Suttapiṭaka

Bagian kedua dari tiga bagian utama Tripitaka Pali milik Buddhisme Theravada

Suttapiṭaka atau Suttantapiṭaka (Pali "Keranjang Diskursus"), juga ditulis sebagai Sutta Piṭaka, adalah salah satu dari tiga bagian Tripitaka Pali yang diakui oleh aliran Theravāda. Dua bagian lainnya adalah Vinayapiṭaka dan Abhidhammapiṭaka. Suttapiṭaka berisikan sutta (diskursus) yang berupa khotbah-khotbah, dialog, dan tanya jawab pribadi Buddha Gotama dengan para siswa, petapa, maupun berbagai makhluk lain.[1]

Suttapiṭaka
JenisKitab kanonis
IndukTipiṭaka
IsiDīghanikāya; Majjhimanikāya; Saṁyuttanikāya; Aṅguttaranikāya; Khuddakanikāya
RingkasanVisuddhimagga
SingkatanSutta
Sastra Pāli

Asal-usul

sunting

Kumpulan teks yang kemudian menjadi kitab suci tertulis Suttapiṭaka pertama kali disampaikan secara lisan oleh sepupu Buddha, Ānanda pada Sidang Buddhis Pertama yang diadakan tidak lama setelah wafatnya Buddha. Sidang pertama juga menetapkan seperangkat aturan (Vinaya) yang mengatur kehidupan para biksu dan biksuni dalam komunitas monastik. Tradisi menyatakan bahwa hanya sedikit yang ditambahkan ke dalam Kanon setelah ini. Para cendekiawan lebih skeptis, tetapi berbeda dalam tingkat skeptisisme mereka. Richard Gombrich berpendapat bahwa sebagian besar dari empat nikāya pertama (lihat di bawah) berasal dari Sang Buddha dalam hal isi, namun tidak dalam hal bentuk.[2] Prof. Hirakawa Akira mengatakan bahwa Sidang Buddhis Pertama hanya mengumpulkan prosa-prosa pendek atau syair-syair yang mengungkapkan ajaran-ajaran penting, dan syair-syair tersebut dikembangkan menjadi sutta yang panjang pada abad berikutnya.[3]

Daftar isi

sunting

Ada lima nikāya ("kumpulan") dalam Suttapiṭaka:

  1. Dīghanikāya ("Kumpulan Diskursus Panjang")
  2. Majjhimanikāya ("Kumpulan Diskursus Sedang")
  3. Saṁyuttanikāya ("Kumpulan Diskursus Bertaut")
  4. Aṅguttaranikāya ("Kumpulan Diskursus Berangka")
  5. Khuddakanikāya ("Kumpulan Diskursus Kecil")

Dīghanikāya

sunting

Dari kisah seorang pelacur luar biasa, seorang raja yang bersalah, seorang remaja sok tahu, orang-orang bijak terpelajar, orang-orang bodoh penuh tekad, hingga meditasi hening dalam badai. Kumpulan Panjang (Dīghanikāya) berisi kisah Buddha yang terlibat dalam kasus vital pada zaman-Nya. Kisah-kisah tersebut menampilkan nilai kemanusiaan-Nya yang luar biasa dengan berlatarkan jalur-jalur lambat, kota-kota kacau, dan hutan-hutan lebat di India Utara, pada masa lalu yang kelam, atau bahkan di antara para dewa.[4] Kumpulan ini mengandung Satipaṭṭhāna Sutta, Sāmaññaphala Sutta, dan Mahāparinibbāna Sutta. Ada 34 diskursus panjang dalam nikāya ini.

Majjhimanikāya

sunting

Kata “menengah” merujuk pada ukuran dari tiap diskursus. Bagian ini mungkin merupakan koleksi teks awal yang paling populer. Bagian ini mencakup berbagai macam ajaran, beberapa di antaranya berupa percakapan antara Buddha dan beragam orang sezaman-Nya.[5] Kumpulan ini mengandung Cūḷakammavibhanga Sutta, Ānāpānasati Sutta, dan Satipaṭṭhāna Sutta. Ada 152 sutta berukuran sedang dalam nikāya ini.

Saṁyuttanikāya

sunting

Kata “bertaut” mengacu pada fakta bahwa teks dikumpulkan dan disusun berdasarkan topiknya. Dalam kebanyakan kasus, prinsip penyusunannya berdasarkan tema Dhamma tertentu, seperti lima gugusan (pañcakkhandha), hukum Kemunculan Bersebab (paṭiccasamuppāda), Jalan Mulia Berunsur Delapan (ariya aṭṭhaṅgika magga), meditasi perhatian-penuh (satipaṭṭhāna), atau Empat Kebenaran Mulia (cattāri ariyasaccāni). Kumpulan ini berisi teks-teks terlengkap mengenai tema-tema inti tersebut. Dalam kasus lain, bab-bab disusun berdasarkan orang atau jenis orang yang berbicara.[6] Menurut salah satu sumber, ada sekitar 2.889 sutta, tetapi, menurut kitab komentar, ada 7,762 sutta dalawm kumpulan ini.

Aṅguttaranikāya

sunting

Ajaran-ajaran dalam nikāya ini disusun dalam urutan angka sesuai ajaran terkait, misalnya "Empat Kebenaran Mulia" terdapat di bagian "empat" dan seterusnya. Menurut perhitungan kitab komentar, kumpulan ini mencakup 9.565 sutta pendek yang dikelompokkan berdasarkan nomor dari satu hingga sebelas. Menurut Keown, "ada perbedaan yang cukup besar antara versi Pāli (aliran Theravāda) dan versi aliran Sarvāstivāda, dengan lebih dari dua pertiga sūtra ditemukan dalam satu kompilasi, tetapi tidak dalam kompilasi lainnya, yang menunjukkan bahwa sebagian besar bagiannya belum ada hingga suatu masa yang lebih belakangan."[7] Dibandingkan dengan nikāya lainnya, kumpulan ini lebih berorientasi pada umat awam.[8]

Khuddakanikāya

sunting

Kata khuddaka artinya “lebih kecil” atau “minor”. Pengelompokan ini awalnya dimaksudkan untuk koleksi-koleksi pendek, kebanyakan berupa syair, yang tidak dapat dikelompokkan dalam empat nikāya utama. Seiring berjalannya waktu, koleksi tersebut berkembang. Alhasil, kumpulan ini menjadi bagian terbesar dari nikāya Suttapiṭaka. Kumpulan ini mencakup teks-teks populer Buddhisme Theravāda, seperti Dhammapada, Sutta Nipāta, dan Jātaka.[9]

Kumpulan ini berisi campuran heterogen dari berbagai khotbah, ajaran, dan puisi yang dikaitkan dengan Sang Buddha dan pengikut-Nya. Isinya agak bervariasi antaredisi. Edisi bahasa Thailand meliputi kitab no.1-15 di bawah, edisi bahasa Sinhala meliputi no.1-17, dan edisi bahasa Burma meliputi no.1-18.

  1. Khuddakapāṭha
  2. Dhammapada
  3. Udāna
  4. Itivuttaka
  5. Suttanipāta
  6. Vimānavatthu
  7. Petavatthu
  8. Theragāthā
  9. Therīgāthā
  10. Jātaka
  11. Niddesa
  12. Paṭisambhidāmagga
  13. Apadāna
  14. Buddhavaṁsa
  15. Cariyāpiṭaka
  16. Nettipakaraṇa
  17. Peṭakopadesa
  18. Milindapañha

Untuk informasi lebih lanjut mengenai edisi ini, lihat juga Tripitaka Pali.

Terjemahan

sunting

Bahasa Inggris

sunting
  • Empat nikāya pertama dan lebih dari setengah bagian nikāya kelima telah diterjemahkan oleh Pali Text Society.
  • Empat nikāya yang pertama juga telah diterjemahkan dalam seri Teachings of the Buddha oleh Wisdom Publications.
  • Empat nikāya pertama, serta enam kitab dari Khuddaka Nikāya, telah diterjemahkan dari bahasa Pali oleh Bhikkhu Ṭhānissaro dan dirilis di bawah lisensi Creative Commons, dan tersedia di dhammatalks.org.

Terjemahan pilihan (termasuk isi dari setidaknya dua nikāya):

  • Buddhist Suttas, ed & tr T. W. Rhys Davids, Sacred Books of the East, volume XI, Clarendon/Oxford, 1881; reprinted by Motilal Banarsidass, Delhi (& ?Dover, New York)
  • The Word of the Buddha, ed & tr Nyanatiloka, 1935
  • Early Buddhist Poetry, ed I. B. Horner, Ananda Semage, Colombo, 1963
  • The Book of Protection, tr Piyadassi, Buddhist Publication Society, Kandy, Sri Lanka, 1981; terjemahan paritta
  • In the Buddha's Words, ed & tr Bodhi, Wisdom Publications, 2005
  • Early Buddhist Discourses, ed & tr John J. Holder, 2006
  • Sayings of the Buddha, ed & tr Rupert Gethin, Oxford University Press, 2008
  • Basic Teachings of the Buddha, ed & tr Glenn Wallis, New York: Random House, 2007

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Dahiya, Poonam Dalal (2017). ANCIENT AND MEDIEVAL INDIA EBOOK. McGraw-Hill Education. hlm. 165. ISBN 978-93-5260-673-3. 
  2. ^ Theravada Buddhism, 2nd edn, Routledge, London, 2006, hlm. 20f
  3. ^ Hirakawa, History of Indian Buddhism, volume 1, 1974, terjemahan bahasa Inggris University of Hawai'i Press, hlm. 69f
  4. ^ "Dīgha". SuttaCentral. Diakses tanggal 2024-10-29. 
  5. ^ "Majjhima". SuttaCentral. Diakses tanggal 2024-10-29. 
  6. ^ "Saṁyutta". SuttaCentral. Diakses tanggal 2024-10-29. 
  7. ^ A Dictionary of Buddhism, by Damien Keown, Oxford University Press: 2004
  8. ^ "Aṅguttara". SuttaCentral. Diakses tanggal 2024-10-29. 
  9. ^ "Khuddaka". SuttaCentral. Diakses tanggal 2024-10-29. 

Pranala luar

sunting