Sake
Sake (酒; diucapkan "sɑ.kɛ" "SA-KE") adalah sebuah minuman beralkohol dari Jepang yang berasal dari hasil fermentasi beras. Sering juga disebut dengan istilah anggur beras.
Jenis | arak beras |
---|---|
Asal | Jepang |
Komposisi | |
Penjabaran tertulis tentang proses pembuatan sake tercantum dalam buku pertama sekitar tahun 700 setelah Masehi.[1]
Di Jepang, kata "sake" berarti "minuman beralkohol". Di beberapa wilayah regional dapat memiliki arti yang lain. Di Kyushu Selatan, sake berarti minuman yang disuling. Di Okinawa, sake merujuk ke shōchu yang terbuat dari tebu.
Sake memiliki aroma yang mirip dengan tape beras.
Sake dan Budaya Jepang
suntingSejak zaman dahulu, orang-orang telah membuat alkohol dan menikmatinya sebagai bagian dari budaya mereka. Dalam banyak bagian di dunia, alkohol mendapatkan tempat sebagai sesuatu yang dihargai dan telah diromantisasi menjadi sesuatu yang ideal. Orang-orang Jepang pastinya tidak terkecuali. Berabad-abad yang lalu, mereka mulai mencampurkan makanan utama mereka, beras, dengan air murni dan mikroorganisme koji untuk membuat Nihon-shu (Sake jepang), dengan mahir memanfaatkan kondisi alam dan lingkungan setempat untuk menciptakan sebuah minuman yang unik.
Lautan memisahkan kepulauan Jepang dari benua Asia, dan hal ini terbukti menguntungkan untuk pembuatan sake karena orang-orang di Negeri Matahari Terbit, yang terletak di sebelah timur dari sebagian besar benua Asia Timur, mengembangkan minuman spesial mereka sendiri. Pemisahannya secara geografis dilengkapi juga dengan pengasingan politik, ekonomi dan budaya selama berabad-abad, sampai modernisasi dimulai sekitar pertengahan tahun 1800-an. Sake adalah minuman beralkohol yang didesain untuk selera orang Jepang oleh para ahli yang bebas dari pengaruhnya budaya lainnya.[2]
Penggunaan dalam upacara adat
suntingSake sering dikonsumsi sebagai bagian dari ritual pemurnian Shinto. Selama Perang Dunia II, pilot kamikaze meminum sake sebelum menjalankan misi mereka.
Dalam sebuah upacara yang disebut kagami biraki, tong kayu sake dibuka dengan palu selama festival Shinto, pernikahan, pembukaan toko, olahraga dan kemenangan pemilu, dan perayaan lainnya. Sake ini, yang disebut zake-Iwai ( "sake perayaan"), diberikan secara gratis kepada semua orang untuk menyebarkan nasib baik.
Pada Tahun Baru banyak orang Jepang meminum sake khusus yang disebut toso. Toso adalah semacam Iwai-zake yang dibuat dengan merendam tososan, sebuah obat bubuk cina, selama semalam di dalam sake. Bahkan anak-anak ikut mendapat porsi. Di beberapa daerah, urutan meminum toso dimulai dari orang yang paling muda ke yang paling tua
Sake di Negara Lain
suntingSake juga diproduksi di negara China dan Korea, tetapi hasil akhirnya sering berbeda. Perbedaan utamanya adalah pada pemanfaatan jenis kapang (koji) yang digunakan untuk memecahkan pati.[1]
Koji Jepang terdiri dari kapang yang ditumbuhkan pada beras yang telah dikukus atau pada tepung terigu.[1] Bila digunakan terigu, biasanya tidak dilakukan proses pengukusan.[1] Pada koji China, kapang yang ditumbuhkan adalah phycomycetes, sedangkan kapang yang digunakan pada pembuatan koji Jepang adalah Ascomycetes, seperti Aspergillus oryzae, Aspergillus awamori, Aspergillus sojae.[3]
Jenis-jenis Sake
suntingDikenal beberapa jenis sake yang digolongkan berdasarkan pernambahan alkohol, aroma, harga, kualitas, dan kompleksitas.[4]
Tidak ditambah alkohol | Ditambah sedikit alkohol |
---|---|
Junmai Daiginjoshu. | Daiginjoshu |
Junmai Ginjoshu | Ginjoshu |
Junmaishu | Honjozoshu |
Ada pula Futsuushu yang merupakan sake biasa dan murah yang tidak dimasukkan ke dalam penggolongan sake.[4] Produksi jenis sake ini telah mencapai 80% dari total produksi sake.[4] Akhiran -shu disini artinya sake. Terkadang nama jenis-jenis sake tersebut disebut tanpa akhiran -shu.[4]
Cara Membuat Sake Jepang
suntingSake Jepang diproduksi melalui tiga tahap fermentasi yan melibatkan koji dari beras yang telah ditumbuhi cendawan, yaitu suatu adonan bibit awal dilanjutkan proses sterilisasi pada suhu rendah.[1] Penggunaan jenis bibit awal tersebut sangat penting karena dapat memberikan kesempatan terjadinya fermentasi secara serentak, baik dalam masa Moromi atau masa utama.[1] Ketiga tahap tersebut adalah:[1]
- Pembuatan Koji
- Pembuatan Massa Moto
- Pembuatan Masa Moromi
Referensi
sunting- ^ a b c d e f g Winarno FG, Agustinah W, Barus T. 2009. Penuntun Praktis Usaha Mandiri Teknobiologi Pangan. Jakarta: Universitas Atma Jaya.
- ^ Dr. Koizumi Takeo, profesor, Tokyo University of Agricultur, NIPPONIA にっぽにあ No. 44, 15 maret 2008 ISSN1343-1293
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaB
- ^ a b c d Gauntner J. 2004. Types Of sake. [1] Diarsipkan 2007-11-10 di Wayback Machine..[3 Mei 2010].