Film

gambar berurut yang bila dilihat seperti bergerak
(Dialihkan dari Industri perfilman)

Film atau wayang gambar (wagam)[1] (bahasa Inggris: movie, juga dikenal sebagai gambar hidup, film teater, foto bergerak, atau bioskop) adalah serangkaian gambar diam, yang ketika ditampilkan pada layar akan menciptakan ilusi gambar bergerak yang dikarenakan efek fenomena phi. Ilusi optik ini memaksa penonton untuk melihat gerakan berkelanjutan antar objek yang berbeda secara cepat dan berturut-turut. Proses pembuatan film adalah gabungan dari seni dan industri. Sebuah film dapat dibuat dengan memotret adegan sungguhan dengan kamera film; memotret gambar atau model "miniatur" menggunakan teknik animasi tradisional; dengan CGI dan animasi komputer; atau dengan kombinasi beberapa teknik yang ada dan efek visual lainnya.

Kamera film Fox movietone dengan tripod sejak tahun 1930-an
Kamera film Fox movietone versi lama

Kata "sinema" yang merupakan kependekan dari sinematografi sering digunakan untuk merujuk pada industri film, pembuatan film, dan seni pembuatan film. Definisi sinema zaman sekarang merupakan seni dalam (simulasi) pengalaman untuk mengomunikasikan ide, cerita, tampilan, sudut pandang, rasa, keindahan, atau suasana dengan cara direkam dan gambar bergerak yang diprogram bersamaan dengan penggerak sensorik lainnya.[2]

Kata "film" (movie) biasanya digunakan khusus untuk film layar lebar di bioskop dan juga di aplikasi film berbayar, sedangkan film atau serial yang diproduksi untuk televisi dikenal dengan istilah sinetron dan FTV.

Perekaman dan Transmisi Film

sunting

Gambar bergerak dalam film diciptakan dengan cara merekam adegan nyata menggunakan kamera gambar bergerak, memotret gambar, atau model miniatur melalui teknik animasi tradisional, menggunakan CGI dan animasi komputer, atau kombinasi dari beberapa atau semua teknik ini beserta efek visual lainnya.

Sebelum adanya produksi digital, serangkaian gambar diam direkam pada film seluloid yang peka cahaya (stok film gulung), biasanya dengan kecepatan 24 bingkai per detik. Saat ditransmisikan menggunakan Proyektor film, gambar-gambar tersebut diputar pada kecepatan yang sama seperti saat perekaman. Mekanisme drive Geneva memastikan setiap frame tetap diam selama periode proyeksi yang singkat. Rana yang berputar menciptakan interval kegelapan stroboskopik, namun penonton tidak menyadari interupsi ini karena efek fusi kedipan. Gerakan yang terlihat pada layar adalah hasil dari ketidakmampuan indera penglihatan untuk membedakan setiap gambar pada kecepatan tinggi, membuat tayangan gambar berbaur dengan interval gelap sehingga menghasilkan ilusi gerakan berkelanjutan. Soundtrack optik analog, yang merupakan rekaman grafis dari suara yang diucapkan, musik, dan efek suara lainnya, berjalan di sepanjang bagian tertentu dari film dan tidak diproyeksikan.

Di era modern, film biasanya sudah sepenuhnya digital mulai dari proses produksi, distribusi, hingga pameran.

Etimologi dan istilah alternatif

sunting

"Film" pada awalnya merujuk pada lapisan tipis emulsi fotokimia pada strip seluloid,[3] yang pada masa lalu menjadi media nyata untuk merekam dan menampilkan gambar bergerak.

Berbagai istilah lain juga digunakan untuk menggambarkan film, termasuk "gambar", "pertunjukan visual", "gambar bergerak", "photoplay", dan "film". Istilah "film" paling umum digunakan di Amerika Serikat, sedangkan di Eropa lebih dikenal dengan istilah "film". Istilah-istilah kuno untuk film antara lain "gambar animasi" dan "fotografi animasi".

Istilah "flick" pertama kali tercatat pada tahun 1926 dan merupakan istilah bahasa gaul. Istilah ini berasal dari kata "flicker", karena tampilan film pada masa awal sering berkedip-kedip.[4]

Istilah umum untuk bidang ini pada umumnya adalah "layar lebar", "layar perak", "film", dan "sinema"; istilah "sinema" sering digunakan sebagai istilah umum pada teks ilmiah dan esai kritis. Pada tahun-tahun awal, istilah "lembaran" juga sering digunakan sebagai pengganti "layar".

Industri

sunting
 
Didirikan pada tahun 1912, Studio Babelsberg di dekat Berlin merupakan studio film berskala besar pertama di dunia, dan merupakan cikal bakal Hollywood. . Studio ini masih memproduksi film pecah pukal global setiap tahunnya.
 
Didirikan pada tahun 1935, Studio Misr di dekat kompleks Piramida Giza, merupakan studio film berskala besar pertama di Afrika dan Timur Tengah.

Pembuatan dan penayangan film menjadi sumber keuntungan sejak awal penemuannya. Menyadari kesuksesan penemuan ini di negara asalnya, Prancis, keluarga Lumières segera melakukan tur ke berbagai negara di Eropa untuk memperkenalkan film mereka, baik kepada keluarga kerajaan maupun masyarakat umum. Di setiap negara, mereka seringkali menambahkan adegan lokal ke dalam katalog mereka dan menemukan pengusaha lokal untuk membeli peralatan, serta memproduksi, mengimpor, dan menayangkan film secara komersial. Oberammergau Passion Play (1898)[5] adalah film komersial pertama yang diproduksi. Film-film lain segera menyusul, menjadikan film sebagai industri tersendiri yang berkembang di dunia vaudeville. Bioskop dan perusahaan khusus dibentuk untuk memproduksi dan mendistribusikan film. Para aktor film menjadi selebritas dan mendapatkan bayaran tinggi, seperti Charlie Chaplin yang pada tahun 1917 memiliki kontrak dengan gaji tahunan satu juta dolar. Dari tahun 1931 hingga 1956, film merupakan satu-satunya media penyimpanan dan pemutaran gambar untuk program televisi, hingga kemunculan perekam video.

Di Amerika Serikat, industri film berpusat di Hollywood, California. Pusat-pusat film regional lainnya terdapat di berbagai belahan dunia, termasuk Bollywood di Mumbai, India, yang memproduksi jumlah film terbanyak di dunia.[6] Meskipun biaya produksi film yang tinggi cenderung membuat industri ini terkonsentrasi pada studio-studio besar, kemajuan dalam peralatan film yang lebih terjangkau telah mendorong perkembangan film independen.

Keuntungan merupakan motivasi utama dalam industri ini, mengingat biaya produksi film yang mahal dan berisiko. Beberapa film mengalami pembengkakan biaya yang signifikan, seperti Waterworld karya Kevin Costner. Namun, banyak pembuat film yang berusaha menciptakan karya dengan nilai sosial yang abadi. Academy Awards, atau "Oscar", merupakan penghargaan film paling prestisius di Amerika Serikat, yang diberikan berdasarkan prestasi artistik. Industri film pendidikan dan instruksional juga berkembang sebagai alternatif atau pelengkap dari ceramah dan teks. Namun, pendapatan di industri ini seringkali tidak stabil, bergantung pada suksesnya film-film pecah pukal yang dirilis di bioskop. Munculnya hiburan alternatif di rumah menimbulkan pertanyaan tentang masa depan industri perfilman, dan lapangan kerja di Hollywood menjadi kurang dapat diandalkan, terutama untuk film-film dengan anggaran menengah dan rendah.[7]

Cara pembuatan film

sunting

Seorang penulis naskah akan menulis sebuah naskah, yang berisi tentang cerita yang akan difilmkan dan kata-kata yang akan diucapkan artis. Kemudian seorang produser akan menyewa orang untuk bekerja pada film tersebut dan mendapatkan uang yang akan dibutuhkan untuk membayar para artis dan peralatan. Produser biasanya mendapatkan uang dengan meminjamnya dari sebuah bank atau dengan mencari investor untuk dipinjami uang untuk pembuatan film. Beberapa produser bekerja untuk sebuah studio film dan yang lainnya bekerja secara independen (mereka tidak bekerja untuk studio film).

Artis dan sutradara membaca naskah untuk mengetahui apa yang harus dikatakan dan apa yang harus dilakukan. Kemudian sutradara memberitahu artis apa yang harus dilakukan dan seorang kameramen akan mengambil gambarnya dengan kamera film.

Ketika film terselesaikan, seorang editor meletakan gambar secara bersama-sama yang akan disusun untuk membentuk keseluruhan cerita dengan durasi tertentu. Editor suara dan musik akan merekam beberapa musik dan nyanyian dan menggabungkannya ke dalam gambar film. Setelah selesai, banyak salinan yang dibuat dan ditaruh ke sebuah gulungan film. kemudian gulungan film dikirim ke bioskop-bioskop. Sebuah mesin elektrik yang disebut proyektor akan mengeluarkan sinar melewati gulungan film yang diputar dan gambarnya akan muncul di layar besar untuk dinikmati penonton.

Genre adalah sebutan untuk membedakan berbagai jenis film. Film bisa jadi bersifat fiksi (dibuat-buat) atau kisah nyata ataupun campuran keduanya. Walaupun ratusan film dibuat setiap tahunnya tetapi hanya sedikit film hanya menggunakan satu genre kebanyakan menggabungkan dua genre atau lebih.

  • Aksi - Film ini menampilkan efek dan adegan yang mencengangkan seperti kejar-kejaran menggunakan mobil ataupun tembak-tembakan yang melibatkan stuntman. Genre ini biasanya menceritakan kebaikan yang melawan kejahatan, jadi perang dan kriminal adalah subjek yang biasa. Film aksi biasanya hanya membutuhkan usaha yang kecil untuk ditonton, karena alur yang biasanya sederhana. Contoh, film Die Hard di mana ada sekelompok teroris yang mengambil alih gedung pencakar langit dan meminta tebusan untuk para sandera. Bagaimanapun juga seorang pahlawan akan menyelamatkan semuanya. Film aksi biasanya tidak membuat orang menangis, tetapi jika genre ini dicampur drama maka emosi akan dilibatkan.
  • Petualangan - Biasanya menceritakan tokoh utama yang melakukan perjalanan untuk menyelamatkan dunia atau orang terdekatnya.
  • Animasi - Film yang menggunakan karakter kartun sebagai tokohnya. Gambarnya dulu harus digambar oleh tangan, tetapi sekarang lebih sering menggunakan komputer.
  • Persahabatan - Melibatkan dua orang tokoh, di mana yang satu harus menyelamatkan yang lainnya dan keduanya harus mengatasi masalah yang menghadang. Film persahabatan kadang-kadang dicampur komedi, tetapi ada juga yang dibumbuhi sedikit emosi, karena persahabatan di antara keduanya.
  • Komedi - Film lucu tentang orang bodoh yang melakukan hal aneh atau menjadi bodoh dan terlibat hal konyol yang membuat penonton tertawa.
  • Dokumenter - Film tentang (atau diklaim tentang) kehidupan nyata seseorang dan kejadian nyata. Genre ini hampir selalu serius dan mungkin melibatkan emosi yang kuat, contoh film Catatan Terakhir Di Nusakambangan.
  • Drama - Film serius dan kadang-kadang tentang orang yang jatuh cinta atau perlu membuat keputusan yang besar dalam hidup mereka. Genre ini menceritakan tentang hubungan di antara manusia. Genre ini biasanya mengikuti alur dasar di mana 1 atau 2 karakter harus mengatasi sebuah rintangan untuk mendapatkan apa yang mereka mau. didasarkan pada cerita fiktif yang sifatnya menghibur. contoh film drama Diarsipkan 2022-06-21 di Wayback Machine. umumnya cerita kisah percintaan.
  • Tragedi - Tragedi mirip dengan drama, tentang orang yang sedang memiliki masalah. Contoh, sepasang suami istri yang bercerai dan masing-masing harus membuktikan ke pengadilan bahwa mereka adalah yang terbaik untuk mengasuh anak mereka. Emosi (perasaan) adalah bagian terbesar dari film ini dan penonton mungkin jadi bingung dan bahkan menangis.
  • Film Noir - Film drama detektif era 1940-an tentang kriminal dan kekerasan.
  • Keluarga - Film yang dibuat dengan baik untuk semua keluarga. Genre ini kebanyakan dibuat untuk anak-anak, tetapi kadang menghibur juga untuk orang dewasa. Disney terkenal karena film Keluarga mereka.
  • Horor - Film yang menggunakan ketakutan untuk menarik penonton. Musik, pencahayaan dan latar, semua ditambahkan untuk menambahkan sensasi dan pengalaman.
  • Romantis - Komedi romantis biasanya tentang cerita cinta dua orang yang berasal dari dunia berbeda, yang harus melewati rintangan agar bisa bersama.
  • Fiksi Sains (Sci-Fi) - Berlatar masa depan atau luar angkasa. Biasanya menceritakan dunia fiksi berimajinasi tentang sebagian besar makhluk luar angkasa (monster) ataupun hal-hal yang berbau robot.
  • Thriller - Biasanya tentang misteri, kejadian aneh, atau kriminal yang harus dipecahkan. Penonton akan tetap menebak-nebak sampai akhir film, ketika biasanya ada akhir yang twist (mengejutkan).
  • Kejahatan - menceritakan yang berfokus pada kehidupan kejahatan.
  • Western - menceritakan tentang koboi di barat (Amerika 1800-an). Genre ini bisa jadi melibatkan suku Indian (penduduk asli amerika).
  • Suspense - Film yang membuat anda tetap duduk di kursi anda. Genre ini biasanya memiliki lebih dari satu twist yang bisa membingungkan penonton.
  • Fantasi - Film fantasi ini melibatkan sihir dan hal yang mustahil yang tidak bisa dilakukan manusia sungguhan.
  • Gore - Film yang sering memperlihatkan aksi brutal atau hal-hal sadis yang berlumuran darah dan sebagainya.
  • Perang - genre film yang berkaitan dengan perang, biasanya sekitar angkatan laut, angkatan udara atau angkatan darat, kadang-kadang fokus pada tawanan perang, operasi rahasia, pendidikan dan pelatihan militer atau topik terkait lainnya.
  • Gangster - Film ini melibatkan sekelompok orang orang yang bisa dipandang jahat (antagonis) tetapi bisa juga dipandang baik (protagonis) bagi seseorang.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ (Indonesia) Arti kata wayang gambar dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  2. ^ Severny, Andrei (2013-09-05). "The Future of Film/Movie Theater of the Future Will Be In Your Mind". Tribeca film. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-07. Diakses tanggal September 5, 2013. 
  3. ^ "film | Etymology, origin and meaning of film by etymonline". www.etymonline.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-01. Diakses tanggal 2022-02-01. 
  4. ^ "Flick". Online Etymology Dictionary. 22 November 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-26. Diakses tanggal 11 December 2022. 
  5. ^ Couvares, Francis G. (2006). Movie Censorship and American Culture (dalam bahasa Inggris). Univ of Massachusetts Press. ISBN 978-1-55849-575-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-11. Diakses tanggal 2022-01-17. 
  6. ^ Bollywood Hots Up Diarsipkan 2008-03-07 di Wayback Machine. cnn.com. Retrieved June 23, 2007.
  7. ^ Christopherson, Susan (2013-03-01). "Hollywood in decline? US film and television producers beyond the era of fiscal crisis". Cambridge Journal of Regions, Economy and Society (dalam bahasa Inggris). 6 (1): 141–157. doi:10.1093/cjres/rss024. ISSN 1752-1378. 

Pranala luar

sunting