Terminal Madyopuro
Terminal Madyopuro merupakan nama sebuah prasarana umum berupa sub terminal atau terminal penumpang tipe C yang berada pada sisi timur perbatasan wilayah Kota Malang di Kelurahan Madyopuro dengan wilayah Kabupaten Malang di Kecamatan Pakis.[1][2] Sebelum terminal bus tipe A di Kota Malang diambilalih oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia pada tahun 2016, tata kelola terminal ini masih tergabung dalam UPTD Terminal Arjosari.[3][4] Sejak tahun 2019, tata kelola terminal ini berada dalam kewenangan Dinas Perhubungan Kota Malang dibawah UPTD Pengelolaan Prasarana Perhubungan Terminal Madyopuro.[5] Terminal ini (bersama APK Cemorokandang dan APK Sekarpuro) menjadi area parkir kendaraan (APK) sekaligus titik terminus dari moda angkutan umum non bus dalam trayek seperti angkutan kota dan angkutan pedesaan.[6]
Terminal Madyopuro | |
---|---|
Terminal penumpang tipe C | |
Lokasi |
|
Koordinat | 7°58′28″S 112°40′14″E / 7.97444°S 112.67056°E |
Pemilik | Pemerintah Kota Malang |
Operator | UPT Pengelolaan Prasarana Perhubungan Terminal Madyopuro |
Layanan | MPU non bus |
Lokasi pada peta | |
Sejarah singkat
suntingAwal mula dibangunnya sub terminal di daerah Madyopuro tidak terlepas dari eksistensi pasar tradisional di pinggiran ujung timur Kota Malang ini. Sejak tahun 1974, badan jalan di pertigaan Jalan Ki Ageng Gribig Madyopuro menjadi titik lokasi pasar tumpah yang ramai. Selain itu, dikarenakan belum tersedianya area parkir yang memadai membuat banyaknya angkutan umum yang menjadikan badan jalan sebagai pangkalan. Hal tersebut seringkali membuat jalan raya penghubung kota dengan Pakis dan/atau Tumpang selalu mengalami kemacetan yang parah, terutama di jam berangkat atau pulang kerja.[7][8]
Akhirnya Pemerintah Kota Malang dibawah pemerintahan Drs. Peni Suparto M.AP mulai mengatasi berbagai permasalahan tersebut dengan mulai membangun fasilitas umum berupa pasar rakyat dan sub terminal di kawasan ini pada tahun 2004. Kedua fasilitas umum tersebut dibangun pada lahan tanah dalam satu kompleks yang sama. Pembangunan fasilitas umum tersebut diharapkan mampu mengakomodir pedagang dan pengemudi angkutan umum saat itu. Secara bertahap para pedagang mulai direlokasi ke pasar baru, sehingga perlahan aktivitas jual-beli di lokasi ini menjadi ramai. Kondisi tersebut akhirnya mempengaruhi para pengemudi angkutan umum mulai menjadikan terminal ini sebagai pangkalan atau tempat parkir.[7][8]
Terminal Madyopuro pernah menjadi satu-satunya terminal penumpang di kawasan Kecamatan Kedung Kandang, sebelum akhirnya Terminal Hamid Rusdi (utara APK Tlogowaru saat ini) difungsikan sejak tahun 2009.[9] Awal tahun 2011, sempat muncul beberapa isu yang menyebutkan bahwa seluruh aktivitas terminal ini akan dipindahkan ke Dusun Temboro (Cemorokandang), namun tidak pernah ada tanggapan lebih lanjut dari dinas terkait isu tersebut hingga kini.[10] Sejak Juli 2021 hingga awal Januari 2022, area dalam terminal ini dialihfungsikan sebagai lokasi relokasi untuk lapak sementara bagi 269 pedagang dari Pasar Madyopuro.[11][12] Hal ini dikarenakan pasar tersebut direvitalisasi oleh pemerintah setempat melalui Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang.[13]
Kondisi umum
suntingLingkungan sekitar
suntingKompleks bangunan Terminal Madyopuro ini berdiri pada lahan tanah di depan kawasan perdagangan dan jasa Pasar Madyopuro dengan luas total 12.920 m2. Sekitar 53,07 % dari luasan tersebut difungsikan sebagai ruang terbuka hijau (RTH).[14] Selain itu, terminal ini mempunyai tata letak strategis karena berada di sub pusat pengembangan wilayah sisi timur kota, yang memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi. Berbagai tata guna lahan di sekitar terminal ini meliputi kawasan permukiman penduduk, kawasan rekreasi Velodrome Circuit Malang, kawasan pendidikan (SMK Negeri 6 Malang, STIBA Malang, Universitas Wisnuwardhana dan kampus II Universitas Negeri Malang), serta berbagai perkantoran milik unit pelaksana teknis (UPT) dinas instansi pemerintahan setempat.[15][16] Keberadaan berbagai kawasan tersebut berpotensi untuk berkembang pesat di masa depan setelah ruas Jalan Tol Pandaan–Malang–Kepanjen mulai beroperasi sejak tahun 2020.[17] Apalagi ruas tol tersebut mempunyai akses Gerbang Tol Malang yang terletak tepat di timur terminal ini.[18][19] Kawasan terminal ini sering dijadikan lokasi penyelenggaraan acara-acara tertentu, salah satunya seperti gelaran pameran dari para seniman dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari Malang Raya.[20]
Fasilitas
suntingNomor | Jenis fasilitas | Ruang fasilitas | Luas ruangan (m2) |
Luas total (m2) |
---|---|---|---|---|
1 | kendaraan | peron pemberangkatan | 133,0 | 5137,0 |
peron penurunan | 105,0 | |||
area parkir | 4899,0 | |||
2 | pemakai jasa | ruang tunggu | 650,0 | 776,0 |
kamar mandi | 54,0 | |||
kios pedagang | 24,0 | |||
musholla | 48,0 | |||
3 | operasional | ruang administrasi | 20,0 | 150,0 |
ruang informasi | 15,0 | |||
ruang kantor | 100,0 | |||
pos keamanan | 15,0 | |||
4 | ruang terbuka hijau | taman depan | 1760,0 | 6857,0 |
taman barat | 2832,0 | |||
taman timur | 2265,0 | |||
Luas total | 12.920,0 | 12.920,0 |
Jaringan trayek angkutan umum
suntingModa angkutan umum yang beroperasi di Terminal Madyopuro hanya mobil penumpang umum (MPU) non bus seperti angkutan kota dan angkutan pedesaan. Jenis kendaraan yang digunakan MPU pada seluruh trayek sebagian besar berupa Suzuki Carry. Sebagian kecil trayek ada yang menggunakan jenis kendaraan Toyota Kijang. Tahun 2010, terminal ini menjadi titik lintasan dari 217 unit angkutan kota, yang terbagi kedalam tiga trayek. Ketiga trayek tersebut menghubungkan terminal ini dengan beberapa titik di sisi barat Kota Malang, yang tersebar di Kecamatan Klojen, Sukun dan Lowokwaru.[21][22] Sedangkan jumlah angkutan pedesaan sebesar 93 unit yang terbagi kedalam lima trayek berbeda.[14][23][24] Angkutan pedesaan tersebut menghubungkan terminal ini dengan beberapa titik di sisi timur Kabupaten Malang, yang tersebar di Kecamatan Pakis, Tumpang, Jabung dan Singosari.[7][info 1]
No | Kode trayek | Jenis MPU | Rute | Jarak (km) | Jumlah unit (2010) | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | angkot | Mulyorejo–Madyopuro | 15,2 | 68 | |||
2 | angkot | Madyopuro–Karangbesuki | 11,3 | 62 | |||
3 | angkot | Cemorokandang–Kedawung–Landungsari | 22,0 | 87 | |||
4 | angdes | Gubugklakah–Tumpang–Madyopuro | 22,0 | 32 | |||
5 | angdes | Madyopuro–Mangliawan–Arjosari | 8,6 | 15 | |||
6 | angdes (kijang) |
Singosari–Tanjung–Cakalan–Wendit–Sekarpuro | 16,0 | 25 | |||
7 | angdes | Kemiri–Jabung–Pakis–Sekarpuro | 18,0 | 15 | |||
8 | angdes | Pakis–Cemorokandang–Tlogowaru | 16,0 | 6 |
Rencana pengembangan
suntingPenghargaan Terminal Sehat
suntingTahun 2020, Dinas Kesehatan berkerjasama dengan Dinas Perhubungan setempat untuk menerapkan program Upaya Kesehatan Kerja (UKK) untuk menciptakan lingkungan terminal yang sehat di Kota Malang. Program ini sebagai upaya agar setiap terminal bisa menerapkan protokol kesehatan dan menjamin kesehatan pada lima pilar seperti pengunjung, penumpang, pengemudi, pengelola dan pelaku usaha.[25] Terminal yang dijadikan sebagai rintisan adalah Terminal Madyopuro. Beberapa kontribusi yang dilakukan adalah memberikan fasilitas sanitasi kesehatan, mengoptimalkan fungsi fasilitas penunjang (ruang kesehatan dan laktasi), pembinaan serta pengawasan kebersihan dan kesehatan di lingkungan terminal.[26]
Setelah memenangkan lomba Terminal Sehat Tipe C tingkat regional, Terminal Madyopuro terus melaju masuk nominasi percontohan nasional Terminal Sehat di Indonesia.[27] Lomba tersebut digelar oleh Kementerian Kesehatan berkolaborasi dengan Kementerian Perhubungan dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional ke 56 Tahun 2020 dengan tema “Satukan Tekad Menuju Indonesia Maju”. Setelah melewati beberapa kali tahapan penilaian, terminal ini akhirnya berhasil meraih Juara II Terminal Sehat Tipe C Tingkat Nasional.[28][29] Posisi terminal ini satu peringkat dibawah posisi Terminal Gunungpati sebagai Juara I dan diatas posisi Terminal Condongcatur sebagai Juara III.[30]
Proyek Terminal Wisata Madyopuro
suntingRencana Pemerintah Kota Malang untuk merombak Terminal Madyopuro menjadi Terminal Wisata akan mulai diwujudkan pada tahun 2023 mendatang, setelah merampungkan tahap perencanaan dan lelang. Proyek tersebut sebelumnya dicanangkan sejak rampungnya proyek Jalan Tol Malang–Pandaan (Mapan) pada tahun 2020.[31] Namun proyek tersebut sempat ditunda dikarenakan adanya pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19 di kota ini.[32] Anggaran yang dialokasikan mencapai Rp4,5 Miliar, yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Malang tahun 2023.[33]
Konsep dan Detail Engineering Desain (DED) sudah dirancang sedemikian rupa dengan menggabungkan berbagai keterpaduan fungsi terminal ini sebagai terminal angkutan umum eksisting, tempat istirahat (rest area) wisatawan, halte bus Malang City Tour (Macito), sekaligus sebagai titik awal pemberangkatan Jeep Wisata tujuan pendakian Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).[34][35] Sebagai tahap awal, terminal ini akan mulai direvitalisasi dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan fasilitas penunjang seperti toilet, musholla, ruang tunggu, area parkir kendaraan (APK), pujasera, pusat informasi wisatawan (tourist information), agen penyewaan Jeep, dsb.[36]
Bahkan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata setempat memberikan dukungan serta mewacanakan konsep becak wisata dengan pengemudi berseragam. Konsep tersebut nantinya akan dikolaborasikan dengan unit angkutan kota eksisting.[37] Konsep tersebut diharapkan dapat mengangkat potensi ekonomi masyarakat yang ada di sekitar terminal.[38][39]
Galeri
suntingReferensi
suntingCatatan bawah
sunting- ^ Sampai tahun 2022, angkutan umum yang masih beroperasi rutin dari Terminal Madyopuro hanya angkutan kota trayek dan serta angkutan pedesaan trayek saja. Trayek lainnya banyak yang tidak beroperasi secara optimal dikarenakan beberapa faktor.
(i)
Pengemudi angkutan umum melakukan pemangkasan rute perjalanan dan beroperasi hanya pada rute parsial yang terdapat okupansi penumpang seperti berikut:
• Terminal Madyopuro–Pasar Besar Malang
• Terminal Madyopuro–Terminal Tumpang
• Terminal Singosari–Tanjung
(ii)
Angkutan kota ,angkutan pedesaan , dan tidak beroperasi sama sekali dikarenakan beberapa alasan, seperti tidak adanya okupansi penumpang, tidak tersedianya unit yang laik jalan, atau unit yang tersisa hanya dialihfungsikan sebagai angkutan sewa/antar jemput karyawan dan pedagang pasar.
Referensi
sunting- ^ Pemerintah Kota Malang (2011). "Peraturan Daerah Kota Malang No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010 - 2030". Peraturan BPK. hlm. 28. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ "6 Terminal di Malang Raya". Amazing Malang. 17 Oktober 2018. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Pemerintah Kota Malang (2010). "Peraturan Walikota Malang Nomor 15 Tahun 2010 tentang Sistem dan Prosedur Tetap Pemakaian Fasilitas Terminal". Peraturan BPK. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Adrianus Adhi; Parmin (11 April 2015). "Januari 2016, Terminal Arjosari diambil alih pemerintah pusat". Tribun News. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Pemerintah Kota Malang (2019). "Peraturan Walikota Malang Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Prasarana Perhubungan pada Dinas Perhubungan". Peraturan BPK. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Anang Bakhtiar; Harnen Sulistio; Sobri Abusini (2014). "Kajian efektifitas operasional Terminal Madyopuro Malang". Jurnal Rekayasa Sipil. 2 (1): 56–67.
- ^ a b c Devan Firmansyah; Febby Soesilo (Juni 2020). Sejarah Daerah Malang Timur: Mengenal Toponimi dan Sejarah Lokal Desa-desa di Daerah Pakis dan Sekitarnya. Malang: Inteligensia Media, ISBN 9786237374473. hlm. 36–39; 387–421. Diakses tanggal 28 Juni 2022.
- ^ a b Wafia Dhesinta; Vifi Swarianata (2014). Profiling pasar tradisional di Kota Malang. Pusat Pengembangan Otonomi Daerah Universitas Gadjah Mada. hlm. 14; 43–47. Diakses tanggal 28 Juni 2022.
- ^ Prayogi Aprilianto; Nadia Humairoh; Bima Setya Negara E.P.; Anna Hartama; Achmad Alwan; Gayatri Utami Olimpia A.; Zakiyyatun Nafiisah; Milatul Hakimah (2017). "Implementasi kebijakan perpindahan Terminal Gadang ke Terminal Hamid Rusdi di Kota Malang". Cakrawala (Jurnal Litbang Kebijakan). 11 (1): 19–32.
- ^ "Terminal Madyopuro tidak representatif". Tribun News. 10 Januari 2011. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Rifky Edgar; Titis Jati Permata (9 Juni 2021). "Pedagang Pasar Madyopuro Kota Malang diberi waktu 2 pekan untuk pindah ke lapak sementara". Tribun News. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Tubagus Achmad; Pipit Anggraeni (10 Januari 2022). "Penampakan Pasar Madyopuro pasca revitalisasi, tampak bersih dan nyaman". Malang Times. Diakses tanggal 26 Juni 2022.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Rizky Kurniawan Pratama; Irfan Anshori (16 Juni 2021). "Juli 2021, Pemkot Malang mulai pembangunan Pasar Madyopuro". Times Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-04. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ a b Rahmat Afandi Putra; Fauzul Rizal Sutikno; Nailah Firdausiyah (2014). "Evaluasi kinerja operasional Terminal Madyopuro Kecamatan Kedungkandang Kota Malang". Program Studi Teknik Sipil, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya.
- ^ Han Byardianto Aliba; Rachmad K. Dwi Susilo; M. Hayat (2016). "Konstruksi sosial atas perubahan lahan bukit menjadi pemukiman (Studi pada masyarakat Jl. Ki Ageng Gribig 999, Kelurahan Madyopuro, Malang)". Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang: 36–61.
- ^ Pemerintah Kota Malang (2015). "Gambaran Umum Kecamatan Kedungkandang Kota Malang". Keckedungkandang Malangkota. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Ditta Aditya Pratama; Rifki Edgar; Arie Noer Rachmawati (1 Agustus 2020). "Dianggap strategis dekat Tol Mapan, Terminal Madyopuro Malang akan dirombak, jadi pangkalan Jip buat ke Gunung Bromo". Gridoto. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Rajendra Sulaiman (8 April 2020). "Pintu Tol Madyopuro resmi beroperasi". Kabar Malang. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Imron Hakiki; Pythag Kurniati (31 Maret 2022). "Proyek Tol Malang-Kepanjen segera terealisasi, ini harapan bupati". Kompas. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Yona Ariyanto (April 2021). "Terminal Madyopuro dijadikan gelaran pameran seni oleh para seniman dan UMKM Kota Malang". Indiekraf. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang (Agustus 2014). "Studi kelayakan sarana angkutan umum masal (SAUM) Kota Malang Tahun 2014" (PDF). Barenlitbang Malangkota. hlm. IV-1. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Muhammad Farhan Dwitama; Sultan Ariq Naufal Hanif; Aulia Ulfie Rindiantika; Hamka Raihan; Syania Budi Oktaviani; M. Lutfhi Nursetiadi; Shafira Khoirunnisa; Ghea Anggita Silitonga (2020). "Fakta dan analisis perencanaan sistem transportasi Kota Malang tahun 2021-2040". Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional Bandung: 147–157.
- ^ Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Malang (2011). "Kabupaten Malang Satu Data Edisi 2011". Malangkab. hlm. 411. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Malang (2016). "Kabupaten Malang Satu Data Edisi 2016". Malangkab. hlm. 292. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ "Dinkes dan Dishub Kota Malang kolaborasi ciptakan Terminal Sehat". Surabaya Pagi. 22 September 2020. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Ajib Syahrian Nor; Fisca Tanjung K.B. (2020). "Kota Malang terkini: Terminal Madyopuro akan jadi Terminal Sehat hingga Rest Area akan dipugar". Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Arifina Cahyati Firdausi; Sri Kurnia Mahiruni (16 Oktober 2020). "Terminal Madyopuro masuk nominasi Terminal Sehat, ini target peringkat Pemkot Malang". Jatim Times. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Tikno Sidin (17 November 2020). "Terminal Madyopuro raih Juara 2 Terminal Sehat Tipe C". Kabar Malang. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ "Terminal Madyopuro raih predikat Juara 2 Terminal Sehat Tipe C: Dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke 56 Tahun 2020". IDN Times. 17 November 2020. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Kawa Tengah (18 November 2020). "Terminal Gunungpati Juara I lomba Terminal Sehat Tingkat Nasional". Jatengprov. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Rifky Edgar; Deddy Humana (1 Agustus 2020). "Dijadikan terminal wisata, Terminal Madyopuro jadi gerbang dari Kota Malang ke Bromo". Tribun News. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Sisca Angelina (14 September 2020). "Dana kembali ditarik, rencana Terminal Wisata di Madyopuro batal". Klikapa. Diakses tanggal 26 Juni 2022.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Mardi Sampurno (17 Juni 2022). "Terminal Madyopuro digelontor Rp 4,5 Miliar". Radar Malang. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ "Teminal Madyopuro disulap menjadi terminal wisata". Jatim Pos. 1 Februari 2021. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Yashinta Petrina Sari; Ludfi Djakfar; Rahayu Kusumaningrum (2021). "Analisis kinerja pengembangan Terminal Madyopuro sebagai rest area". Program Studi Teknik Sipil, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya.
- ^ Rifky Edgar; Titis Jati Permata (23 Januari 2021). "Tahun 2021, Terminal Madyopuro Kota Malang disulap jadi terminal wisata, ini fasilitas pendukungnya". Tribun News. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Rizky Kurniawan Pratama; Imadudin Muhammad (9 Februari 2021). "Wacana becak wisata, Disporapar siap tunjang Terminal Wisata Madyopuro". Times Indonesia. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ Rizky Kurniawan Pratama; Ronny Wicaksono (16 Februari 2021). "Dishub Kota Malang bakal berikan seragam khusus bagi becak wisata". Times Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-28. Diakses tanggal 26 Juni 2022.
- ^ "Siapkan becak wisata di Terminal Madyopuro". New Malang Pos. 18 Februari 2021. Diakses tanggal 26 Juni 2022.[pranala nonaktif permanen]
Lihat pula
suntingPranala luar
sunting(Indonesia) Web Dinas Perhubungan Kota Malang