sebagai Qadjar, Kadjar, atau Ghajar) adalah sebuah dinasti kerajaan yang memerintah Persia (sekarang Iran) dari tahun 1789 hingga 1925. Dinasti ini didirikan oleh Agha Mohammad Khan Qajar, seorang pemimpin suku Qajar, setelah jatuhnya Dinasti Zand. Masa pemerintahan Dinasti Qajar menandai periode perubahan besar dalam sejarah Persia, mencakup pergeseran politik, sosial, dan ekonomi yang signifikan, serta interaksi yang intens dengan kekuatan-kekuatan asing.

Dinasti Qajar
NegaraNegara Agung Persia
Wangsa indukGaris keturunan Qoyunlu suku Qajar
GelarShah Iran
Didirikan1789
PendiriAgha Mohammad Shah (1789–1797)
Penguasa terakhirAhmad Shah (1909–1925)
Dilengserkan1925
Cabang kadetKeluarga Bahmani
Kekaisaran Persia Qajar tahun 1808.

Sejarah Dinasti Qajar

sunting

Pendiri dan Awal Kekuasaan

sunting

Agha Mohammad Khan Qajar mendirikan dinasti ini pada tahun 1789 setelah berhasil mengalahkan Karim Khan Zand, pendiri Dinasti Zand. Meskipun Agha Mohammad Khan telah menyatakan dirinya sebagai shah pada tahun 1789, ia baru resmi dinobatkan pada tahun 1796 setelah menaklukkan seluruh wilayah Persia dan menjadikan Teheran sebagai ibu kota.

Konsolidasi Kekuasaan

sunting

Fath Ali Shah (1797–1834) melanjutkan usaha pendahulunya dengan memperkuat kontrol Qajar di seluruh Persia. Masa pemerintahannya ditandai oleh konflik dengan Kekaisaran Rusia dalam dua perang besar (Perang Rusia-Persia 18041813 dan 18261828). Perjanjian Gulistan (1813) dan Perjanjian Turkmenchay (1828) yang mengakhiri perang tersebut mengakibatkan Persia kehilangan wilayah-wilayah penting di Kaukasus, termasuk Georgia, Dagestan, Armenia, dan Azerbaijan.

Modernisasi dan Tekanan Asing

sunting

Pada abad ke-19, Dinasti Qajar menghadapi tekanan besar dari kekuatan-kekuatan kolonial seperti Rusia dan Inggris. Upaya modernisasi dimulai pada masa pemerintahan Naser al-Din Shah Qajar (1848–1896), yang memerintah selama hampir 50 tahun. Ia melakukan reformasi administratif, militer, dan infrastruktur. Namun, modernisasi ini sering terhambat oleh intervensi asing dan korupsi internal.

Naser al-Din Shah juga menjadi shah Qajar pertama yang mengunjungi Eropa. Perjalanan ini memberikan wawasan baru bagi Persia tetapi juga menambah beban finansial karena banyak proyek ambisiusnya dibiayai melalui pinjaman asing.

Melemahnya Kekuasaan

sunting

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, Dinasti Qajar semakin kehilangan kekuatan politiknya. Revolusi Konstitusional Persia (1905–1911) memaksa Mohammad Ali Shah Qajar untuk menerima pembentukan Majelis Nasional Persia (Majlis) dan konstitusi yang membatasi kekuasaan monarki.

Selama masa pemerintahan Ahmad Shah Qajar (1909–1925), pengaruh Dinasti Qajar semakin melemah akibat ketidakstabilan politik, tekanan ekonomi, dan intervensi asing. Ahmad Shah dianggap tidak efektif dalam mengelola negara, sehingga membuka jalan bagi munculnya Reza Khan, seorang pemimpin militer yang akhirnya menggulingkan dinasti tersebut.

Struktur Politik dan Pemerintahan

sunting

Dinasti Qajar mempertahankan sistem pemerintahan monarki absolut, meskipun dengan pengaruh aristokrasi dan ulama yang signifikan. Setelah Revolusi Konstitusional, sistem ini berubah menjadi monarki konstitusional, dengan Majlis sebagai badan legislatif. Namun, kendali monarki tetap kuat hingga akhir pemerintahan Qajar.

Budaya dan Seni

sunting

Dinasti Qajar meninggalkan warisan budaya yang kaya. Seni Qajar meliputi lukisan miniatur, arsitektur, dan seni dekoratif yang berkembang pesat. Istana Golestan di Teheran, misalnya, adalah salah satu peninggalan arsitektur Qajar yang paling terkenal dan sekarang menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO.

Qajar juga dikenal karena mempromosikan sastra dan puisi Persia. Banyak seniman dan penulis terkenal berkembang selama periode ini, meskipun budaya Persia juga mulai dipengaruhi oleh pengaruh Barat.

Keuangan dan Ekonomi

sunting

Ekonomi Qajar sangat bergantung pada pertanian, perdagangan, dan pajak. Namun, dinasti ini menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan, termasuk inflasi, korupsi, dan eksploitasi sumber daya oleh kekuatan asing. Konsesi ekonomi kepada Inggris dan Rusia, seperti konsesi tembakau yang kontroversial, menimbulkan ketidakpuasan rakyat.

Akhir Dinasti Qajar

sunting

Dinasti Qajar berakhir pada tahun 1925 ketika Ahmad Shah Qajar digulingkan oleh Reza Khan, yang kemudian mendirikan Dinasti Pahlavi. Ahmad Shah, yang dianggap lemah dan tidak mampu memimpin negara, menghabiskan tahun-tahun terakhirnya dalam pengasingan di Eropa.

Warisan Dinasti Qajar

sunting

Meskipun dinasti ini runtuh, pengaruhnya masih terasa dalam sejarah dan budaya Iran. Periode Qajar sering dianggap sebagai masa transisi antara Persia tradisional dan modern, dengan banyak institusi modern, seperti sistem pendidikan dan transportasi, berasal dari era ini.

Daftar Shah Dinasti Qajar

sunting
  1. Agha Mohammad Khan Qajar (1789–1797)
  2. Fath Ali Shah Qajar (1797–1834)
  3. Mohammad Shah Qajar (1834–1848)
  4. Naser al-Din Shah Qajar (1848–1896)
  5. Mozaffar al-Din Shah Qajar (1896–1907)
  6. Mohammad Ali Shah Qajar (1907–1909)
  7. Ahmad Shah Qajar (1909–1925)

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  • Amanat, Abbas. Iran: A Modern History. Yale University Press, 2017.
  • Keddie, Nikki R. Modern Iran: Roots and Results of Revolution. Yale University Press, 2006.
  • Lambton, Ann K. S. Persian Political Thought. Cambridge University Press, 1980.

Pranala luar

sunting