Varian SARS-CoV-2

varian virus SARS-CoV-2 dengan urutan genetik yang berbeda
(Dialihkan dari Ragam SARS-CoV-2)

Koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2 (SARS-CoV-2), virus penyebab penyakit koronavirus 2019 (Covid-19), memiliki banyak varian; beberapa di antaranya diyakini cukup penting. Artikel ini membahas varian-varian penting dari SARS-CoV-2 dan beberapa mutasi penting yang ditemukan di sebagian atau seluruh varian-varian ini.

Gambaran umum

sunting

Kemunculan SARS-CoV-2 bisa saja berasal dari peristiwa rekombinasi genetika antara koronavirus-mirip-SARS pada kelelawar dan tenggiling melalui transmisi lintas spesies.[1] Mutasi memainkan peranan yang penting pada evolusi dan kemunculan varian SARS-CoV-2 baru.[2]

Varian SARS-CoV-2 yang diwaspadai mampu bermutasi sehingga mereka dapat terus menyebar terhadap peningkatan kekebalan kelompok sembari menjaga laju replikasi.[3]

Tabel berikut menampilkan informasi dan tingkat risiko relatif[4] untuk varian yang diwaspadai (VOC).[a] Interval yang ditampilkan menganggap tingkat kepercayaan 95%, kecuali dinyatakan lain. Saat ini, semua taksiran adalah pendekatan karena keterbatasan data untuk penelitian. Untuk Alpha, Beta, Gamma, dan Delta, tidak ada perubahan dalam akurasi tes.[8][13]

Identitas[13] Kemunculan Perubahan terhadap varian yang sebelumnya ada pada waktu dan tempat kemunculan Kegiatan antibodi penetral (atau efikasi bila ada)
Label WHO Garis keturunan Pangolin Varian PHE[A] Klad Nextstrain KLB pertama Sampel paling awal[14] VOC yang ditunjuk Mutasi terkenal Penularan Butuh rawat inap Mortalitas Dari infeksi alami[B] Dari vaksinasi
Alpha B.1.1.7 VOC‑20DEC‑01 20I (V1) Britania Raya 02020-09-2020 Sep 2020[15] 02020-12-1818 Des 2020[16] 69–70hapus, N501Y, P681H[17][18] +29% (24–33%)[19][C] +52% (47–57%)[D][C] +59% (44–74%)[D][C]
Tingkat fatalitas kasus 0,06% untuk kelompok usia < 50, 4,8% untuk kelompok usia > 50[21]
Pengurangan minimal[6] Pengurangan minimal[6]
B.1.1.7 dengan E484K[E][7] VOC‑21FEB‑02 02021-01-2626 Jan 2021[22] 02021-02-055 Feb 2021[23] E484K, 69–70hapus, N501Y, P681H[17][24] Sangat berkurang[25] Sangat berkurang[25]
Beta B.1.351 VOC‑20DEC‑02 20H (V2) Afrika Selatan 02020-05-01Mei 2020 02021-01-1414 Jan 2021[26] K417N, E484K, N501Y[17] +25% (20–30%)[19] Dalam investigasi Kemungkinan meningkat[8][13] Berkurang, tetapi respons sel T akibat D614G tetap efektif[6][13] Efikasi: berkurang terhadap penyakit bergejala,[F] tetap terhadap gejala berat[13]
Gamma P.1 VOC‑21JAN‑02 20J (V3) Brasil 02020-11-01Nov 2020 02021-01-1515 Jan 2021[27][28] K417T, E484K, N501Y[17] +38% (29–48%)[19] Kemungkinan meningkat[13] +50% (CrI 50%, 20–90%)[G][I] Berkurang[6] Tetap untuk sebagian[J]
Delta B.1.617.2 VOC‑21APR‑02 21A India 02020-10-01Okt 2020 02021-05-066 Mei 2021[31] L452R, T478K, P681R[32] +97% (76–117%)[19] +85% (39–147%) relatif terhadap Alpha[L] +137% (50–230%)[K]
Tingkat fatalitas kasus 0,04% untuk kelompok usia < 50 yang belum divaksinasi, 6,5% untuk kelompok usia > 50 yang belum divaksinasi[21]
Terjadi infeksi ulang dengan laju kemunculan yang lebih kecil daripada infeksi kepada yang divaksinasi[M][35][36] Pengurangan efikasi untuk gejala tak berat[13][36][N]

Legenda:   Risiko sangat tinggi   Risiko tinggi   Risiko menengah   Risiko rendah   Risiko tak diketahui

Catatan kaki

  1. ^ Format nama diperbarui pada Maret 2021 yang mengubah tahun dari empat angka ke dua angka dan bulan dari dua angka ke tiga huruf, misal VOC-202101-02 menjadi VOC-21JAN-02.[7]
  2. ^ Efikasi infeksi alami terhadap infeksi ulang bila ada
  3. ^ a b c B.1.1.7 dengan E484K dianggap hanya berbeda dari B.1.1.7 dalam aktivitas antibodi penetral.[9]
  4. ^ a b 23 November 2020–31 Januari 2021, Inggris.[20]
  5. ^ B.1.1.7 dengan E484K belum menerima label WHO dan didaftarkan di sini dengan label yang sama dengan induk keturunannya, B.1.1.7.
  6. ^ Oxford-AstraZeneca, NovaVax.
  7. ^ Selang kepercayaan (confidence interval) dan selang kepercayaan Bayes (credible interval) yang dilaporkan memiliki probabilitas yang rendah sehingga nilai estimasi hanya dapat dipahami sebagai mungkin dan bukan sering ataupun pasti.
  8. ^ a b Perbedaan bisa muncul akibat perbedaan kebijakan dan intervensi yang diadopsi dalam tiap wilayah yang diteliti pada waktu yang berbeda, kapasitas sistem kesehatan setempat, atau perbedaan varian yang menyebar pada waktu dan di tempat penelitian.
  9. ^ Maret 2020 s.d. Februari 2021, Manaus.[29] Hasil pendahuluan dari sebuah penelitian di bagian selatan Brasil menemukan bahwa garis keturunan P.1 meningkatkan mortalitas terlebih pada orang muda yang sehat. Dalam kelompok tanpa penyakit bawaan sebelumnya, varian ini ditemukan dapat meningkatkan mortalitas sampai 490% (220–985%) untuk laki-laki kelompok usia 20–39, 465% (190–1003%) untuk perempuan kelompok usia 20–39, dan 670% (401–1083%) untuk perempuan kelompok usia 40–59.[30][H]
  10. ^ Kecuali Pfizer–BioNTech.[8]
  11. ^ a b 7 Februari 2021 s.d. 22 Juni 22, 2021, Ontario.[34]
  12. ^ 1 April 2021 s.d. 6 Juni 2021, Skotlandia.[33] Penelitian pendahuluan lainnya di Ontario menemukan bahwa rawat inap akibat varian Delta meningkat 120% relatif terhadap garis keturunan non-VOC.[K][H]
  13. ^ Penelitian di Israel melacak 46.035 yang sembuh, tetapi belum divaksinasi, dan 46.035 orang yang telah divaksinasi pada sebaran usia yang sama untuk membandingkan kemunculan infeksi pada waktu selanjutnya. Terdapat 640 infeksi pada kelompok tervaksinasi dan 108 infeksi pada kelompok yang sembuh, tetapi belum divaksinasi.
  14. ^ Pengurangan menengah untuk neutralisasi dengan Covaxin.[37]

Penamaan

sunting
Penamaan SARS-CoV-2[38]
Garis keturunan Pango[39] Catatan untuk Pangolin[40] Klad Nextstrain,[41] 2021[42] Klad GISAID Varian tercatat
A.1–A.6 19B S Berisi "deret urut acuan" WIV04/2019[43]
B.3–B.7, B.9, B.10, B.13–B.16 19A L
O[b]
B.2 V
B.1 B.1.5–B.1.72 20A G Garis keturunan B.1 dalam sistem penamaan Pangolin, termasuk Delta/B.1.617[32][44]
B.1.9, B.1.13, B.1.22, B.1.26, B.1.37 GH
B.1.3–B.1.66 20C Termasuk Epsilon/B.1.427/B.1.429/CAL.20C]] dan Eta/B.1.525[6][45]
20G Banyak di AS, Feb '21[45]
20H Termasuk Beta/B.1.351 disebut juga garis keturunan 20H/501Y.V2 atau 501.V2
B.1.1 20B GR Termasuk B.1.1.207[butuh rujukan]
20D
20J Termasuk Gamma/P.1 dan Zeta/P.2[butuh rujukan]
20F
20I Termasuk Alpha/B.1.1.7 disebut juga VOC-202012/01, VOC-20DEC-01, atau 20I/501Y.V1
B.1.177 20E (EU1)[42] GV[b] Turunan dari 20A[42]

Varian SARS-CoV-2 dikelompokkan berdasarkan garis keturunan dan mutasi komponennya.[47] Namun, per Juli 2021, belum ada penamaan yang konsisten untuk varian-varian ini.[48] Banyak organisasi, termasuk pemerintah dan surat kabar, merujuknya dengan tempat pertama kali varian itu ditemukan.[49][50]

Setelah membahas berbulan-bulan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan nama-nama dari huruf Yunani untuk galur penting pada 31 Mei 2021[51] agar tiap varian bisa dirujuk dengan mudah tanpa menimbulkan stigma.[52][53] Keputusan ini juga menimbang kritikan dari negara-negara terhadap penggunaan nama negara untuk merujuk varian; WHO menyinggung potensi munculnya stigma akibat penggunaan nama negara.[54]

Meskipun ada ribuan varian SARS-CoV-2,[55] varian-varian ini bisa dikelompokkan menjadi garis keturunan atau klad. Beberapa penamaan klad berbeda untuk SARS-CoV-2 telah diusulkan.[c]

  • Per Januari 2021, GISAID—mengacu pada SARS-CoV-2 sebagai hCoV-19—mengidentifikasi delapan klad (S, O, L, V, G, GH, GR, dan GV).[56]
  • Per Juni 2021, Nextstrain (Hadfield dkk.) mengidentifikasi tiga belas klad (19A–19B, 20A–20J, dan 21A).[57]
  • Per Agustus 2021, Pangolin (Rambaut dkk.) telah membuat 1.340 garis keturunan.[58][59]
  • Dalam artikel tahun 2020 di International Journal of Infectious Diseases, Guan dkk. mengidentifikasi lima klad global (G614, S84, V251, I378, dan D392).

Tiap badan penelitian dan pengembangan kesehatan juga bisa membuat sistem penamaan sendiri untuk melacak varian tertentu. Misalnya, Badan Kesehatan Masyarakat Inggris menamai tiap varian berdasarkan tahun, bulan, dan nomor dalam format [TT] [BBB]-[NN] dengan awalan "VUI" (variant under investigation) atau "VOC" (variant of concern).[7]

Deret urutan rujukan

sunting

Karena pasien nol penyakit ini belum diketahui, pilihan deret urutan acuan bersifat sebarang, antara lain sebagai berikut:

  • Deret urutan pertama, Wuhan-1, diambil pada 24 Desember 2019.[60]
  • Salah satu kelompok (Sudhir Kumar dkk.)[60] merujuk kepada genom acuan NCBI (GenBankID: NC_045512; GISAID ID: EPI_ISL_402125).[61] Sampel ini diambil pada 26 Desember 2019.[62] Meski demikian, mereka juga memakai genom acuan GISAID WIV04 (ID: EPI_ISL_402124)[63] dalam analisis mereka.[64]
  • Menurut sumber lainnya (Zhukova dkk.), deret urutan WIV04/2019 yang termasuk klad S GISAID, garis keturunan A Pangolin, dan klad 19B Nextstrain kemungkinan menggambarkan pengurutanan genom virus asli yang menginfeksi manusia dan dikenal sebagai "urutan nol". Urutan ini dipakai secara luas dan menjadi urutan rujukan, khususnya yang bekerja sama dengan GISAID.[43] Sampel ini diambil pada 30 Desember 2019.[65]

Kriteria pencatatan

sunting

Pada umumnya, virus mengalami mutasi sepanjang waktu sehingga muncul varian-varian baru. Ketika varian baru tampak berkembang dalam suatu populasi, ia dapat ditandai sebagai "varian yang sedang muncul". Untuk kasus SARS-CoV-2, garis keturunan baru sering berbeda satu sama lain hanya pada beberapa nukleotida.[47]

Beberapa potensi dampak dari varian yang baru muncul adalah sebagai berikut:[17][66]

  • Peningkatan kemampuan penularan
  • Peningkatan morbiditas
  • Peningkatan mortalitas
  • Kemampuan menghindari deteksi uji diagnostik
  • Penurunan kerentanan terhadap obat antivirus (bila sudah ada)
  • Penurunan kerentanan terhadap antibodi penetral, baik terapeutik (misal plasma konvalesen atau antibodi monoklonal) maupun dalam laboratorium
  • Kemampuan menghindari kekebalan alami (misal infeksi ulang)
  • Kemampuan menyerang orang yang telah divaksinasi
  • Peningkatan risiko keadaan tertentu, seperti gejala peradangan multisistem atau Covid-19 jangka panjang
  • Peningkatan daya tarik untuk demografi atau kelompok klinis tertentu, misal anak-anak atau orang luluh imun

Varian yang tampak memenuhi setidaknya salah satu kriteria di atas dapat ditandai sebagai calon "varian dalam investigasi" atau "varian yang diperhatikan" untuk dipastikan dan disahkan. Ciri utama varian yang diperhatikan adalah peningkatan proporsi klaster baru. Namun, ia juga harus memiliki prevalensi atau perluasan skala nasional yang terbatas; kalau skalanya lebih luas, ia bisa dinaikkan menjadi "varian yang diwaspadai".[7][67]

Varian yang diwaspadai (WHO)

sunting

Berikut adalah varian yang diwaspadai (variants of concern/VOC) yang saat ini dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).[5]

Alpha (garis keturunan B.1.1.7)

sunting

Garis keturunan B.1.1.7,[68] disebut juga 20I/501Y.V1 atau Variant of Concern 202012/01 (VOC-202012/01),[69] sebelumnya dikenal sebagai Variant Under Investigation pertama pada Desember 2020 (VUI-202012/01), pertama kali terdeteksi pada Oktober 2020 selama pandemi Covid-19 di Britania Raya dari sampel yang diambil bulan sebelumnya.[70] Sejak itu, prevalensinya menjadi dua kali lipat setiap 6,5 hari, perkiraan interval generasinya.[71][72] Varian ini berkorelasi dengan peningkatan yang signifikan pada tingkat infeksi Covid-19 di Britania Raya. Peningkatan ini diperkirakan setidaknya sebagian karena mutasi N501Y. Pada tanggal 2 Maret 2021, Indonesia melaporkan kasus pertamanya untuk varian ini.[73][74][75]

Beta (garis keturunan B.1.351)

sunting

Varian 501.V2, disebut juga 20H/501Y.V2, VOC-202012/02, atau garis keturunan B.1.351,[76] pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan dilaporkan oleh departemen kesehatan negara itu pada tanggal 18 Desember 2020.[77] Peneliti dan pejabat melaporkan bahwa prevalensi varian tersebut lebih tinggi di antara orang muda tanpa penyebab yang jelas dan, dibandingkan dengan varian lain, varian ini lebih sering mengakibatkan penyakit serius dalam kasus tersebut.[78][79] Departemen Kesehatan Afrika Selatan juga mengindikasikan bahwa varian tersebut mungkin mendorong gelombang kedua pandemi Covid-19 di negara tersebut karena varian tersebut menyebar lebih cepat daripada varian virus sebelumnya lainnya.[77][78]

Gamma (garis keturunan P.1)

sunting

Delta (garis Keturunan B.1.617.2)

sunting

Varian Delta SARS-CoV-2, juga dikenal sebagai B.1.617.2,[d] adalah sebuah varian SARS-CoV-2 bergaris keturunan B.1.617, virus yang menyebabkan Covid-19.[81] Varian tersebut dinamai varian Delta oleh WHO melalui sistem penamaan baru yang diperkenalkan pada 31 Mei 2021.[82] Varian tersebut pertama kali terdeteksi di India pada akhir 2020.[83][84]

Varian ini bertanggung jawab terhadap sebagian peningkatan kasus pada gelombang kedua pandemi di India yang dimulai sejak Februari 2021.[85][86][87]

Varian yang diperhatikan (WHO)

sunting

Berikut adalah varian yang diperhatikan (variants of interest/VOI) yang saat ini dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).[5]

Lambda (garis keturunan C.37)

sunting

Mu (garis keturunan B.1.621)

sunting

Varian yang diperhatikan sebelumnya

sunting


Epsilon (garis keturunan B.1.429, B.1.427, CAL.20C)

sunting

Zeta (garis keturunan P.2)

sunting

Eta (garis keturunan B.1.525)

sunting

Theta (garis keturunan P.3)

sunting

Iota (garis keturunan B.1.526)

sunting

Kappa (garis keturunan B.1.617.1)

sunting

Varian dalam pengawasan (WHO)

sunting

Varian dalam pengawasan (variants under monitoring/VUM) adalah varian yang memiliki perubahan genetik yang diduga memengaruhi karakteristik virus dan tanda-tanda risiko pada masa depan, tetapi tanpa bukti fenotipe dan epidemiologi yang cukup, sehingga membutuhkan pengawasan yang lebih dan penilaian berulang setelah penemuan bukti baru.[5]

Per 24 Oktober 2021[5]
Garis keturunan Pango Klad GISAID Klad Nextstrain Sampel paling awal Tanggal penamaan Catatan
R.1 GR 01-2021 07-04-2021
B.1.466.2 GH 11-2020 28-04-2021 Pertama kali ditemukan di Indonesia.
B.1.1.318 GR 01-2021 02-06-2021
B.1.1.519 GR 20B/S.732A 11-2020 02-06-2021
C.36.3 GR 01-2021 16-06-2021
B.1.214.2 G 11-2020 30-06-2021
B.1.427
B.1.429
GH/452R.V1 21C 03-2020 06-07-2021 Varian Epsilon. Pertama kali ditemukan di Amerika Serikat.
B.1.1.523 GR 05-2020 14-07-2021
B.1.619 G 05-2020 14-07-2021
B.1.620 G 20A/S.126A 11-2020 14-07-2021
C.1.2 GR 05-2021 01-09-2021 Pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.
B.1.617.1 G/452R.V3 21B 10-2020 20-09-2021 Varian Kappa. Pertama kali ditemukan di India.
B.1.526 GH/253G.V1 21F 11-2020 20-09-2021 Varian Iota. Pertama kali ditemukan di Amerika Serikat.
B.1.525 G/484K.V3 21D 12-2020 20-09-2021 Varian Eta.
B.1.630 GH 03-2021 12-10-2021 Pertama kali ditemukan di Republik Dominika.

Mutasi penting

sunting


Mutasi N439K berarti perubahan dari asparagina (N) menjadi lisina (K) pada posisi asam amino 439.[88][89] Mutasi ini diyakini pertama kali ditemukan pada musim semi tahun 2020 di Skotlandia.[90] Mutasi ini menghilang selama pembatasan sosial di negara tersebut. Namun, mutasi ini ditemukan pula di Rumania, Norwegia, Swiss, Irlandia, Belgia, Jerman, dan Britania Raya.[91] Mutasi ini telah masuk ke Indonesia sejak bulan November 2020.[92][93]

Mutasi E484K berarti perubahan dari asam glutamat (E) menjadi lisina (K) pada posisi asam amino 484.[94] Mutasi ini dilaporkan termasuk mutasi kabur, yaitu mutasi yang memudahkan virus untuk kabur dari sistem kekebalan tubuh inangnya,[95][96] dari setidaknya satu bentuk antibodi monoklonal terhadap SARS-CoV-2.[97] Mutasi E484K ada dalam varian garis keturunan P.1 (Jepang dan Manaus),[98] garis keturunan P.2 (Brazil, juga dikenal dengan B.1.1.248),[99] dan varian 501.V2 (Afrika Selatan).[97] Mutasi ini telah masuk ke Indonesia sejak bulan Februari 2021.[100][101]

Mutasi N501Y berarti perubahan dari asparagina (N) menjadi tirosina (Y) pada posisi asam amino 501.[102] Mutasi ini diyakini dapat meningkatkan kemampuan virus untuk mengikat sel manusia.[69] Mutasi N501Y ada dalam varian P.1 (Jepang dan Brazil),[97][98] Variant of Concern 202012/01 (Britania Raya), 501.V2 (Afrika Selatan), dan COH.20G/501Y (Columbus, Ohio).

Penyebaran lintas spesies

sunting

Cluster 5

sunting

Cluster 5, juga disebut sebagai ΔFVI-spike oleh State Serum Institute (SSI) Denmark, ditemukan di Jutlandia Utara, Denmark, dan diyakini telah menyebar dari mink ke manusia melalui peternakan bulu. Pada 4 November 2020, diumumkan bahwa populasi cerpelai di Denmark akan dimusnahkan untuk mencegah kemungkinan penyebaran mutasi ini dan mengurangi risiko terjadinya mutasi baru. Karantina wilayah dan pembatasan perjalanan diberlakukan di tujuh kota di Jutlandia Utara untuk mencegah penyebaran mutasi yang dapat membahayakan tanggapan nasional atau internasional terhadap pandemi Covid-19.[103]

Lihat pula

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ Tabel ini disusun berdasarkan berbagai pelacak[5][6][7][8][9] dan laporan periodik.[10][11][12]
  2. ^ a b Dalam sumber lain, GISAID memberi nama himpunan 7 klad tanpa klad O, tetapi dengan klad GV.[46]
  3. ^ Menurut WHO, "Garis keturunan atau klad dapat didefinisikan berdasarkan virus yang memiliki leluhur yang sama secara filogenetik."[48]
  4. ^ Nama lainnya meliputi:
    G/452R.V3[80]
    varian India

Referensi

sunting
  1. ^ Shahhosseini, N., Wong, G., Kobinger, G.P., dan Chinikar, S. (Juni 2021). "SARS-CoV-2 Spillover Transmission due to Recombination Event". Gene Reports. 23: 101045. doi:10.1016/j.genrep.2021.101045. 
  2. ^ Shahhosseini, Nariman; Babuadze, George; Wong, Gary; Kobinger, Gary (2021). "Mutation Signatures and In Silico Docking of Novel SARS-CoV-2 Variants of Concern". Microorganisms. 9 (5): 926. doi:10.3390/microorganisms9050926 . Diakses tanggal 4 Mei 2021. 
  3. ^ Tao, Kaiming; Tzou, Philip L.; Nouhin, Janin; Gupta, Ravindra K.; de Oliveira, Tulio; Kosakovsky Pond, Sergei L.; Fera, Daniela; Shafer, Robert W. (17 September 2021). "The biological and clinical significance of emerging SARS-CoV-2 variants". Nature Reviews Genetics. doi:10.1038/s41576-021-00408-x. 
  4. ^ "SARS-CoV-2 variants: risk assessment framework" (PDF). GOV.UK (dalam bahasa Inggris). Government Digital Service. Public Health England. 22 Mei 2021. GOV-8426. Diakses tanggal 22 Juni 2021. 
  5. ^ a b c d e "Tracking SARS-CoV-2 variants". who.int (dalam bahasa Inggris). Organisasi Kesehatan Dunia. Diakses tanggal 22 Juni 2021.  Diperbarui berkala.
  6. ^ a b c d e f "SARS-CoV-2 Variant Classifications and Definitions". CDC.gov (dalam bahasa Inggris). Centers for Disease Control and Prevention. 11 Februari 2020. Diakses tanggal 18 Juni 2021.  Diperbarui berkala.
  7. ^ a b c d e "Variants: distribution of cases data". Public Health England (dalam bahasa Inggris). Government Digital Service. Diakses tanggal 16 Februari 2021.  Diperbarui berkala. Data hingga 19 Mei 2021 dimasukkan ke dalam pembaruan 2 Juli 2021.
  8. ^ a b c d "Living Evidence – SARS-CoV-2 variants". Agency for Clinical Innovation. nsw.gov.au (dalam bahasa Inggris). Kementerian Kesehatan (New South Wales). 23 Juli 2021. Diakses tanggal 22 Maret 2021.  Diperbarui berkala.
  9. ^ a b "SARS-CoV-2 variants of concern". ECDC.eu (dalam bahasa Inggris). European Centre for Disease Prevention and Control. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-16. Diakses tanggal 12 Mei 2021.  Diperbarui berkala
  10. ^ "Coronavirus Disease (COVID-19) Situation Reports". who.int (dalam bahasa Inggris). Organisasi Kesehatan Dunia. Diakses tanggal 14 Juni 2021.  Diperbarui berkala.
  11. ^ "Investigation of SARS-CoV-2 variants of concern: technical briefings". GOV.UK (dalam bahasa Inggris). Government Digital Service. Public Health England. Diakses tanggal 15 Juni 2021.  Diperbarui berkala.
  12. ^ "Investigation of SARS-CoV-2 variants of concern: variant risk assessments". GOV.UK (dalam bahasa Inggris). Government Digital Service. Public Health England. Diakses tanggal 19 Juni 2021.  Diperbarui berkala.
  13. ^ a b c d e f g Weekly epidemiological update on COVID-19 - 20 July 2021 (Situation report) (dalam bahasa Inggris). Organisasi Kesehatan Dunia. 20 Juli 2021. Diakses tanggal 24 Juli 2021. 
  14. ^ Weekly epidemiological update on COVID-19 - 22 June 2021 (Situation report) (dalam bahasa Inggris). Organisasi Kesehatan Dunia. 22 Juni 2021. Diakses tanggal 26 Juni 2021. 
  15. ^ Rambaut, A., Loman, N., Pybus, O., Barclay, W., Barrett, J., Carabelli, A., Connor, T., Peacock, T., Robertson, D.L., dan Volz, E. (18 Desember 2020). "Preliminary genomic characterisation of an emergent SARS-CoV-2 lineage in the UK defined by a novel set of spike mutations". Virological (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 Juni 2021. 
  16. ^ Investigation of novel SARS-COV-2 variant, technical briefing 1 (PDF) (Briefing). Public Health England. 21 Desember 2020. Diakses tanggal 6 Juni 2021. 
  17. ^ a b c d e "Emerging SARS-CoV-2 Variants". CDC.gov (dalam bahasa Inggris). Centers for Disease Control and Prevention. 28 Januari 2021. Diakses tanggal 4 Januari 2021.    Artikel ini memuat teks dari sumber tersebut, yang berada dalam ranah publik.
  18. ^ Chand et al. (2020), hlm. 6, Potential impact of spike variant N501Y.
  19. ^ a b c d Campbell, F., Archer, B., Laurenson-Schafer, H., Jinnai, Y., Konings, F., Batra, N., Pavlin, B., Vandemaele, K., Van Kerkhove, M.D., Jombart, T., Morgan, O., dan le Polain de Waroux, O. (Juni 2021). "Increased transmissibility and global spread of SARS-CoV-2 variants of concern as at June 2021". Euro Surveillance. 26 (24): 2100509. doi:10.2807/1560-7917.ES.2021.26.24.2100509. 
  20. ^ Nyberg, T., Twohig, K.A., Harris, R.J., Seaman, S.R., Flannagan, J., Allen, H., Charlett, A., De Angelis, D., Dabrera, G., dan Presanis, A.M. (Juni 2021). "Risk of hospital admission for patients with SARS-CoV-2 variant B.1.1.7: cohort analysis". BMJ. 373: n1412. doi:10.1136/bmj.n1412. 
  21. ^ a b "SARS-CoV-2 variants of concern and variants under investigation in England Technical Briefing 21" (PDF). Public Health England (dalam bahasa Inggris). 20 Agustus 2021. hlm. 16 dan 22. Diakses tanggal 29 Agustus 2021. 
  22. ^ Investigation of novel SARS-CoV-2 variant 202012/01, technical briefing 5 (PDF) (Briefing). Public Health England. 2 Februari 2021. GW-1905. Diakses tanggal 14 Juni 2021. 
  23. ^ Investigation of SARS-CoV-2 variants of concern in England, technical briefing 6 (PDF) (Laporan teknis). Public Health England. 13 Februari 2021. GW-1934. Diakses tanggal 6 Juni 2021. 
  24. ^ Chand dkk. (2020), hlm. 6, Potential impact of spike variant N501Y.
  25. ^ a b Collier DA, De Marco A, Ferreira IA, Meng B, Datir RP, Walls AC, et al. (Mei 2021). "Sensitivity of SARS-CoV-2 B.1.1.7 to mRNA vaccine-elicited antibodies". Nature (Published). 593 (7857): 136–141. doi:10.1038/s41586-021-03412-7 . We therefore generated pseudoviruses that carried the B.1.1.7 spike mutations with or without the additional E484K substitution and tested these against sera obtained after the first and second dose of the BNT162b2 mRNA vaccine as well as against convalescent sera. After the second vaccine dose, we observed a considerable loss of neutralising activity for the pseudovirus with the B.1.1.7 spike mutations and E484K (Fig. 3d, e). The mean fold change for the E484K-containing B.1.1.7 spike variant was 6.7 compared with 1.9 for the B.1.1.7 variant, relative to the wild-type spike protein (Fig. 3a–c and Extended Data Fig. 5). Similarly, when we tested a panel of convalescent sera with a range of neutralisation titres (Fig. 1f, g and Extended Data Fig. 5), we observed additional loss of activity against the mutant B.1.1.7 spike with E484K, with fold change of 11.4 relative to the wild-type spike protein (Fig. 3f, g and Extended Data Fig. 5). 
  26. ^ Horby, P., Barclay, W., dan Huntley, C. (13 Januari 2021). NERVTAG paper: brief note on SARS-CoV-2 variants (Note). Public Health England. Diakses tanggal 6 Juni 2021. 
  27. ^ "Confirmed cases of COVID-19 variants identified in UK". GOV.UK. Public Health England. 15 Januari 2021. Diakses tanggal 5 Maret 2021. 
  28. ^ Horby, P., Barclay, W., Gupta, R., dan Huntley, C. (27 Januari 2021). NERVTAG paper: note on variant P.1 (Note) (dalam bahasa Inggris). Public Health England. Diakses tanggal 6 Juni 2021. 
  29. ^ Faria NR, Mellan TA, Whittaker C, Claro IM, Candido DD, Mishra S, et al. (Mei 2021). "Genomics and epidemiology of the P.1 SARS-CoV-2 lineage in Manaus, Brazil". Science. 372 (6544): 815–821. Bibcode:2021Sci...372..815F. doi:10.1126/science.abh2644 . Within this plausible region of parameter space, P.1 can be between 1.7 and 2.4 times more transmissible (50% BCI, 2.0 median, with a 99% posterior probability of being >1) than local non-P1 lineages and can evade 21 to 46% (50% BCI, 32% median, with a 95% posterior probability of being able to evade at least 10%) of protective immunity elicited by previous infection with non-P.1 lineages, corresponding to 54 to 79% (50% BCI, 68% median) cross-immunity ... We estimate that infections are 1.2 to 1.9 times more likely (50% BCI, median 1.5, 90% posterior probability of being >1) to result in mortality in the period after the emergence of P.1, compared with before, although posterior estimates of this relative risk are also correlated with inferred cross-immunity. More broadly, the recent epidemic in Manaus has strained the city's health care system, leading to inadequate access to medical care. We therefore cannot determine whether the estimated increase in relative mortality risk is due to P.1 infection, stresses on the Manaus health care system, or both. Detailed clinical investigations of P.1 infections are needed. 
  30. ^ Freitas AR, Lemos DR, Beckedorff OA, Cavalcanti LP, Siqueira AM, Mello RC, et al. (19 April 2021). "The increase in the risk of severity and fatality rate of covid-19 in southern Brazil after the emergence of the Variant of Concern (VOC) SARS-CoV-2 P.1 was greater among young adults without pre-existing risk conditions". medRxiv (Preprint). doi:10.1101/2021.04.13.21255281. Diakses tanggal 23 Mei 2021. Female 20 to 39 years old, with no pre-existing risk conditions, were at risk of death 5.65 times higher in February (95% CI, 2.9-11.03; p < 0.0001) and in the age group of 40 and 59 years old, this risk was 7.7 times higher (95% CI, 5.01-11.83; p < 0.0001) comparing with November–December. ... The heterogeneity observed between the age groups was greater when we analysed the subgroup of the population without preexisting risk conditions where we found that the CFR in the female sex in the second wave was 1.95 times (95% CI, 1.38-2.76) the CFR of the first wave in the population over 85 years old and was 7.7 times (95% CI, 5.01-11.83; p < 0.0001) in the population between 40 and 59 years old. In the male population without previous diseases, the CFR in the second wave was 2.18 (95% CI, 1.62-2.93) times the CFR of the first wave in the population over 85 years old and 5.9 (95% CI, 3.2-10.85; p < 0, 0001) higher in the range between 20 and 39 years old. 
  31. ^ SARS-CoV-2 variants of concern and variants under investigation in England, technical briefing 10 (PDF) (Briefing). Public Health England. 7 Mei 2021. GOV-8226. Diakses tanggal 6 Juni 2021. 
  32. ^ a b "SARS-CoV-2 Variant Classifications and Definitions". CDC.gov (dalam bahasa Inggris). Centers for Disease Control and Prevention. 29 Juni 2021. Diakses tanggal 19 Februari 2021.  Diperbarui berkala.
  33. ^ Sheikh, A., McMenamin, J., Taylor, B., dan Robertson, C. (Juni 2021). "SARS-CoV-2 Delta VOC in Scotland: demographics, risk of hospital admission, and vaccine effectiveness". Lancet. 397 (10293): 2461–2462. doi:10.1016/S0140-6736(21)01358-1. 
  34. ^ Fisman, D. dan Tuite, A. (12 Juli 2021). "Progressive Increase in Virulence of Novel SARS-CoV-2 Variants in Ontario, Canada" (PDF). medRxiv (Preprint). doi:10.1101/2021.07.05.21260050. Diakses tanggal 16 September 2021. 
  35. ^ Gazit, S. (25 Agustus 2021). "Comparing SARS-CoV-2 natural immunity to vaccine-induced immunity: reinfections versus breakthrough infections" (PDF). medRxiv. doi:10.1101/2021.08.24.21262415. 
  36. ^ a b Risk assessment for SARS-CoV-2 variant Delta (PDF) (Assessment). Public Health England. 23 Juli 2021. Diakses tanggal 24 Juli 2021. 
  37. ^ Yadav, P.D., Sapkal, G.N., Abraham, P., Ella, R., Deshpande, G., Patil, D.Y., Nyayanit, D.A., Gupta, N., Sahay, R.R., Shete, A.M., Panda, S., Bhargava, B., dan Mohan, V.K. (Mei 2021). "Neutralization of variant under investigation B.1.617 with sera of BBV152 vaccinees". Clinical Infectious Diseases. Oxford University Press (ciab411). doi:10.1093/cid/ciab411. 
  38. ^ Tabel ini adalah adaptasi dan pengembangan dari Alm et al. (2020), bagan 1.
  39. ^ Rambaut A, Holmes EC, O'Toole Á, Hill V, McCrone JT, Ruis C, et al. (November 2020). "A dynamic nomenclature proposal for SARS-CoV-2 lineages to assist genomic epidemiology". Nature Microbiology. 5 (11): 1403–1407. doi:10.1038/s41564-020-0770-5 .  Dikutip dalam Alm et al. (2020).
  40. ^ Alm E, Broberg EK, Connor T, Hodcroft EB, Komissarov AB, Maurer-Stroh S, et al. (The WHO European Region sequencing laboratories and GISAID EpiCoV group) (August 2020). "Geographical and temporal distribution of SARS-CoV-2 clades in the WHO European Region, January to June 2020". Euro Surveillance. 25 (32). doi:10.2807/1560-7917.ES.2020.25.32.2001410. 
  41. ^ "Nextclade" (What are the clades?). nextstrain.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 19 Januari 2021. 
  42. ^ a b c Bedford, T., Hodcroft, B., dan Neher, R.A. (6 Januari 2021). "Updated Nextstrain SARS-CoV-2 clade naming strategy". nextstrain.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 19 Januari 2021. 
  43. ^ a b Zhukova, Anna; Blassel, Luc; Lemoine, Frédéric; Morel, Marie; Voznica, Jakub; Gascuel, Olivier (24 November 2020). "Origin, evolution and global spread of SARS-CoV-2". Comptes Rendus Biologies: 1–20. doi:10.5802/crbiol.29 . Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Februari 2021. Diakses tanggal 2 Maret 2021. 
  44. ^ "Genomic epidemiology of novel coronavirus – Global subsampling (Filtered to B.1.617)". nextstrain.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 5 Mei 2021. 
  45. ^ a b Zhang, W., Davis, B., Chen, S.S., Martinez, J.S., Plummer, J.T., dan Vail, E. (2021). "Emergence of a Novel SARS-CoV-2 Variant in Southern California". JAMA. 325 (13): 1324–1326. doi:10.1001/jama.2021.1612. Diakses tanggal 2 Oktober 2021. 
  46. ^ "clade tree (from 'Clade and lineage nomenclature')". GISAID (dalam bahasa Inggris). 4 Juli 2020. Diakses tanggal 7 Januari 2021. 
  47. ^ a b Tao, Kaiming; Tzou, Philip L.; Nouhin, Janin; Gupta, Ravindra K.; de Oliveira, Tulio; Kosakovsky Pond, Sergei L.; Fera, Daniela; Shafer, Robert W. (17 September 2021). "The biological and clinical significance of emerging SARS-CoV-2 variants". Nature Reviews Genetics: 1–17. doi:10.1038/s41576-021-00408-x. 
  48. ^ a b WHO Headquarters (8 Januari 2021). "3.6 Considerations for virus naming and nomenclature". SARS-CoV-2 genomic sequencing for public health goals: Interim guidance, 8 January 2021. Organisasi Kesehatan Dunia. hlm. 6. Diakses tanggal 2 Februari 2021. 
  49. ^ "Don't call it the 'British variant.' Use the correct name: B.1.1.7". STAT (dalam bahasa Inggris). 9 Februari 2021. Diakses tanggal 12 Februari 2021. 
  50. ^ Flanagan, R. (2 Februari 2021). "Why the WHO won't call it the 'U.K. variant', and you shouldn't either". CTV News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 12 Februari 2021. 
  51. ^ "Today, @WHO announces new, easy-to-say labels for #SARSCoV2 Variants of Concern (VOCs) & Interest (VOIs)" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 Juli 2021. 
  52. ^ Branswell, H. (31 Mai 2021). "The name game for coronavirus variants just got a little easier". Stat News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 28 Juni 2021. 
  53. ^ Organisasi Kesehatan Dunia (15 Januari 2021). "Statement on the sixth meeting of the International Health Regulations (2005) Emergency Committee regarding the coronavirus disease (COVID-19) pandemic" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 Januari 2021. 
  54. ^ "Covid: WHO renames UK and other variants with Greek letters". BBC News (dalam bahasa Inggris). 31 Mei 2021. Diakses tanggal 7 Juli 2021. 
  55. ^ Koyama, Takahiko; Platt, Daniela; Parida, Laxmi (Juni 2020). "Variant analysis of SARS-CoV-2 genomes". Bulletin of the World Health Organization. 98: 495–504. doi:10.2471/BLT.20.253591. We detected in total 65776 variants with 5775 distinct variants. 
  56. ^ "Global phylogeny, updated by Nextstrain" (dalam bahasa Inggris). GISAID. 18 Januari 2021. Diakses tanggal 19 Januari 2021. 
  57. ^ "Nextstrain COVID-19". Nextstrain (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 1 Juni 2021. 
  58. ^ "Lineage descriptions". cov-lineages.org (dalam bahasa Inggris). Tim Pango. Diakses tanggal 24 Desember 2020. 
  59. ^ Rambaut, A., Holmes, E.C., O'Toole, Á., Hill, V., McCrone, J.T., Ruis, C., du Plessis, L., dan Pybus, O.G. (Maret 2021). "Addendum: A dynamic nomenclature proposal for SARS-CoV-2 lineages to assist genomic epidemiology". Nature Microbiology. 6 (3): 415. doi:10.1038/s41564-021-00872-5. 
  60. ^ a b Kumar, S., Tao, Q., Weaver, S., Sanderford, M., Caraballo-Ortiz, M.A., Sharma, S., Pond, S.L., dan Miura, S. (Mei 2021). "An evolutionary portrait of the progenitor SARS-CoV-2 and its dominant offshoots in COVID-19 pandemic". Molecular Biology and Evolution. 38 (8): 3046–3059. doi:10.1093/molbev/msab118. 
  61. ^ Wu, F., Zhao, S., Yu, B., Chen, Y.M., Wang, W., Song, Z.G., Hu, Y., Tao, Z.W., Tian, J.H., Pei, Y.Y., Yuan, M.L., Zhang, Y.L., Dai, F.H., Liu, Y., Wang, Q.M., Zheng, J.J., Xu, L., Holmes, E.C., dan Zhang Y.Z. (Maret 2020). "A new coronavirus associated with human respiratory disease in China". Nature. 579 (7798): 265–269. Bibcode:2020Natur.579..265W. doi:10.1038/s41586-020-2008-3. 
  62. ^ Chiara, M., Horner, D.S., Gissi, C., dan Pesole, G. (Mei 2021). "Comparative Genomics Reveals Early Emergence and Biased Spatiotemporal Distribution of SARS-CoV-2". Molecular Biology and Evolution. 38 (6): 2547–2565. doi:10.1093/molbev/msab049. 
  63. ^ Zhou, P., Yang, X.L., Wang, X.G., Hu, B., Zhang, L., Zhang, W., Si, H.R., Zhu, Y., Li, B., Huang, C.L., Chen, H.D., Chen, J., Luo, Y., Guo, H., Jiang, R.D., Liu, M.Q., Chen, Y., Shen, X.R., Wang, X., Zheng, X.S., Zhao, K., Chen, Q.J., Deng, F., Liu, L.L., Yan, B., Zhan, F.X., Wang, Y.Y., Xiao, G.F., dan Shi, Z.L. (Maret 2020). "A pneumonia outbreak associated with a new coronavirus of probable bat origin". Nature. 579 (7798): 270–273. Bibcode:2020Natur.579..270Z. doi:10.1038/s41586-020-2012-7. 
  64. ^ Okada, P., Buathong, R., Phuygun, S., Thanadachakul, T., Parnmen, S., Wongboot, W., Waicharoen, S., Wacharapluesadee, S., Uttayamakul, S., Vachiraphan, A., Chittaganpitch, M., Mekha, N., Janejai, N., Iamsirithaworn, S., Lee, R.T., dan Maurer-Stroh, S. (Februari 2020). "Early transmission patterns of coronavirus disease 2019 (COVID-19) in travellers from Wuhan to Thailand, January 2020". Euro Surveillance. 25 (8). doi:10.2807/1560-7917.ES.2020.25.8.2000097. 
  65. ^ "Official hCoV-19 Reference Sequence". www.gisaid.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 Mei 2021. 
  66. ^ IDSA Contributor (2 Februari 2021). "COVID "Mega-variant" and eight criteria for a template to assess all variants". Science Speaks: Global ID News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 20 Februari 2021. 
  67. ^ Griffiths, E., Tanner, J., Knox, N., Hsiao, W., dan Van Domselaar, G. (15 Januari 2021). "CanCOGeN Interim Recommendations for Naming, Identifying, and Reporting SARS-CoV-2 Variants of Concern" (PDF). CanCOGeN (nccid.ca) (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 25 Februari 2021. 
  68. ^ Rambaut, Andrew; Loman, Nick; Pybus, Oliver; Barclay, Wendy; Barrett, Jeff; Carabelli, Alesandro; Connor, Tom; Peacock, Tom; L. Robertson, David; Vol, Erik (2020). Preliminary genomic characterisation of an emergent SARS-CoV-2 lineage in the UK defined by a novel set of spike mutations (Laporan). Written on behalf of COVID-19 Genomics Consortium UK. Diakses tanggal 20 Desember 2020. 
  69. ^ a b Chand, Meera; Hopkins, Susan; Dabrera, Gavin; Achison, Christina; Barclay, Wendy; Ferguson, Neil; Volz, Erik; Loman, Nick; Rambaut, Andrew; Barrett, Jeff (21 Desember 2020). Investigation of novel SARS-COV-2 variant: Variant of Concern 202012/01 (PDF) (Laporan). Public Health England. Diakses tanggal 23 Desember 2020. 
  70. ^ CDC. "Emerging SARS-CoV-2 Variants" (dalam bahasa Inggris). Centers for Disease Control and Prevention. Diakses tanggal 4 Januari 2021.    Artikel ini memuat teks dari sumber tersebut, yang berada dalam ranah publik.
  71. ^ "New evidence on VUI-202012/01 and review of the public health risk assessment". khub.net (dalam bahasa Inggris). 15 Desember 2020. 
  72. ^ "COG-UK Showcase Event - YouTube" (dalam bahasa Inggris). YouTube. Diakses tanggal 25 Desember 2020. 
  73. ^ "Dua Kasus Mutasi Corona asal Inggris Ditemukan di Indonesia". CNN Indonesia. 2 Maret 2021. Diakses tanggal 2 Maret 2021. 
  74. ^ "Wamenkes Laporkan 2 Kasus Pertama Mutasi Corona B117 di Indonesia". detikcom. 2 Maret 2021. Diakses tanggal 2 Maret 2021. 
  75. ^ Rizal, Jawahir Gustav (2 Maret 2021). Sari Hardiyanto, Sari, ed. "Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Sudah Masuk Indonesia". Kompas.com. Diakses tanggal 2 Maret 2021. 
  76. ^ CDC. "Emerging SARS-CoV-2 Variants" (dalam bahasa Inggris). Centers for Disease Control and Prevention. Diakses tanggal 4 Januari 2021.    Artikel ini memuat teks dari sumber tersebut, yang berada dalam ranah publik.
  77. ^ a b "South Africa announces a new coronavirus variant". The New York Times (dalam bahasa Inggris). 18 Desember 2020. Diakses tanggal 20 Desember 2020. 
  78. ^ a b Wroughton, Lesley; Bearak, Max (18 Desember 2020). "South Africa coronavirus: Second wave fueled by new strain, teen 'rage festivals'". The Washington Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 20 Desember 2020. 
  79. ^ Mkhize, Dr Zwelini (18 December 2020). "Update on Covid-19 (18th December 2020)" (Siaran pers). South Africa. COVID-19 South African Online Portal. Diakses tanggal 23 Desember 2020. Our clinicians have also warned us that things have changed and that younger, previously healthy people are now becoming very sick. 
  80. ^ "COVID-19 Weekly Epidemiological Update (2 May 2021)" (PDF). reliefweb.int (dalam bahasa Inggris). Organisasi Kesehatan Dunia. Diakses tanggal 6 May 2021. 
  81. ^ "Confirmed cases of COVID-19 variants identified in UK". www.gov.uk (dalam bahasa Inggris). 15 April 2021. Diakses tanggal 2021-04-20.  Artikel ini menggabungkan teks yang dipublikasikan di bawah Open Government Licence v3.0.
  82. ^ "Covid: WHO renames UK and other variants with Greek letters". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2021-05-31. Diakses tanggal 2021-06-08. 
  83. ^ "Tracking of Variants". gisaid.org (dalam bahasa Inggris). GISAID. 26 April 2021. Diakses tanggal 30 May 2021. 
  84. ^ "Expert reaction to cases of variant B.1.617 (the 'Indian variant') being investigated in the UK". Science Media Centre (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 20 April 2021. 
  85. ^ WHO labels a Covid strain in India as a ‘variant of concern’ — here’s what we know, CNBC, 11 May 2021.
  86. ^ WHO says India Covid variant of 'global concern', BBC News, 11 May 2021.
  87. ^ India’s second COVID-19 wave, The Wire Science, 22 April 2021.
  88. ^ Mercatelli, Daniele; Triboli, Luca; Fornasari, Eleonora; Ray, Forest; Giorgi, Federico M. (18 November 2020). "Coronapp: A web application to annotate and monitor SARS‐CoV‐2 mutations". Journal of Medical Virology (dalam bahasa Inggris). doi:10.1002/jmv.26678 . 
  89. ^ Zhou, Wenyang; Xu, Chang; Wang, Pingping; Luo, Meng; Xu, Zhaochun; Cheng, Rui; Jin, Xiyun; Guo, Yu; Xue, Guangfu; Juan, Liran; Nie, Huan; Jiang, Qinghua (23 November 2020). "N439K variant in spike protein may alter the infection efficiency and antigenicity of SARS-CoV-2 based on molecular dynamics simulation" (dalam bahasa Inggris). bioRxiv. doi:10.1101/2020.11.21.392407. 
  90. ^ "Hunt on for future Covid mutations that cause treatments to lose potency". The Guardian (dalam bahasa Inggris). 20 Oktober 2020. Diakses tanggal 23 Desember 2020. 
  91. ^ Ian Sample, ed. (20 Oktober 2020). "Hunt on for future Covid mutations that cause treatments to lose potency". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 23 Desember 2020. 
  92. ^ "Eijkman Ungkap 48 Kasus Mutasi N439K Terdeteksi di Indonesia". CNN Indonesia. 12 Maret 2021. Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  93. ^ Vincent Fabian Thomas (13 Maret 2021). "48 Kasus Varian Baru COVID-19 N439K Ditemukan di Indonesia". Tirto.id. Diakses tanggal 19 Maret 2021. 
  94. ^ Greenwood, Michael (15 Januari 2021). ""What Mutations of SARS-CoV-2 are Causing Concern?"". News Medical Lifesciences (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 16 Januari 2021. 
  95. ^ "escape mutation" (dalam bahasa Inggris). HIV i-Base. 11 Oktober 2012. Diakses tanggal 19 Februari 2021. 
  96. ^ Wise, Jacqui (5 Februari 2021). "Covid-19: The E484K mutation and the risks it poses". The BMJ. 372: n359. doi:10.1136/bmj.n359 . ISSN 1756-1833. 
  97. ^ a b c "Brief report: New Variant Strain of SARS-CoV-2 Identified in Travelers from Brazil" (PDF) (Siaran pers). Jepang: NIID (National Institute of Infectious Diseases). 12 Januari 2021. Diakses tanggal 14 Januari 2021. 
  98. ^ a b "Genomic characterisation of an emergent SARS-CoV-2 lineage in Manaus: preliminary findings". Virological (dalam bahasa Inggris). 12 Januari 2021. Diakses tanggal 23 Januari 2021. 
  99. ^ Voloch, Carolina M.; F, Ronaldo da Silva; Almeida, Luiz G. P. de; Cardoso, Cynthia C.; Brustolini, Otavio J.; Gerber, Alexandra L.; Guimarães, Ana Paula de C.; Mariani, Diana; Costa, Raissa Mirella da; Ferreira, Orlando C.; Workgroup, Covid19-UFRJ (26 Desember 2020). "Genomic characterization of a novel SARS-CoV-2 lineage from Rio de Janeiro, Brazil". Le Phare de l'Esperanto (dalam bahasa Inggris). doi:10.1101/2020.12.23.20248598. ISSN 2024-8598 – via MedRxiv. 
  100. ^ Alam, Sarah Oktaviani (6 April 2021). "Mutasi 'Eek' Masuk Indonesia, Ini Dampaknya pada Efikasi Vaksin COVID-19". detikcom. Diakses tanggal 8 April 2021. 
  101. ^ Arbi, Ivany Atina (6 April 2021). Arbi, Ivany Atina, ed. "Kasus Mutasi Virus Corona E484K 'Eek' Ditemukan di Jakarta, Apa Itu?". Kompas.com. Diakses tanggal 8 April 2021. 
  102. ^ COG-UK update on SARS-CoV-2 Spike mutations of special interest: Report 1 (PDF) (Laporan). COVID-19 Genomics UK Consortium (COG-UK). 20 December 2020. hlm. 7. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Desember 2020. Diakses tanggal 31 Desember 2020. 
  103. ^ "De fleste restriktioner læmpes i Nordjylland" [Kebanyakan Pembatasan Sosial di Jutlandia Utara Dilonggarkan] (dalam bahasa Inggris). Sundheds- og Ældreministeriet. 19 November 2020. 

Bacaan lebih lanjut

sunting

Pranala luar

sunting