Sistem liga sepak bola di Indonesia

Sistem Liga untuk Klub Sepakbola di Indonesia

Sistem liga sepak bola di Indonesia adalah serangkaian sistem liga untuk klub sepak bola di Indonesia. Sejak tahun 1994, Liga Indonesia adalah kompetisi liga yang menampilkan pertandingan antar klub sepak bola, sebagai hasil penggabungan dari dua kompetisi teratas di Indonesia yang sudah ada sebelumnya Perserikatan (amatir) dan Galatama (semi profesional). Liga Indonesia dikelola oleh PSSI, federasi sepak bola nasional Indonesia.

Ada 4 tingkat kompetisi dalam hierarki piramida liga di Indonesia saat ini. Empat tingkat teratas dalam hierarki adalah kompetisi profesional.[1]

Sejarah

sunting

Pada tahun 1914-1930, di Indonesia (yang masih merupakan negara Hindia Belanda) terdapat kompetisi sepak bola amatir yang bersifat nasional (walaupun kenyataannya cuma selingkup pulau Jawa saja) yang diselenggarakan oleh Nederlandsch-Indische Voetbal Bond (NIVB), yaitu Kejuaraan Antar Kota Hindia Belanda.

Sebelum tahun 1979, Indonesia cuma memiliki sistem liga nasional sepak bola amatir, yaitu Perserikatan, yang terdiri beberapa tingkat kompetisi. Liga ini didirikan pada tahun 1931 yang akhirnya menggantikan Kejuaraan Antar Kota Hindia Belanda. Kompetisi ini adalah kompetisi liga sepak bola pertama Indonesia yang diselenggarakan oleh PSSI. Sejak tahun 1932-1950 kompetisi Kejuaraan Antar Kota Hindia Belanda berjalan bersamaan dengan Perserikatan.

Tingkat

Liga/Divisi

1

Perserikatan (diselenggarakan oleh PSSI) Kejuaraan Antar Kota Hindia Belanda (diselenggarakan oleh NIVB)
(sejak 1914–1950)

Pada tahun 1979-80 didirikan liga semi-profesional yaitu Galatama yang terdiri dari hanya satu tingkat kompetisi (kecuali tahun 1983 dan 1990 yang terdapat 2 divisi). Oleh karena itu, sejak tahun 1979, baik Galatama dan Perserikatan berjalan dan memiliki sistem liga mereka sendiri.

Tingkat

Liga/Divisi

1

Perserikatan Galatama

2

Perserikatan Divisi Satu
(sejak tahun 1978)
Galatama Divisi Satu
(hanya dimainkan pada tahun 1980, 1983 dan 1990)

3

Perserikatan Divisi Dua
(sejak tahun 1987)

Pada tahun 1994, PSSI menggabungkan kedua kompetisi ke dalam sistem kompetisi baru, yaitu Liga Indonesia. Semua klub dari kedua liga tingkat atas digabung ke dalam Liga Indonesia Divisi Utama, sebagai sistem baru liga tingkat atas nasional. Karena Galatama tidak memiliki tingkat liga yang lebih rendah, liga yang lebih rendah dari Liga Indonesia Divisi Utama diambil dari semua klub pada tingkat yang sama di Perserikatan.

Tingkat

Liga/Divisi

1

Liga Indonesia Divisi Utama

2

Liga Indonesia Divisi Satu

3

Liga Indonesia Divisi Dua

4

Liga Indonesia Divisi Tiga
(sejak tahun 2005)

Pada tahun 2008 PSSI membuat Liga Super Indonesia (ISL) sebagai tingkat liga tingkat teratas yang baru. Oleh karena itu, Divisi Utama kemudian diturunkan ke tingkat kedua dan juga divisi-divisi dibawahnya. Liga baru ini diciptakan untuk memperkenalkan sistem profesional penuh dalam sepak bola Indonesia.

Sejalan dengan liga ini, tim U-21 tim dari masing-masing peserta klub ISL berkompetisi di Liga Super Indonesia U-21.

Tingkat

Liga/Divisi

1

Liga Super Indonesia

2

Liga Indonesia Divisi Utama

3

Liga Indonesia Divisi Satu

4

Liga Indonesia Divisi Dua

5

Liga Indonesia Divisi Tiga

Pada tahun 2011, PSSI mengganti Liga Super Indonesia (ISL) dengan Liga Prima Indonesia (IPL).

Tingkat

Liga/Divisi

1

Liga Prima Indonesia

2

Liga Indonesia Divisi Utama

3

Liga Indonesia Divisi Satu

4

Liga Indonesia Divisi Dua

5

Liga Indonesia Divisi Tiga

Setelah kongres luar biasa PSSI pada tanggal 17 Maret 2013, Liga Prima Indonesia dan Liga Super Indonesia berada di bawah pengawasan PSSI sebelum digabungkan pada tahun 2014 dengan nama Indonesia Super League. Sebelum itu dua liga ini masih berjalan masing-masing.[2]

Tingkat

Liga/Divisi

1

Liga Super Indonesia Liga Prima Indonesia

2

Liga Indonesia Divisi Utama

3

Liga Indonesia Divisi Satu

4

Liga Indonesia Divisi Dua

5

Liga Indonesia Divisi Tiga

Pada tanggal 17 April 2015, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menjatuhkan hukuman kepada PSSI, berupa SK Pembekuan No. 01307 Tahun 2015 yang membuat semua aktivitas PSSI tidak diakui termasuk Liga Super Indonesia (ISL) yang harus dihentikan saat masih berlangsung. Akibat dari pembekuan itu, FIFA kemudian menjatuhkan sanksi untuk Indonesia per 30 Mei 2015 sebab menganggap pemerintah Indonesia telah melakukan intervensi kepada PSSI. Sanksi tersebut membuat Indonesia tidak bisa mengikuti kompetisi Internasional, kecuali SEA Games 2015 di Singapura yang diikuti Timnas Indonesia U-23.

Pada tanggal 13 Mei 2016, FIFA akhirnya mencabut sanksi yang diberikan untuk Indonesia setelah menerima laporan bahwa Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) telah mencabut surat pembekuan aktivitas terhadap PSSI.

Tahun 2017, kompetisi sepak bola profesional tertinggi di Indonesia yaitu Liga Super Indonesia (ISL) berganti nama menjadi Liga 1 di bawah kepemimpinan ketua PSSI yang baru, Edy Rahmayadi. Berikut adalah struktur Liga Indonesia terbaru:

Tingkat

Liga/Divisi

1

Liga 1
(BRI Liga 1)
18 klub

2

Liga 2
28 klub

Grup 1
7 klub

Grup 2
7 klub

Grup 3
7 klub

Grup 4
7 klub

3

Liga 3

Pada tahun 2024, PSSI dibawah kepemimpinan erick thohir, berencana untuk membuat jenjang baru, yaitu Liga 4 sebagai kasta keempat yang akan dikelola oleh PSSI dan cabang-cabangnya di daerah. Selain itu, PSSI memutuskan bahwa Liga Nusantara (sebelumnya bernama Liga 3) akan dikelola oleh PT. Liga Indonesia Baru yang juga mengelola Liga 1 dan Liga 2.

Tingkat

Liga/Divisi

1

Liga 1

2

Liga 2

3

Liga Nusantara

4

Liga 4

Bentuk kompetisi

sunting

Dari musim 1994-95 hingga 2004-05, bentuk Liga Indonesia berubah hampir setiap tahun. Untuk beberapa musim, Divisi Utama sebagai liga tingkat teratas dibagi menjadi dua wilayah dan juga pernah dibagi menjadi tiga wilayah. Jumlah klub di tingkat teratas bervariasi antara 18-36, dan musim berlangsung antara 34-70 pertandingan. Empat klub teratas di setiap wilayah memenuhi syarat untuk mengikuti babak delapan Besar untuk menentukan juara.

Selama musim 2004-05, tingkat teratas Divisi Utama Liga Indonesia terdiri dari 18 klub dan berlangsung dalam 34 pertandingan dalam satu musim dan setiap klub bermain secara kandang dan tandang. Tiga tim di tingkat terbawah terdegradasi ke Divisi Satu, tingkat kedua dari sistem liga Indonesia, sedangkan tiga tim dari Divisi Satu yang memenangkan promosi menggantikan mereka. Dua tim di tingkat teratas Divisi Utama berhak lolos ke Liga Champions AFC.

Musim

Format

1994-95
(34 klub)

Wilayah barat Wilayah timur

1995-96
(31 klub)

Wilayah barat Wilayah timur

1996-97
(33 klub)

Wilayah barat Wilayah tengah Wilayah timur

1997-98
(31 klub)

Wilayah barat Wilayah tengah Wilayah timur

1998-99
(28 klub)

Wilayah barat Wilayah tengah Wilayah timur

1999-2000
(28 klub)

Wilayah barat Wilayah timur

2001
(28 klub)

Wilayah barat Wilayah timur

2002
(24 klub)

Wilayah barat Wilayah timur

2003
(20 klub)

Satu wilayah

2004
(18 klub)

Satu wilayah

2005
(28 klub)

Wilayah barat Wilayah timur

2006
(28 klub)

Wilayah barat Wilayah timur

2007
(36 klub)

Wilayah barat Wilayah timur

Sistem saat ini

sunting

Berikut adalah struktur Liga Indonesia saat ini :

Tingkat

Liga/Divisi

1

Liga 1

18 klub

2

Liga 2

26 klub (20 klub dari musim 2025–26)

Wilayah Barat

9 klub

Wilayah Tengah

9 klub

Wilayah Timur

8 klub

3

Liga 3

16 Klub (24 Klub dari musim 2025-26)

4 Liga 4

Tidak Ada Batasan ( 8 Tim Promosi ke Liga 3)

Referensi

sunting
  1. ^ "Program Kerja Kompetisi Amatir 2012" (PDF). Direktur Kompetisi Amatir. PSSI.or.id. Diarsipkan dari versi asli (pdf) tanggal 2013-09-16. Diakses tanggal 12 Juli 2013. 
  2. ^ Haryanto Tri Wibowo, Anry Dhanniary (17 Maret 2013). "Hasil Kongres Luar Biasa PSSI Hari Ini". Tempo.co. Diakses tanggal 12 Juli 2013. [pranala nonaktif permanen]

Pranala luar

sunting