Tatung
Tatung dalam bahasa Hakka adalah orang yang dirasuki roh dewa atau leluhur. Dimana raga atau tubuh orang tersebut dijadikan alat komunikasi atau perantara antara roh leluhur atau dewa tersebut. Dengan menggunakan Mantra dan Mudra tertentu roh dewa dipanggil ke altar kemudian akan memasuki raga orang tersebut.[1]
Sebutan lain sesuai budaya tiap daerah untuk Tatung adalah : Tongji, jitong, Tangki (童乩- tâng-ki) Khitang. [2] Yang artinya adalah orang yang diyakini telah dipilih oleh Shen (Dewa Tiongkok) atau roh tertentu sebagai wahana media duniawi untuk ekspresi ilahi. Orang Tiongkok membedakan wu 巫 "Shamanisme praktik dukun; penyembuh; medium roh" yang memperoleh kendali atas kekuatan di dunia roh dibandingkan dengan tongji yang tampaknya sepenuhnya berada di bawah kendali kekuatan di dunia roh.
Para Dewa atau roh leluhur biasa dipanggil dengan kepentingan tertentu, misalnya untuk melakukan kegiatan pengobatan atau meminta nasihat yang dipandang perlu. Kebanyakan para roh dewa dipanggil untuk kegiatan yang berhubungan kepercayaan Taoisme, antara lain pengobatan, pengusiran roh jahat, pembuatan Hu,dan lain-lain. Setelah kegiatan yang dilakukan selesai, roh akan meninggalkan tubuh orang tersebut.
Di Tiongkok, tradisi tatung sudah punah, sementara daerah-daerah di Indonesia yang masih memiliki tradisi ini adalah Kalimantan Barat dan Bangka Belitung.[3]
Referensi
sunting- ^ Tatung, Manusia Pilihan yang Rela Dimasuki Roh Dewa Demi Tradisi. Kumparan. Diakses 3 November 2022
- ^ PSTI, Persatuan Suhu Tatung Indonesia. Tentang PSTI. Diakses 5 Januari 2025
- ^ Mengenal Tradisi Tatung, Pertunjukan Pawai Ekstrem dari Singkawang. Katadata. Diakses 3 November 2022