Mahakarya Warisan Budaya Lisan dan Takbenda Manusia
Artikel ini memerlukan pemutakhiran informasi. |
Proklamasi Mahakarya Warisan Budaya Lisan dan Takbenda Manusia (bahasa Inggris: Proclamation Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) dilakukan Direktur Jenderal UNESCO sejak tahun 2001 untuk meningkatkan kesadaran tentang warisan budaya takbenda, dan mendorong masyarakat setempat agar ikut melestarikan warisan budaya beserta tokoh-tokoh lokal yang memelihara bentuk-bentuk ekspresi budaya tersebut.[1][2] Beberapa perwujudan warisan budaya takbenda dari seluruh dunia layak disebut Mahakarya untuk menunjukkan nilai unsur-unsur takbenda dari budaya tersebut, serta untuk melibatkan komitmen dari negara-negara untuk mempromosikan dan melindungi warisan budaya tersebut.[2] Hingga tahun 2005, pengumuman tambahan Mahakarya Warisan Budaya Lisan dan Takbenda Manusia dilakukan dua tahun sekali.[3]
Hingga kini, daftar ini memuat 90 warisan budaya dari 70 negara.
Latar belakang
suntingMenurut definisi UNESCO, warisan budaya lisan dan takbenda adalah "keseluruhan dari kreasi berdasar tradisi dari sebuah komunitas kultural yang dinyatakan oleh suatu kelompok atau individu-individu dan diakui sebagai mencerminkan harapan-harapan dari suatu komunitas sedemikian rupa sehingga mencerminkan indentitas sosial dan budaya mereka."[4][5] Bahasa, sastra, musik, dan tari, serta permainan dan olahraga, tradisi kuliner, ritual dan mitologi, pengetahuan dan praktik-praktik sehubungan dengan jagat raya, teknik tradisional dalam pembuatan kerajinan tangan, dan ruang-ruang budaya termasuk di antara banyak bentuk warisan takbenda.[1][4][6] Warisan takbenda dipandang sebagai kumpulan keragaman budaya,[3] dan ekspresi kreativitas, serta tenaga pendorong bagi kebudayaan.[4] Kedudukannya yang rentan terhadap kekuatan globalisasi, transformasi sosial, dan intoleransi,[5] menyebabkan UNESCO mendorong komunitas-komunitas untuk mengenali, mendokumentasi, melindungi, mempromosikan, dan merevitalisasi peninggalan-peninggalan budaya.[5]
Setelah diadopsinya Deklarasi Universal Dekarasi Universal tentang Keberagaman Budaya pada November 2001,[7] UNESCO mendorong dilakukannya pengenalan dan perlindungan warisan budaya takbenda seperti halnya perlindungan terhadap harta budaya warisan bendawi.[8]
Meskipun UNESCO telah memiliki sebuah program (aktif sejak 1972) untuk melindungi warisan alam dan budaya dunia yang dikenal sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO (World Heritage List), daftar ini hanya bertujuan melindungi dan mengetengahkan lingkungan alam atau unsur-unsur monumental dari budaya yang telah lampau..[4][9] Daftar Mahakarya Warisan Budaya Lisan dan Takbenda Manusia adalah tanggapan UNESCO atas panggilan bagi kemanusiaan untuk memperluas konsep warisan budaya yang mengetengahkan aspek-aspek takbenda.[9]
Ide untuk proyek ini berasal dari keprihatinan orang-orang terhadap Alun-alun Jeema’ el Fna di Marrakesh, Maroko[4] Alun-alun Jeema’ el Fna dikenal sebagai pusat kegiatan tradisional yang diramaikan oleh pencerita, pemusik, dan artis pertunjukan, namun terancam oleh tekanan-tekanan pembangunan ekonomi.[4] Dalam usaha melindungi tradisi-tradisi mereka, penduduk setempat meminta tindakan dari tingkat internasional untuk mengakui pentingnya perlindungan untuk tempat-tempat seperti Jeema’ el Fna—mereka sebut sebagai ruang budaya—serta bentuk-bentuk ekspresi budaya tradisional dan populer lainnya.[4] Istilah "Mahakarya Warisan Budaya Lisan dan Takbenda Manusia" yang dipakai UNESCO bertujuan meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya warisan budaya lisan dan takbenda sebagai suatu unsur hakiki dari keberagaman budaya.[4][5]
Tontonan di Djemaa el Fna diulangi setiap hari, dan setiap hari selalu berbeda. Segala sesuatunya berubah, suara, bunyi, gerak, dan publik yang melihat, mendengar, mengindera, merasa, dan menyentuh. Tradisi lisan dibingkan oleh sesuatu yang lebih luas, sesuatu yang kita sebut takbenda. Alun-alun Jeema’ el Fna sebagai ruang fisik, menyimpan tradisi nonbendawi dan lisan yang kaya.
— Juan Goytisolo, dalam pidato yang disampaikan pada pembukaan pertemuan Proklamasi Karya Agung yang pertama, 15 Mei 2001[10]
Proklamasi
suntingSejak tahun 2001, program baru UNESCO ini telah mulai mengidentifikasi berbagai bentuk warisan budaya takbenda dari seluruh dunia untuk dilindungi melalui sebuah Proklamasi.[1] Pemerintah dari negara-negara yang menyetujui Konvensi UNESCO yang disebut negara anggota, masing-masing diizinkan untuk menyampaikan satu berkas daftar calon, selain diterimanya juga nominasi multinasional untuk warisan budaya takbenda yang berada di dalam teritori mereka.[4] Warisan budaya takbenda yang dinominasikan dapat digolongkan ke dalam dua kategori seperti telah ditentukan oleh program:[13]
- bentuk ekspresi budaya tradisional dan populer, atau
- ruang budaya, yakni tempat-tempat kegiatan masyarakat dan budaya terkonsentrasi dan berlangsung secara reguler (alun-alun pasar, festival, dan sebagainya).
Nominasi dari negara anggota dievaluasi oleh sebuah panel para pakar dalam warisan budaya takbenda, termasuk lembaga swadaya masyarakat dan lebih lanjut diteliti dengan cermat oleh dewan juri beranggotakan 18 orang yang sebelumnya dipilih oleh Direktur Jenderal UNESCO.[1][13] Satu set kriteria telah dibuat sebelumnya untuk membantu penilaian warisan budaya yang masuk nominasi. Ekspresi budaya dan ruang budaya yang diusulkan masuk daftar harus:[13]
- menunjukkan nilai yang menonjol sebagai mahakarya kejeniusan kreatif manusia,
- memperlihatkan bukti luas mengenai akar-akar dalam tradisi budaya atau sejarah budaya dari komunitas terkait,
- merupakan sebuah cara untuk memastikan identitas kultural dari komunitas budaya terkait,
- memberikan bukti keunggulan dalam aplikasi keterampilan dan kualitas teknis yang ditampilkan,
- menegaskan nilai mereka sebagai kesaksian unik tradisi budaya yang hidup,
- berada dalam risiko degradasi atau lenyap.
Lebih lanjut lagi, calon mahakarya harus sesuai dengan cita-cita UNESCO, khususnya dengan Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia.[13] Proposal nominasi juga harus memberikan bukti keterlibatan penuh dan persetujuan komunitas lokal dan menyertakan suatu rencana aksi untuk menjaga dan mempromosikan ruang budaya atau ekspresi budaya terkait, yang harus sudah diuraikan secara panjang lebar bekerja sama dengan tokoh-tokoh pemelihara tradisi.[13]
Melalui proses nominasi, negara anggota didorong untuk menyusun inventarisasi warisan budaya takbenda mereka, meningkatkan kesadaran dan perlindungan terhadap warisan budaya tersebut. Sebagai imbalan, warisan budaya yang telah diproklamasikan mendapat komitmen UNESCO dalam rencana pembiayaan konservasi.[1][2]
Pengumuman UNESCO tahun 2001, 2003, dan 2005 memasukkan sejumlah 90 bentuk warisan budaya takbenda dari seluruh dunia sebagai Mahakarya:
Pengumuman | Tanggal | Ketua juri | Total berkas pencalonan yang diterima | Total Mahakarya yang diproklamasikan | Referensi |
---|---|---|---|---|---|
1 | Mei 2001 | Juan Goytisolo (Spanyol) | 32 | 19 | [1] |
2 | November 2003 | Juan Goytisolo (Spanyol) | 56 | 28 | [2] |
3 | November 2005 | Putri Basma Binti Talal (Yordania) | 64 | 43 | [3] |
Perkembangan mutakhir
suntingSemakin meningkatnya jumlah berkas pencalonan yang diterima dan jumlah Mahakarya yang diumumkan setiap dua tahun merupakan bukti tercapainya tujuan UNESCO dalam meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya perlindungan warisan budaya takbenda. Peningkatan jumlah negara anggota yang ikut serta berpuncak pada diadopsinya Konvensi untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda yang mulai berlaku pada tahun 2008.[5][14] Konvensi tersebut dimaksudkan untuk melindungi budaya takbenda sebagai pelengkap Konvensi Situs Warisan Dunia 1972.[1] Mengikuti kesuksesan program Daftar Situs Warisan Dunia berdasarkan Konvensi Situs Warisan Dunia, UNESCO membuat Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda. Daftar tersebut merupakan kelanjutan dari Proklamasi Mahakarya Budaya Takbenda Warisan Manusia setelah berlakunya Konvensi untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2008.[5][15] Seluruh 90 Mahakarya yang telah diproklamasikan sebelumnya dimasukan sebagai entri-entri awal dalam Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia yang baru.[3][12]
Proses menentukan mata budaya untuk dimasukkan ke dalam daftar mengikuti langkah-langkah serupa seperti Proklamasi Mahakarya Budaya Lisan dan Takbenda Warisan Manusia.[16] Peran para juri digantikan oleh sebuah badan baru yang dikenal sebagai Komite Antarpemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda.[17]
Selain itu, UNESCO membuat program terpisah yang mengidentifikasi mata budaya untuk dimasukkan ke dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda yang Memerlukan Perlindungan Mendesak, untuk menyorot mata budaya yang dalam keadaan bahaya meskipun telah ada upaya-upaya dari komunitas lokal untuk melestarikan dan melindunginya. Oleh karena itu, mata budaya tersebut tidak dapat diharapkan untuk selamat tanpa perlindungan segera. Program ini juga mengumpulkan dana untuk memberikan bantuan darurat untuk pelestarian mata budaya tersebut.[18]
Daftar tahun 2001
suntingNegara | Warisan budaya | Keterangan |
---|---|---|
Belize bersama Honduras dan Nikaragua | Bahasa, tari dan musik orang Garifuna | Orang Garifuna adalah sebutan untuk orang keturunan budak Nigeria yang kapalnya karam di pulau Saint Vincent dan kawin campur dengan orang Carib yang merupakan penduduk asli. Orang Garifuna kemudian pindah ke Amerika Tengah dan sekarang beranak pinak di Belize.
Musik dan tari Garifuna merupakan perpaduan unsur budaya Afrika dan budaya lokal, termasuk di antaranya berbagai circle dance, lagu bernada satir yang dinyanyikan sewaktu bekerja (work song), lagu a capella, serta musik populer genre Punta dan Paranda. Bahasa Garifuna dianggap sebagai bagian dari keluarga bahasa Arawak. |
Benin bersama Nigeria dan Togo | Warisan budaya lisan Gelede | Gelede adalah festival tahunan yang merayakan jasa kaum ibu, wanita yang sudah sepuh, dan leluhur wanita di kalangan suku Yoruba.
Festival dimeriahkan laki-laki yang menyamar sebagai leluhur wanita dengan mengenakan kostum wanita berikut ganjalan di bagian dada dan pantat, serta tutup kepala (topeng) yang dipakai di atas kepala.[1] Perayaan dimeriahkan tari dan musik yang mengambil unsur-unsur tradisional musik Yoruba, termasuk tabuhan perkusi yang rumit dan nyanyian. Festival Gelede didahului upacara Efe yang diadakan pada malam sebelum festival. |
Bolivia | Karnaval Oruro | Oruro adalah situs upacara dari zaman pra-Colombus yang ditemukan kembali oleh orang Spanyol pada tahun 1606.
Situs upacara Oruro adalah bekas tempat dilangsungkannya festival Ito yang tetap dilangsungkan walaupun sudah dilarang penjajah Spanyol pada abad ke-17. Dewa-dewa Andes diberi peran baru sebagai santo sehingga festival Ito bisa disamarkan sebagai perayaan agama Kristen. Festival Ito dikaitkan dengan perayaan Natal dan dirayakan tanggal 2 Februari bersamaan dengan Misa Lilin (Candlemas). Karnaval Oruro sekarang menjadi festival tahunan sebelum Pra-Paskah dan berlangsung selama 10 hari. Atraksi terpenting adalah entrada, berupa arak-arakan sepanjang 4 kilometer yang berlangsung selama 20 jam berturut-turut, diikuti 28.000 penari dan 10.000 pemusik. |
Cina | Opera Kunqu | Opera Kunqu mungkin merupakan bentuk tertua Opera Tiongkok yang berasal dari Dinasti Ming pada abad ke-14 hingga abad ke-17. Opera menampilkan dua pemeran utama (pria dan wanita), serta dibantu aktor yang berperan sebagai orang tua dan sejumlah pemeran tokoh komikal. Pertunjukan berupa tari dan nyanyi yang diiringi alat musik tiup, alat musik gesek, dan perkusi. Berbeda dari opera Beijing, opera Kunqu tidak menggunakan dialog, melainkan hanya nyanyian dibawakan dengan memadukan teknik falseto bercampur vokal natural.[2] |
Pantai Gading | Gbofe dari Afounkaha, musik trompet masyarakat Tagbana | Gbofe adalah nama sejenis trompet yang dipegang secara diagonal, sekaligus nama pertunjukan tari dan nyanyi dengan iringan alat musik Gbofe yang dibawakan orang Tagbana. Dalam pertunjukan ditampilkan 6 trompet Gbofe yang panjangnya berbeda-beda plus perkusi. Gbofe dimainkan untuk memeriahkan berbagai upacara dan ritual. |
Republik Dominika | Ruang budaya La Cofradía de los Congos del Espítu Santo di Villa Mella | La Cofradía de los Congos del Espítu Santo (Persaudaraan musik Kongo untuk Roh Kudus) adalah kelompok musisi spesialis perkusi yang disebut conga. Kelompok musisi ini merupakan ikatan persaudaraan di antara anggota yang berasal wilayah Kongo, Afrika. Anggotanya percaya pada dewi laut/kematian bernama dewi Calunga yang mengalami sinkretisme dengan Roh Kudus di kota Villa Mella. Kelompok ini bermain musik yang disebut Congo pada perayaan keagamaan yang disebut Procesión del Espíritu Santo (prosesi Roh Kudus), serta ritual selamatan yang diadakan sembilan hari, satu tahun, dan tiga tahun setelah seseorang wafat.[3]. Kelompok musik ini sudah ada sejak abad ke-16 dan telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kebudayaan Dominika. |
Ekuador dan Peru | Warisan budaya lisan dan manifestasi budaya suku Zápara | Suku Zápara merupakan sebutan untuk orang yang tinggal di Hutan hujan Amazon dan dipercaya sebagai penghuni tertua di Amazon. Di antara kebudayaan lisan suku Zápara terdapat pemahaman yang mengagumkan tentang kehidupan alam di hutan hujan, serta praktik kesenian dan kepercayaan mitologis yang rumit. |
Georgia | Bernyanyi polifonik asal Georgia | Tradisi bernyanyi secara polifonik merupakan tradisi sekuler Georgia sejak dulu. Polifoni yang dikenal di Georgia terdiri dari empat jenis: polifoni drone, polifoni kontrapung, polifoni paralel (chordal unit), dan polifoni ostinato. Polifoni "chordal unit" dikenal di daerah Svanetia yang bergunung-gunung di wilayah barat laut Georgia. Sedangkan Georgia bagian barat terkenal dengan polifoni kontrapung ditambah cara bernyanyi yodel. Khaketia di Georgia timur terkenal dengan dua penyanyi solo yang bernyanyi bersahut-sahutan membawakan melodi melismatik disertai pedal drone. Polifoni ostinato merupakan jenis polifonik paling umum yang terdapat di semua wilayah Georgia. Lagu Chakrulo dihargai sebagai salah satu tradisi unik orang Kakhetia, dan lagu ini dulunya dinyanyikan pada pesta jamuan makan atau perayaan. Tradisi polifoni di Georgia sudah ada paling tidak sejak abad ke-4 sewaktu agama Kristen dijadikan agama resmi. |
Guinea | Ruang budaya Sosso-Bala di Nyagassola | Sosso-Bala adalah alat musik keramat suku Mandingo yang telah menjadi wakil kebudayaan Mandingo sejak zaman Kekaisaran Mali pada abad ke-13. Sosso-Bala adalah sejenis instrumen tabuh balafon yang dimiliki keluarga Dökala di desa Nyagassola, Guinea. Sewaktu ada peristiwa penting, Sosso-Bala dimainkan oleh kepala keluarga yang disebut Balatigui. Tugas mengajar cara memainkan Sosso-Bala juga merupakan tanggung jawab Balatigui. Musik yang dimainkan merupakan pengiring lagu berisi syair kepahlawanan tentang ksatria Kekaisaran Mali dan tokoh terkenal seperti Soundiata Keita dan Soumaoro Kantè. |
India | Kutiyattam, Dramatari bahasa Sansakerta | Kutiyattam adalah pertunjukan dramatari dalam bahasa Sansakerta yang tertua di India. Pertunjukan dilangsungkan di gedung teater (Kuttampalam) yang berada di lingkungan kuil agama Hindu di Kerala. Tradisi pementasan Kutiyattam sudah berlangsung sejak 2.000 tahun yang lalu. Kutiyattam dulunya tidak bisa ditonton sembarang orang. Dramatari ini dianggap suci dan walaupun sekarang sudah bisa ditonton orang biasa, penari masih menerima penyucian dari pendeta dan lampu minyak terus menyala selama pementasan sebagai lambang kehadiran dewa. Koreografi yang rumit terus dijaga agar tidak bocor ke luar melalui peraturan yang ketat. Belakangan ini segala aspek pementasan Kutiyattam sudah ditulis ke dalam buku pedoman, tetapi kerahasiaannya masih dipegang erat oleh keluarga tertentu. |
Italia | Opera dei Pupi, Teater boneka Sisilia | L'Opera dei Pupi adalah sejenis teater boneka yang berkembang di awal abad ke-19 di kalangan rakyat Sisilia. Pertunjukan dibawakan menggunakan boneka yang disebut "Pupi". Kisah kepahlawanan, syair Italia dan kisah kehidupan penjahat dan orang santo merupakan tema cerita. Sebagian dari cerita biasanya merupakan improvisasi atau karangan dari sang dalang. Dua aliran besar pergelaran boneka Pupi berasal dari Catania dan Palermo. Keduanya dibedakan dari karakteristik boneka, teknik memainkan, dan gambar latar belakang. Teknik pementasan biasanya diajarkan secara turun temurun di dalam satu keluarga, sedangkan boneka yang digunakan merupakan karya seni pengrajin ulung. |
Jepang | Nōgaku | Pertunjukan Nōgaku sudah dikenal sejak abad ke-8 setelah pertunjukan Sangaku asal Tiongkok dibawa masuk ke Jepang. Nōgaku berkembang menjadi bentuk yang sekarang pada abad ke-14. Pementasan Nōgaku dibagi menjadi dua bagian, Noh dan Kyōgen. Naskah Nōgaku berasal dari tradisi lisan pada abad ke-12 hingga abad ke-16. |
Lituania dan Latvia | Kerajinan salib dan simbolismenya di Lithuania | Kerajinan membuat salib dan altar merupakan bagian penting kebudayaan orang Lituania. Salib asal Lituania dibuat dari kayu oak dan banyak dipakai di gereja Katolik Roma. Kerajinan salib berasal dari kebudayaan zaman kuno pra-Kristen. Pada abad ke-19 sewaktu Lituania menjadi bagian Kekaisaran Rusia, salib dijadikan simbol orang Lituania. Salib Lituania berukuran besar, tingginya bisa 1-5 meter, memiliki motif bunga atau motif geometris dan sering diberi hiasan berupa patung ukuran kecil. |
Maroko | Ruang budaya Lapangan Jemaa el-Fna | Lapangan Jamaa el Fna terletak di kota Marrakesh dan merupakan simbol kota Marrakesh sejak abad ke-11. Di lapangan ini terdapat berbagai kelompok seniman, mulai dari pemusik, penari, pencerita, hingga penjinak ular dan pemakan gelas. Selain itu terdapat banyak sekali penjual makanan kaki lima, rumah makan, orang yang menawarkan jasa tato dengan henna, dukun, dan pengkotbah. |
Filipina | Nyanyian Hudhud suku Ifugao | Suku Ifugao terkenal nyanyian Hudhud yang dinyanyikan di musim tanam, musim panen, dan upacara pemakaman. Hudhud sudah ada paling tidak sejak abad ke-7. Nyanyian Hudhud berjumlah lebih dari 200 repertoir dan masing-masing terdiri dari 40 episode, tetapi semua lagu hanya memiliki satu melodi. Bila Hudhud dinyanyikan seluruhnya bisa memakan waktu 3-4 hari. Hudhud dinyanyikan oleh wanita yang memegang posisi senior, sekaligus bertugas sebagai sejarawan dan pengkotbah. Lirik lagu berupa syair yang berisi onomatopoe, metafora dan metonimi. |
Rusia | Ruang Budaya dan Kebudayaan Lisan Semeiskie | Etnik Semeiskie adalah masyarakat yang sekarang tinggal di wilayah Transbaikal, hasil dari pemukiman kembali yang diperintahkan Yekaterina yang Agung. Dulunya, etnik Semeiskie tersebar di Polandia dan berbagai tempat di Eropa yang menjadi wilayah Rusia. Ketika dimukimkan kembali, mereka datang berkelompok menurut keluarga, sehingga disebut etnik Semeiskie (kata“sem’ia” dalam bahasa Rusia berarti "keluarga"). Etnik ini dikenal sebagai "Penganut Kepercayaan Lama," didirikan sekelompok orang penganut sekte lama abad ke-16 yang tidak mau menerima reformasi liturgi Gereja Ortodoks Rusia pada abad ke-17.[4]Unsur-unsur kuno tetap dipertahankan kebudayaan Semeiskie, termasuk di antaranya dialek Rusia selatan. Paduan suara orang Semeiskie berasal dari musik gereja Rusia abad Pertengahan yang mengenal cara bernyanyi polifonik. |
Korea Selatan | Upacara pemujaan leluhur kerajaan dan musik ritual di kuil Jongmyo | Jongmyo adalah kuil Konfusianisme di Seoul tempat keturunan keluarga kerajaan Korea mengadakan upacara tahunan pada hari Minggu pertama di bulan Mei. Upacara terdiri dari doa untuk leluhur, musik, dan tari yang semuanya berasal dari tradisi Tiongkok, tetapi sekarang hanya bisa dilihat di kuil Jongmyo. Bentuk modern upacara di kuil Jongmyo berasal dari abad ke-15, dimulai dengan pendeta kuil yang menyajikan minuman keras sebagai persembahan dan membacakan doa diiringi musik sebagai latar belakang. Selama upacara, 64 anak laki-laki yang berjajar menjadi 8 baris menari mengikuti alunan musik.[5] Perkusi dan alat musik tiup yang dimainkan berasal dari Tiongkok, dicampur alat musik lokal, seperti pyeonjong (genta), pyeongyeong (alat musik pukul dari batu), ajaeng (sitar yang digeser), dangpiri (sejenis oboe Tiongkok), dan daegeum (suling bambu). |
Spanyol | Sandiwara misteri Elche | Misterio de Elche adalah pertunjukan teater yang menggambarkan Bunda Maria diangkat ke surga dan dimahkotai di surga. Drama dipentaskan setiap tahun tanpa terputus di Basilika Santa Maria di Elche sejak pertengahan abad ke-15. Pementasan drama terdiri dari dua bagian, bagian pertama dipentaskan tanggal 14 Agustus dan kelanjutannya pada tanggal 15 Agustus. Keseluruhan drama berupa lagu berlirik berbahasa Valencia dan sebagian dalam bahasa Latin. |
Uzbekistan | Ruang budaya distrik Boysun | Boysun yang terletak selatan Uzbekistan adalah salah satu wilayah tertua yang sudah dihuni manusia sejak zaman prasejarah. Sebagai salah satu tempat persinggahan di Jalan Sutra, kebudayaan Boysun merupakan kebudayaan kuno yang dipengaruhi agama Islam, Zoroasterianisme, Buddha, dan shamanisme. Di setiap musim semi diselenggarakan Festival Folklor Boysun Bahori yang berlangsung selama beberapa hari. Festival dimeriahkan pemusik tradisional, pencerita cerita rakyat, penyanyi, dan pengrajin. |
Daftar tahun 2003
suntingNegara | Warisan Budaya | Keterangan |
---|---|---|
Azerbaijan | Musik tradisional Mugam dari Azerbaijan | Mugam adalah sejenis musik tradisional yang penuh dengan improvisasi. Alat musik yang digunakan terdiri dari daf (tamborin besar), kamancha (fiddle empat senar), dan tar (lute berleher panjang 11 senar). Mugam masih bersaudara dengan musik Asia Tengah, seperti musik Armenia, musik radif dari Persia, musik makam asal Turki, atau maqaam asal Irak. Sesuai tradisi Azerbaijan, mugham dimainkan sewaktu ada jamuan pesta pernikahan dan pertemuan keluarga. |
Belgia | Karnaval Binche | Binche adalah kota yang terletak di selatan Brusel, Belgia. Karnaval berlangsung selama tiga hari dan merupakan acara tahunan menjelang Pra-Paskah di Binche yang sudah menjadi tradisi sejak abad Pertengahan. Perayaan dimulai pada hari Minggu tiga hari sebelum Rabu Abu dengan puncak karnaval pada hari Selasa sebelum Rabu Abu. Karnaval dibuka dengan parade Mam'selles berupa laki-laki yang memakai pakaian wanita. Pada hari terakhir karnaval dimeriahkan parade kostum Gille (karakter khas karnaval Binche). Kostum Gille berwarna coklat muda dan dihiasi aplikasi bermotif singa, mahkota dan bintang dengan warna-warni khas Belgia, merah, kuning, dan hitam.[6] |
Bolivia | Pandangan kosmos suku Kallawaya | Suku Kallawaya adalah penduduk asli Bolivia yang tinggal di daerah pegunungan Bautista Saavedra, selatan kota La Paz. Orang Kallawaya terkenal sebagai dokter tradisional yang bermata pencaharian sebagai mengobati orang menurut ilmu pengobatan kuno dengan obat dari ramuan tumbuh-tumbuhan. Dukun suku Kallawaya dimonopoli laki-laki dan bisa dijumpai berpraktik di berbagai negara di Amerika Selatan. |
Brasil | Ekspresi seni grafis dan budaya lisan suku Wajapi | Suku Wajapi termasuk kelompok etnik Tupi-Guarani yang hidup di sebelah utara wilayah Amazon, tepatnya di negara bagian Amapá, Brazil. Orang Wajapi terampil menghias badan dengan tato bermotif geometris yang disebut Kusiwa. Seni tato suku Wajapi memakai bahan perwarna alami berwarna merah yang cara pembuatannya diteruskan secara lisan dari generasi ke generasi. Motif yang sering dibuat seperti jaguar, anaconda, kupu-kupu, dan ikan mencerminkan kepercayaan suku Wajapi. |
Kamboja | Tari Klasik Khmer | Tari Klasik Khmer adalah tari klasik Kamboja yang penarinya kebanyakan wanita dan hanya dipertunjukkan di lingkungan istana kerajaan. Tradisi pertunjukan tari klasik Khmer sudah dimulai sejak lebih dari 1.000 tahun yang lalu. Tari dipersembahkan pada peristiwa pemakaman kerajaan, perkawinan, dan saat raja naik tahta. Penari yang memakai kostum dan topeng membawakan 4 tokoh utama: Sva (monyet), Yeak (raksasa), Neang (gadis), dan Neayrong (laki-laki). |
Republik Afrika Tengah | Tradisi budaya lisan orang Pigmi suku Aka di Afrika Tengah. | Orang Pigmi suku Aka di Afrika Tengah terkenal dengan musik orang Pigmi yang dimainkan semua anggota kelompok. Ciri khas musik suku Aka adalah polifoni kontrapung dan improvisasi yang rumit. Musik dimainkan pada berbagai upacara yang berkaitan dengan perburuan, pemakaman, dan perayaan lain. Alat musik yang dimainkan bergantung pada jenis upacara, di antaranya geedalebagongo (sejenis harpa), tom-tom (enzeko dan mbela). |
Cina | Seni musik Quqin | Quqin atau Guqin adalah alat musik tradisional Tiongkok mirip sitar yang sudah dikenal sejak 3.000 tahun lalu. Di zaman dulu, kalangan intelektual di Tiongkok diharapkan terampil memainkan quqin, bermain Igo, melukis dan menulis kaligrafi. Alat musik Quqin memiliki 7 senar dan 13 efek pitch, sehingga bisa memainkan 4 oktaf dengan menggunakan lebih dari 50 posisi jari yang berbeda-beda. |
Kolombia | Karnaval Barranquilla | Barranquilla adalah salah satu kota di Kolombia yang ramai dan sudah menjadi pusat perdagangan sejak abad ke-19. Penduduk kota dulunya merupakan pendatang yang membawa tradisi daerah asal yang unik. Karnaval Barranquilla berlangsung selama 4 hari sebelum Pra-Paskah, dimeriahkan pertunjukan tari-tarian seperti dansa paloteo asal Spanyol, dansa Congo, dan musik lokal mico y micas. Karnaval juga menampilan berbagai gaya musik Kolombia, termasuk tari dan musik nasional Kolombia yang disebut Cumbia. |
Kuba | La Tumba Francesa, musik persaudaraan provinsi Oriente | Tumba Francesa (gendang Prancis) adalah musik khas provinsi Oriente. Musik ini merupakan campuran musik asal Dahomey di Afrika barat dengan dansa Prancis, diwariskan budak Haiti asal Afrika yang bermigrasi ke Kuba sekitar tahun 1790-an. Pertunjukan dibuka penyanyi utama (composé) yang bernyanyi solo dalam bahasa Prancis atau Spanyol dengan logat daerah. Nyanyian solo disambut perkusi dari kayu yang disebut catá and gendang tumba, serta dibantu paduan suara wanita. Mayor de Plaza memimpin tari masón yang merupakan parodi dansa ballroom Prancis dan dansa improvisasi yang disebut yubá. |
Mesir | Syair kepahlawanan Al-Sirah al-Hilaliyya | Syair Al-hilali menceritakan suku Badui Bani Hilal yang bermigrasi ke Afrika Utara dari Semenanjung Arab pada abad ke-10. Di antara selusin atau lebih syair kepahlawanan dalam tradisi folklor Arab pada abad pertengahan hingga abad ke-19, syair Al-Hilali di Mesir adalah satu-satunya syair yang tersisa dan masih diperdengarkan dalam bentuk musik.[7] Syair Al-Hilali dibawakan penyair yang bernyanyi sambil bermain rebab, dipertunjukkan sewaktu ada acara khitanan, pesta perkawinan, dan acara istimewa lain. |
Estonia | Ruang budaya Kihnu | Kepulauan Manija dan Kihnu di Laut Baltik adalah tempat tinggal etnik Kihnu. Sejak zaman dulu, pria Kihnu sering lama pergi melaut sehingga pulau tempat tinggal etnik Kihnu hanya dijaga para wanita. Kaum wanita Kihnu mewariskan budaya tradisional secara lisan, seperti tari, permainan, musik, dan kerajinan tenun. Kain wol beraneka warna yang dihasilkan wanita Kihnu dijadikan bahan rok nasional Estonia yang berwarna cerah. |
India | Tradisi melantunkan Weda | Weda adalah kitab suci agama Hindu yang terdiri dari empat bagian utama Rgveda, Yajurveda, Samaveda, dan Atharvaveda. Isi kitab Weda dilantunkan sebagai nyanyian yang indah. |
Indonesia | Wayang | Wayang adalah seni bercerita tradisional asal Pulau Jawa yang dibawakan pencerita yang disebut dalang. Berdasarkan jenis boneka yang dimainkan dalang, wayang dibagi menjadi wayang golek dan wayang kulit. Pergelaran wayang diiringi musik gamelan dengan cerita yang biasanya berasal dari Mahabharata dan Ramayana. |
Irak | Maqaam | Maqaam adalah musik tradisional Irak yang terkait dengan musik sejenis di Iran, Uzbekistan dan Azerbaijan. Penyanyi (qari) bernyanyi dengan improvisasi yang rumit, diiringi orkes (tshalghi) yang terdiri dari dumbak (gendang), daff (tamborin), santur (alat musik pukul bersenar), dan jawzah (fiddle empat senar). Lirik lagu maqaam berasal dari syair klasik Arab. |
Jamaika | Peninggalan orang Maroon di Moore Town | Moore Town adalah kota pedalaman yang dihuni keturunan budak Maroon yang lari dari perbudakan ke pegunungan Johncrow dan Blue Mountains. Orang Maroon jumlahnya terus bertambah hingga bisa berperang melawan penjajah Inggris sampai akhirnya perjanjian otonomi Maroon berhasil ditandatangani pada tahun 1739. Ritus Kromanti adalah tradisi orang Maroon yang memadukan upacara, tari, lagu, dan teknik memukul gendang untuk membangunkan arwah leluhur. Upacara mengetengahkan bahasa Kromanti dan pengobatan tradisional. Warisan budaya lain termasuk penggunaan tanah milik bersama, struktur politik lokal, dan komunikasi jarak jauh menggunakan sejenis trompet yang disebut abeng. |
Jepang | Teater boneka Bunraku Ningyo Jōruri | Ningyo Jōruri adalah sandiwara boneka yang diiringi nyanyian dan musik. Tema cerita bisa berupa sewamono (cerita kehidupan sehari-hari) atau jidaimono (kisah sejarah). Di akhir abad ke-19, Ningyo Jōruri berkembang menjadi bentuk yang dikenal sekarang. Dalam pertunjukan, beberapa boneka bisa ditampilkan sekaligus di atas panggung, dengan sebuah boneka dimainkan tiga orang dalang. Narator yang disebut tayu bercerita diiringi pemusik yang memainkan shamisen. |
Latvia, Estonia dan Lituania | Festival dansa dan musik Baltik | Negara-negara Baltik memiliki tradisi mengadakan festival setiap 4 tahun di Lituania, dan setiap 5 tahun di Estonia dan Latvia. Perayaan berlangsung besar-besaran selama beberapa hari dan mengundang sekitar 40.000 seniman yang membawakan berbagai jenis lagu rakyat tradisional dan musik kontemporer dari Estonia, Latvia, dan Lituania. Lagu dan dansa bagi penduduk negara-negara Baltik merupakan identitas nasional. |
Kirgistan | Seni Akyn, syair epik orang Kirgis | Akyn adalah sebutan untuk penyanyi yang menyanyikan syair kisah epik di Kirgistan. Kisah kepahlawanan disampaikan melalui lagu dan narasi yang merupakan ekspresi budaya orang Kirgis nomad yang diteruskan secara lisan dari generasi ke generasi. Syair yang dinyanyikan antara lain trilogi Manas (Manas, Semetey dan Seitek) yang sudah berumur lebih dari 1.000 tahun. Alat musik yang dipakai bernama komuz berupa lute bersenar tiga. |
Madagaskar | Pengetahuan ukir kayu orang Zafimaniry | Orang Zafimaniry secara turun-temurun merupakan ahli mengukir kayu. Ukiran kayu orang Zafimaniry bisa dijumpai pada kursi, dinding, daun dan bingkai jendela. Alat ukir yang dikenal ada sekitar 20 macam. Rumah orang Zafimaniry dibuat tanpa paku atau sambungan dari logam, melainkan hanya disambung dengan pasak kayu. |
Meksiko | Festival Para Arwah | El Día de los Muertos adalah perayaan tradisional orang Meksiko untuk memperingati kembalinya arwah anggota keluarga yang sudah meninggal. Tanggal penyelenggaraan festival berbeda-beda menurut daerahnya, tetapi biasanya sekitar akhir bulan Oktober hingga awal November, atau di akhir musim panas. Penduduk asli mempunyai tradisi meletakkan persembahan berupa makanan, bunga dan lilin di jalan antara kuburan dan rumah sang arwah. Bila persembahan dilakukan asal-asalan, konon orang yang masih hidup bisa mendapat musibah, tetapi bila dilakukan dengan benar dipercaya membawa keberuntungan. Pelaksanaan upacara ditentukan berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan penyebab kematian. |
Mongolia | Musik tradisional Morin Khuur | Morin khuur adalah alat gesek bersenar dua dengan leher berukir kepala kuda produk kebudayaan Kekaisaran Mongolia pada abad ke-13 . Morin khuur biasanya dipertunjukkan pada berbagai peristiwa, bisa dibawakan secara solo atau dipakai mengiringi nyanyian, cerita, dan tari. Beberapa nada morin khuur bisa dipakai menjinakkan binatang. |
Korea Selatan | Opera solo Pansori | Pansori adalah opera klasik Korea yang dibawakan seorang penyanyi (sorikkun) dan seorang penabuh gendang (gosu). Tradisi bercerita pansori sudah ada sejak abad ke-17 di barat daya Korea, dan tersebar luas di kalangan menengah perkotaan pada akhir abad ke-19. Lirik lagu yang bersifat naratif berasal dari era Joseon dengan tema berupa percintaan, kesedihan, atau keluarga. Pertunjukan pansori bisa sangat memakan waktu, dan bahkan ada pertunjukan yang lamanya 4-5 jam.[8] |
Tajikistan dan Uzbekistan | Musik Shashmaqom | Shashmaqom adalah musik tradisional asal Asia Tengah yang bisa menampilkan penyanyi atau hanya instrumental. Pertunjukan bisa dibawakan secara solo atau bersama-sama oleh sekelompok penyanyi. Lirik lagu berupa syair klasik Persia atau Uzbekistan. Musik pengiring berupa orkes yang terdiri dari alat musik tiup, petik, gesek, dan perkusi. |
Tonga | Gerak dan lagu dari Tonga, Lakalaka | Lakalaka adalah perpaduan gerak, lagu, dan musik yang dibawakan beramai-ramai secara kelompok. Orang Tonga yang menjadi peserta bisa mencapai beberapa ratus orang, dibagi menurut kelompok yang berbaris menurut jenis kelamin dan umur. Paduan suara dipimpin seorang penyair, komposer, dan koreografer yang disebut punake. Lirik lagu bertema sejarah dan legenda lokal yang dibawakan dalam peristiwa penting dalam kerajaan Tonga seperti peristiwa kenaikan tahta dan ulang tahun konstitusi. |
Turki | Seni bercerita Meddah | Meddahlik adalah bentuk teater yang dibawakan seorang pencerita yang disebut meddah. Pencerita berkisah di hadapan sekelompok kecil penonton sambil meniru gerak-gerik karakter yang ada di dalam cerita. Pergantian karakter bisa ditandai dengan alat bantu seperti payung atau saputangan. Meddah berasal dari abad ke-6 dan biasanya dipertunjukkan di pasar, warung kopi dan berbagai tempat orang berkumpul. Cerita yang dibawakan bisa berupa legenda, lawakan, atau komentar masalah politik dan sosial. |
Vanuatu | Lukisan pasir Vanuatu | Lukisan digambar di atas pasir dengan memakai ujung jari, berupa pola geometris dari sebuah garis yang tidak terputus. Simbol digunakan orang Vanuatu untuk berkomunikasi dan bisa ditafsirkan sebagai seni, ilustrasi, atau pesan. |
Vietnam | Musik istana Nha nhac dari Vietnam | Nha nhac adalah tari dan musik tradisional Vietnam yang berkembang antara abad ke-15 hingga abad ke-20. Seni Nha nhac dimulai dinasti Le dan dibukukan pada zaman dinasti Nguyen. Penyanyi dan penari mengenakan kostum istimewa yang mewah. Pertunjukan diadakan sewaktu merayakan hari raya, pemakaman, naik tahta, dan upacara penting lainnya. Musik pengiring berupa orkes yang terdiri dari berbagai alat musik tiup, alat musik petik, dan perkusi. |
Yaman | Lagu Sanaa | Sanaa adalah musik tradisional Yaman yang berasal dari syair klasik dan sudah ada sejak abad ke-14. Penyanyi membawakan lagu diiringi alat musik qanbus (sejenis gambus) dan sahn nuhasi (piringan tembaga yang dibunyikan sebagai cymbal) |
Daftar tahun 2005
suntingReferensi
sunting- ^ a b c d e f g "UNESCO Issues First Ever Proclamation of Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage". UNESCO Press. 2001-05-18. Diakses tanggal 2009-09-05.
- ^ a b c d "UNESCO Twenty-eight Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity Proclaimed". UNESCO Press. 2003-11-07. Diakses tanggal 2009-09-05.
- ^ a b c d "The Samba of Roda and the Ramlila proclaimed Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity". UNESCO Press. 2005-11-25. Diakses tanggal 2009-09-05.
- ^ a b c d e f g h i "Unesco To Protect Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity". UNESCO Press. 2000-05-10. Diakses tanggal 2009-09-05.
- ^ a b c d e f "Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage 2003". UNESCO. Diakses tanggal 2009-09-05.
- ^ "UNESCO What is Intangible Cultural Heritage?". UNESCO. Diakses tanggal 2009-09-05.
- ^ "Universal Declaration on Cultural Diversity" (PDF). UNESCO Press. Diakses tanggal 2009-09-07.
- ^ "Linguistic Diversity: 3,000 Languages In Danger". 2002-02-19. Diakses tanggal 2009-09-07.
- ^ a b "WORLD CULTURE REPORT 2000 CALLS FOR PRESERVATION OF INTANGIBLE CULTURAL HERITAGE". UNESCO Press. 2000-11-17. Diakses tanggal 2009-09-05.
- ^ Juan Goytisolo (2001-05-15). "Defending Threatened Cultures". Diakses tanggal 2009-09-07.
- ^ "Nôgaku Theatre". UNESCO Culture Sector. Diakses tanggal 2009-09-07.
- ^ a b "Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity". Diakses tanggal 2009-09-05.
- ^ a b c d e "Proclamation of the Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity (2001-2005)". UNESCO Press. Diakses tanggal 2009-09-07.
- ^ "Convention for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage". Diakses tanggal 2009-09-05.
- ^ "The Intangible Heritage Lists". Diakses tanggal 2009-09-05.
- ^ "Forms for nominations, proposals and assistance requests". UNESCO Culture Sector. Diakses tanggal 2009-09-07.
- ^ "Intergovernmental Committee for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage". Diakses tanggal 2009-09-05.
- ^ "The List of Intangible Cultural Heritage in Need of Urgent Safeguarding". Diakses tanggal 2009-09-05.
Sumber
sunting- "Wooden mask for Gelede masquerade". The British Museum. Diakses tanggal 28 November.
- "Opera Kunqu". China Radio International. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-14. Diakses tanggal 28 November.
- "Comunidad Mata Los Indios, San Felipe de Villa Mella". Melassa Foundation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-01-23. Diakses tanggal 28 November.
- "The republic of Buryatia, Old Believers". Lake Baikal Guidebook. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-09-19. Diakses tanggal 29 November.
- "Carnival of Binche an event not to be missed". Belgian Tourist Office. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-01-08. Diakses tanggal 29 November.
- "The tale of a tale". Al-Ahram weekly online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-05. Diakses tanggal 30 November.
- "Pansori (Korean Opera)". Korea Tourism Organization. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-06-16. Diakses tanggal 30 November.
Lihat pula
suntingPranala luar
sunting- (Indonesia) Perjalanan Wayang Indonesia di UNESCO (1), Hormati Utusan Srilanka, Lakon Diubah Diarsipkan 2007-09-27 di Wayback Machine. Suara Merdeka, 13 Mei 2004.
- (Inggris) Wayang Puppet Theatre Diarsipkan 2006-01-08 di Wayback Machine.
- (Inggris) UNESCO website on 2003 convention
- (Inggris) Masterpieces for 2001 and 2003
- (Inggris) Masterpieces for 2005