Panglima Tertinggi Tentara Nasional Indonesia
Panglima tertinggi tentara nasional Indonesia atau Panglima tertinggi TNI adalah sebuah Jabatan Militer non-formal yang dijabat oleh Presiden Republik Indonesia. Saat ini jabatan tersebut dijabat oleh Presiden Prabowo Subianto.
Panglima Tertinggi Tentara Nasional Republik Indonesia | |
---|---|
![]() | |
Gelar | Bapak Presiden (informal) Yang terhormat (formal) Paduka Yang Mulia (tidak digunakan lagi) |
Kediaman | Istana Negara Istana Merdeka Istana Bogor Istana Cipanas Istana Yogyakarta Istana Tampaksiring |
Masa jabatan | 5 tahun, dapat dipilih kembali 1 kali lagi |
Dibentuk | 18 Agustus 1945 |
Pejabat pertama | Soekarno |
Situs web | presidenri |
Landasan Hukum
suntingmenurut UUD 1945 Pasal 10 dijelaskan bahwa " Presiden memegang kekuasaan penuh atas Angkatan darat, Angkatan laut dan Angkatan Udara", hal ini menjelaskan peran presiden sebagai orang yang dapat berkuasa penuh dalam hal ini pada aspek operasional dan administratif pada setiap matra militer di Indonesia, namun peran ini ter desentralisasi dengan adanya posisi Panglima TNI.
Sejarah
suntingPresiden pertama yang mempopulerkan dirinya sebagai panglima tertinggi adalah Presiden Soekarno yang menyebut dirinya sebagai "Panglima tertinggi angkatan bersenjata". Namun setelah Bung Karno lengser, jabatan Panglima tertinggi masih tetap ada secara operasional namun secara seremonial tidak pernah disebutkan lagi, dan pada akhirnya pada Amandemen UUD 1945 fraksi Partai Golkar di MPR menyarankan bahwa jabatan panglima tertinggi hanya diadakan saat masa perang dan ketika masa damai urusan TNI diserahkan kepada Panglima TNI.
Daftar Panglima Tertinggi
suntingBerikut merupakan daftar Panglima Tertinggi Indonesia.
Panglima Tertinggi | Potret | Mulai menjabat | Selesai menjabat | Partai | Wakil Panglima Tertinggi | Periode | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Soekarno (1901–1970) |
18 Agustus 1945 | 12 Maret 1967 | Non Partisan | Mohammad Hatta (1945–1956) |
1 | ||
Lowong | ||||||||
2 | Soeharto (Pejabat Presiden)[1] |
12 Maret 1967 | 27 Maret 1968 | Golongan Karya | ||||
Soeharto (1921–2008) |
27 Maret 1968 | 23 Maret 1973 | 2 | |||||
23 Maret 1973 | 22 Maret 1978 | Hamengkubuwana IX | 3 | |||||
22 Maret 1978 | 10 Maret 1983 | Adam Malik | 4 | |||||
10 Maret 1983 | 10 Maret 1988 | Umar Wirahadikusumah | 5 | |||||
10 Maret 1988 | 10 Maret 1993 | Sudharmono | 6 | |||||
10 Maret 1993 | 10 Maret 1998 | Try Sutrisno | 7 | |||||
10 Maret 1998 | 21 Mei 1998 | B. J. Habibie | 8 | |||||
3 | B. J. Habibie (1936–2019) |
21 Mei 1998 | 20 Oktober 1999 | Golongan Karya | Lowong | |||
4 | Abdurrahman Wahid (1940–2009) |
20 Oktober 1999 | 23 Juli 2001 | Partai Kebangkitan Bangsa | Megawati Soekarnoputri | 9 (1999) | ||
5 | Megawati Soekarnoputri (1946–) |
23 Juli 2001 | 20 Oktober 2004 | Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan | Hamzah Haz | |||
6 | Susilo Bambang Yudhoyono (1949–) |
20 Oktober 2004 | 20 Oktober 2009 | Partai Demokrat | Jusuf Kalla | 10 (2004) | ||
20 Oktober 2009 | 20 Oktober 2014 | Boediono | 11 (2009) | |||||
7 | Joko Widodo (1961–) |
20 Oktober 2014 | 20 Oktober 2019 | Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan | Jusuf Kalla | 12 (2014) | ||
20 Oktober 2019 | 20 Oktober 2024 | Ma'ruf Amin | 13 (2019) |
- Legenda
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkan kategori. Tag ini diberikan pada Desember 2022. |