Unsur periode 6

periode unsur kimia yang terdiri dari unsur bernomor atom 55–86
Periode 6 dalam tabel periodik
Hidrogen Helium
Lithium Berilium Boron Karbon Nitrogen Oksigen Fluor Neon
Natrium Magnesium Aluminium Silikon Fosfor Sulfur Clor Argon
Potasium Kalsium Skandium Titanium Vanadium Chromium Mangan Besi Cobalt Nikel Tembaga Seng Gallium Germanium Arsen Selen Bromin Kripton
Rubidium Strontium Yttrium Zirconium Niobium Molybdenum Technetium Ruthenium Rhodium Palladium Silver Cadmium Indium Tin Antimony Tellurium Iodine Xenon
Caesium Barium Lanthanum Cerium Praseodymium Neodymium Promethium Samarium Europium Gadolinium Terbium Dysprosium Holmium Erbium Thulium Ytterbium Lutetium Hafnium Tantalum Tungsten Rhenium Osmium Iridium Platinum Gold Mercury (element) Thallium Lead Bismuth Polonium Astatine Radon
Francium Radium Actinium Thorium Protactinium Uranium Neptunium Plutonium Americium Curium Berkelium Californium Einsteinium Fermium Mendelevium Nobelium Lawrencium Rutherfordium Dubnium Seaborgium Bohrium Hassium Meitnerium Darmstadtium Roentgenium Copernicium Nihonium Flerovium Moscovium Livermorium Tennessine Oganesson

Sebuah unsur periode 6 adalah salah satu dari unsur kimia pada baris (atau periode) keenam dalam susunan berkala unsur kimia, termasuk lantanida. Tabel periodik disusun dalam baris-baris untuk menggambarkan keberulangan tren (periodik) perilaku kimia unsur-unsur sejalan dengan kenaikan nomor atom: baris baru dimulai ketika perilaku kimia mulai berulang, artinya bahwa unsur dengan perilaku yang sama terdapat pada kolom vertikal yang sama.

Periode 6 mengandung 32 unsur, dimulai dari sesium dan diakhiri oleh radon. Timbal saat ini adalah unsur stabil terakhir; seluruh unsur setelahnya bersifat radioaktif, tetapi bismut masih sering dianggap sebagai unsur yang stabil karena isotop utamanya, (209Bi) mempunyai waktu paruh lebih dari 1019 tahun, lebih dari 1000 kali lebih panjang dari umur alam semesta. Sesuai kaidah, unsur periode 6 mengisi kulit 6s terlebih dahulu, kemudian berturut-turut kulit 4f, 5d, dan 6p, tetapi terdapat perkecualian, seperti serium.

Sifat-sifat

sunting

Periode ini mengandung lantanida, juga dikenal sebagai tanah jarang. Banyak lantanida yang dikenal karena sifat magnetiknya, seperti neodimium. Banyak logam transisi periode 6 yang sangat bernilai, seperti emas, tetapi banyak pula logam lain periode 6 yang sangat beracun, misalnya talium. Salah satu anggota periode 6 adalah unsur stabil terakhir, timbal. Seluruh unsur berikutnya dalam tabel periodik bersifat radioaktif. Setelah bismut, dengan waktu paruh lebih dari 1019 tahun, polonium, astatin, dan radon adalah beberapa unsur dengan umur terpendek dan yang diketahui paling langka; diperkirakan kurang dari satu gram astatin yang ada di bumi sepanjang masa.[1]

Karakteristik atom

sunting
Unsur kimia Deret kimia Konfigurasi elektron
 
55 Cs Sesium Logam alkali [Xe] 6s1
56 Ba Barium Logam alkali tanah [Xe] 6s2
57 La Lantanum Lantanida [a] [Xe] 5d1 6s2 [b]
58 Ce Serium Lantanida [Xe] 4f1 5d1 6s2 [b]
59 Pr Praseodimium Lantanida [Xe] 4f3 6s2
60 Nd Neodimium Lantanida [Xe] 4f4 6s2
61 Pm Prometium Lantanida [Xe] 4f5 6s2
62 Sm Samarium Lantanida [Xe] 4f6 6s2
63 Eu Europium Lantanida [Xe] 4f7 6s2
64 Gd Gadolinium Lantanida [Xe] 4f7 5d1 6s2 [b]
65 Tb Terbium Lantanida [Xe] 4f9 6s2
66 Dy Disprosium Lantanida [Xe] 4f10 6s2
67 Ho Holmium Lantanida [Xe] 4f11 6s2
68 Er Erbium Lantanida [Xe] 4f12 6s2
69 Tm Thulium Lantanida [Xe] 4f13 6s2
70 Yb Iterbium Lantanida [Xe] 4f14 6s2
71 Lu Lutesium Lantanida [a] [Xe] 4f14 5d1 6s2
72 Hf Hafnium Logam transisi [Xe] 4f14 5d2 6s2
73 Ta Tantalum Logam transisi [Xe] 4f14 5d3 6s2
74 W Wolfram Logam transisi [Xe] 4f14 5d4 6s2
75 Re Renium Logam transisi [Xe] 4f14 5d5 6s2
76 Os Osmium Logam transisi [Xe] 4f14 5d6 6s2
77 Ir Iridium Logam transisi [Xe] 4f14 5d7 6s2
78 Pt Platina Logam transisi [Xe] 4f14 5d9 6s1 [b]
79 Au Emas Logam transisi [Xe] 4f14 5d10 6s1 [b]
80 Hg Raksa Logam transisi [Xe] 4f14 5d10 6s2
81 Tl Talium Logam pasca transisi [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p1
82 Pb Timbal Logam pasca transisi [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p2
83 Bi Bismut Logam pasca transisi [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p3
84 Po Polonium Logam pasca transisi [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p4
85 At Astatin Halogen [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p5
86 Rn Radon Gas mulia [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p6
  • a Perlu dicatat bahwa lutesium (atau, alternatifnya, lantanum) dimasukkan sebagai logam transisi, tetapi diberi tanda sebagai lantanida, sesuai arahan IUPAC.
  • b Sebuah perkecualian dari prinsip Aufbau.

Unsur blok-s

sunting

Sesium

sunting

Sesium atau caesium[catatan 1] adalah unsur kimia dengan simbol Cs dan nomor atom 55. Ini termasuk logam alkali lunak, berwarna emas keperakan dengan titik leleh 28 °C (82 °F), yang menjadikannya salah satu dari lima unsur logam berwujud (hampir) cair pada suhu kamar.[catatan 2] Sesium adalah sebuah logam alkali dan mempunyai sifat-sifat fisika dan kimia yang mirip dengan rubidium dan kalium. Logam ini sangat reaktif dan piroforik, bahkan dapat bereaksi dengan air pada suhu −116 °C (−177 °F). Ia adalah unsur yang paling kurang elektronegativitasnya dan memiliki sebuah isotop stabil, sesium-133. Sesium kebanyakan ditambang dari pollucite, sementara radioisotopnya, terutama sesium-137, sebuah produk fisi, diekstraksi dari limbah yang dihasilkan oleh reaktor nuklir.

Dua kimiawan Jerman, Robert Bunsen dan Gustav Kirchhoff, menemukan sesium pada tahun 1860 menggunakan metode spektroskopi nyala yang baru dikembangkan. Aplikasi skala kecil pertama sesium adalah sebagai "getter" dalam tabung hampa dan dalam sel fotoelektrik. Pada tahun 1967, sebuah frekuensi spesifik dari spektrum emisi sesium-133 terpilih untuk digunakan sebagai definisi detik oleh Sistem Satuan Internasional. Sejak saat itu, sesium banyak digunakan dalam jam atom.

Sejak tahun 1990an, aplikasi terbesar unsur ini adalah dalam bentuk sesium format untuk fluida pengeboran. Logam ini digunakan untuk sejumlah aplikasi dalam produksi listrik, dalam bidang elektronika, dan kimia. Isotop radioaktif sesium-137 memiliki waktu paruh sekitar 30 tahun dan digunakan dalam aplikasi medis, tolok industri (industrial gauges), dan hidrologi. Meskipun tingkat toksisitas logam ini lemah, tetapi ia merupakan bahan berbahaya sebagai logamnya dan adanya radioisotop memberi dampak risiko kesehatan yang tinggi dalam hal pelepasan radioaktivitas.

Barium

sunting

Barium adalah unsur kimia dengan lambang Ba dan nomor atom 56.. Unsur ini merupakan unsur kelima dalam Golongan 2, sebuah logam alkali tanah yang lunak berwarna keperakan. Barium tidak pernah ditemukan di alam dalam bentuk murni karena reaktivitasnya dengan udara. Oksidanya telah dikenal sejak lama sebagai barita tetapi oksida ini bereaksi dengan air dan karbondioksida dan tidak dijumpai sebagai mineral. Mineral alami barium yang paling umum adalah barium sulfat BaSO (barit) yang sangat sukar larut, dan barium karbonat, BaCO (witherite). Nama barium diambil dari bahasa Yunani barys (βαρύς), yang berarti "berat", menjelaskan tentang tingginya massa jenis beberapa bijih barium yang umum.

Barium mempunyai sedikit aplikasi industri, tetapi logam ini dalam sejarahnya digunakan sebagai getter dalam tabung hampa. Senyawa-senyawa barium memberikan nyala api menjadi hijau dan telah digunakan dalam kembang api. Barium sulfat dimanfaatkan karena massa jenisnya, ketaklarutannya, dan opasitasnya terhadap sinar-X. Ia digunakan sebagai aditif berat tak larut pada lumpur sumur pengeboran, dan dalam bentuk yang lebih murni, sebagai zat radiokontras sinar-X untuk pencitraan saluran pencernaan manusia. Senyawa barium yang dapat larut bersifat racun karena pelepasan ion barium, dan telah digunakan sebagai rodentisida. Penelitian untuk mencari manfaat baru barium terus dilakukan. Barium merupakan komponen beberapa YBCO superkonduktor "temperatur tinggi", dan elektrokeramik.

Unsur blok-f (lantanida)

sunting

Lantanida atau lantanoid (Tata nama IUPAC)[catatan 3] adalah deret unsur yang berisi limabelas unsur logam dengan nomor atom antara 57 dan 71, dari lantanum hingga lutesium.[1]:240[6][7] Kelimabelas unsur ini, bersama dengan unsur yang mirip secara kimia skandium dan itrium, secara kolektif sering dikenal sebagai unsur tanah jarang.

Simbol kimia informalnya Ln digunakan dalam diskusi umum kimia lantanida. Seluruh lantanida adalah unsur blok-f kecuali satu, merujuk pada pengisian kulit elektron 4f nya; lutesium, sebuah unsur blok-d, juga secara umum diakui sebagai lantanida karena kesamaan sifat kimianya dengan empatbelas unsur lainnya. Seluruh unsur lantanida membentuk kation trivalen, Ln, dan jari-jari atom menurun bertahap dari lantanum ke lutesium.

Unsur kimia La Ce Pr Nd Pm Sm Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu
Nomor atom 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
Image                            
Massa jenis (g/cm3) 6,162 6,770 6,77 7,01 7,26 7,52 5,244 7,90 8,23 8,540 8,79 9,066 9,32 6,90 9,841
Titik leleh (°C) 920 795 935 1024 1042 1072 826 1312 1356 1407 1461 1529 1545 824 1652
Konfigurasi elektron atom* 5d1 4f15d1 4f3 4f4 4f5 4f6 4f7 4f75d1 4f9 4f10 4f11 4f12 4f13 4f14 4f145d1
Konfigurasi elektron Ln3+*[8] 4f0[9] 4f1 4f2 4f3 4f4 4f5 4f6 4f7 4f8 4f9 4f10 4f11 4f12 4f13

4f14

Jari-jari Ln3+ (pm)[10] 103 102 99 98,3 97 95,8 94,7 93,8 92,3 91,2 90,1 89 88 86,8 86,1
  • Antara kulit elektron [Xe] awal dan akhir 6s2

Unsur lantanida adalah golongan unsur dengan nomor atom meningkat dari 57 (lantanum) hingga 71 (lutesium). Mereka dinamakan lantanida karena unsur paling ringan dalam deret ini secara kimia sama dengan lantanum. Baik lantanum dan lutesium telah dikelompokkan sebagai unsur golongan 3, karena keduanya memiliki elektron valensi tunggal pada kulit d-nya. Namun, kedua unsur tersebut sering dimasukkan dalam diskusi umum apapun tentang kimia unsur-unsur lantanida.

Dalam penyajian tabel periodik, lantanida dan aktinida disajikan sebagai dua baris tambahan di bawah tabel utama,[1] dengan penanda tempat atau satu unsur terpilih dari masing-masing deret (baik lantanum atau lutesium, maupun aktinium atau lawrensium) disajikan dalam sebuah sel pada tabel utama, antara barium dan hafnium, serta radium dan rutherfordium. Konvensi ini sepenuhnya hanya berhubungan dengan estetika dan kepraktisan format; tabel periodik format lebar memasukkan deret lantanida dan aktinida pada tempat-tempat yang sesuai, sebagai bagian dari baris (periode) keenam dan ketujuh tabel periodik.

Unsur-unsur blok-d

sunting

Lutesium

sunting

Lutesium (/ljuːˈtʃiəm/ lew-TEE-shee-əm) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Lu dan nomor atom 71. Ini adalah unsur terakhir dalam deret lantanida, yang, sejalan dengan kontraksi lantanida, menjelaskan beberapa sifat penting lutesium, misalnya Lu memiliki kekerasan atau massa jenis tertinggi di antara lantanida. Tidak seperti lantanida lainnya, yang terletak pada blok-f tabel periodik, unsur ini terletak pada blok-d; meskipun, lantanum kadang-kadang diletakkan pada posisi lantanida blok-d. Secara kimia, lutesium memiliki ciri khas lantanida: hanya memiliki satu tingkat oksidasi yaitu +3 dalam oksida, halida, maupun senyawa lainnya. Dalam larutan akuatik, seperti senyawa lantanida akhir lainnya, senyawa lutesium terlarut membentuk sebuah kompleks dengan sembilan molekul air.

Lutesium secara terpisah ditemukan pada tahun 1907 oleh ilmuwan Prancis Georges Urbain, mineralogiwan Baron Carl Auer von Welsbach, dan kimiawan Amerika Charles James. Ketiga ilmuwan ini menemukan lutesium sebagai suatu ketakmurnian dalam mineral iterbia, yang sebelumnya diduga hanya mengandung iterbium. Sengketa tentang hak prioritas penemu terjadi tidak lama kemudian, yang mana Urbain dan von Welsbach saling menuduh hasil publikasinya dipengaruhi oleh penelitian rivalnya; penghargaan akhirnya jatuh pada Urbain karena ia mempublikasikan hasilnya lebih awal. Ia memilih nama lutecium untuk unsur baru ini tetapi pada tahun 1949 ejaan unsur 71 ini diubah menjadi lutetium. Pada tahun 1909, prioritas akhirnya jatuh kepada Urbain dan namanya diabadikan sebagai salah satu nama resminya; namun, nama cassiopeium (atau terakhir menjadi cassiopium) untuk unsur 71 yang diusulkan oleh von Welsbach digunakan oleh banyak ilmuwan Jerman hingga 1950an. Seperti lantanida lainnya, lutesium adalah salah satu unsur yang secara tradisional dimasukkan dalam klasifikasi "tanah jarang".

Lutesium langka dan mahal; konsekuensinya, ia hanya memiliki sedikit kegunaan. Misalnya, isotop radioaktif lutesium-176 digunakan dalam teknologi nuklir untuk penentuan umur meteorit. Lutesium biasanya terdapat bersamaan dengan unsur itrium dan kadang-kadang digunakan dalam logam paduan dan sebagai katalis dalam bebagai reaksi kimia.177Lu-DOTA-TATE digunakan untuk terapi radionuklida (lihat Kedokteran nuklir) pada tumor neuroendokrin.

Hafnium

sunting

Hafnium (/ˈhæfniəm/ HAF-nee-əm) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Hf dan nomor atom 72. Suatu logam transisi tetravalen abu-abu perak yang berkilau, kimiawi hafnium menyerupai zirkonium dan ditemukan dalam mineral zirkonium. Keberadaannya telah diprediksi oleh Dmitri Mendeleev pada tahun 1869. Hafnium adalah unsur isotop stabil penultimate yang ditemukan (renium diidentifikasi dua tahun kemudian). Nama hafnium berasal dari Hafnia, nama Latin untuk "Copenhagen", tempat ditemukannya.

Hafnium digunakan dalam filamen dan elektrode. Beberapa proses fabrikasi semikonduktor menggunakan oksidanya untuk sirkuit terpadu 45 nm dan fitur yang lebih kecil. Beberapa superaloy yang digunakan untuk aplikasi khusus berisi hafnium yang dikombinasi dengan niobium, titanium, atau wolfram.

Penampang tangkapan neutron hafnium yang besar ini menjadikannya bahan yang baik untuk penyerapan neutron dalam batang kendali pada pembangkit listrik tenaga nuklir, tetapi pada saat yang sama mensyaratkan bahwa itu harus dihilangkan dari aloy zirkonium tahan korosi transparan neutron yang digunakan dalam reaktor nuklir.

Tantalum

sunting

Tantalum (/ˈtæntələm/ TAN-təl-əm) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ta dan nomor atom 73. Sebelumnya dikenal sebagai tantalium, nama yang berasal dari Tantalus, sebuah karakter dari mitologi Yunani.[11] Tantalum adalah logam transisi yang langka, keras, biru abu-abu, berkilau yang sangat tahan terhadap korosi. Ia adalah bagian dari golongan logam refraktori, yang banyak digunakan sebagai komponen minor dalam aloy. Keinertan kimia tantalum menjadikannya bahan berharga untuk peralatan laboratorium sebagai pengganti platina, tetapi penggunaan utamanya saat ini adalah kapasitor tantalum dalam peralatan elektronik seperti ponsel, pemutar DVD, sistem permainan video dan komputer. Tantalum, selalu berada bersama dengan unsur yang kimiawinya mirip yaitu niobium, terdapat dalam mineral tantalite, columbite dan coltan (suatu campuran columbite dan tantalite).

Wolfram

sunting

Tungsten (/ˈtʌŋstən/), dikenal juga sebagai wolfram (/ˈwʊlfrəm/ (WUUL-frəm), adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang W dan nomor atom 74. Istilah tungsten diambil dari bahasa Swedia tung sten yang jika diterjemahkan langsung artinya heavy stone,[12] meskipun namanya adalah volfram dalam bahasa Swedia untuk membedakan dari Scheelite, dalam bahasa Swedia nama alternatifnya adalah tungsten.

Sebagai suatu logam keras dan langka dalam kondisi standar dan tidak dalam paduannya, wolfram alami di Bumi hanya dijumpai sebagai senyawa kimia. Wolfram pertama kali diidentifikasi sebagai unsur baru pada tahun 1781, dan diisolasi sebagai logam untuk pertama kalinya pada tahun 1783. Bijih pentingnya antara lain wolframite dan scheelite. Unsur bebasnya memiliki kekuatan yang mengagumkan, terutama karena wolfram memiliki titik lebur tertinggi di antara seluruh logam non-aloy dan kedua tertinggi di antara seluruh unsur setelah karbon. Massa jenisnya juga sangat tinggi, sekitar 19,3 kali massa jenis air, sebanding dengan uranium dan emas, serta sekitar 1,7 kali massa jenis timbal.[13] Wolfram dengan jumlah ketakmurnian kecil sering kali rapuh[14] dan keras, membuatnya menyulitkan untuk diolah. Namun, wolfram yang sangat murni, meskipun masih keras, lebih ulet, dan dapat dipotong dengan gergaji baja keras.[15]

Dalam bentuk unsur non aloy, penggunaan utama wolfram adalah dalam aplikasi listrik. Banyak aloy wolfram yang memiliki beragam aplikasi, yang paling terkenal adalah filamen bola lampu pijar, tabung sinar-X (untuk filamen dan target), elektrode pada pengelasan TIG, dan superaloy. Kekerasan dan massa jenisnya yang tinggi membuatnya digunakan untuk aplikasi militer sebagai proyektil penembus. Senyawa wolfram paling sering digunakan dalam industri sebagai katalis.

Wolfram adalah satu-satunya logam dari deret transisi ketiga yang diketahui terdapat dalam biomolekul, yang digunakan oleh segelintir bakteri. Wolfram adalah unsur terberat yang diketahui digunakan oleh organisme hidup. Wolfram terganggu dengan metabolisme molibdenum dan tembaga yang beracun pada kehidupan hewan.[16][17]

Renium

sunting

Renium (/ˈrniəm/ REE-nee-əm) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Re dan nomor atom 75. Re adalah logam transisi baris ketiga berwarna putih perak, berat, termasuk dalam golongan 7 pada tabel periodik. Dengan estimasi konsentrasi hanya 1 bagian per milyar (ppb), renium adalah salah satu logam paling langka dalam kerak Bumi. Unsur bebasnya mempunyai titik leleh ketiga tertinggi dan titik didih tertinggi di antara semua unsur. Renium menyerupai mangan secara kimia dan diperoleh sebagai produk samping dari ekstraksi bijih molibdenum dan tembaga. Dalam senyawanya, Renium menunjukkan berbagai tingkat oksidasi mulai dari -1 hingga +7.

Ditemukan pada tahun 1925, renium adalah unsur stabil terakhir yang ditemukan. Namanya diambil dari nama sungai di Eropa, Rhine.

Superaloy renium berbasis nikel digunakan pada ruang pembakaran, bilah turbin, dan nozel knalpot mesin jet, logam paduan ini mengandung hingga 6% renium, sehingga konstruksi mesin jet adalah pengguna tunggal terbesar unsur ini, disusul oleh pemanfaatan sebagai katalis oleh industri kimia. Oleh karena permintaan unsur ini relatif lebih besar daripada ketersediaannya, renium termasuk logam paling mahal, dengan harga rata-rata sekitar $4.575 per kilogram (US$142,30 per troy ounce) per Agustus 2011. Renium juga strategis bagi militer, untuk digunakan dalam mesin jet dan roket militer berkinerja tinggi.[18]

Osmium

sunting

Osmium (/ˈɒzmiəm/ OZ-mee-əm) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Os dan nomor atom 76. Osmium adalah logam transisi dalam keluarga platina yang keras, rapuh, berwarna biru abu-abu atau biru hitam dan merupakan unsur alami paling padat, dengan massa jenis 22,59 g/cm3 (sedikit lebih tinggi daripada iridium dan dua kali massa jenis timbal). Osmium dijumpai di alam sebagai aloy, terutama dalam bijih platina; logam paduannya dengan platina, iridium, dan logam golongan platina lainnya digunakan dalam ujung fountain pen, kontak listrik, dan aplikasi lain yang membutuhkan daya tahan dan kekerasan ekstrem.[19]

Iridium

sunting

Iridium (/[invalid input: 'ɨ']ˈrɪdiəm/ i-RID-ee-əm) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Ir dan nomor atom 77. Sebagai logam transisi yang sangat keras, rapuh, putih keperakan dari keluarga platinum, iridium adalah unsur kedua terpadat (setelah osmium) dan merupakan logam yang paling tahan korosi, bahkan pada suhu setinggi 2000 °C. Meskipun garam cair dan halogen tertentu saja yang bersifat korosif untuk iridium padat, debu iridium halus jauh lebih reaktif dan dapat mudah terbakar.

Iridium ditemuksn pada tahun 1803 di antara ketakmurnian yang tak larut dalam platina alami. Smithson Tennant, penemu utamanya, mengambil nama iridium dari Dewi Iris, personifikasi pelangi, karena warna garamnya yang menyolok dan beragam. Iridium adalah salah satu unsur paling langka dalam kerak bumi, dengan produksi dan konsumsi tahunan hanya tiga ton. Hanya ada dua isotop alami iridium yaitu 191 dan 193 yang sekaligus isotop stabil; 193 lebih melimpah daripada 191.

Senyawa iridium paling berguna adalah garam dan asamnya dengan klor, meskipun iridium juga membentuk sejumlah senyawa organologam yang digunakan dalam katalisis industri, dan dalam riset. Logam iridium digunakan ketika diperlukan ketahanan terhadap korosi pada suhu tinggi, seperti pada busi high-end, krus untuk rekristalisasi semikonduktor pada temperatur tinggi, dan elektrode untuk produksi klor pada proses kloroalkali. Radioisotop iridium digunakan dalam beberapa generator termoelektrik radioisotop.

Iridium ditemukan dalam meteorit dengan kelimpahan jauh lebih tinggi daripada kelimpahan rata-rata di kerak bumi. Untuk alasan ini kelimpahan iridium yang sangat tinggi di lapisan tanah liat pada batas Cretaceous-Paleogen mengingatkan pada hipotesis Alvarez bahwa dampak dari benda luar angkasa masif menyebabkan kepunahan dinosaurus dan spesies lainnya 66 juta tahun yang lalu. Diperkirakan bahwa jumlah total iridium di planet bumi jauh lebih tinggi daripada yang teramati pada batuan kerak, tetapi seperti kelompok logam platina lainnya, kepadatan yang tinggi dan kecenderungan iridium untuk berikatan dengan besi menyebabkan sebagian iridium turun di bawah kerak ketika planet masih muda dan masih cair.

Platina

sunting

Platina (bahasa Inggris: Platinum /ˈplæt[invalid input: 'i-']nəm/) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pt dan nomor atom 78.

Namanya berasal dari istilah Spanyol platina, yang secara harfiah diterjemahkan menjadi "perak kecil".[20][21] Ini adalah logam transisi padat, dapat ditempa, ulet, berharga, dan berwarna abu-abu putih .

Platina adalah anggota unsur golongan platina dan unsur dalam golongan 10 pada tabel periodik. Ia memiliki enam isotop alami. Logam ini adalah salah satu unsur langka di kerak bumi dengan kelimpahan rata-rata sekitar 5 μg/kg. Ia terdapat dalam beberapa bijih nikel dan tembaga bersama dengan beberapa deposit alami, sebagian besar di Afrika Selatan, yang menyumbang 80% dari produksi dunia.

Platina adalah logam yang paling kurang reaktif. Daya tahannya yang mengagumkan terhadap korosi, bahkan pada suhu tinggi, membuatnya dinobatkan sebagai logam mulia. Konsekuensinya, platina sering ditemukan sebagai unsur platina alami. Oleh karena ia terdapat secara alami dalam pasir aluvium di berbagai sungai, maka ia digunakan pertama kali oleh penduduk asli Amerika Selatan pra-Kolombia untuk membuat artefak. Tulisan Eropa merujuk pada abad ke-16, tetapi laporan Antonio de Ulloa yang mempublikasikan logam baru di Kolombia pada tahun 1748 menjadi objek penelitian para ilmuwan.

Platina digunakan dalam pengubah katalitik, peralatan laboratorium, kontak listrik dan elektrode, termometer resistensi platina, peralatan kedokteran gigi, dan perhiasan. Oleh karena termasuk logam berat, platina memiliki masalah kesehatan jika terpapar garamnya, tetapi karena ketahanannya terhadap korosi, platina tidak beracun seperti beberapa logam lainnya.[22] Senyawa yang mengandung platina, seperti sisplatin, oksaliplatin dan karboplatin, digunakan dalam kemoterapi untuk melawan kanker jenis tertentu.[23]

Emas (bahasa Inggris: Gold /ˈɡld/) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Au dan nomor atom 79. Emas adalah logam transisi padat, lunak, berkilau, mudah dibentuk, dan ulet.

Emas murni memiliki warna kuning cerah dan kilau klasik yang menarik, yang tetap terjaga tanpa mengalami oksidasi di udara atau air. Kimiawinya, emas adalah logam transisi dan merupakan unsur golongan 11. Ini adalah salah satu unsur kimia padat yang kurang reaktif dalam kondisi standar. Oleh karena itu logam ini sering berada di alam dalam bentuk bebas (asli), sebagai bongkahan atau butiran dalam batuan, dalam pembuluh dan deposit aluvial. Emas terdapat juga pada mineral sebagai senyawa emas, biasanya dengan telurium, tetapi kondisi ini kurang umum.

Emas dapat bertahan dari serangan asam individu, tetapi dapat dilarutkan oleh aqua regia (asam nitro-klorida), dinamakan demikian karena melarutkan emas. Emas juga larut dalam larutan sianida alkalis, yang telah digunakan di pertambangan. Emas larut dalam raksa, membentuk paduan amalgam. Emas tidak larut dalam asam nitrat, yang melarutkan perak dan logam dasar, sifat yang telah lama digunakan untuk mengkonfirmasi keberadaan emas dalam bahan, sehingga mencuatkan istilah uji asam.

Emas telah menjadi logam berharga dan sangat dicari untuk koin, perhiasan, dan seni lainnya sejak jauh sebelum awal sejarah tercatat. Standar emas telah menjadi dasar umum untuk kebijakan moneter sepanjang sejarah manusia, kemudian yang digantikan oleh mata uang fiat yang dimulai pada tahun 1930-an. Sertifikat emas dan mata uang koin emas terakhir dikeluarkan di Amerika Serikat pada tahun 1932. Di Eropa, sebagian besar negara meninggalkan standar emas dengan dimulainya Perang Dunia I pada 1914 dan, dengan utang perang yang besar, gagal kembali ke emas sebagai media pertukaran.

Sebanyak total 165.000 ton emas telah ditambang dalam sejarah umat manusia, per 2009.[24] Secara kasar ini setara dengan 5,3 miliar troy ounce atau, dalam hitungan volume, sekitar 8500 m3. Konsumsi emas dunia sekitar 50% untuk perhiasan, 40% untuk investasi, dan 10% untuk industri.[25]

Selain fungsi luas moneter dan simbolis, emas memiliki banyak kegunaan praktis dalam bidang kedokteran gigi, elektronika, dan bidang lainnya. Kelenturannya yang tinggi, keuletannya, ketahanan terhadap korosi dan terhadap sebagian besar reaksi kimia yang lain, serta konduktivitas listrik yang prima menyebabkan banyak kegunaan emas, termasuk kabel listrik, produksi kaca berwarna dan bahkan daun emas yang dapat dimakan.

Telah diklaim bahwa sebagian besar emas bumi terletak pada inti bumi, kepadatan logam ini yang tinggi membuatnya tenggelam di sana di masa muda planet ini. Hampir semua emas yang telah ditemukan oleh manusia dianggap telah disimpan kemudian oleh meteorit yang berisi unsur ini. Hal ini seharusnya menjelaskan mengapa, dalam masa prasejarah, emas muncul sebagai bongkahan di permukaan bumi.[26][27][28][29][30]

Raksa adalah unsur kimia dengan lambang Hg dan nomor atom 80. Ia juga dikenal sebagai quicksilver atau hydrargyrum (bahasa Yunani: "hydr-" air dan "argyros" perak). Sebagai unsur blok-d yang berat, keperakan, raksa adalah satu-satunya logam yang berbentuk cair pada temperatur dan tekanan standar; unsur lainnya yang berwujud cair pada kondisi ini adalah brom, meskipun logam seperti sesium, fransium, galium, dan rubidium meleleh tepat di atas suhu kamar. Dengan titik beku -38,83 °C dan titik didih 356,73 °C, raksa merupakan salah satu logam dengan rentang bentuk cair yang sempit dibandingkan logam apapun.[31][32][33]

Merkuri terdapat dalam deposit di seluruh dunia sebagian besar sebagai sinabar (bahasa Inggris: cinnabar) alias merkuri sulfida. Pigmen merah vermilion adalah yang paling banyak diperoleh dari reduksi sinabar. Debu sinabar sangat beracun jika tertelan maupun terhirup. Keracunan raksa dapat juga disebabkan dari paparan raksa terlarut dalam air (seperti merkuri klorida atau metil merkuri), menghirup uap merkuri, atau menyantap hidangan laut yang terkontaminasi dengan raksa.

Raksa digunakan dalam termometer, barometer, manometer, sfigmomanometer, katup apung (bahasa Inggris: ballcock), saklar raksa, dan peralatan lainnya meskipun kekhawatiran tentang toksisitas unsur ini menyebabkan termometer dan sfigmomanometer raksa telah disingkirkan dari lingkungan klinis dan diganti dengan yang berisi alkohol, berisi galinstan, digital, atau instrumentasi berbasis termistor. Aplikasi penelitian ilmiah masih menggunakan raksa dan dalam bahan amalgam untuk restorasi gigi. Raksa digunakan dalam penerangan: medan listrik dilewatkan melalui uap raksa dalam tabung fosfor menghasilkan sinar ultraungu gelombang pendek yang kemudian menyebabkan fosfor berpendar, menghasilkan sinar tampak.

Unsur-unsur blok-p

sunting

Talium

sunting

Talium (bahasa Inggris: Thallium /ˈθæliəm/ THAL-ee-əm) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Tl dan nomor atom 81. Logam pasca transisi abu-abu yang lembut ini menyerupai timah tetapi berubah warna bila terkena udara. Dua ahli kimia William Crookes dan Claude-Auguste Lamy menemukan talium secara terpisah pada tahun 1861 dengan metode yang baru dikembangkan, spektroskopi nyala. Keduanya menemukan unsur baru dalam residu produksi asam sulfat.

Sekitar 60–70% dari produksi talium digunakan dalam industri elektronik, dan sisanya digunakan dalam industri farmasi dan manufakturing kaca.[34] Logam ini juga digunakan dalam detektor inframerah. Talium sangat beracun dan digunakan dalam rodentisida serta insektisida. Penggunaannya telah dikurangi atau dihilangkan di banyak negara karena toksisitas non selektifnya. Oleh karena digunakan untuk pembunuhan, talium telah memperoleh julukan "Racun para Peracun" dan "Serbuk Warisan" (bersama arsen).[35]

Timbal

sunting

Timbal (bahasa Inggris: Lead /ˈlɛd/) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pb dan nomor atom 82. Logam dari golongan karbon ini lunak, dapat ditempa dan termasuk dalam logam pasca transisi. Timbal juga merupakan salah satu logam berat. Logam timbal memiliki warna putih kebiruan saat baru dipotong, tetapi segera memudar menjadi warna abu-abu kusam saat terkena udara. Timbal memiliki kilau krom perak mengkilap ketika meleleh menjadi cairan.

Timbal digunakan dalam konstruksi bangunan, baterai timbal-asam, peluru dan peluru pelet, anak timbangan, sebagai bagian dari solder, pyuter, paduan yang dapat lebur (bahasa Inggris: fusible alloy) dan sebagai perisai radiasi. Timbal memiliki nomor atom tertinggi dari semua unsur stabil, meskipun unsur berikutnya yang lebih tinggi, bismut, memiliki waktu paruh yang sangat panjang (lebih lama dari usia alam semesta) yang dapat dianggap stabil. Empat isotop stabilnya memiliki 82 proton, suatu angka ajaib dalam model kulit nuklir suatu inti atom.

Timbal, pada tingkat paparan tertentu, adalah zat beracun untuk hewan serta untuk manusia. Ia merusak sistem saraf dan menyebabkan gangguan otak. Timbal berlebih juga menyebabkan kelainan darah pada mamalia. Seperti unsur raksa, logam berat lainnya, timbal adalah neurotoksin yang terakumulasi baik di jaringan lunak dan tulang. Keracunan timbal telah didokumentasikan sejak Romawi kuno, Yunani kuno, dan China kuno.

Bismut

sunting

Bismut (/ˈbɪzməθ/ BIZ-məth) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Bi dan nomor atom 83. Bismut, logam pasca transisi trivalen, kimiawinya menyerupai arsen dan antimon. Unsur bismut dapat terjadi secara alami dalam bentuk bebas, meskipun sulfida dan bentuk oksidanya merupakan bijih komersial yang penting. Unsur bebasnya 86% sepadat timbal. Ini adalah logam rapuh dengan warna putih keperakan saat baru dibuat, tetapi sering terlihat di udara dengan semburat merah muda karena oksida permukaannya. Logam bismut telah dikenal sejak zaman kuno, meskipun sampai abad ke-18 masih sering dibingungkan dengan timbal dan timah, yang masing-masing memiliki beberapa sifat fisik massal logam. Etimologinya tidak pasti tetapi mungkin berasal dari bahasa Arab "bi ismid" yang berarti memiliki sifat-sifat antimon[36] atau bahasa Jerman weisse masse atau wismuth yang berarti massa putih.[37]

Bismut secara alami paling diamagnetik di antara semua logam, dan hanya raksa yang memiliki konduktivitas termal lebih rendah.

Bismut secara klasik telah dianggap sebagai unsur alami terberat yang stabil, dalam hal massa atom. Bagaimanapun, baru-baru ini telah ditemukan bahwa bismut sedikit radioaktif: hanya isotop primordial bismuth-209 yang meluruh melalui peluruhan alfa menjadi talium-205 dengan waktu paruh lebih dari satu miliar kali perkiraan usia alam semesta.[38]

Senyawa bismuth (diperhitungkan sekitar setengah dari produksi bismut) digunakan dalam kosmetika, pigmen, dan beberapa obat-obatan. Bismut memiliki toksisitas sangat rendah untuk logam berat. Oleh karena toksisitas timbal telah menjadi lebih jelas dalam beberapa tahun terakhir, paduan menggunakan logam bismut (saat ini sekitar sepertiga dari produksi bismut), sebagai pengganti timbal, telah menjadi bagian yang menyebabkan peningkatan kepentingan bismut untuk komersial.

Polonium

sunting

Polonium (/pˈlniəm/ po-LOH-nee-əm) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Po dan nomor atom 84. Unsur ini ditemukan pada tahun 1898 oleh Marie Skłodowska-Curie dan Pierre Curie. Sebagai unsur yang langka dan sangat radioaktif, kimiawi polonium mirip dengan bismut[39] dan telurium, dan terdapat dalam bijih uranium. Polonium telah dipelajari untuk kemungkinan digunakan dalam pemanasan wahana antariksa. Oleh karena sifatnya yang tidak stabil, seluruh isotop polonium adalah radioaktif. Terdapat ketidaksepakatan mengenai penempatan polonium, antara polonium masuk kelompok logam pasca transisi atau polonium masuk kelompok metaloid.[40][41]

Astatin

sunting

Astatin (/ˈæstətn/ AS-tə-teen atau /ˈæstətɪn/ AS-tə-tin) adalah suatu unsur kimia radioaktif dengan lambang At dan nomor atom 85. Astatin terdapat di Bumi hanya sebagai hasil peluruhan dari unsur-unsur yang lebih berat, kemudian meluruh kembali dengan cepat, sehingga sangat sedikit yang diketahui tentang unsur ini daripada unsur-unsur di atasnya dalam golongan yang sama pada tabel periodik. Studi awal telah menunjukkan bahwa unsur ini mengikuti tren periodik, merupakan halogen paling berat yang dikenal, dengan titik leleh dan didih lebih tinggi daripada halogen yang lebih ringan.

Sampai saat ini sebagian besar karakteristik kimia astatin disimpulkan dari perbandingan dengan unsur-unsur lain; namun, studi penting telah dilakukan. Perbedaan utama antara astatin dan iodin adalah bahwa molekul HAt secara kimia lebih cenderung hidrida daripada halida; namun, dengan cara yang sama dengan halogen ringan, diketahui dapat membentuk ion astatida dengan logam. Ikatan dengan nonlogam menghasilkan tingkat oksidasi positif, dengan +1 paling baik digambarkan dengan monohalida dan turunannya, sedangkan yang lebih tinggi ditandai dengan ikatan dengan oksigen dan karbon. Upaya untuk mensintesis astatin fluorida telah menemui kegagalan. Astatin-211, yang merupakan astatin dengan umur terpanjang kedua, adalah satu-satunya yang mempunyai penggunaan komersial, dan dimanfaatkan sebagai emitor alfa dalam pengobatan; namun, penggunaannya hanya melibatkan jumlah yang sangat kecil. Dosis yang lebih besar itu sangat berbahaya, karena sangat radioaktif.

Astatin pertama kali diproduksi oleh Dale R. Corson, Kenneth Ross MacKenzie, dan Emilio Segre di Universitas California, Berkeley pada tahun 1940. Tiga tahun kemudian, ditemukan di alam; namun, dengan jumlah diperkirakan kurang dari 28 gram (1 oz) pada waktu tertentu, astatin adalah unsur paling langka dalam kerak bumi di kalangan unsur non-transuranium. Di antara isotop astatin, enam (dengan nomor massa 214-219) terdapat di alam sebagai akibat dari peluruhan unsur yang lebih berat; namun, astatin-210 yang paling stabil dan astatin-211 yang digunakan oleh industri tidak termasuk yang berasal dari peluruhan tersebut.

Radon (/ˈrdɒn/ RAY-don) adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Rn dan nomor atom 86. Unsur ini adalah radioaktif, tidak berwarna, tidak berbau, gas mulia yang tidak berasa, yang terjadi secara alami sebagai produk peluruhan uranium atau torium. Isotopnya yang paling stabil, 222, memiliki waktu paruh 3,8 hari. Radon adalah salah satu zat terpadat yang tetap menjadi gas dalam kondisi normal. Ia juga satu-satunya gas yang radioaktif dalam kondisi normal, dan dianggap membahayakan kesehatan karena radioaktivitasnya. Radioaktivitasnya yang kuat juga menghambat studi kimia radon dan hanya beberapa senyawa yang dikenal.

Radon terbentuk sebagai bagian dari rantai peluruhan radioaktif normal uranium dan torium. Uranium dan torium telah ada sejak bumi terbentuk dan isotop mereka yang paling umum memiliki waktu paruh yang sangat panjang (14,05 miliar tahun). Uranium dan torium, radium, dan dengan demikian radon, akan terus terbentuk selama jutaan tahun dengan konsentrasi yang kira-kira sama seperti sekarang.[42] Seiring dengan peluruhan gas radioaktif radon,unsur radioaktif baru dihasilkan yang disebut produk peluruhan atau putri radon. Putri radon adalah padatan dan menempel pada permukaan seperti partikel debu di udara. Jika debu yang terkontaminasi ini dihirup, partikel-partikel ini dapat menempel pada saluran udara paru-paru dan meningkatkan risiko pertumbuhan kanker paru-paru.[43]

Radon bertanggung jawab untuk sebagian besar paparan publik terhadap radiasi pengion. Seringkali radon merupakan penyumbang tunggal terbesar terhadap dosis radiasi latar belakang individu, dan yang paling bervariasi dari lokasi ke lokasi. Gas radon dari sumber alami dapat terakumulasi di gedung-gedung, terutama di daerah terbatas seperti loteng dan ruang bawah tanah. Ini juga dapat dijumpai di beberapa mata air dan sumber air panas.[44]

Penelitian epidemiologi telah menunjukkan hubungan yang jelas antara menghirup radon konsentrasi tinggi dengan kejadian kanker paru-paru. Dengan demikian, radon dianggap sebagai kontaminan signifikan yang mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan di seluruh dunia. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat, radon adalah penyebab kanker paru-paru paling banyak kedua, setelah rokok, menyebabkan 21.000 kematian akibat kanker paru-paru per tahun di Amerika Serikat. Sekitar 2.900 kematian ini terjadi antara orang-orang yang tidak pernah merokok. Meskipun radon adalah penyebab kanker paru-paru paling banyak kedua, tetapi adalah penyebab nomor satu di kalangan non-perokok, menurut perkiraan EPA.[45]

Peran biologis

sunting

Dari semua unsur periode 6, hanya wolfram yang diketahui memiliki peran biologis dalam organisme. Namun emas, platina, raksa, dan beberapa lantanida seperti gadolinium memiliki aplikasi, misalnya obat-obatan.

Toksisitas

sunting

Sebagian besar unsur periode 6 adalah toksik (misalnya timbal) dan menyebabkan keracunan logam berat. Prometium, polonium, astatin dan radon adalah radioaktif, sehingga menimbulkan bahaya radioaktif.

Lihat juga

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Caesium adalah ejaan yang direkomendasikan oleh International Union of Pure and Applied Chemistry(IUPAC).[2] American Chemical Society (ACS) telah menggunakan ejaan cesium sejak tahun 1921,[3][4] sesuai Webster's New International Dictionary. Unsur ini diambil dari bahasa Latin caesius, yang berarti "abu-abu kebiruan". Penjelasan lebih lanjut tentang perbedaan ejaan dapat dilihat di ae/oe vs e.
  2. ^ Lainnya adalah rubidium (39 °C (102 °F)), fransium (estimasi 27 °C (81 °F)), raksa (−39 °C (−38 °F)), dan gallium (30 °C (86 °F)); brom juga berwujud cair pada suhu kamar (meleleh pada −72 °C (−98 °F)) tetapi ini adalah halogen, bukan logam.[5]
  3. ^ Saat ini IUPAC lebih merekomendasikan penggunaan istilah lantanoid daripada lantanida, karena akhiran "-ida" lebih tepat untuk ion negatif sementara akhiran "-oid" menunjukkan kesamaan sifat unsur dalam satu kelompok. Namun, lantanida masih lebih banyak dipilih (~90%) dalam artikel ilmiah dan saat ini diadopsi oleh Wikipedia. Dalam literatur yang lebih terdahulu, sering digunakan istilah "lantanon".

Referensi

sunting
  1. ^ a b c Gray, Theodore (2009). The Elements: A Visual Exploration of Every Known Atom in the Universe. New York: Black Dog & Leventhal Publishers. ISBN 978-1-57912-814-2. 
  2. ^ International Union of Pure and Applied Chemistry (2005). Nomenclature of Inorganic Chemistry (IUPAC Recommendations 2005). Cambridge (UK): RSCIUPAC. ISBN 0-85404-438-8. pp. 248–49. Electronic version..
  3. ^ Coghill, Anne M.; Garson, Lorrin R., ed. (2006). The ACS Style Guide: Effective Communication of Scientific Information (edisi ke-3rd). Washington, D.C.: American Chemical Society. hlm. 127. ISBN 0-8412-3999-1. 
  4. ^ Coplen, T. B.; Peiser, H. S. (1998). "History of the recommended atomic-weight values from 1882 to 1997: a comparison of differences from current values to the estimated uncertainties of earlier values" (PDF). Pure Appl. Chem. 70 (1): 237–257. doi:10.1351/pac199870010237. 
  5. ^ "WebElements Periodic Table of the Elements". University of Sheffield. Diakses tanggal 2010-12-01. 
  6. ^ Lanthanide, Encyclopædia Britannica on-line
  7. ^ Holden, Norman E. and Coplen, Tyler (January–February 2004). "The Periodic Table of the Elements". Chemistry International. IUPAC. 26 (1): 8. Diakses tanggal March 23, 2010. 
  8. ^ Walter Koechner (2006). Solid-state laser engineering. Springer. hlm. 47–. ISBN 978-0-387-29094-2. Diakses tanggal 15 January 2012. 
  9. ^ Lanthanum – Chemistry Encyclopedia – reaction, water, elements, metal, gas, name, atom. Chemistryexplained.com. Retrieved on 2012-01-15.
  10. ^ Greenwood, Norman N.; Earnshaw, A. (1997), Chemistry of the Elements (edisi ke-2), Oxford: Butterworth-Heinemann, hlm. 1233, ISBN 0-7506-3365-4 
  11. ^ Euripides, Orestes
  12. ^ "Tungsten" . Oxford English Dictionary (edisi ke-Online). Oxford University Press.  Templat:OEDsub
  13. ^ Daintith, John (2005). Facts on File Dictionary of Chemistry (edisi ke-4th). New York: Checkmark Books. ISBN 0-8160-5649-8. 
  14. ^ Lassner, Erik; Schubert, Wolf-Dieter (1999). "low temperature brittleness". Tungsten: properties, chemistry, technology of the element, alloys, and chemical compounds. Springer. hlm. 20–21. ISBN 978-0-306-45053-2. 
  15. ^ Stwertka, Albert (2002). A Guide to the elements (edisi ke-2nd). New York: Oxford University Press. ISBN 0-19-515026-0. 
  16. ^ McMaster, J. and Enemark, John H (1998). "The active sites of molybdenum- and tungsten-containing enzymes". Current Opinion in Chemical Biology. 2 (2): 201–207. doi:10.1016/S1367-5931(98)80061-6. PMID 9667924. 
  17. ^ Hille, Russ (2002). "Molybdenum and tungsten in biology". Trends in Biochemical Sciences. 27 (7): 360–367. doi:10.1016/S0968-0004(02)02107-2. PMID 12114025. 
  18. ^ "Rhenium". MetalPrices.com. MetalPrices.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-15. Diakses tanggal February 2, 2012. 
  19. ^ Hammond "Osmium", C. R., p. 4-25 in Lide, D. R., ed. (2005). CRC Handbook of Chemistry and Physics (edisi ke-86). Boca Raton (FL): CRC Press. ISBN 0-8493-0486-5. 
  20. ^ "platinum (Pt)." Encyclopædia Britannica Online. Encyclopædia Britannica Inc., 2012. Web. 24 April 2012
  21. ^ Harper, Douglas. "platinum". Online Etymology Dictionary. 
  22. ^ "Air Quality Guidelines" (PDF) (edisi ke-Second). WHO Regional Office for Europe, Copenhagen, Denmark. 2000.  Parameter |chapter= akan diabaikan (bantuan)
  23. ^ Wheate, NJ; Walker, S; Craig, GE; Oun, R (2010). "The status of platinum anticancer drugs in the clinic and in clinical trials". Dalton transactions (Cambridge, England : 2003). 39 (35): 8113–27. doi:10.1039/C0DT00292E. PMID 20593091. 
  24. ^ World Gold Council FAQ. www.gold.org
  25. ^ Soos, Andy (2011-01-06). "Gold Mining Boom Increasing Mercury Pollution Risk". Advanced Media Solutions, Inc. Oilprice.com. Diakses tanggal 2011-03-26. 
  26. ^ "Meteorites delivered gold to Earth". BBC News. 2011-09-08. 
  27. ^ "Where does all Earth's gold come from? Precious metals the result of meteorite bombardment, rock analysis finds", ScienceDaily, 2011-09-09 
  28. ^ "The Origin of Gold in South Africa" (PDF), rochester.edu 
  29. ^ "Meteor Shower Rained Gold On Ancient Earth". Huffington Post. 2011-09-10. 
  30. ^ Willbold, Matthias; Elliott, Tim; Moorbath, Stephen (08 September 2011), "The tungsten isotopic composition of the Earth's mantle before the terminal bombardment", Nature, 477: 195–198, doi:10.1038/nature10399 
  31. ^ Senese, F. "Why is mercury a liquid at STP?". General Chemistry Online at Frostburg State University. Diakses tanggal May 1, 2007. 
  32. ^ Norrby, L.J. (1991). "Why is mercury liquid? Or, why do relativistic effects not get into chemistry textbooks?". Journal of Chemical Education. 68 (2): 110. Bibcode:1991JChEd..68..110N. doi:10.1021/ed068p110. 
  33. ^ Lide, D. R., ed. (2005). CRC Handbook of Chemistry and Physics (edisi ke-86). Boca Raton (FL): CRC Press. hlm. 4.125–4.126. ISBN 0-8493-0486-5. 
  34. ^ "Chemical fact sheet — Thallium". Spectrum Laboratories. April 2001. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-02-21. Diakses tanggal 2008-02-02. 
  35. ^ Hasan, Heather (2009). The Boron Elements: Boron, Aluminum, Gallium, Indium, Thallium. Rosen Publishing Group. hlm. 14. ISBN 978-1-4358-5333-1. 
  36. ^ Bismuth. Web Mineral. Retrieved on 2011-12-17.
  37. ^ Anthony, John W.; Bideaux, Richard A.; Bladh, Kenneth W. and Nichols, Monte C. (ed.). "Bismuth". Handbook of Mineralogy (PDF). I (Elements, Sulfides, Sulfosalts). Chantilly, VA, US: Mineralogical Society of America. ISBN 0-9622097-0-8. Diakses tanggal December 5, 2011. 
  38. ^ Dumé, Belle (2003-04-23). "Bismuth breaks half-life record for alpha decay". Physicsweb. 
  39. ^ "Polonium". Diakses tanggal 2009-05-05. 
  40. ^ Hawkes, Stephen J. (2010). "Polonium and Astatine Are Not Semimetals". Journal of Chemical Education. 87 (8): 783. Bibcode:2010JChEd..87..783H. doi:10.1021/ed100308w. 
  41. ^ "Characterizing the Elements". Los Alamos National Laboratory. Diakses tanggal 4 March 2013. 
  42. ^ Toxological profile for radon Diarsipkan 2016-04-15 di Wayback Machine., Agency for Toxic Substances and Disease Registry, U.S. Public Health Service, In collaboration with U.S. Environmental Protection Agency, December 1990.
  43. ^ "Public Health Fact Sheet on Radon – Health and Human Services". Mass.Gov. Diakses tanggal 2011-12-04. 
  44. ^ "Facts about Radon". Facts about. Diakses tanggal 2008-09-07. 
  45. ^ "A Citizen's Guide to Radon". www.epa.gov. United States Environmental Protection Agency. October 12, 2010. Diakses tanggal January 29, 2012.