Tahun baru
Tahun baru adalah hari permulaan tahun[1] di mana dilakukan suatu budaya merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Budaya yang mempunyai kalender tahunan semuanya mempunyai perayaan tahun baru. Hari tahun baru di Indonesia jatuh pada tanggal 1 Januari seperti negara-negara lainnya di dunia karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian yang berasal dari kepausan pada tahun 1582. Sebelumnya negara Inggris dan koloni Amerika lanjut masih merayakan tahun baru pada tanggal ekuinoks musim semi di bulan Maret. Namun baru lah pada tahun 1752, Inggris dan koloni-koloninya akhirnya mengadopsi kalender Gregorian.[2] Kalender ini telah menjadi acuan internasional untuk perjanjian, kesepakatan, kontrak perusahaan, dan dokumen hukum lainnya.
Perayaan Tahun Baru
suntingTahun baru biasanya ditandai dengan upacara atau suatu kegiatan yang melambangkan membuang tahun lama dan bersukacita menyambut tahun baru. Ada banyak perayaan unik yang dilakukan oleh setiap negara di seluruh belahan dunia.[3]
Brazil
suntingLempar bunga putih ke laut
suntingPerayaan tahun baru dengan cara melempar bunga berwarna putih ke laut ini dilakukan oleh penduduk Brazil, khususnya penduduk Rio de Janeiro dan Bahia. Penduduk meyakini bahwa dengan mengenakan pakaian putih, melemparkan bunga putih, dan lilin ke laut saat malam tahun baru adalah bentuk persembahan kepada Yemanjá, Dewi Laut. Yemanjá dipercaya menyukai bunga putih, terutama mawar putih. Jika dalam acara tersebut laut mengembalikan persembahan tersebut, berarti Sang Dewi dianggap tidak menerimanya. Meskipun begitu, hal tersebut diyakini bukanlah sebuah "hukuman" namun dimaksudkan untuk menenangkan Dewi Laut. Hal ini dipercaya memberkati ibu dan anak masyarakat Brazil. Perayaan dengan cara lempar bunga putih ke laut selain untuk persembahan kepada dewi laut juga bertujuan untuk membawa kemakmuran pada tahun mendatang.[3]
Melompati tujuh ombak
suntingTradisi tahun baru lainnya di Brazil adalah melompati ombak. Penduduk akan mendatangi pantai, melepas sepatu, dan melompati tujuh ombak. Tradisi ini dipercaya membawa kekuatan dan harapan di tahun mendatang. Setiap lompatan disertai doa atau permintaan yang ingin terkabul di tahun yang akan datang.[3]
Denmark
suntingPecah piring
suntingPerayaan tahun baru dengan memecahkan piring dilakukan oleh penduduk Denmark. Memecahkan piring tepat saat malam tahun baru dianggap membawa keberuntungan pada tahun berikutnya. Hal ini dijadikan oleh penduduk setempat berlomba-lomba memecahkan piring khususnya terbuat dari beling (kaca) atau keramik sebanyak-banyaknya agar semakin besar keberuntungan yang akan didapat.[3]
Melompat dari tempat tinggi
suntingTradisi unik lainnya dari Denmark adalah menyalakan televisi dan melompat dari tempat tinggi, umumnya sofa, pada pergantian malam tahun baru. Tradisi ini dipercaya menyimbolkan kemampuan untuk mengatasi tantangan dan kesulitan pada tahun mendatang.[4]
Italia
suntingPakai celana dalam merah
suntingTahun baru di Italia dirayakan dengan memakai celana dalam berwarna merah pada malam pergantian tahun yang dianggap membawa keberuntungan khususnya dalam hal percintaan. Tradisi ini dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan.[5]
Memakan kacang lentil
suntingMemakan kacang lentil pada saat tahun baru dipercaya dapat membawa keberuntungan dan kesejahteraan.[3]
Melempar tembikar
suntingTradisi unik lainnya di Italia adalah melempar tembikar dari jendela yang menyimbolkan bagaimana manusia berusaha melepaskan masa lalu dan menyambut masa depan.[3]
Jepang
suntingPukul lonceng
suntingTradisi unik di Jepang merayakan tahun baru dengan cara memukul atau membunyikan lonceng selama 108 kali. Pukulan selama 108 kali dianggap sebagai harapan, keinginan, atau penderitaan yang telah dialami. Menurut penduduk di Jepang, kegiatan pukul lonceng dianggap mampu menghilangkan emosi, marah, dan hal-hal negatif yang ada.[6] Selain itu, ritual ini dipercaya dapat menghapus dosa selama setahun yang lalu dan mendorong refleksi dan penyucian diri.[3]
Australia
suntingPerayaan Natal
suntingPerayaan malam tahun baru menggunakan kembang api adalah perayaan yang paling umum dan sering dilakukan oleh berbagai negara di dunia. Salah satunya adalah di negara Australia. Penyalaan kembang api dilakukan pada titik-titik tertentu yang biasanya pada pusat kota atau suatu tempat yang menjadi titik kumpul warga setempat. Di Australia merayakan tahun baru dengan mewah menggunakanr ratusan kembang api di Sydney Opera House dan Harbour Bridge.[7]
Rumania
suntingTari beruang
suntingUntuk merayakan musim dingin dan menyambut tahun baru, berbagai kota dan desa di Rumania mengadakan festival dan parade. Festival terbesar biasanya diadakan pada 30 Desember. Ada tradisi unik yang digelar di festival ini, yakni tarian beruang. Warga akan memakai kostum seperti beruang dan menari-nari di sepanjang jalan. Kostum beruang ini bisa berasal dari bulu asli atau bulu sintetis dan umumnya telah dipakai selama puluhan tahun.[3]
Rusia
suntingMeminum abu kertas
suntingPenduduk Rusia akan menuliskan harapan mereka di secarik kertas, melipatnya menjadi empat bagian, lalu membakarnya dengan lilin. Abu kertas tersebut kemudian dimasukkan ke sampanye dan diminum tepat pada saat jam berdentang 12 kali.[3]
Seperti di negara-negara Eropa lainnya, Rusia juga punya tokoh legenda yang mirip dengan Sinterklas bernama Ded Moroz yang muncul pada perayaan Natal dan Tahun Baru. Menurut kepercayaan yang beredar di Rusia, Ded Moroz tidak pernah sendirian, tetapi ditemani oleh seorang perempuan muda bernama Snegurochka, yang dipercaya sebagai cucunya.[3]
Spanyol
suntingMakan dua belas anggur
suntingOrang Spanyol punya tradisi yang cukup unik yang berasal dari abad ke-19. Saat lonceng tahun baru dibunyikan 12 kali, orang Spanyol akan memakan 12 buah anggur. Setiap buah menyimbolkan harapan, menghilangkan kesialan, dan membawa keberuntungan dan kesejahteraan di tahun baru. Tradisi ini awalnya dibuat oleh petani anggur di Alicante untuk meningkatkan penjualan mereka. Tak disangka, tradisi ini kemudian menyebar ke seluruh Spanyol dan menjadi salah satu tradisi unik untuk merayakan tahun baru.[3]
Sejarah Tahun Baru
suntingPerayaan tahun baru awalnya muncul di Timur Tengah, 2000 SM.[8] Penduduk Mesopotamia merayakan pergantian tahun saat matahari tepat berada di atas katulistiwa, atau tepatnya 20 Maret. Hingga kini, para bangsa persia masih merayakan tahun baru pada tanggal 20, 21, atau 22 Maret, yang disebut Nowruz. Hal ini menandakan dimulainya musim semi. Nowruz adalah tradisi 3.000 tahun yang unik dan tradisi festival tertua di dunia. Negara-negara yang merayakan Nowruz di antaranya yaitu Iran, Afghanistan, Azerbaijan, Kazakhstan, Pakistan, Turki, dan Uzbekistan.[9]
Negara cina merayakan tahun barunya dimulai saat matahari terbenam di bulan baru dalam tanda Aquarius (akhir Januari atau awal Februari). Menurut kalender Ibrani, tahun baru didasarkan pada 12 bulan lunar (13 dalam tahun-tahun tertentu) dari 29 atau 30 hari. Hari tahun baru Yahudi atau Rosh Hashanah dapat jatuh kapan saja dari 6 September hingga 5 Oktober dalam kalender Gregorian. Dalam kalender islam (Hijr) lebih banyak digunakan didasarkan pada 12 bulan lunar yang terdiri dari 29 atau 30 hari; dengan demikian bahwa hari tahun baru islam secara bertahap mundur melalui kalender Gregorian yang lebih panjang. Berbeda lagi dengan umat Hindu, tahun baru Hindu dimulai pada hari setelah bulan baru pertama atau setelah ekuinoks musim semi.[butuh rujukan]
Untuk penanggalan Masehi, Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM.[10] Tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandariyah Mesir, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir kuno. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari.[butuh rujukan]
Nama Januari diambil dari nama dewa dalam mitologi Romawi, yaitu Dewa Janus yang memiliki dua wajah yang menghadap ke depan dan belakang. Penduduk Romawi meyakini bahwa Dewa Janus adalah dewa permulaan sekaligus dewa penjaga pintu masuk. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh pada tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus, menjadi bulan Agustus.[11] Tahun Masehi baru dihitung dan ditetapkan sejak kelahiran Isa Al-Masih dari Nazaret, yang mulai diadopsi di Eropa Barat pada sekitar abad ke-8. Sejak itu lah setiap tanggal 31 Desember malam akan dilakukan malam pergantian tahun baru dengan segala perayaan yang dilakukan negara-negara di seluruh belahan dunia.[butuh rujukan]
Tahun Baru di Dunia
sunting- Dalam kalender Baha'i, tahun baru jatuh pada tanggal 21 Maret yang disebut Naw Ruz.
- Rosh hasanah adalah perayaan tahun baru bagi umat Yahudi. Hari tersebut jatuh sebelum tanggal 5 September pada kalender Gregorian.
- Tahun baru Hijriyah dalam kalender Hijriyah dirayakan setiap tanggal 1 Muharam.
- Tahun baru Tiongkok atau Imlek jatuh pada malam bulan baru pada musim dingin (antara akhir Januari hingga awal Februari).
- Tahun baru Thailand dirayakan mulai tanggal 13 April hingga 15 April dengan upacara penyiraman air.
- Tahun baru Jawa dalam kalender Jawa dirayakan setiap tanggal 1 Sura disebut dengan 'tanggap warsa enggal siji sura' dengan menampilkan pementasan wayang kulit purwa dan festival budaya.
- Tahun baru Vietnam disebut Tết Nguyên Đán, dirayakan pada hari yang sama dengan Imlek.
Lihat Pula
suntingReferensi
sunting- ^ "Arti Kata Tahun Baru - KBBI Kamus Bahasa Indonesia". www.kamuskbbi.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-15. Diakses tanggal 2022-01-15.
- ^ Putri, Arum Sutrisni (2020-02-23). Putri, Arum Sutrisni, ed. "Asal Nama Bulan-bulan Pada Kalender". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-01-15.
- ^ a b c d e f g h i j k "From eating grapes to breaking dishes, how cultures around the world celebrate the New Year". SBS News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-01-16.
- ^ Clarke, Anna (2015-12-22). "Six Danish New Year traditions". University Post – University of Copenhagen (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-01-17.
- ^ Simangunsong, Wasti Samaria (2021-12-31). Widyanti, Ni Nyoman Wira, ed. "6 Perayaan Tahun Baru yang Unik di Dunia, Lihat Matahari Terbit". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-01-15.
- ^ Fundrika, Bimo Aria (2020-12-31). "7 Tradisi Unik Merayakan Malam Tahun Baru di Berbagai Negara, Intip Yuk!". Suara.com. Diakses tanggal 2022-01-15.
- ^ Shelavie, Tiara. Nasucha, Arif Fajar, ed. "Perayaan Tahun Baru 2022 di Seluruh Dunia: Bagaimana 14 Negara Sambut Pergantian Tahun saat Pandemi". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-01-15.
- ^ Raditya, Iswara N. "Sejarah Perayaan Tahun Baru Bermula dari Timur Tengah". Tirto.id. Diakses tanggal 2022-01-15.
- ^ "Unik, Tahun Baru Dirayakan 21 Maret oleh Bangsa Persia". detikcom. Diakses tanggal 2022-01-15.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-05-17. Diakses tanggal 2007-05-13.
- ^ Subroto, Lukman Hadi (2021-12-31). Ningsih, Widya Lestari, ed. "Sejarah Perayaan Tahun Baru Masehi". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-01-15.