Tulium

unsur kimia dengan lambang Tm dan nomor atom 69

Tulium adalah sebuah unsur kimia dengan lambang Tm dan nomor atom 69. Ia adalah unsur ketiga belas dan ketiga terakhir dalam deret lantanida. Seperti lantanida lainnya, keadaan oksidasi yang paling umum adalah +3, terlihat pada oksida, halida, dan senyawanya yang lain; namun, keadaan oksidasi +2 juga dapat stabil. Dalam larutan berair, seperti senyawa lantanida akhir lainnya, senyawa tulium yang larut membentuk kompleks koordinasi dengan sembilan molekul air.

69Tm
Tulium
Tulium tersublimasi dendritis dan kubus tulium 1 cm3
Garis spektrum tulium
Sifat umum
Pengucapan/tulium/[1]
Penampilanabu-abu keperakan
Tulium dalam tabel periodik
Perbesar gambar

69Tm
Hidrogen Helium
Lithium Berilium Boron Karbon Nitrogen Oksigen Fluor Neon
Natrium Magnesium Aluminium Silikon Fosfor Sulfur Clor Argon
Potasium Kalsium Skandium Titanium Vanadium Chromium Mangan Besi Cobalt Nikel Tembaga Seng Gallium Germanium Arsen Selen Bromin Kripton
Rubidium Strontium Yttrium Zirconium Niobium Molybdenum Technetium Ruthenium Rhodium Palladium Silver Cadmium Indium Tin Antimony Tellurium Iodine Xenon
Caesium Barium Lanthanum Cerium Praseodymium Neodymium Promethium Samarium Europium Gadolinium Terbium Dysprosium Holmium Erbium Thulium Ytterbium Lutetium Hafnium Tantalum Tungsten Rhenium Osmium Iridium Platinum Gold Mercury (element) Thallium Lead Bismuth Polonium Astatine Radon
Francium Radium Actinium Thorium Protactinium Uranium Neptunium Plutonium Americium Curium Berkelium Californium Einsteinium Fermium Mendelevium Nobelium Lawrencium Rutherfordium Dubnium Seaborgium Bohrium Hassium Meitnerium Darmstadtium Roentgenium Copernicium Nihonium Flerovium Moscovium Livermorium Tennessine Oganesson


Tm

Md
erbiumtuliumiterbium
Lihat bagan navigasi yang diperbesar
Nomor atom (Z)69
Golongangolongan n/a
Periodeperiode 6
Blokblok-f
Kategori unsur  lantanida
Berat atom standar (Ar)
  • 168,934219±0,000005
  • 168,93±0,01 (diringkas)
Konfigurasi elektron[Xe] 4f13 6s2
Elektron per kelopak2, 8, 18, 31, 8, 2
Sifat fisik
Fase pada STS (0 °C dan 101,325 kPa)padat
Titik lebur1818 K ​(1545 °C, ​2813 °F)
Titik didih2223 K ​(1950 °C, ​3542 °F)
Kepadatan mendekati s.k.9,32 g/cm3
saat cair, pada t.l.8,56 g/cm3
Kalor peleburan16,84 kJ/mol
Kalor penguapan247 kJ/mol
Kapasitas kalor molar27,03 J/(mol·K)
Tekanan uap
P (Pa) 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada T (K) 1117 1235 1381 1570 (1821) (2217)
Sifat atom
Bilangan oksidasi0,[2] +1,[3] +2, +3 (oksida basa)
ElektronegativitasSkala Pauling: 1,25
Energi ionisasike-1: 596,7 kJ/mol
ke-2: 1160 kJ/mol
ke-3: 2285 kJ/mol
Jari-jari atomempiris: 176 pm
Jari-jari kovalen190±10 pm
Lain-lain
Kelimpahan alamiprimordial
Struktur kristalsusunan padat heksagon (hcp)
Struktur kristal Hexagonal close packed untuk tulium
Ekspansi kalorpoli: 13,3 µm/(m·K) (pada s.k.)
Konduktivitas termal16,9 W/(m·K)
Resistivitas listrikpoli: 676 nΩ·m (pada s.k.)
Arah magnetparamagnetik (pada suhu 300 K)
Suseptibilitas magnetik molar+25.500×10−6 cm3/mol (291 K)[4]
Modulus Young74,0 GPa
Modulus Shear30,5 GPa
Modulus curah44,5 GPa
Rasio Poisson0,213
Skala Vickers470–650 MPa
Skala Brinell470–900 MPa
Nomor CAS7440-30-4
Sejarah
Penamaandari Thule, sebuah wilayah mitos di Skandinavia
Penemuan dan isolasi pertamaPer T. Cleve (1879)
Isotop tulium yang utama
Iso­top Kelim­pahan Waktu paruh (t1/2) Mode peluruhan Pro­duk
167Tm sintetis 9,25 hri ε 167Er
168Tm sintetis 93,1 hri ε 168Er
169Tm 100% stabil
170Tm sintetis 128,6 hri β 170Yb
171Tm sintetis 1,92 thn β 171Yb
| referensi | di Wikidata

Pada tahun 1879, ahli kimia Swedia Per Teodor Cleve memisahkan dua komponen lain yang sebelumnya tidak diketahui dari oksida tanah jarang erbia, yang dia sebut holmia dan tulia; mereka masing-masing adalah oksida holmium dan tulium. Sampel logam tulium yang relatif murni pertama kali diperoleh pada tahun 1911.

Tulium adalah lantanida kedua yang paling tidak melimpah, setelah prometium yang bersifat radioaktif dan hanya ditemukan dalam jumlah kecil di Bumi. Ia adalah logam yang mudah dikerjakan dengan kilau abu-abu keperakan yang cerah. Ia cukup lembut dan perlahan ternoda di udara. Meskipun harga tinggi dan kelangkaannya, tulium digunakan sebagai sumber radiasi dalam perangkat sinar-X portabel, dan dalam beberapa laser wujud padat. Ia tidak memiliki peran biologis yang signifikan dan tidak terlalu beracun.

Sifat fisik

sunting

Logam tulium murni memiliki kilau keperakan yang cerah, yang ternoda jika terkena udara. Logamnya dapat dipotong dengan pisau,[5] karena ia memiliki kekerasan Mohs sebesar 2 hingga 3; ia adalah logam yang lunak dan ulet.[6] Tulium bersifat feromagnetis di bawah suhu 32 K, antiferomagnetis di antara suhu 32 dan 56 K, dan paramagnetis di atas suhu 56 K.[7]

Tulium memiliki dua alotrop utama: α-Tm tetragonal dan β-Tm heksagonal yang lebih stabil.[6]

Sifat kimia

sunting

Tulium akan ternoda secara perlahan di udara dan mudah terbakar pada suhu 150 °C untuk membentuk tulium(III) oksida:[8]

4Tm + 3O
2
→ 2Tm
2
O
3

Tulium bersifat cukup elektropositif dan bereaksi lambat dengan air dingin dan cukup cepat dengan air panas untuk membentuk tulium hidroksida:

2Tm
(s)
+ 6 H
2
O
(l)
→ 2Tm(OH)
3

(aq)
+ 3H
2

(g)

Tulium bereaksi dengan semua halogen. Reaksinya lambat pada suhu kamar, tetapi kuat di atas 200 °C:

2Tm
(s)
+ 3F
2

(g)
→ 2TmF
3

(s)
(putih)
2Tm
(s)
+ 3Cl
2

(g)
→ 2TmCl
3

(s)
(kuning)
2Tm
(s)
+ 3Br
2

(g)
→ 2TmBr
3

(s)
(putih)
2Tm
(s)
+ 3I
2

(g)
→ 2TmI
3

(s)
(kuning)

Tulium mudah larut dalam asam sulfat encer untuk membentuk larutan yang mengandung ion Tm(III) berwarna hijau pucat, yang ada sebagai kompleks [Tm(OH
2
)
9
]3+:[9]

2Tm
(s)
+ 3H
2
SO
4

(aq)
→ 2Tm3+
(aq)
+ 3SO2−
4

(aq)
+ 3H
2

(aq)

Tulium bereaksi dengan berbagai unsur logam dan nonlogam membentuk berbagai senyawa biner, meliputi TmN, TmS, TmC
2
, Tm
2
C
3
, TmH
2
, TmH
3
, TmSi
2
, TmGe
3
, TmB
4
, TmB
6
dan TmB
12
.[butuh rujukan] Seperti kebanyakan lantanida lainnya, keadaan +3 adalah keadaan yang paling umum dan merupakan satu-satunya keadaan yang teramati dalam larutan tulium.[10] Tulium ada sebagai ion Tm3+ dalam larutan. Dalam keadaan ini, ion tulium dikelilingi oleh sembilan molekul air.[5] Ion Tm3+ menunjukkan pendaran biru terang.[5] Karena ia muncul di akhir deret, keadaan oksidasi +2 juga dapat muncul, distabilkan oleh kulit elektron 4f yang hampir penuh, tetapi hanya terjadi pada padatan.[butuh rujukan]

Satu-satunya oksida tulium yang diketahui adalah Tm
2
O
3
. Oksida ini terkadang disebut "tulia".[11] Senyawa tulium(II) berwarna ungu kemerahan dapat dibuat dengan mereduksi senyawa tulium(III). Contoh senyawa tulium(II) adalah halida (kecuali fluorida). Beberapa senyawa tulium terhidrasi, seperti TmCl
3
 · 7H2O dan Tm
2
(C
2
O
4
)
3
 · 6H2O berwarna hijau atau putih kehijauan.[12] Tulium diklorida bereaksi sangat kuat dengan air. Reaksi ini menghasilkan gas hidrogen dan Tm(OH)
3
yang menunjukkan warna kemerahan yang memudar.[butuh rujukan] Kombinasi antara tulium dan kalkogen akan menghasilkan tulium kalkogenida.[13]

Tulium bereaksi dengan hidrogen klorida menghasilkan gas hidrogen dan tulium klorida. Dengan asam nitrat, ia menghasilkan tulium nitrat, atau Tm(NO
3
)
3
.[14]

Isotop

sunting

Isotop tulium berkisar mulai dari 145
Tm hingga 179
Tm. Mode peluruhan utama sebelum isotop stabil yang paling melimpah, 169
Tm, adalah tangkapan elektron, dan mode utama setelahnya adalah emisi beta. Produk peluruhan utama sebelum 169
Tm adalah isotop unsur 68 (erbium), dan produk utama sesudahnya adalah isotop unsur 70 (iterbium).[15]

Tulium-169 adalah satu-satunya isotop primordial tulium dan merupakan satu-satunya isotop tulium yang dianggap stabil; ia diperkirakan akan mengalami peluruhan alfa menjadi holmium-165 dengan waktu paruh yang sangat panjang.[5][16] Radioisotop yang berumur paling panjang adalah tulium-171 dengan waktu paruh 1,92 tahun, dan tulium-170 dengan waktu paruh 128,6 hari. Sebagian besar isotop lainnya memiliki waktu paruh beberapa menit atau kurang.[17] Tiga puluh lima isotop dan 26 isomer nuklir tulium telah terdeteksi.[5] Sebagian besar isotop tulium yang lebih ringan dari 169 satuan massa atom meluruh melalui tangkapan elektron atau peluruhan beta plus, meskipun beberapa menunjukkan peluruhan alfa atau emisi proton yang signifikan. Isotop yang lebih berat mengalami peluruhan beta minus.[17]

Sejarah

sunting
 
Per Teodor Cleve, ilmuwan yang menemukan tulium serta holmium.

Tulium ditemukan oleh kimiawan Swedia Per Teodor Cleve in 1879 pada tahun 1879 dengan mencari pengotor dalam oksida unsur tanah jarang lainnya (ini adalah metode yang sama yang digunakan Carl Gustaf Mosander sebelumnya untuk menemukan beberapa unsur tanah jarang lainnya).[18] Cleve memulai dengan membuang semua kontaminan erbia (Er2O3) yang diketahui. Setelah pemrosesan tambahan, ia memperoleh dua zat baru; satu coklat dan satu hijau. Zat coklat adalah oksida dari unsur holmium dan diberi nama holmia oleh Cleve, dan zat hijau adalah oksida dari unsur yang tidak diketahui. Cleve menamai oksida tersebut sebagai tulia dan unsurnya tulium dari Thule, nama tempat dalam bahasa Yunani Kuno yang terkait dengan Skandinavia atau Islandia. Lambang atom thulium awalnya adalah Tu, tetapi kemudian[per kapan?] diubah menjadi Tm.[5][19][20][21][22][23][24]

Tulium sangatlah langka sehingga tidak ada pekerja awal yang cukup memurnikannya untuk benar-benar melihat warna hijau; mereka harus puas dengan mengamati secara spektroskopi penguatan dari dua pita serapan karakteristik, karena erbium dihilangkan secara progresif. Peneliti pertama yang mendapatkan tulium yang hampir murni adalah Charles James, seorang ekspatriat Inggris yang bekerja dalam skala besar di New Hampshire College di Durham, AS. Pada tahun 1911 ia melaporkan hasilnya, setelah menggunakan metode kristalisasi fraksional bromat yang ditemukannya untuk melakukan pemurnian. Dia terkenal membutuhkan 15.000 operasi pemurnian untuk menetapkan bahwa bahannya homogen.[25]

Tulium oksida dengan kemurnian tinggi pertama kali ditawarkan secara komersial pada akhir 1950-an, sebagai hasil penerapan teknologi pemisahan pertukaran ion. Lindsay Chemical Division dari American Potash & Chemical Corporation menawarkannya dengan kemurnian 99% dan 99,9%. Harga per kilogram berosilasi antara AS$4.600 dan AS$13.300 pada periode 1959 hingga 1998 untuk kemurnian 99,9%, dan merupakan yang tertinggi kedua untuk lantanida setelah lutesium.[26][27]

Keterjadian

sunting
 
Tulium ditemukan dalam mineral monasit

Unsur ini tidak pernah ditemukan di alam dalam bentuk murni, tetapi ia ditemukan dalam jumlah kecil dalam mineral dengan tanah jarang lainnya. Tulium sering ditemukan dengan mineral yang mengandung itrium dan gadolinium. Secara khusus, tulium terdapat dalam mineral gadolinit.[28] Namun, seperti banyak lantanida lainnya, tulium juga terdapat dalam mineral monasit, xenotim, dan euksenit. Tulium belum ditemukan prevalensinya dibandingkan logam tanah jarang lainnya dalam mineral apa pun.[29] Kelimpahannya di kerak Bumi adalah 0,5 mg/kg berdasarkan berat dan 50 bagian per miliar berdasarkan mol. Tulium membentuk sekitar 0,5 bagian per juta tanah, meskipun nilai ini dapat berkisar antara 0,4 hingga 0,8 bagian per juta. Tulium membentuk 250 bagian per kuadriliun air laut.[5] Di Tata Surya, tulium ada dalam konsentrasi 200 bagian per triliun berdasarkan berat dan 1 bagian per triliun berdasarkan mol.[14] Bijih tulium terjadi paling umum di Tiongkok. Namun, Amerika Serikat, Australia, Brasil, Greenland, India, dan Tanzania juga memiliki cadangan tulium yang besar. Total cadangan tulium adalah sekitar 100.000 ton. Tulium adalah lantanida paling sedikit di Bumi, kecuali prometium yang radioaktif.[5]

Produksi

sunting

Tulium diekstraksi terutama dari bijih monasit (~0,007% tulium) yang ditemukan pada pasir sungai, melalui pertukaran ion. Teknik pertukaran ion dan ekstraksi pelarut yang lebih baru telah menyebabkan pemisahan tanah jarang menjadi lebih mudah, yang menghasilkan biaya yang jauh lebih rendah untuk produksi tulium. Sumber utama saat ini adalah tanah liat adsorpsi ion dari Tiongkok selatan. Di dalamnya, di mana sekitar dua pertiga dari total kandungan tanah jarang adalah itrium, sedangkan tulium sekitar 0,5% (atau sekitar sama dengan lutesium dalam hal kelangkaan). Logam tulium dapat diisolasi melalui reduksi oksidanya dengan logam lantanum atau dengan reduksi kalsium dalam wadah tertutup. Tak satu pun dari senyawa alami tulium yang penting secara komersial. Sekitar 50 ton tulium oksida per tahun diproduksi.[5] Pada tahun 1996, tulium oksida berharga AS$20 per gram, dan pada tahun 2005, bubuk logam tulium murni 99% berharga AS$70 per gram.[6]

Aplikasi

sunting

Garnet aluminium itrium didoping-holmium-kromium-tulium (Ho:Cr:Tm:YAG, atau Ho,Cr,Tm:YAG) adalah bahan media laser aktif dengan efisiensi tinggi. Ia beroperasi pada 2080 nm dalam inframerah dan banyak digunakan dalam aplikasi militer, kedokteran, dan meteorologi. Laser YAG didoping-tulium (Tm:YAG) beroperasi pada 2010 nm.[30] Panjang gelombang laser berbasis tulium sangatlah efisien untuk ablasi superfisial jaringan, dengan kedalaman koagulasi minimal di udara atau di air. Hal ini membuat laser tulium menarik untuk operasi berbasis laser.[31]

Sumber sinar-X

sunting

Terlepas dari harganya yang mahal, perangkat sinar-X portabel menggunakan tulium yang telah dibombardir dengan neutron dalam reaktor nuklir untuk menghasilkan isotop tulium-170, memiliki waktu paruh 128,6 hari dan lima garis emisi utama dengan intensitas yang sebanding (pada 7,4, 51,354, 52,389, 59,4 dan 84,253 keV). Sumber radioaktif ini memiliki masa manfaat sekitar satu tahun, sebagai alat diagnosis medis dan gigi, serta untuk mendeteksi cacat pada komponen mekanik dan elektronik yang tidak dapat diakses. Sumber semacam itu tidak membutuhkan perlindungan radiasi yang luas – hanya secangkir kecil timbal.[32] Mereka adalah salah satu sumber radiasi paling populer untuk digunakan dalam radiografi industri.[33] Tulium-170 mendapatkan popularitas sebagai sumber sinar-X untuk pengobatan kanker melalui brakiterapi (terapi radiasi sumber tertutup).[34][35]

Lainnya

sunting

Tulium telah digunakan dalam superkonduktor suhu tinggi mirip dengan itrium. Tulium berpotensi digunakan dalam ferit, bahan magnetik keramik yang digunakan dalam peralatan gelombang mikro.[32] Tulium juga mirip dengan skandium karena digunakan dalam pencahayaan busur karena spektrumnya yang tidak biasa, dalam hal ini, garis emisi hijaunya, yang tidak tercakup oleh unsur lain.[36] Karena tulium berpendar dengan warna biru saat terkena sinar ultraungu, tulium dimasukkan ke dalam uang kertas euro sebagai tindakan pencegahan pemalsuan.[37] Fluoresensi biru kalsium sulfat yang didoping Tm telah digunakan dalam dosimeter pribadi untuk pemantauan radiasi secara visual.[5] Halida yang didoping Tm di mana Tm berada dalam keadaan valensi 2+, adalah bahan luminesen yang menjanjikan yang dapat membuat jendela penghasil listrik yang efisien berdasarkan prinsip konsentrator surya bercahaya, menjadi mungkin.[38]

Peran biologis dan tindakan pencegahan

sunting

Garam tulium yang larut sedikit beracun, tetapi garam tulium yang tidak larut sama sekali tidak beracun.[5] Ketika disuntikkan, tulium dapat menyebabkan degenerasi hati dan limpa dan juga dapat menyebabkan konsentrasi hemoglobin berfluktuasi. Kerusakan hati akibat tulium lebih banyak terjadi pada tikus jantan daripada tikus betina. Meski demikian, tulium memiliki tingkat toksisitas yang rendah.[39][40][41][42] Pada manusia, tulium terjadi dalam jumlah tertinggi di hati, ginjal, dan tulang. Manusia biasanya mengonsumsi beberapa mikrogram tulium per tahun. Akar tumbuhan tidak menyerap tulium, dan bahan kering sayuran biasanya mengandung satu bagian per miliar tulium.[5] Debu dan bubuk tulium akan beracun jika terhirup atau tertelan dan dapat menyebabkan ledakan.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ (Indonesia) "Tulium". KBBI Daring. Diakses tanggal 17 Juli 2022. 
  2. ^ Yttrium and all lanthanides except Ce and Pm have been observed in the oxidation state 0 in bis(1,3,5-tri-t-butylbenzene) complexes, see Cloke, F. Geoffrey N. (1993). "Zero Oxidation State Compounds of Scandium, Yttrium, and the Lanthanides". Chem. Soc. Rev. 22: 17–24. doi:10.1039/CS9932200017.  and Arnold, Polly L.; Petrukhina, Marina A.; Bochenkov, Vladimir E.; Shabatina, Tatyana I.; Zagorskii, Vyacheslav V.; Cloke (2003-12-15). "Arene complexation of Sm, Eu, Tm and Yb atoms: a variable temperature spectroscopic investigation". Journal of Organometallic Chemistry. 688 (1–2): 49–55. doi:10.1016/j.jorganchem.2003.08.028. 
  3. ^ La(I), Pr(I), Tb(I), Tm(I), and Yb(I) have been observed in MB8 clusters; see Li, Wan-Lu; Chen, Teng-Teng; Chen, Wei-Jia; Li, Jun; Wang, Lai-Sheng (2021). "Monovalent lanthanide(I) in borozene complexes". Nature Communications. 12: 6467. doi:10.1038/s41467-021-26785-9. 
  4. ^ Weast, Robert (1984). CRC, Handbook of Chemistry and Physics. Boca Raton, Florida: Chemical Rubber Company Publishing. hlm. E110. ISBN 0-8493-0464-4. 
  5. ^ a b c d e f g h i j k l Emsley, John (2001). Nature's building blocks: an A-Z guide to the elements. US: Oxford University Press. hlm. 442–443. ISBN 0-19-850341-5. 
  6. ^ a b c Hammond, C. R. (2000). "The Elements". Handbook of Chemistry and Physics (edisi ke-81). CRC press. ISBN 0-8493-0481-4. 
  7. ^ Jackson, M. (2000). "Magnetism of Rare Earth" (PDF). The IRM Quarterly. 10 (3): 1. 
  8. ^ Catherine E. Housecroft; Alan G. Sharpe (2008). "Chapter 25: The f-block metals: lanthanoids and actinoids". Inorganic Chemistry, 3rd Edition. Pearson. hlm. 864. ISBN 978-0-13-175553-6. 
  9. ^ "Chemical reactions of Thulium". Webelements. Diakses tanggal 24 Maret 2023. 
  10. ^ Patnaik, Pradyot (2003). Handbook of Inorganic Chemical Compounds. McGraw-Hill. hlm. 934. ISBN 0-07-049439-8. 
  11. ^ Krebs, Robert E (2006). The History and Use of Our Earth's Chemical Elements: A Reference Guide. ISBN 978-0-313-33438-2. 
  12. ^ Eagleson, Mary (1994). Concise Encyclopedia Chemistry. Walter de Gruyter. hlm. 1105. ISBN 978-3-11-011451-5. 
  13. ^ Emeléus, H. J.; Sharpe, A. G. (1977). Advances in Inorganic Chemistry and Radiochemistry. Academic Press. ISBN 978-0-08-057869-9. 
  14. ^ a b "Thulium". www.chemicool.com. Diakses tanggal 24 Maret 2023. 
  15. ^ Lide, David R. (1998). "Section 11, Table of the Isotopes". Handbook of Chemistry and Physics (edisi ke-87). Boca Raton, FL: CRC Press. ISBN 0-8493-0594-2. 
  16. ^ Belli, P.; Bernabei, R.; Danevich, F. A.; et al. (2019). "Experimental searches for rare alpha and beta decays". European Physical Journal A. 55 (8): 140–1–140–7. arXiv:1908.11458 . Bibcode:2019EPJA...55..140B. doi:10.1140/epja/i2019-12823-2. ISSN 1434-601X. 
  17. ^ a b Sonzogni, Alejandro. "Untitled". National Nuclear Data Center. Diakses tanggal 24 Maret 2023. 
  18. ^ Lihat:
    • Cleve, P. T. (1879). "Sur deux nouveaux éléments dans l'erbine" [Dua unsur baru dalam oksida erbium]. Comptes rendus (dalam bahasa Prancis). 89: 478–480.  Cleve memberi nama tulium pada hlm. 480: "Pour le radical de l'oxyde placé entre l'ytterbine et l'erbine, qui est caractérisé par la bande x dans la partie rouge du spectre, je propose la nom de thulium, dérivé de Thulé, le plus ancien nom de la Scandinavie." (Untuk radikal oksida yang terletak di antara oksida iterbium dan erbium, yang dicirikan oleh pita x di bagian merah spektrum, saya mengusulkan nama "tulium", [yang] berasal dari Thule, nama tertua dari Skandinavia.)
    • Cleve, P. T. (1879). "Sur l'erbine" [Pada oksida erbium]. Comptes rendus (dalam bahasa Prancis). 89: 708–709. 
    • Cleve, P. T. (1880). "Sur le thulium" [Pada tulium]. Comptes rendus (dalam bahasa Prancis). 91: 328–329. 
  19. ^ Eagleson, Mary (1994). Concise Encyclopedia Chemistry. Walter de Gruyter. hlm. 1061. ISBN 978-3-11-011451-5. 
  20. ^ Weeks, Mary Elvira (1956). The discovery of the elements (edisi ke-6). Easton, PA: Journal of Chemical Education. 
  21. ^ Weeks, Mary Elvira (1932). "The discovery of the elements: XVI. The rare earth elements". Journal of Chemical Education. 9 (10): 1751–1773. Bibcode:1932JChEd...9.1751W. doi:10.1021/ed009p1751. 
  22. ^ Marshall, James L. Marshall; Marshall, Virginia R. Marshall (2015). "Rediscovery of the elements: The Rare Earths–The Confusing Years" (PDF). The Hexagon: 72–77. Diakses tanggal 24 Maret 2023. 
  23. ^ Piguet, Claude (2014). "Extricating erbium". Nature Chemistry. 6 (4): 370. Bibcode:2014NatCh...6..370P. doi:10.1038/nchem.1908 . PMID 24651207. 
  24. ^ "Thulium". Royal Society of Chemistry. 2020. Diakses tanggal 24 Maret 2023. 
  25. ^ James, Charles (1911). "Thulium I". Journal of the American Chemical Society. 33 (8): 1332–1344. doi:10.1021/ja02221a007. 
  26. ^ Hedrick, James B. "Rare-Earth Metals" (PDF). U.S. Geological Survey. Diakses tanggal 24 Maret 2023. 
  27. ^ Castor, Stephen B.; Hedrick, James B. "Rare Earth Elements" (PDF). Diakses tanggal 24 Maret 2023. 
  28. ^ Walker, Perrin; Tarn, William H. (2010). CRC Handbook of Metal Etchants. CRC Press. hlm. 1241–. ISBN 978-1-4398-2253-1. 
  29. ^ Hudson Institute of Mineralogy (1993–2018). "Mindat.org". www.mindat.org. Diakses tanggal 25 Maret 2023. 
  30. ^ Koechner, Walter (2006). Solid-state laser engineering. Springer. hlm. 49. ISBN 0-387-29094-X. 
  31. ^ Duarte, Frank J. (2008). Tunable laser applications. CRC Press. hlm. 214. ISBN 978-1-4200-6009-6. 
  32. ^ a b Gupta, C. K.; Krishnamurthy, Nagaiyar (2004). Extractive metallurgy of rare earths. CRC Press. hlm. 32. ISBN 0-415-33340-7. 
  33. ^ Raj, Baldev; Venkataraman, Balu (2004). Practical Radiography. ISBN 978-1-84265-188-9. 
  34. ^ Krishnamurthy, Devan; Vivian Weinberg; J. Adam M. Cunha; I-Chow Hsu; Jean Pouliot (2011). "Comparison of high–dose rate prostate brachytherapy dose distributions with iridium-192, ytterbium-169, and thulium-170 sources". Brachytherapy. 10 (6): 461–465. doi:10.1016/j.brachy.2011.01.012. PMID 21397569. 
  35. ^ "LDR Brachy". www.rooj.com. Diakses tanggal 25 Maret 2023. 
  36. ^ Gray, Theodore W.; Mann, Nick (2009). The Elements: A Visual Exploration of Every Known Atom In The Universe. Black Dog & Leventhal Publishers. hlm. 159. ISBN 978-1-57912-814-2. 
  37. ^ Wardle, Brian (6 November 2009). Principles and Applications of Photochemistry. hlm. 75. ISBN 978-0-470-71013-5. 
  38. ^ ten Kate, O.M.; Krämer, K.W.; van der Kolk, E. (2015). "Efficient luminescent solar concentrators based on self-absorption free, Tm(2+) doped halides". Solar Energy Materials & Solar Cells. 140: 115–120. doi:10.1016/j.solmat.2015.04.002. 
  39. ^ Hutcheson, D. P.; Gray, D. H.; Venugopal, B.; Luckey, T. D. (1975). "Studies of nutritional safety of some heavy metals in mice". The Journal of Nutrition. 105 (6): 670–5. doi:10.1093/jn/105.6.670. PMID 1141999. 
  40. ^ Haley, Thomas J.; Komesu, N.; Flesher, A. M.; Mavis, L.; Cawthorne, J.; Upham, H. C. (1963). "Pharmacology and toxicology of terbium, thulium, and ytterbium chlorides". Toxicology and Applied Pharmacology. 5 (4): 427–436. doi:10.1016/0041-008X(63)90014-0. 
  41. ^ Haley, Thomas J. (1965). "Pharmacology and toxicology of the rare earth elements". Journal of Pharmaceutical Sciences. 54 (5): 663–70. doi:10.1002/jps.2600540502. PMID 5321124. 
  42. ^ Bruce, David W.; Hietbrink, Bernard E.; Dubois, Kenneth P. (1963). "The acute mammalian toxicity of rare earth nitrates and oxides". Toxicology and Applied Pharmacology. 5 (6): 750–759. doi:10.1016/0041-008X(63)90067-X. PMID 14082480. 

Pranala luar

sunting