Liga 1 (Indonesia)
Liga 1 atau yang juga dikenal sebagai BRI Liga 1 karena alasan sponsor oleh Bank Rakyat Indonesia,[1] adalah liga profesional tingkat pertama dalam sistem liga sepak bola Indonesia. Liga 1 diikuti oleh 18 klub dan menggunakan sistem promosi dan degradasi, dengan PT Liga Indonesia Baru sebagai operator resmi liga ini.
Badan yang mengatur | PT Liga Indonesia Baru |
---|---|
Negara | Indonesia |
Dibentuk |
|
Musim perdana | 1994-95 |
Jumlah tim | 18 |
Tingkat pada piramida | 1 |
Degradasi ke | Liga 2 |
Piala domestik | Piala Indonesia |
Piala internasional | Liga Champions Dua AFC Liga Challenge AFC Kejuaraan Klub ASEAN |
Juara bertahan liga | Persib Bandung (gelar ke-3) |
Klub tersukses | Persipura Jayapura (4 gelar) |
Televisi penyiar | |
Situs web | ligaindonesiabaru |
Musim 2024–2025 |
Kasta teratas liga sepak bola profesional di Indonesia dimulai sejak musim 2008-09, awalnya dibentuk dengan nama Indonesia Super League (Liga Super Indonesia) hingga tahun 2015.[2] Sebelum PSSI membentuk dan menyelenggarakan Liga Super Indonesia sebagai liga sepak bola profesional pertama di Indonesia, nama kompetisi tingkat atas sebelumnya di Indonesia adalah Divisi Utama Liga Indonesia dari musim 1994-95 hingga 2007-08.[3] Sebelum reformasi pada tahun 2008, kompetisi nasional menggunakan format turnamen.[4] Liga 1 yang dimulai pada tahun 2017 adalah perubahan nama terkini liga ini.[2]
Sebanyak empat puluh dua klub telah berkompetisi di kasta teratas sepak bola Indonesia sejak dimulainya era modern pada tahun 2008 sebagai Indonesia Super League. Delapan tim telah dinobatkan sebagai juara, dengan Persipura Jayapura menjadi tim yang paling banyak meraih gelar, yaitu empat kali pada musim 2009, 2011, 2013 dan 2016.
Sejarah
suntingAwal Mula
suntingPada tahun 1994, PSSI menggabungkan tim-tim dari Perserikatan, sebuah liga populer bagi klub amatir yang mewakili asosiasi sepakbola regional, dan Galatama, sebuah liga yang kurang populer yang terdiri dari tim semi-profesional, untuk membentuk Liga Indonesia. Upaya ini mengintegrasikan fanatisme di Perserikatan dan profesionalisme di Galatama dengan tujuan meningkatkan kualitas sepakbola Indonesia. Langkah ini membawa sistem bertingkat dalam kompetisi sepakbola Indonesia. Format babak grup, yang digunakan di Perserikatan, digabungkan dengan sistem kompetisi penuh yang diikuti dengan babak semifinal dan final seperti di Galatama.[5]
Pembentukan
suntingEra kompetisi modern dimulai pada tahun 2008 dengan Indonesia Super League musim 2008-2009. Musim pertama dimulai dengan 18 klub. Gol pertama Indonesia Super League dicetak oleh Ernest Jeremiah dari Persipura dalam hasil imbang 2-2 melawan Sriwijaya FC. 18 anggota pertama dari kompetisi yang baru Indonesia Super League mengikuti hasil akhir klasemen musim 2008-2009 adalah Persipura Jayapura, Persiwa Wamena, Persib Bandung, Persik Kediri, Sriwijaya FC, Persela Lamongan, Persija Jakarta, PSM Makassar, Pelita Jaya, Arema Malang, Persijap Jepara, Persiba Balikpapan, PKT Bontang, Persitara Jakarta Utara, PSMS Medan, Deltras Sidoarjo, Persita Tangerang, dan PSIS Semarang.[6] Awalnya, Persiter Ternate dan Persmin Minahasa memenuhi syarat untuk mendaftar tetapi mereka gagal memenuhi persyaratan verifikasi untuk menjadi anggota pendiri Indonesia Super League.[6]
Dualisme
suntingKarena sepak bola di Indonesia sangat dipolitisasi dengan faksi-faksi saingan yang saling menggulingkan, konflik menjadi hal yang biasa sebelum tahun 2017. Konflik terburuk terjadi pada tahun 2011. Setelah pelantikan dewan PSSI baru pada tahun 2011, seorang anggota Komite Eksekutif PSSI dan ketua Komite Kompetisi, Sihar Sitorus, menunjuk PT Liga Prima Indonesia Sportindo sebagai operator liga baru yang menggantikan PT Liga Indonesia karena LI gagal menyediakan laporan pertanggungjawaban kepada PSSI.[7] Sitorus, salah satu politisi di PSSI, mengumumkan Liga Premier Indonesia sebagai kompetisi tingkat atas baru di Indonesia. Setelah munculnya Liga Primer Indonesia (LPI), PSSI tidak mengakui keabsahan ISL.[8] Tim-tim ISL seperti PSM Makassar, Persema Malang, dan Persibo Bojonegoro, yang telah memboikot operator ISL karena keputusan wasit dan manajemen, dengan senang hati beralih ke LPI bersama-sama dengan pecahan dari tim ISL yang ada. Namun, musim LPI tahun 2011 dihentikan di tengah musim, karena terus terjadi perpecahan di dalam PSSI; liga baru, Liga Prima Indonesia (Indonesian Premier League) menggantikannya pada akhir tahun 2011 untuk musim 2011-2012.[9]
Sebelum terjadinya perpecahan di PSSI, Sitorus memicu kontroversi lebih lanjut ketika ia mengatakan bahwa kompetisi baru akan dibagi menjadi dua wilayah dan akan ada penambahan enam klub di divisi teratas, yang membuat banyak anggota asosiasi marah.[10] Sebanyak 14 tim yang seharusnya menjadi peserta Indonesia Premier League memilih untuk mendukung Liga Super Indonesia yang terus berjalan di bawah dukungan faksi pro-IPL, meskipun dianggap sebagai kompetisi ilegal.[11] PSSI resmi, yang didukung oleh FIFA dan AFC, tidak mengakui ISL selama dua musim. Sementara itu, Liga Premier Indonesia menjadi liga kasta teratas dari tahun 2011 hingga 2013 dengan hanya 11 tim.[7][12]
Dalam sebuah rapat luar biasa PSSI pada tanggal 17 Maret 2013, anggota asosiasi mengecam Sitorus dan memutuskan bahwa Liga Super Indonesia akan kembali menjadi kompetisi tingkat atas, menyusul pembubaran Liga Primer Indonesia.[13] Sitorus dan lima anggota dewan PSSI lainnya diberhentikan dari dunia sepak bola karena peran mereka dalam pemisahan (dikenal secara lokal sebagai dualisme) yang mengganggu sepak bola Indonesia.[14]
Dewan PSSI yang baru juga memutuskan bahwa tujuh tim terbaik dari Liga Primer Indonesia 2013 akan bergabung dengan liga yang bersatu setelah dilakukan verifikasi. Semen Padang, Persiba Bantul, Persijap Jepara, dan PSM Makassar lulus verifikasi, sedangkan Perseman Manokwari, Persepar Palangkaraya, dan Pro Duta tidak lulus, sehingga musim 2014 diikuti oleh 22 tim.[15][16]
Intervensi Pemerintah dan Suspensi FIFA
suntingDampak dari perpecahan tersebut menghantui sepak bola Indonesia selama bertahun-tahun setelah penggabungan kembali. Pada tanggal 18 April 2015, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi secara resmi melarang kegiatan PSSI setelah PSSI menolak untuk mengakui rekomendasi dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), sebuah lembaga di bawah kementerian, bahwa Arema Cronus dan Persebaya tidak boleh lulus verifikasi ISL karena masih ada klub lain yang menggunakan nama yang sama.[17][18] Sebelumnya, Nachrawi telah mengirimkan tiga surat peringatan. Namun, PSSI menolak untuk menjawab panggilannya hingga batas waktu yang ditentukan. Akibatnya, PSSI secara resmi menghentikan semua kompetisi di musim 2015 setelah rapat Komite Eksekutif PSSI pada tanggal 2 Mei 2015 menyebut intervensi pemerintah sebagai keadaan memaksa.[19]
Intervensi pemerintah juga membuat FIFA menghukum Indonesia dengan suspensi satu tahun dari semua aktivitas sepak bola asosiasi karena badan dunia tersebut menganggap campur tangan negara dalam masalah sepak bola sebagai pelanggaran terhadap anggotanya, PSSI. Selama masa suspensi, beberapa turnamen diadakan untuk mengisi kekosongan, dimulai dari Piala Presiden Indonesia 2015, yang dimenangkan oleh Persib, hingga Piala Bhayangkara yang menutup seri turnamen yang tidak diakui tersebut.
Pada tanggal 13 Mei 2016, FIFA secara resmi mengakhiri suspensi, menyusul pencabutan keputusan menteri Indonesia pada tanggal 10 Mei 2016. Tak lama setelah itu, sebuah turnamen jangka panjang dengan format kompetisi penuh, Indonesia Soccer Championship, muncul. Dimana pada musim itu Persipura Jayapura menjadi Kampiun ISC 2016.
Nama Liga Saat Ini
suntingPada tahun 2017, kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia diubah namanya secara resmi menjadi Liga 1. Perubahan nama juga diberlakukan untuk Divisi Utama (menjadi Liga 2) dan Liga Nusantara (menjadi Liga 3). Operator dari kompetisi juga berubah dari PT Liga Indonesia (LI) menjadi PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Namun, khusus musim 2021-2022 mengingat kompetisi berjalan masih di tengah pandemi COVID-19, Kompetisi Liga 1 harus melakukan beberapa terobosan supaya berjalan dengan aman. Sistem kompetisi tersebut menggunakan sistem gelembung atau bubble to bubble menjadi pilihan, yaitu ketika setiap kontestan Liga 1 berkumpul terpusat di satu pulau dan semua tim Liga 1 tidak ada yang bermain di kandangnya sendiri, sistem kompetisi yang baru tersebut agar nantinya tidak menjadi klaster baru penyebaran virus COVID-19.[20]
Format kompetisi
suntingFormat kompetisi menggunakan format satu wilayah dimana sebelumnya (terakhir 2007) menggunakan format dua wilayah.[21][22] Pemenang akan ditentukan dari jumlah poin paling banyak selama 34 pertandingan. Gelar juara ditentukan oleh jumlah poin, kriteria head-to-head, jumlah selisih gol, jumlah gol yang dicetak, jumlah poin fair play, dan undian. Juara akan mewakili Indonesia di babak kualifikasi Liga Champions Dua Asia. Sedangkan peringkat ke-2 akan mewakili Indonesia di babak kualifikasi Liga Challenge Asia. Tiga tim penghuni terbawah klasemen akan langsung terdegradasi dan digantikan oleh tiga tim terbaik dari Liga 2 yang promosi.
Klub
suntingSebanyak 18 klub berkompetisi pada musim 2024–2025.
Riwayat kompetisi
suntingHasil dari musim ke musim
suntingMusim | Nama turnamen | Juara | Runner-up |
---|---|---|---|
2008–09 | Indonesia Super League (DJARUM ISL) |
Persipura | Persiwa |
2009–10 | Arema Indonesia | Persipura | |
2010–11 | Persipura | Arema Indonesia | |
2011–12 (ISL) | Indonesia Super League | Sriwijaya | Persipura |
2011–12 (IPL) | Indonesian Premier League | Semen Padang | Persebaya 1927 |
2013 (ISL) | Indonesia Super League | Persipura | Arema Cronus |
2013 (IPL) | Indonesian Premier League | Kompetisi tidak selesai[23] | |
2014 | Indonesia Super League | Persib | Persipura |
2015 | QNB League | Kompetisi dihentikan akibat dibekukan FIFA[23] | |
2016 | Indonesia Soccer Championship A (TORABIKA SOCCER CHAMPIONSHIP) |
Persipura | Arema Cronus |
2017 | GOJEK traveloka Liga 1 | Bhayangkara | Bali United |
2018 | GOJEK Liga 1 | Persija | PSM |
2019 | Shopee Liga 1 | Bali United | Persebaya |
2020 | Kompetisi dihentikan akibat pandemi COVID-19 | ||
2021–22 | BRI Liga 1 | Bali United | Persib |
2022–23 | PSM | Persija | |
2023–24 | Persib | Madura United |
Klub tersukses
suntingKlub | Juara | Runner-up | Musim Juara | Musim Runner-up |
---|---|---|---|---|
Persipura | 4 | 3 | 2008-09, 2010-11, 2013, 2016 | 2009-10, 2011-12 (ISL), 2014 |
Bali United FC | 2 | 1 | 2019, 2021-22 | 2017 |
Persib | 2 | 1 | 2014, 2023–24 | 2021-22 |
Arema FC | 1 | 3 | 2009-10 | 2010-11, 2013, 2016 |
Persija | 1 | 1 | 2018 | 2022-23 |
PSM | 1 | 1 | 2022-23 | 2018 |
Sriwijaya FC | 1 | 0 | 2011–12 (ISL) | |
Semen Padang FC | 1 | 0 | 2011–12 (IPL) | |
Bhayangkara FC | 1 | 0 | 2017 | |
Persebaya | 0 | 2 | 2011–12 (IPL), 2019 | |
Persiwa | 0 | 1 | 2008-09 | |
Madura United FC | 0 | 1 | 2023–24 |
Penghargaan
suntingPencetak gol terbanyak
suntingCatatan:
- ^ Pemain belum dinaturalisasi menjadi warga negara Indonesia pada saat kompetisi berlangsung.
Pemain terbaik
suntingPenjaga gawang terbaik
suntingMusim | Pemain | Klub |
---|---|---|
2013 | Yoo Jae-hoon | Persipura |
Pemain muda terbaik
suntingPelatih terbaik
suntingMusim | Pelatih/Manager | Klub |
---|---|---|
2013 | Jacksen F. Tiago | Persipura |
2018 | Stefano Cugura | Persija |
2019 | Stefano Cugurra | Bali United |
2021–22 | Aji Santoso | Persebaya |
2022–23 | Bernardo Tavares | PSM |
2023–24 | Bojan Hodak | Persib |
Penghargaan gol terbaik
suntingMusim | Pemain | Klub | Lawan | Tanggal |
---|---|---|---|---|
2017 | Septian David Maulana | Mitra Kukar | Persiba | 10 November 2017 |
2019 | David da silva | Persebaya | Arema | 12 Desember 2019 |
2021–22 | Carlos Fortes | Arema | Persija | 5 Februari 2022 |
2022–23 | Matheus Pato | Borneo Samarinda | Bali United | 3 April 2023 |
Tim Fair Play
suntingMusim | Klub |
---|---|
2017 | Perseru |
2018 | Barito Putera |
2019 | TIRA-Persikabo |
2021–22 | Madura United |
2022–23 | Bhayangkara |
2023–24 | Borneo Samarinda |
Bersponsor
suntingPeriode | Sponsor | Nama Liga | Ref. |
---|---|---|---|
2008–2011 | Djarum | Djarum Indonesia Super League | [24] |
2011–2013 | Tidak ada sponsor | Indonesian Premier League | – |
2011–2014 | Indonesia Super League | [25] | |
2015 | QNB Group | QNB League | [26] |
2016 | Torabika | Torabika Soccer Championship | |
2017 | Go-Jek dan Traveloka | Go-Jek Traveloka Liga 1 | [27] |
2018 | Go-Jek | Go-Jek Liga 1 | [28] |
2019–2020 | Shopee | Shopee Liga 1 | [29][30] |
2021– | Bank Rakyat Indonesia | BRI Liga 1 | [1] |
Hak siar
suntingSekarang
suntingPenyiar | Liputan | Tahun | Ringkasan |
---|---|---|---|
Emtek | Free-to-air (FTA) | 2018–2027 | Sebagian besar pertandingan besar hanya tersedia melalui antena terestrial digital. Enam pertandingan per minggu disiarkan langsung di Indosiar. |
Streaming | Disiarkan di Vidio Premier (Berbayar). Lima hingga lebih pertandingan disiarkan (termasuk pertandingan-pertandingan besar) diperlukan berlangganan (Hanya disiarkan untuk penonton region Indonesia) dan Pertandingan langsung non-Vidio Premier (tidak termasuk pertandingan besar) tersedia gratis, dengan highlight gratis dan liputan penuh gratis dari 314 pertandingan yang tersedia di Indonesia dan negara lain melalui permintaan (melalui saluran Indosiar dan saluran resmi Vidio Liga 1). | ||
Pay TV | 2021–2027 | Pertandingan yang tersedia untuk pelanggan Nex Parabola. | |
MVN | 2023–sekarang | Pertandingan yang tersedia untuk pelanggan MNC Vision dan K-Vision. |
Sebelumnya
suntingTahun | Penyiar | ||
---|---|---|---|
Free-to-air (FTA) | Pay TV | Streaming | |
2008–2012 (ISL) | ANTV | — | — |
2011–2012 (IPL) | MNC Media | ||
2013 (ISL) | VIVA | ||
2013 (IPL) | Kompas TV MNC Media | ||
2014 | MNC Media Kompas TV |
K-Vision | Domikado |
2015 | MNC Media NET. |
Lippo Group Matrix Garuda | |
2017 | tvOne | Orange TV | iflix SportsFlix |
2018 | Moji tvOne |
Orange TV Matrix Garuda IndiHome |
SportsFlix |
2019 | Moji | Matrix Garuda IndiHome |
– |
2020–2022 | MVN IndiHome |
Vision+ | |
2022–2023 | IndiHome | – |
Hak komersial
suntingNama Titel | Periode | Mitra |
---|---|---|
Indonesia Super League | 2013–2015[31] | BV Sports |
Lihat juga
suntingReferensi
sunting- ^ a b Berbagai sumber:
- Adiyaksa, Muhammad (5 Agustus 2021). "BRI Diperkenalkan sebagai Sponsor Utama Baru Liga 1 pada 12 Agustus 2021". bola.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-04. Diakses tanggal 5 Agustus 2021.
- Hasan, Zainal (31 Maret 2022). Ibrahim, Herry, ed. "Banyak Sisi Positif, BRI Siap Kembali Jadi Sponsor Utama Liga 1 Musim Depan". Indosport. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-09. Diakses tanggal 31 Maret 2022.
- Wibowo, Hendry (2023-06-26). "Resmi! BRI Kembali Jadi Sponsor Utama Liga 1 2023 / 2024". Bola.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-28. Diakses tanggal 2023-06-26.
- ^ a b "PSSI Ubah ISL Jadi Liga 1". Bola.net. 20 Januari 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-03. Diakses tanggal 19 April 2023.
- ^ "BRI Liga 1". PSSI - Football Association of Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-08. Diakses tanggal 2024-12-04.
- ^ "Liga Indonesia Dengan Format Dua Wilayah, Nostalgia dan Obat Kala Pandemi". Football Tribe. 15 Oktober 2020. hlm. 2.
- ^ Putra, Gerry (2016-09-29). "Sejarah Kompetisi Sepakbola di Indonesia: Dari Masa Pra-Kemerdekaan Hingga (Menuju) Liga Profesional". FourFourTwo. Archived from the original on 2016-10-25. Diakses tanggal 2023-04-19.
- ^ a b "ISL, Premier League Rasa Indonesia". KOMPAS.com. 2008-07-10. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-15. Diakses tanggal 2023-04-19.
- ^ a b Anamisme, Mugiwara (2013-05-05). "IPL, ISL dan Dampak Dualisme Sepakbola Nasional". KOMPASIANA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-18. Diakses tanggal 2023-04-19.
- ^ "Liga Super Indonesia Menantang Liga Primer Indonesia". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2011-01-08. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-28. Diakses tanggal 2023-04-19.
- ^ "Inilah Kronologi Lengkap Perseteruan PSSI dan KPSI". Republika Online. 2012-03-19. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-29. Diakses tanggal 2023-04-19.
- ^ Al-Yamani, Zaky (2011-09-30). "Penentang Liga Super 24 Tim Bertambah". www.viva.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-18. Diakses tanggal 2023-04-19.
- ^ "14 Klub Liga Indonesia Ancam Gelar Liga Tandingan". sepakbola. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-18. Diakses tanggal 2023-04-19.
- ^ "Liga Indonesia Musim Depan Bernama Indonesia Premier League". Republika Online. 2011-10-13. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-12-16. Diakses tanggal 2023-04-19.
- ^ Afroni, Donny (2013-03-17). "Liga Tetap Bernama Indonesia Super League". Goal.com. Archived from the original on 2013-03-20. Diakses tanggal 2023-04-19.
- ^ a.yani (2013-05-06). "Enam Anggota Exco PSSI Dihukum 10 Tahun". liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-18. Diakses tanggal 2023-04-19.
- ^ "ISL dan IPL Akhirnya Bersatu". KORAN KALTIM. 2013-03-17. Archived from the original on 2015-04-07. Diakses tanggal 2023-04-19.
- ^ "Tidak Lolos Verifikasi, Tiga Tim IPL Dimasukkan Divisi Utama". Republika Online. 2013-12-12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-21. Diakses tanggal 2023-04-19.
- ^ Vetriciawizach. "Menpora Resmi Bekukan PSSI". olahraga. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-28. Diakses tanggal 2023-04-19.
- ^ Kardi, Dika Dania. "Kronologi Keputusan Final Pembekuan PSSI". olahraga. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-18. Diakses tanggal 2023-04-19.
- ^ "Force Majeur, PSSI Hentikan Semua Kompetisi". PSSI - Football Association of Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-19. Diakses tanggal 2023-04-19.
- ^ "PSSI Jelaskan Format Kompetisi Liga 1 dan Liga 2 di Tengah Pandemi". Goal.com. 30 Mei 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-04. Diakses tanggal 2021-08-29.
- ^ Karami, Luzman Rifqi (26 Agustus 2011). "Sejarah Kompetisi Sepak Bola Indonesia". VIVA.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-14. Diakses tanggal 2022-09-10.
- ^ "Liga Super Indonesia (ISL) dari Masa ke Masa". VIVA.co.id. 7 November 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-21. Diakses tanggal 2022-09-10.
- ^ a b Yaksa, Muhammad Adi (2020-10-16). "Kisah 4 Kali Matinya Kompetisi di Indonesia, Bagaimana Nasib Shopee Liga 1 2020?". Bola.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-25. Diakses tanggal 2023-10-26.
- ^ Sufiyanto, Tengku, ed. (2016-08-23). "Cerita Produk Rokok yang Pernah 'Merajai' Sepakbola Indonesia". INDOSPORT.com. hlm. 5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-09. Diakses tanggal 2022-10-08.
- ^ Lazuardi, Glery (8 November 2013). Esvandi, Dodi, ed. "ISL 2014 Kemungkinan Tanpa Sponsor Rokok". TribunNews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 November 2013. Diakses tanggal 3 November 2014.
- ^ "Liga & BVSport Gandeng QNB Group". www.ligaindonesia.co.id. Archived from the original on 5 April 2015. Diakses tanggal 3 April 2015.
- ^ Febrianto, Luthfie (10 April 2017). "Jadi Sponsor Liga 1, Gojek-Traveloka Sumbang Rp 180 Miliar". liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 April 2017.
- ^ "Ini Penyebab Berubahnya Titel Sponsor Liga 1 2018". liga-indonesia.id. Archived from the original on 5 Agustus 2018. Diakses tanggal 22 Maret 2018.
- ^ Adnan, Rais (10 Mei 2019). "Ini Logo Dan Sponsor Utama Liga 1 2019". Goal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Mei 2019. Diakses tanggal 10 Mei 2019.
- ^ Adiyaksa, Muhammad (5 Februari 2020). "Emtek Kembali Jadi Official Broadcaster Liga 1 2020". liputan6.com. Jakarta: Bola.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-18. Diakses tanggal 5 Februari 2020.
- ^ "KPPU Selidiki Dugaan Monopoli & Pengaturan Hak Siar ISL oleh PSSI". Detik.com. 19 Maret 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-22. Diakses tanggal 2022-11-14.