Selatpanjang (kota)

ibu kota Kabupaten Kepulauan Meranti, Indonesia

Selatpanjang adalah ibu kota Kabupaten Kepulauan Meranti, provinsi Riau, Indonesia. Kota Selatpanjang juga merupakan Ibu kota kecamatan Tebing Tinggi, kota ini terletak di bagian pesisir utara Pulau Tebingtinggi dan memiliki wilayah seluas 12,50 km dan jumlah penduduk berdasarkan Badan Pusat Statistik 2020 sebanyak 39.855 jiwa dengan kepadatan 3.188,4 jiwa/km². Kota Selatpanjang juga berjulukan sebagai Kota Sagu karena daerah ini termasuk salah satu Kawasan Pengembangan Ketahanan Pangan Nasional karena penghasil sagu terbesar di Indonesia. Sebelum pemekaran wilayah pada tahun 2009, Kota Selatpanjang berada dalam wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti.[1]

Selatpanjang
Negara Indonesia
ProvinsiRiau
KabupatenKepulauan Meranti
KecamatanTebing Tinggi
Luas
 • Total12,50 km2 (4,83 sq mi)
Populasi
 (2020)
 • Total39.855
 • Kepadatan3.188,40/km2 (8,257,9/sq mi)
Selatpanjang
Selatpanjang di Indonesia Riau
Selatpanjang
Selatpanjang
Letak Selatpanjang di Provinsi Riau
Selatpanjang di Sumatra
Selatpanjang
Selatpanjang
Selatpanjang (Sumatra)
Koordinat: 0°58′58″N 102°41′02″E / 0.9826919°N 102.6838914°E / 0.9826919; 102.6838914

Sejarah

sunting

Kota Selatpanjang merupakan pusat pemerintahan kabupaten Kepulauan Meranti, duhulu merupakan salah satu bandar (kota) yang paling sibuk dan terkenal perniagaan di dalam kesultanan Siak.[2] Bandar ini sejak dahulu telah terbentuk masyarakat heterogen, terutama suku Melayu dan Tionghoa, karena peran antar merekalah terbentuk erat dalam keharmonisan kegiatan kultural maupun perdagangan. Semua ini tidak terlepas ketoleransian antar persaudaraan. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas barang barang maupun manusia dari China ke nusantara dan sebaliknya.[butuh rujukan]

Daerah Selatpanjang dan sekitarnya sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Siak Sri Indrapura yang merupakan salah satu kesultanan terbesar di Riau saat itu.Pada masa pemerintahan Sultan Siak VII yaitu Sultan Assaidis Asyarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin Baalawi (yang bertahta tahun 1784–1810), biasa disapa Sultan Syarif Ali, memberi titah kepada Panglima Besar Muda Tengku Bagus Saiyid Thoha untuk mendirikan Negeri atau Bandar di Pulau Tebing Tinggi. Selain tertarik pada pulau itu juga karena Sultan Assyaidis Syarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin Baalawi sendiri pernah singgah ke daerah itu, tujuan utama Sultan Syarif Ali ingin himpun kekuatan melawan Kesultanan Sambas dari Kalimantan Barat yang terindikasi bersekutu dengan Belanda yang telah khianati perjanjian setia dan mencuri mahkota Kerajaan Siak. Negeri atau Bandar ini nantinya sebagai ujung tombak pertahanan ketiga setelah Bukit Batu dan Merbau untuk menghadang penjajah dan lanun.

Maka bergeraklah armadanya dibawah pimpinan Panglima Besar Muda Tengku Bagus Saiyid Thoha pada awal Muharram tahun 1805 Masehi diiringi beberapa pembesar Kerajaan Siak, ratusan laskar dan hulu balang menuju Pulau Tebing Tinggi. Mereka tiba di tebing Hutan Alai (sekarang ibu kota Kecamatan Tebingtinggi Barat). Panglima itu segera menghujam kerisnya memberi salam pada Tanah Alai. Tanah Alai tak menjawab, Ia meraup tanah sekepal, terasa panas. Ia melepasnya, “Menurut sepanjang pengetahuan den, tanah Alai ini tidak baik dibuat sebuah negeri karena tanah Hutan Alai adalah tanah jantan, Baru bisa berkembang menjadi sebuah negeri dalam masa waktu yang lama,” kata sang panglima dihadapan pembesar Siak dan anak buahnya.

Panglima bertolak menyusuri pantai pulau ini. Lalu, terlihat sebuah tebing yang tinggi. “Inilah gerangan yang dimaksud oleh ayahanda Sultan Syarif Ali,” pikirnya. Armada merapat ke Tebing Tanah Tinggi bertepatan tanggal 07 April 1805 Masehi. Di usia masih 25 tahun itu, dengan mengucap bismillah Panglima melejit ke darat yang tinggi sambil memberi salam. Alhamdulillah tanah tinggi ini menjawab salam den katanya. Tanah diraupnya, terasa sejuk dan nyaman. Ia tancapkan keris di atas tanah (lokasinya sekarang kira-kira dekat komplek kantor Bea Cukai Selatpanjang). Sambil berkata, “Dengarkanlah oleh kamu sekalian di tanah Hutan Tebing Tinggi inilah yang amat baik didirikan sebuah negeri. Negeri ini nantinya akan berkembang aman dan makmur apabila pemimpin dan penduduknya adil dan bekerja keras serta menaati hukum-hukum Allah.”

Panglima itu berdiri tegak dihadapan semua pembesar kerajaan, laskar, hulu balang, dan bathin-bathin sekitar pulau. “Den bernama Tengku Bagus Saiyid Thoha Panglima Besar Muda Siak Sri Indrapura. Keris den ini bernama Petir Terbuka Tabir Alam Negeri. Yang den sosok ini den namakan Negeri Makmur Kencana Bandar Tebing Tinggi.”itulah nama asal muasal kota Selatpanjang.[butuh rujukan]

Setelah menebas hutan, membuka wilayah kekuasaan, berdirilah istana panglima besar itu. Pada 1810 Masehi Sultan Syarif Ali mengangkat Panglima Besar Muda Tengku Bagus Saiyid Thoha itu sebagai penguasa pulau. Kala itu, sebelah timur negeri berbatasan dengan Sungai Suir dan sebelah barat berbatasan dengan Sungai Perumbi,seiring perkembangan waktu bandar ini semakin ramai dan bertumbuh sebagai salah satu bandar perniagaan di kesultanan siak.[butuh rujukan]

Ramai interaksi perdagangan didaerah pesisir Riau inilah menyebabkan pemerintahan Hindia Belanda ikut ambil dalam bagian penentuan nama negeri ini. Sejarah tercatat pada masa Sultan Siak yang ke 11 yaitu Sultan Assayaidis Syarief Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin. Pada tahun 1880, pemerintahan di Negeri Makmur Kencana Tebing Tinggi dikuasai oleh J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi yang bergelar Tuan Temenggung Marhum Buntut (Kepala Negeri yang bertanggung jawab kepada Sultan Siak). Pada masa pemerintahannya di bandar ini terjadilah polemik dengan pihak Pemerintahan Kolonial Belanda yaitu Konteliur Van Huis mengenai perubahan nama negeri ini, dalam sepihak pemerintahan kolonial Belanda mengubah daerah ini menjadi Selatpanjang, namun tidak disetujui oleh J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi selaku pemangku daerah. Akhirnya berdasarkan kesepakatan bersama pada tanggal 4 September 1899, Negeri Makmur Kencana Tebing Tinggi berubah menjadi Negeri Makmur Bandar Tebingtinggi Selatpanjang.J.M. Tengkoe Soelong Tjantik Saijet Alwi mangkat pada tahun 1908.[butuh rujukan]

Seiring waktu masa diawal Pemerintahan Republik Indonesia, kota selatpanjang dan sekitarnya ini merupakan Wilayah Kewedanan di bawah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan Tebingtinggi.Pada tanggal 19 Desember 2008,daerah selatpanjang dan sekitarnya ini berubah menjadi Kabupaten Kepulauan Meranti memekarkan diri dari Kabupaten bengkalis dengan ibukota Selatpanjang.[3]

Geografi

sunting

Selatpanjang terletak berada bagian utara di Pulau Tebing Tinggi secara Geografis terletak antara 0° 48' 36" - 1° 2' 24" Lintang Utara, dan 102° 25' 12" - 103° 0' 0" Bujur Timur, membuat Kota ini sangat strategis selain dekat dengan Negara Tetangga,Selatpanjang juga berada dijalur pelayaran dan perdagangan Internasional Selat Malaka di Dua Negara yaitu Malaysia dan Singapore,serta secara tidak langsung sudah menjadi daerah Hinterland Kawasan Free Trade Zone (FTZ) Batam dan Tanjung Balaikarimun sekaligus juga berada Kawasan Segitiga Pertumbuhan Ekonomi Indonesia - Malaysia - Singapore (IMS-GT). Posisi ini menjadikan Selatpanjang sebagai salah satu daerah yang mempunyai potensi mengembangkan ekonomi sehingga memiliki daya tarik investasi kedepan sebagai salah satu Kota Niaga di pesisir Riau.[butuh rujukan]

Kota Selatpanjang terletak di Pulau Tebingtinggi,daerah pulau ini merupakan daratan rendah dan sebagian wilayahnya masih terdiri dari daerah rawa-rawa dan hutan bakau.[butuh rujukan]

Secara administratif, Kota Selatpanjang berbatasan dengan:[butuh rujukan]

Kondisi Iklim

Kota Selatpanjang beriklim tropis yang sangat dipengaruhi oleh sifat iklim laut, dengan temperatur berkisar 25° - 32° Celcius. Musim hujan biasa terjadi antara bulan September hingga Januari, dengan curah hujan rata-rata berkisar antara 809-4.078 mm/tahun,periode kering (musim kemarau) biasanya terjadi antara bulan Februari hingga Agustus. Angin berhembus sepanjang tahun secara bergiliran, yaitu dari arah Utara untuk Januari sampai April. Dari timur bulan April sampai Juli, dari arah Selatan Juli sampai Oktober dan dari arah Barat Oktober sampai Januari.[butuh rujukan]

Demografi

sunting

Penduduk Kota Selatpanjang berjumlah 39.855 jiwa (2020). Dengan kepadatan penduduk 3.188,40 jiwa/km2.[butuh rujukan]

Jumlah penduduk kota Selatpanjang 2020

Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
Selatpanjang Kota 5.635 5.236 10.871
Selatpanjang Barat 2.708 2.630 5.338
Selatpanjang Timur 7.554 7.479 15.033
Selatpanjang Selatan 4.346 4.267 8.613
Kota Selatpanjang 20.243 19.612 39.855

Etnis (suku bangsa) Suku Melayu dan Tionghoa memiliki populasi yang sangat dominan di Selatpanjang. Disamping itu juga terdapat berbagai suku lainnya seperti Suku Jawa, Minangkabau, Bugis, Batak, Tamil atau India.[butuh rujukan]

Ekonomi

sunting
 
Selatpanjang pada malam hari

Mata pencarian penduduk Selatpanjang secara umum masih didominasi perdagangan, perikanan, perkebunan. Kota Selatpanjang dahulu dikenal sebagai Kota Sagu, karena daerah ini dulu menghasilkan sagu dalam kuantitas besar bahkan yang terbesar di Indonesia . Namun, sekarang produksi sagu diperkirakan telah berkurang akibat banyaknya perkebunan sagu yang beralih fungsi menjadi permukiman penduduk seiring tingkat pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi di daerah ini.[butuh rujukan]

Transportasi

sunting

Selatpanjang merupakan kota transit khususnya untuk transportasi laut dari Pekanbaru menuju Pulau Batam/Tanjung Pinang atau Tanjung Balai Karimun dan sebaliknya. Sejak tahun 2007 telah dibuka jalur khusus dari Selatpanjang langsung menuju Batu Pahat, Malaysia. Dibanding dengan jarak antara Selatpanjang dengan Pekanbaru dan Pulau Batam, jarak antara Selatpanjang dengan Batupahat lebih dekat, waktu yang dibutuhkan hanya ditempuh sekitar 1,5 - 2 jam perjalanan.Daerah ini juga merupakan jalur transit keberbagai daerah Riau seperti Bengkalis, Dumai, Siak Sri Indrapura, Duri. Karena letak strategis itulah membuat Selatpanjang menjadi daerah pintu gerbang penghubung antara Riau Daratan dan Riau Kepulauan. Disamping itu telah dibuka pembangunan jalan darat menghubungkan Selatpanjang - Siak - Pekanbaru via roro dermaga rool on-rool off (Roro)Kampung Barak,Desa Tanjung Peranap Kecamatan Tebing Tinggi Barat dengan Desa Mengkapan,kawasan Buton,Kabupaten Siak.[butuh rujukan]

Pariwisata

sunting

Objek Wisata Budaya Selatpanjang

sunting
 
Vihara Sejahtera Sakti Selatpanjang
 
Tandu yang membawa Dewa Qing Shui Zu Shi

Perayaan Imlek di Selatpanjang

sunting

Perayaan Hari Raya Imlek (Tahun Baru Imlek) adalah tradisi pergantian tahun baru etnis Tionghoa. Imlek tak ubahnya seperti Tahun Baru Masehi atau Tahun Baru Hijriah bagi umat Islam. Imlek adalah nama kalender/penanggalan Cina berdasarkan peredaran bulan. Namun bagi umat lain yang beraliran sama juga bisa merayakan Hari Raya Imlek. Acara Perayaan Imlek memang sudah menjadi bagian dari tradisi di Kota Selatpanjang. Hampir setiap tahun perayaan Imlek di kota ini dirayakan sangat meriah bahkan juga termasuk Perayaan Imlek yang paling meriah di kawasan Provinsi Riau selain di Bagansiapiapi dan Bengkalis. Apalagi pemerintah daerah Kabupaten Kepulauan Meranti juga sudah menjadikan ivent perayaan Imlek sebagai salah satu asset wisata tahunan yang masuk kedalam Kalender Wisata Riau.Puluhan ribu orang baik dari dalam maupun luar Selatpanjang bahkan wisatawan dari luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Hongkong, China, Taiwan, Australia akan membanjiri Kota Selatpanjang untuk turut serta memeriahkan perayaan Imlek.Imlek bagi sejumlah warga Tionghoa Selatpanjang yang berada di luar daerah maupun di luar negeri dijadikan ajang Tradisi Mudik, ini sudah berlangsung lama bahkan mereka anggap sebagai momentum penting untuk mudik ke tanah kelahiran. Walaupun puncak acara Perayaan Tahun Baru Imlek di Selatpanjang berlangsung pada hari ke-6 bulan pertama Tahun Baru Imlek yang biasanya disebut Cue Lak (Bahasa Hokkian),tetapi kemeriahannya mulai terasa dihari H-7 yaitu seminggu sebelum jatuhnya perayaan Imlek.[butuh rujukan]

Mengawali penyambutan tahun baru imlek di selatpanjang di pusatkan di Vihara Sejahtera Sakti, Selain mengelarkan sembahyang, yang paling unik di daerah ini adalah warga yang merayakan juga berkeliling kota pada waktu sore hari dengan mengunakan Bentor ( Becak Motor ) biasanya berlansung selama 6 hari. Sebelum puncak acara imlek biasa diawali Festival Kembang Api pada hari Ke 5, durasi kembang api biasa berlangsung cukup lama,kurang lebih (±)sampai 3 jam lamanya,hal itu yang membuat ketertarikan wisatawan dari dalam maupun luar negeri untuk menyaksikan,karena itu imlek secara tidak langsung menjadi ajang promosi spektakuler wisata budaya unggulan yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti[butuh rujukan]

Pada puncak perayaan imlek merupakan hari di mana bertepatan dilangsungkan perayaan untuk ulang tahun Dewa 清水祖師 Qing Shui Zu Shi[4].(Bahasa Mandarin)/Ching Cui Co Su (Bahasa Hokkian)(nama dewa).Pada moment ini warga Tionghoa menyakinkan bahwa sang Dewa tersebut sedang turun ke bumi dengan maksud untuk mengusir unsur unsur kejahatan dan memberikan kemakmuran dan ketentraman bagi warga kota Selatpanjang. Untuk itu diadakan penyambutan khusus dengan menggotong tandu patung Dewa dan dipawai berkeliling kota melewati beberapa kelenteng lain disertai menggelar atraksi tarian liong(naga),dan atraksi barongsai(singa) dan diiringi seni budaya jawa reog ponorogo yang berasal dari Jawa Timur.Perayaan pada Cue Lak tersebut juga diiringi oleh para tetua atau orang yang terpilih dan dirasuki oleh roh para dewa yang biasa disebut Thangkie yaitu di mana raga atau tubuh orang tersebut dijadikan alat komunikasi atau perantara roh dewa tersebut, hal itu ada kesamaan di Kota Singkawang (Kalimantan Barat ) yang biasa dikenal Tatung.[butuh rujukan]

Konon, perayaan Imlek di Selatpanjang dapat juga diartikan sebagai sebuah rezeki bagi seluruh masyarakat yang tinggal di daerah ini. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila masyarakat yang non etnis Tionghoa biasanya juga turut ikut meramaikan perayaan Imlek dengan iring-iringan reog ponorogo (bagi masyarakat Jawa) dan atraksi-atraksi kesenian lain yang merupakan tradisi dari daerah setempat.[butuh rujukan]

Kota ini juga merupakan salah satu kota di Provinsi Riau selain Bagansiapiapi yang mempunyai jumlah Kelenteng yang cukup banyak yakni sekitar 20-an. Selain itu masih ada bangunan sejarah seperti Masjid Raya Darul Ulum dan Gereja HKBP. Masjid Darul Ulum merupakan salah satu Masjid besar di Kota Selatpanjang. Masjid ini merupakan ikon objek wisata yang juga menyedot banyak kunjungan turis dari Singapura ataupun Malaysia.[butuh rujukan]

Pagelaran Seni Melayu Tari Zapin

sunting

Zapin merupakan hasanah tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh dari Arab. Tari Zapin pada mulanya merupakan tarian hiburan dikalangan raja-raja di istana setelah dibawa oleh para pedagang-pedagang di awal abad ke-16.Tarian tradisional ini bersifat edukatif dan sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair lagu-lagu zapin yang didendangkan. Musik pengiringnya terdiri dari dua alat yang utama yaitu alat musik petik gambus dan tiga buah alat musik tabuh gendang kecil yang disebut marwas.Tarian ini biasa ditarikan oleh penari perempuan bahkan penari campuran laki-laki dengan perempuan. Pagelaran Seni ini biasa dilakukan pada hari hari tertentu yang dianggap penting oleh masyarakat Selatpanjang seperti hari hari besar keagaamaan ataupun dalam acara pernikahan.[butuh rujukan]

Kelenteng Hoo Ann Kiong

sunting

Objek Wisata Kuliner Selatpanjang

sunting

Selatpanjang juga dikenal sebagai kota kuliner.Daerah ini terdapat bermacam jenis makanan yang punya ciri khas tertentu seperti:

 
Mie Sagu Selatpanjang
 
Rama rama lada hitam

Mie Sagu

sunting

Mie Sagu merupakan makanan khas dari daerah Selat Panjang,dan sudah dikenal luas keseluruh penjuru indonesia,bahkan luar negeri.Karena bahannya dari sagu,mie ini warnanya agak bening dan rasanya agak kenyal,tekstur kenyalnya seperti karet gelang dan warnanya seperti bihun hanya lebih bening dan ukurannya lebih besar. Rasa dan aromanya pun lain, punya ciri khas, tidak seperti mie basah ataupun bihun.Penyajian makanan ini sudah beragam tetapi pada umumnya penyajian digoreng dengan taburan kucai,tauge,udang,ikan teri dll.[butuh rujukan]

Mie Sultan

sunting

Mie ini juga makanan khas dari Selatpajang.Mie ini terdiri dari campuran mie kuning yang telah direbus, bakwan udang, irisan telur, tauge, dan irisan mentimun. Plus taburan bawang goreng dan irisan seledri. Kuahnya dari kuah kacang yang kental dan mempunyai aroma rasa kacang yang sangat dominan dalam rasa dan terasa pedas.[butuh rujukan]

Rama Rama /Ma Kao Hei

sunting

Rama rama adalah sejenis lobster lumpur (Thalassina anomala/mud lobster). Masyarakat Selatpanjang menyebutnya sebagai rama-rama/Ma Cau Hey atau lobster bakau. Bentuknya seperti lobster tetapi ukuran lebih kecil selain lembut dagingnya, rasanya seperti daging kepiting ataupun daging lobster, kaya akan gizi. Kandungan protein yang terkandung juga tinggi.Cara penyajian biasa dimasak seperti memasak kepiting lada hitam dengan saus tomat, cabe, nanas dan kacang yang digiling dengan jumlah minyak yang banyak. Hasil ini rasanya unik dengan rasa manis dan pedas dari makanan laut yang tampak aneh,makanan ini termasuk makanan lezat dan langka.[butuh rujukan]

Miso adalah sejenis mie kuah,mie ini terdiri mie kuning dan mie bihun yang telah di rebus dan ditaburi tahu,daging ayam,bawang goreng dan irisan seledri dengan disiram kuah sup yang mempunyai ciri khas dengan aroma yang kental dan harum serta dengan paduan kecap dan cabe rawit sehingga rasanya keseluruhan terasa asin dan pedas.[butuh rujukan]

Lontong Sayur

sunting

Lontong sayur adalah makanan yang sangat populer di Selatpanjang, walaupun bukan makanan asli Selatpanjang, tetapi Lontong Sayur Selatpanjang memiliki ciri khas tersendiri yang tentu saja berbeda dengan Lontong Sayur di tempat-tempat lain. Sejarah makanan ini diselatpanjang sudah bergitu lama, semenjak sebelum kemerdekaan. Walaupun telah mengalami perubahan di kuah sayurnya yang terus mengikuti selera, namun yang masih tetap asli adalah lontongnya yang masih mendfgggunakan pembungkus daun pisang.

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Kabupaten Kepulauan Meranti Dalam Angka 2020". www.marantikab.bps.go.id. 
  2. ^ "http://riautourismboard.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-28. Diakses tanggal 2011-07-31.  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan)
  3. ^ http://www.setneg.go.id
  4. ^ "http://jindeyuan.org". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-08-08. Diakses tanggal 2011-08-04.  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan)

Pranala luar

sunting
  • (Indonesia) Perayaan Imlek 2009 Selatpanjang [1]