Mojosari, Mojokerto

ibu kota Kabupaten Mojokerto, Indonesia
(Dialihkan dari Kota Mojosari)

Mojosari adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Mojokerto. Mojosari secara de jure merupakan ibukota Kabupaten Mojokerto berdasarkan Perda No. 9 tahun 2012. Beberapa kantor dinas juga telah dibangun, namun beberapa gedung pemerintahan seperti Kantor Bupati dan DPRD masih tersebar di wilayah lain. Mojosari berada di persimpangan jalan yang strategis, dari barat ke timur adalah jalur penghubung Kota Mojokerto menuju kawasan industri di Ngoro dan Kabupaten Pasuruan sedangkan dari utara ke selatan adalah jalur penghubung Krian di Sidoarjo dengan kawasan wisata di Pacet dan sekitarnya. Mojosari adalah kawasan yang ramai dengan pasar dan pusat perbelanjaan modern, stadion, masjid, rumah sakit, sekolah, berbagai pabrik besar, dan bangunan penting lainnya.[1][2]

Mojosari
Tugu Adipura Mojosari
Tugu Adipura Mojosari
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenMojokerto
Pemerintahan
 • CamatYulius Bachtiar, S.P, M.M
Populasi
 • Total81.241 jiwa
Kode pos
61382
Kode Kemendagri35.16.08 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3516080 Edit nilai pada Wikidata
Luas28,85 km²
Desa/kelurahan19
Peta
PetaKoordinat: 7°30′3″S 112°32′30″E / 7.50083°S 112.54167°E / -7.50083; 112.54167

Mojosari pada zaman kolonial Belanda hingga awal kemerdekaan merupakan pusat dari Kawedanan Mojosari yang mencakup kecamatan di Mojokerto bagian timur seperti Mojosari, Pungging, Ngoro, Bangsal, dan Kutorejo.[2] Mojosari mengalami perkembangan yang cukup pesat hingga menjadi kecamatan dengan kepadatan tertinggi di Mojokerto pada tahun 2024.[1] Perkembangan ini juga diikuti dengan penataan kota yang baik sehingga Mojosari menjadi kota yang bersih dan rindang bahkan mendapatkan piala Adipura berkali-kali di kategori kota kecil yang diperingati dalam sebuah tugu di pertigaan jalan.[2][3]

Geografi

Mojosari adalah kecamatan yang terletak di dataran rendah dan berada di kaki Gunung Penanggungan. Sebagian besar wilayahnya berada di selatan anak sungai Brantas yaitu Kali Porong, namun ada desa yang berada di utara sungai itu yaitu Ngimbangan dan Leminggir. Kedua desa tersebut merupakan desa paling utara dari Mojosari dan berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo namun dipisahkan oleh Waduk Kalimati.[4] Pusat urbanisasi Kota Mojosari awalnya berada di 5 kelurahan di sebelah timur yaitu Mojosari, Wonokusumo, Kauman, Sawahan, dan Sarirejo namun sekarang sudah melebar ke hampir seluruh wilayah Kecamatan Mojosari dan sekitarnya seperti Kecamatan Pungging.[2]

Batas wilayah Mojosari adalah sebagai berikut:[1]

Utara   Kabupaten Sidoarjo (Kecamatan Tarik dan Prambon)
Timur Kecamatan Pungging
Selatan Kecamatan Kutorejo dan Kecamatan Pungging
Barat Kecamatan Bangsal

Sejarah

 
Kantor telegraf di Mojosari (1930)

Mojosari berkembang sebagai kawasan perkotaan pada masa kolonial Belanda. Saat itu, Mojosari menjadi salah satu daerah yang didirikan pabrik gula untuk memproses tebu yang ditanam secara besar-besaran di Mojokerto dan sekitarnya. Pabrik tersebut bernama Suikerfabriek Koning Willem II atau Pabrik Gula Mojosari yang telah berdiri sejak akhir abad ke-19. Pabrik tersebut kemudian berulang kali beralih fungsi menjadi pabrik penggilingan padi, kemudian pabrik kertas, dan di zaman sekarang telah dibongkar dan menjadi lahan pertokoan Ruko Royal. Pemerintah kolonial juga membangun infrastruktur pendukung industri gula tersebut seperti kantor pos dan Jalur trem Mojokerto-Mojosari-Ngoro-Porong-Bangil yang dikelola oleh Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM). Bangunan kantor pos tersebut masih bertahan dan dikelola Pos Indonesia sedangkan Stasiun Mojosari telah dibongkar. Mojosari juga dipilih sebagai ibukota district atau Kawedanan Mojosari yang mencakup Mojosari, Pungging, Ngoro, Bangsal, Kutorejo, dan sekitarnya dengan Mas Hardjowibowo sebagai wedana. Mojosari adalah salah satu dari empat kawedanan yang ada di Regentschap Mojokerto selain Mojokerto, Mojokasri, dan Jabung.[2]

 
Patroli Belanda di sekitar Mojosari (1949)

Pasca kemerdekaan, Mojosari menjadi salah satu lokasi perjuangan melawan Agresi Militer Belanda II. Pada tahun 1949, Batalyon Condromowo yang dipimpin pejuang asal Desa Modopuro yaitu Kiai Moenasir berjuang gigih menghadang serbuan Belanda ke Mojokerto dan mengalami kehilangan banyak personel. Selain itu, infrastruktur kolonial seperti pabrik gula juga dihancurkan agar tidak direbut Belanda.[5] Setelah keadaan kondusif, Mojosari mengalami pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi yang sangat pesat. Sekitar tahun 1980-an, 5 desa di pusat Kecamatan Mojosari diubah statusnya menjadi kelurahan yaitu Mojosari, Sarirejo, Wonokusumo, Kauman, dan Sawahan. Mojosari menjadi satu-satunya kecamatan di Mojokerto yang memiliki daerah berstatus kelurahan sehingga sudah layak disebut kota. Mojosari juga dibangun dan dipercantik oleh pemerintah sehingga Kota Mojosari mendapatkan Piala Adipura sebanyak 4 kali pada tahun 1994-1997 yang kemudian dibangun sebuah Tugu Adipura di persimpangan kota.[2]

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 9 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Mojokerto Tahun 2012-2032 pasal 14, Mojosari dipersiapkan sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Mojokerto. Namun, pemindahan ibukota dari Kota Mojokerto ke Mojosari berjalan lambat. Beberapa kantor dinas sudah ada yang dibangun di Mojosari, akan tetapi beberapa gedung pemerintahan masih tetap berada di Kota Mojokerto seperti Kantor Bupati atau dibangun di kecamatan lain seperti Kantor DPRD yang dibangun di Kecamatan Sooko. Pemindahan perkantoran ke ibukota baru mulai digagas Pemkab pada tahun 2019 namun tertunda akibat Covid-19 dan belum dilaksanakan sampai sekarang.[2][6].

Daftar desa dan dusun

Kecamatan Mojosari terdiri dari 14 desa dan 5 kelurahan yang dibagi menjadi beberapa dusun atau dukuh. Mojosari adalah satu-satunya kecamatan di Kabupaten Mojokerto yang memiliki kelurahan. Kelurahan, Desa dan dusun tersebut adalah sebagai berikut:[1][7]

Daftar kelurahan

No. Nama Kelurahan Nama Dusun / Dukuh / Lingkungan Ref
1 Kauman Kauman [1][7]
2 Mojosari Mojosari [1][7]
3 Sawahan Sawahan, Songoyudan [1][7]
4 Sarirejo Sarirejo [1][7]
5 Wonokusumo Wonokusumo, Mojokencono [1][7]

Daftar desa

No. Nama Desa Nama Dusun dan Dukuh Ref
1 Awang-Awang Awang-awang, Candirejo, Candisari, Meduran, Wotlemah [1][7]
2 Belahantengah Belahantengah, Gebangsari, Jurangsari, Sambeng [1][7]
3 Jotangan Jotangan, Gembongan, Kemloko [1][7]
4 Kebondalem Kebon, Lontar, Tambak Agung [1][7]
5 Kedunggempol Balongcangak, Kedungkudi, Gempolmalang [1][7]
6 Leminggir Lemiring, Ngagrok, Turi [1][7]
7 Menanggal Menanggal, Kwarengan (Parengan), Mojokerep, Sidotopo [1][7]
8 Modopuro Modopuro, Bangsri, Bebekan, Gedang, Sememi, Tuwang [1][7]
9 Mojosulur Mojosulur, Gelang, Gelang Kulon, Londen, Tegaldadi [1][7]
10 Ngimbangan Nambangan, Ngemplak, Ngingas, Wates [1][7]
11 Pekukuhan Pekukuhan, Losari, Mojogeneng, Mojosari, Sambikerep, Sumbersari [1][7]
12 Randubango Randubango, Belahan, Krembungdumpul [1][7]
13 Seduri Seduri, Londen, Karangpoh, Paris, Seduri Baru, Sukoasri, Tuwiri [1][7]
14 Sumbertanggul Sumbertanggul, Glogok, Sumberjo, Wonokoyo, Wonosari [1][7]

Tempat terkenal

 
Jalan raya di depan Pasar Mojosari

Pusat perbelanjaan

  • Pasar Raya Mojosari
  • Pasar Niaga (Pasar Pon) dan Pasar Dagang Sepeda (PDS) di Jalan Niaga
  • Pasar Buah Seduri di bekas Terminal Lama Mojosari

Industri

  • PT Sinar Sosro - pabrik minuman teh
  • PT Ramayana Bakery - pabrik roti di Jl. Pemuda
  • PT Motasa Indonesia - pabrik bumbu masak dengan produk seperti "Ladaku"
  • PT New Hope Jawa Timur - pabrik pakan ternak
  • Sentra peternakan itik Desa Modopuro - desa ini dikenal sebagai asal usul itik lokal unggulan bernama Itik Mojosari[8]

Institusi kesehatan

 
RSUD Mojosari
  • RSUD Prof. Dr. Soekandar
  • RS Kartini (Metro Hospitals Group)
  • RS Islam Arofah
  • Puskesmas Mojosari
  • Puskesmas Modopuro

Lainnya

  • Stadion dan GOR Gajah Mada - markas klub PS Mojokerto Putra (PSMP)
  • Kolam Renang Bumi Banyu Bening (BBB)
  • Batalyon Infanteri Para Raider 503 Mayangkara TNI AD
  • Polres Mojokerto dan Patung Gajah Mada[9]
  • Taman Lalu Lintas dan Tugu Adipura Kota Mojosari
  • Masjid Agung Al-Azhar - masjid besar di pusat kecamatan
  • Masjid Agung Wisnu Manunggal Rahmatullah yang dikelola Padepokan Mayangkoro - masjid bawah tanah dengan arsitektur yang memadukan kultur Islam dan Jawa[10]
  • Yayasan dan Pondok Pesantren Mambaul Ulum

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w "Kecamatan Mojosari Dalam Angka 2024". BPS Kabupaten Mojokerto. 2024-09-26. 
  2. ^ a b c d e f g Ronal Ridhoi (2021). Muhammad Novel, ed. MOJOSARI 1884–2020 : Perubahan Ekologi sebuah Kota Kecil di Jawa Timur. Malang: Naila Pustaka. ISBN 978-602-1290-59-0. 
  3. ^ Danendra Kusuma (2019-01-18). Dwi Prastika, ed. "Mojosari Raih Adipura 2018, Pemkab Mojokerto Gelar Tasyakuran di Pendopo Graha Majatama". TRIBUN MOJOKERTO. 
  4. ^ Moch. Chariris (2018-02-01). "Terdampak Proyek Waduk Rp 336 Miliar, Tiga Desa Terisolir". RADAR MOJOKERTO. 
  5. ^ Enggran Eko Budianto (2022-11-03). "Kiai Moenasir, Ahli Perang Gerilya Pascakemerdekaan Asal Mojokerto". DETIK. 
  6. ^ Moch. Chariris (2020-06-09). "Pemindahan Ibu Kota dan Kantor Bupati Mojokerto Batal". RADAR MOJOKERTO. 
  7. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t "DATA NAMA DUSUN SE-KABUPATEN MOJOKERTO". Diakses tanggal 2025-01-22. 
  8. ^ Wisma Ndaru Adi Putra (2018). "KELOMPOK PETERNAK UNGGAS PEREMPUAN DI KECAMATAN MOJOSARI 1986-2002". Avatara: Jurnal Pendidikan Sejarah. Universitas Negeri Surabaya. 6 (3). 
  9. ^ Enggran Eko Budianto (2020-12-01). "Resmikan Monumen Gajah Mada, Ini Pesan Kapolda Jatim ke Anggota Polri". DETIK. 
  10. ^ Rizky Kusumo (2023-06-11). "Keunikan Masjid Bawah Tanah dari Mojokerto untuk Mengingat Kematian". www.goodnewsfromindonesia.id. GNFI.