Kota Ambon
Kota Ambon (disebut juga dalam bahasa Ambon sebagai Ambong;[3] diucapkan sebagai ['ʔamboːŋ]) adalah sebuah kota sekaligus menjadi ibu kota provinsi di provinsi Maluku, Indonesia. Kota ini juga merupakan kota terbesar di provinsi Maluku. Pada akhir 2023, jumlah penduduk kota Ambon sebanyak 355.365 jiwa.[1][4]
Kota Ambon | |
---|---|
Julukan: Kota Manise / "Ambon Manise" | |
Motto: Bersatu Manggurebe Maju | |
Koordinat: 3°41′48″S 128°10′42″E / 3.6967°S 128.1783°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Maluku |
Tanggal berdiri | 7 September 1575 |
Dasar hukum | UU No 60 Tahun 1958 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Dominggus Nicodemus Kaya (Pj.) |
• Wakil Wali Kota | lowong |
• Sekretaris Daerah | Agus Ririmasse |
• Ketua DPRD | Elly Toisutta |
Luas | |
• Total | 298,61 km2 (115,29 sq mi) |
Populasi (31 Desember 2023) | |
• Total | 355.365 |
• Kepadatan | 1,200/km2 (3,100/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia, Ambon |
• IPM | 82,06 (2023) sangat tinggi [2] |
Zona waktu | UTC+09:00 (WIT) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0911 |
Pelat kendaraan | DE |
Kode Kemendagri | 81.71 |
PAD | Rp 228.444.663.785,- 2023 |
DAU | Rp 706.376.603.000,- (2023) |
Situs web | www |
Kota yang berdiri di selatan Pulau Ambon ini[5] berawal dari pendirian sebuah benteng yang senantiasa menjadi pusat pertumbuhan kota.[6] Kota ini didirikan oleh bangsa Portugis yang menamainya dengan istilah Nossa Senhora da Anunciada.[c 1] Sejak zaman VOC dan Belanda, kota ini berkembang cepat sebagai pusat pembudidayaan dan perdagangan rempah[7][8] dan salah satu kota penting di Nusantara hingga sekarang berkedudukan sebagai ibu kota provinsi.[9] Kini, kota ini berkedudukan sebagai kota yang dikepalai oleh wali kota[10] dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Ambon sebagai penyelenggara bersamanya.[11]
Kota Ambon memiliki beragam peninggalan sejarah, mulai dari masa megalitik hingga Jepang di delapan desanya yang masih terpelihara dengan baik.[12] Peninggalan-peninggalan tersebut beragam, mulai dari pangkalan militer peniggalan Jepang,[13] masjid jami kota,[14] hingga bom peninggalan Perang Dunia II.[15] Kota ini pun memiliki banyak peninggalan Belanda dan Portugis karena Ambon kaya akan pala dan cengkih yang didambakan orang Eropa pada masa lalu.[16] Pada umumnya, peninggalan bangsa Eropa di Pulau Ambon berupa benteng.[17]
Sejarah
Portugal (1513–1605)
VOC (1605–1796)
Britania Raya (1796—1800)
Britania Raya (1800–1803)
Hindia Belanda (1803–1811)
Britania Raya (1811–1816)
Hindia Belanda (1816–1942)
Jepang (1942–1945)
Hindia Belanda (1945–1949)
Indonesia (1949–sekarang)[c 2]
Asal-usul nama
Asal-usul dari istilah Ambon tidak mudah ditentukan. Menurut keterangan yang diberikan penduduk setempat, istilah tersebut berasal dari kata ombong yang merupakan bentukan lokal dari kata embun.[18] Puncak-puncak gunung di Pulau Ambon memang sering tertutupi oleh embun yang tebal.[18] Istilah Laha pun pernah dipakai untuk menamai Benteng Nossa Senhora da Anunciada yang menjadi cikal bakal kota.[19] Dalam bahasa setempat, laha diartikan sebagai pelabuhan.[20]
Meskipun kini istilah Ambon mengacu pada Kota Ambon, Pulau Ambon, maupun suku Ambon, dalam perkembangan sejarah (terutama pada abad ke-20), istilah Ambon mengacu kepada penduduk Maluku Tengah.[18] Frasa orang Ambon (Ambonezen) sendiri pun mengacu kepada para penduduk di Maluku Tengah, meskipun pada awalnya hanya digunakan untuk penduduk Kota Ambon yang memiliki budaya mestizo.[18][21][22]
Benteng Victoria
Kota Ambon mulai berkembang semenjak kedatangan Portugis pada tahun 1513.[23] Kemudian, sekitar tahun 1575, penguasa Portugis mengerahkan penduduk di sekitarnya untuk membangun Benteng Kota Laha atau Ferangi yang pada waktu itu diberi nama Nossa Senhora da Anunciada di Dataran Honipopu.[19] Dalam pembangunan, masyarakat pekerja mendirikan organisasi berbentuk perkampungan seperti Soya yang menjadi dasar Kota Ambon karena di dalam perkembangan selanjutnya masyarakat tersebut sudah menjadi masyarakat geneologis teritorial yang teratur.[19]
Setelah Belanda berhasil menguasai Kepulauan Maluku dan khususnya Ambon dari kekuasaan Portugis, benteng Nossa Senhora de Anunciada direbut pada tahun 1605[24] dan dijadikan pusat pemerintahan kolonial[25] dan diberi nama Victoria.[19] Benteng ini dilanda gempa hebat dan rusak parah, lalu direnovasi dan diberi nama ulang Nieuw Victoria.[26][c 3] Meskipun nama barunya Nieuw Victoria, benteng ini lebih dikenal rakyat setempat sebagai Benteng Victoria. Benteng ini terkenal sebagai tempat Pattimura digantung pada 16 Desember 1817.[27] Pahlawan Nasional Slamet Rijadi juga gugur di benteng ini dalam pertempuran melawan pasukan Republik Maluku Selatan.[28]
Masa pendudukan Belanda
Pulau Ambon ditaklukan oleh Kongsi Dagang Hindia Timur Belanda (VOC) pada 23 Februari 1605 dengan bantuan kekuatan tempur dari Ternate, Luhu, Hitu, Jawa, dan Gowa.[29] Pada awal masa VOC, terjadi beberapa pergantian gubernur.[29] Gubernur otoriter yang terkenal adalah Adrian Martensz Block yang melakukan kerja paksa perluasan Benteng Victoria.[29] Selain itu, ada pula Gubernur Herman van Speult yang menyengsarakan rakyat dengan perubahan monopoli perdagangan rempah-rempahnya.[29] Pembantaian pun pernah dilakukan pada masa ini.[30]
Pada 17 Februari 1796 VOC menyerah kepada laksamana Britania Raya, Pieter Ramier sehingga Kota Ambon menjadi bagian dari wilayah Britania Raya.[29] Britania Raya memerintah di kota sampai tahun 1803.[29] Setelah itu, terjadilah penyerahan jajahan kembali bukan kepada VOC, melainkan kepada Belanda[29] karena VOC jatuh bangkrut pada 1799,[31][32][33] sebelum Kota Ambon dikembalikan.
Pada masa Hindia Belanda, Kota Ambon mulai dimodernisasi. Kota Ambon, tepatnya Casteel Victoria menjadi ibu kota dari Gouvernment Amboina, salah satu dari tiga gouvernment yang terletak di antara Sulawesi dan Irian yang membentuk administrasi pemerintahan yang bernama Gouvernment der Molukken yang dibentuk pada 1817.[34] Selain itu, pada tanggal 7 September 1921 masyarakat Kota Ambon diberi hak yang sama dengan pemerintah kolonial.[35] Hal ini menjadi wujud perjuangan masyarakat Indonesia dari Maluku.[35] Hal ini pun merupakan kekalahan politik penjajah karena warga Ambon pun menjadi bisa berperan dalam pemerintahan dengan irama yang sama sengan politik penjajah masa itu.[35] Dengan demikian, masyarakat kota terbekali modal dalam menentukan masa depannya.[35]
Masa pendudukan Jepang
Tentara Jepang mendarat di Indonesia melalui Ambon pada 1 Februari 1942[37] dari Kendari.[38] Meskipun dahulu senasib sebagai budak VOC dan Belanda, Jepang berhasil menaklukan Belanda dan sekutunya dalam Pertempuran Ambon untuk merebut Kota Ambon yang merupakan markas angkatan laut.[39] Dalam pendudukan dan penjajahan Jepang, Ambon digunakan sebagai pangkalan udara utama. Selain itu, warga Ambon mengalami kemiskinan dan kelaparan sebagai dampak dari perang.[40]
Peninggalan masa pendudukan ini masih bisa ditemukan. Pemakaman Perang Ambonlah yang paling terkenal sebagai pemakaman tentara-tentara Sekutu yang gugur dalam Pertempuran Ambon. Selain itu, Gubernur Maluku, Said Assagaf, pernah menemukan dua torpedo peninggalan Jepang di dasar Teluk Ambon ketika menyelam.[41]
Masa Kemerdekaan Indonesia dan Hari Jadi
Hari lahir atau hari jadi kota Ambon telah diputuskan jatuh pada tanggal 7 September 1575 dalam suatu seminar di Ambon yang berlangsung pada 14–17 November 1972 dengan kerja sama bersama Universitas Pattimura.[35] Penggagas seminar ini adalah Wali Kota Ambon ke-9, Letkol Matheos H. Manuputty melalui SK 25/KPTS/1972 tentang Pembentukan Panitia Khusus Sejarah Kota Ambon yang dikeluarkan pada 10 Juli 1972 dengan tugas untuk menggali dan menentukan hari lahir kota.[35] Penetapan tanggal hari jadi tersebut didasarkan pada fakta sejarah bahwa pada tanggal 7 September 1921 masyarakat Kota Ambon diberikan hak yang sama dengan Pemerintah Kolonial Belanda.[35] Sedangkan, penetapan tahun 1575 dilandasi oleh tahun mulainya pembangunan Benteng Kota Laha.[35] Hari jadi merupakan campuran dari kedua waktu tersebut. Setelah penetapan hari jadi diberlakukan, hari jadi Kota Ambon pertama kali diperinagti pada 7 September 1973.[35]
Kerusuhan Ambon 2011
Di kota Ambon sudah terjadi beberapa kerusuhan yang mengikutsertakan SARA. Kerusuhan yang paling dikenal adalah Kerusuhan Ambon 1999 yang terjadi karena masalah politik, namun mengikutsertakan unsur SARA, terutama agama.[43] Meskipun kerusuhan ini telah terselesaikan dengan Perjanjian Malino,[44] penghancuran sarang[45] serta penghukuman provokator kerusuhan,[46] kerusuhan dengan sebab yang serupa terjadi lagi pada tahun 2011 dan menewaskan beberapa orang,[47] namun langsung diredakan.
Saat kedua kerusuhan, terutama Kerusuhan 1999 terjadi, kota terluluhlantahkan dan meninggalkan banyak kenangan pahit.[48] Kerusuhan 1999 pun menimbulkan munculnya ribuan pengungsi yang diantaranya mengungsi ke Jakarta.[49] Banyak orang yang tidak menginginkan peristiwa ini terulang kembali, bahkan mantan penjihad pun beranggapan demikian.[50][51] Untuk memperingati kerusuhan-kerusuhan ini dan menegakkan perdamaian, didirikanlah Gong Perdamaian Dunia yang terletak di pusat kota.[52] Gong Perdamaian Dunia tersebut merupakan Gong Perdamaian Dunia ke-35 di dunia dan ke-2 di Indonesia setelah didahului gong serupa di provinsi Bali.[53]
Geografi
Kota Ambon terletak di sebelah selatan dari Pulau Ambon[5] dengan luas keseluruhan sebesar 377 km2 atau dua perlima dari luas Pulau Ambon.[54] Luas ini terdiri dari luas daratan sebesar 359,45 km2 dan perairan sebesar 17,55 km2 dengan garis pantai sepanjang 98 km.[54] Kota ini dibelah oleh Teluk Ambon sehingga berada dalam lengkungan yang berbentuk huruf U.[55] Sisi timur kota berbatasan dengan Sala Hutu, Maluku Tengah; selatan dengan Laut Banda; dan barat dan utara dengan Leihitu, Maluku Tengah.[56]
Kota ini mencakup 46,38% dari seluruh tanah Pulau Ambon.[c 4] Menurut teleponnya, Kota Ambon mencakup wilayah kode telepon +62 911,[57] sedangkan Kota Ambon mencakup wilayah kode pos 97111–97237.
Topografi
Kota Ambon memiliki luas daratan 359,45 km2.[59] Karena letaknya di pulau busur vulkanis, 73% wilayah kota merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan lereng terjal (30–45°) hingga sangat terjal (>45°) dan hanya sekitar 17% dari wilayah daratannya yang dapat dikelompokkan datar atau landai dengan kemiringan kurang dari 30°.[60] Kota Ambon merupakan pusat pelabuhan, pariwisata, dan pendidikan bagi wilayah Kepulauan Maluku.[61][c 5] Dari antara beberapa pelabuhan di kota, Pelabuhan Yos Sudarso di kota ini menjadi pelabuhan utama kota dan provinsi.[62]
Kota ini disebut sebagai pusat pariwisata karena menawarkan beragam jenis wisata, mulai dari alam, budaya, bahari, hingga kuliner.[63] Keberadaan Ambon sebagai pusat pendidikan bisa dilihat dari penyelenggaraan pesta pendidikan,[64] rata-rata lama sekolah yang tinggi, dan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan sejak zaman penjajahan.[65] Kota ini pun memiliki PDRB terbesar dan PDRB per kapita tertinggi di Maluku. Selain menyandang gelar sebagai kota musik Indonesia,[66][67] Ambon merupakan kota pertama di Asia Tenggara yang dianguerahi sebagai Kota Musik Dunia oleh UNESCO.[68]
Iklim
Secara astronomis, Kota Ambon terletak di 3° 34' 8,40"–3° 47' 42,00" LS dan 128° 1' 33,60"–128° 18' 3,60" BT.[54] Ambon beriklim hutan hujan tropis (Köppen: Af), serupa dengan iklim sebagian besar wilayah Indonesia dan Maluku Tengah. Iklim hutan hujan tropis Ambon dapat dilihat dari banyaknya hutan hujan tropika di kota yang sempat terbakar berkali-kali, namun muncul kembali karena kuatnya pengaruh iklim Af dan dorongan curah hujan yang tinggi. Hujan mengalami kepuncakannya di kota pada akhir Juni[69] maupun sepanjang Juni hingga Juli,[70] bahkan mengalahkan curah hujan Bogor, kota hujan[71][72] yang hanya 442 mm.[73] Rata-rata tertinggi suhu tertinggi yang terekam adalah 30,9°C, sedangkan rata-rata terendah suhu terendahnya 23 °C.
Data iklim Ambon, Maluku, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 37.8 (100) |
40.1 (104.2) |
37.9 (100.2) |
37.3 (99.1) |
37.1 (98.8) |
35.6 (96.1) |
34.4 (93.9) |
34.1 (93.4) |
37.7 (99.9) |
41.0 (105.8) |
38.9 (102) |
41.0 (105.8) |
41 (105.8) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 32.3 (90.1) |
32.4 (90.3) |
31.1 (88) |
30.7 (87.3) |
29.8 (85.6) |
28.5 (83.3) |
27.5 (81.5) |
27.8 (82) |
29.1 (84.4) |
31.3 (88.3) |
32.3 (90.1) |
32.5 (90.5) |
30.44 (86.78) |
Rata-rata harian °C (°F) | 27.7 (81.9) |
27.0 (80.6) |
26.9 (80.4) |
26.7 (80.1) |
26.4 (79.5) |
25.6 (78.1) |
25.1 (77.2) |
25.1 (77.2) |
25.7 (78.3) |
26.5 (79.7) |
27.3 (81.1) |
27.5 (81.5) |
26.46 (79.63) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 24.3 (75.7) |
24.1 (75.4) |
23.8 (74.8) |
23.9 (75) |
23.7 (74.7) |
23.6 (74.5) |
23.2 (73.8) |
23.1 (73.6) |
23.3 (73.9) |
23.8 (74.8) |
24.1 (75.4) |
24.2 (75.6) |
23.76 (74.77) |
Rekor terendah °C (°F) | 21.1 (70) |
20.3 (68.5) |
22.2 (72) |
22.1 (71.8) |
18.1 (64.6) |
19.4 (66.9) |
18.3 (64.9) |
18.4 (65.1) |
18.9 (66) |
19.7 (67.5) |
20.2 (68.4) |
21.4 (70.5) |
18.1 (64.6) |
Presipitasi mm (inci) | 141 (5.55) |
111 (4.37) |
159 (6.26) |
222 (8.74) |
453 (17.83) |
548 (21.57) |
520 (20.47) |
290 (11.42) |
194 (7.64) |
141 (5.55) |
96 (3.78) |
132 (5.2) |
3.007 (118,38) |
Rata-rata hari hujan | 11 | 9 | 11 | 14 | 18 | 19 | 18 | 13 | 9 | 8 | 7 | 10 | 147 |
% kelembapan | 79 | 80 | 81 | 83 | 85 | 87 | 86 | 85 | 84 | 83 | 80 | 79 | 82.7 |
Rata-rata sinar matahari harian | 6.5 | 6.8 | 6.2 | 5.9 | 5.0 | 3.7 | 3.6 | 4.0 | 5.0 | 6.2 | 7.3 | 6.5 | 5.56 |
Sumber #1: Weatherbase[74] & Deutscher Wetterdienst[75] | |||||||||||||
Sumber #2: WeatherAtlas[76] & BMKG[77] |
Pemerintahan
Kota Ambon berdiri dengan dasar hukum UU Nomor 60 Tahun 1958 yang diluncurkan pada 17 Juli 1958.[78] Kota Ambon merupakan bagian dari Provinsi Maluku.[79] Kota Ambon berstatus sebagai salah satu kota di Indonesia. Layaknya seperti kota-kota lain di Indonesia, administrasi kota terbagi menjadi tiga tingkatan: kota, kecamatan, dan keluruhan serta desa. Sebagai bagian dari Kepulauan Maluku, sebagian desa di kota pun dikenal dengan istilah negeri.[80]
Administarsi kota dipimpin oleh seorang wali kota yang bertanggung jawab kepada DPRD Kota Ambon, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000.[81] Wali kota dan wakil wali kota Ambon berkedudukan di Balai Kota Ambon. Administrasi kota juga dilakukan oleh DPRD kota yang sama-sama dipilih rakyat. Secara administratif wilayah Kota Ambon dibagi menjadi 5 kecamatan.[19] 5 kecamatan tersebut terbagi lagi menjadi 50 kelurahan dan desa.[19] Kecamatan terbesar ialah Sirimau dengan penduduk sebesar 178.611 jiwa, sedangkan kecamatan terkecil ialah Leitimur Selatan dengan penduduk sebesar 11.862 jiwa pada 2016.[82]
Wali kota
Wali Kota menjadi pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintahan Kota Ambon. Walikota Ambon dijuluki sebagai Upu Latu Lette Kota Nusa Yapono. Nusa Yapono dalam hal ini merujuk pada nama adat yang diberikan masyarakat kepada Kota Ambon. Saat ini, wali kota atau kepala daerah yang menjabat di Kota Ambon ialah Richard Louhenapessy, bersama wakil wali kota, Syarif Hadler. Mereka menang pada Pemilihan umum Wali Kota Ambon 2017.[83][84] Richard merupakan wali kota Ambon yang ke-15, dan menjabat untuk dua periode, sejak 2011 hingga 2022. Pada periode pertamanya, ia berpasangan dengan Muhammad Armyn Syarif Latuconsina, sementara pada periode kedua ia berpasangan dengan Syarif Hadler.[85][86] Richard dan Syarif dilantik oleh gubernur Maluku, Said Assagaff, pada 22 Mei 2017 di Lapangan Merdeka Ambon, untuk periode 2017-2022.[87]
No | Wali Kota | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Prd. | Ket. | Wakil Wali Kota | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
15 | Richard Louhenapessy | 22 Mei 2017 | petahana | 17 (2017) |
[ket. 1] | Syarif Hadler |
Dewan Perwakilan
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014-2019 | 2019-2024 | 2024-2029 | ||
PKB | 2 | 3 | 4 | |
Gerindra | 4 | 4 | 3 | |
PDI-P | 5 | 4 | 4 | |
Golkar | 4 | 4 | 3 | |
NasDem | 3 | 4 | 4 | |
Buruh | (baru) 1 | |||
PKS | 2 | 2 | 2 | |
Hanura | 3 | 3 | 2 | |
PAN | 1 | 0 | 2 | |
PBB | 2 | 0 | 0 | |
Demokrat | 4 | 3 | 3 | |
PSI | (baru) 0 | 1 | ||
Perindo | (baru) 4 | 4 | ||
PPP | 3 | 2 | 2 | |
PKPI | 2 | 2 | ||
Jumlah Anggota | 35 | 35 | 35 | |
Jumlah Partai | 12 | 11 | 13 |
Daftar kecamatan
Kota Ambon terdiri dari 5 kecamatan, 20 kelurahan, 20 negeri (setingkat desa), dan 10 desa. Pada tahun 2021, jumlah penduduknya mencapai 347.664 jiwa dengan luas wilayah 298,61 km² dan sebaran penduduk 1.164 jiwa/km². Kode Wilayah Kota Ambon adalah 81.71.[88][89][90][91]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Ambon, adalah sebagai berikut:
Kode Wilayah | Nama Kecamatan | Ibu kota | Jumlah | Status | Daftar Kelurahan, Negeri, dan Desa | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Kelurahan | Negeri | Desa | |||||
81.71.01 | Nusaniwe | Amahusu | 8 | 5 | - | Negeri | |
Kelurahan | |||||||
81.71.02 | Sirimau | Karang Panjang | 10 | 3 | 1 | Negeri | |
Kelurahan | |||||||
Desa | |||||||
81.71.03 | Teluk Ambon Baguala | Passo | 1 | 2 | 4 | Negeri | |
Kelurahan | |||||||
Desa | |||||||
81.71.04 | Teluk Ambon | Wayame | 1 | 2 | 5 | Negeri | |
Kelurahan | |||||||
Desa | |||||||
81.71.05 | Leitimur Selatan | Leahari | - | 8 | - | Negeri | |
Total | 20 | 20 | 10 |
Demografi
Suku bangsa
Kota Ambon merupakan kota yang majemuk karena memiliki penduduk yang berasal dari berbagai suku bangsa, agama, dan ras.[92] Sebagian besar masyarakat Ambon berasal dari suku Ambon dan suku asal Maluku lainnya. Meskipun demikian, persatuan keberagaman ini pernah diguncang oleh beberapa pertikaian politik yang menimbulkan kerusuhan besar dengan mengikusertakan agama seperti pada 1999.[93][94][c 6] Pada tahun 2016, jumlah penduduk Kota Ambon diperkirakan mencapai 427.934 jiwa[82] yang menjadikan Kota Ambon sebagai kota terbesar di provinsi dengan sumbangan penduduk sebesar 24,9%. Menurut Sensus Penduduk tahun 2010, sebesar 92,4% masyarakat bertempat tinggal di kawasan perkotaan, sedangkan sisanya di kawasan perdesaan.[95]
Kelompok etnis mayoritas di kota ini adalah suku Ambon, suku yang mendiami Pulau Ambon dan pulau sekitarnya yang merupakan keturunan orang Alifuru dari pedalaman Pulau Seram (Nusa Ina).[96] Kota ini pun memiliki penduduk dari berbagai macam suku bangsa karena kota ini telah dinominasikan menjadi kota terbuka bersama dengan 29 kota lainnya di Indonesia.[97] Selain itu, keberagaman suku bangsa kota disebabkan oleh Maluku yang menjadi daerah tujuan transmigrasi.[98] Untuk menjaga kebhinekaan suku bangsa yang mendiami kota agar tetap harmonis dan menegaskan bahwa Kota Ambon ini kota paling toleran serta terbuka, pemerintah kota membangun perkampungan multietnis.[97] Selain suku Ambon, kota ini juga dihuni oleh etnis lainnya, seperti Arab, Buton, dan Tionghoa[99] yang pada mulanya datang untuk berdagang. Di samping itu, terdapat pula suku Minahasa, Jawa, dan Minang yang telah lama datang ke Ambon.
Agama
Menurut Kanwil Kementerian Agama Provinsi Maluku, pada tahun 2022 kelompok agama terbesar di Kota Ambon adalah Kristen yakni 59,41% yang terbagi menjadi Protestan sebanyak 56,93% dan Katolik sebanyak 2,48%. Kemudian diikuti dengan agama Islam sebanyak 40,47%, selanjutnya Hindu sebanyak 0,08%, Buddha sebanyak 0,34%, serta Konghucu dan lainnya sebanyak kurang dari 0,01%.[4]
Kota Ambon merupakan kota mayoritas Kristen Protestan. Pada tahun 2021, terdapat 294 gereja Protestan dan 39 gereja Katolik di Kota Ambon.[4] Bangunan gereja Protestan terbesar adalah GPM Maranatha, sedangkan bangunan gereja Katolik terbesar adalah Katedral Santo Franciscus Xaverius.[100] Selain itu pun, ada pula GPM Silo yang menjadi salah satu gereja Protestan utama Kota. Mayoritas masyatakat Protestan kota merupakan jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM). Ambon pun memiliki keuskupan Katolik Romanya tersendiri, yaitu Keuskupan Amboina. Kecamatan yang memiliki agama mayoritas Kristen adalah Nusaniwe, Baguala, dan Leitimur Selatan dengan Protestan menjadi agama mayoritas.[4]
Kota juga memiliki jumlah pemeluk agama Islam yang besar, yakni 40,47% dari penduduk kota, bedasarkan data tahun 2022.[4] Rumah ibadah penduduk yang beragama Islam tahun 2021 sebanyak 168 masjid, salah satu yang terbesar di kota Ambon adalah Masjid Raya Al-Fatah, sedangkan masjid tertua di kota adalah Masjid Jami Ambon yang dibangun pada 1860.[101] Kota Ambon pun merupakan penyumbang jemaah haji terbanyak di Maluku dengan jumlah jemaah 245 orang pada 2014.[102] Kecamatan yang memiliki agama Islam sebagai agama dominannya adalah Kecamatan Sirimau dan Teluk Ambon.[4]
Kota Ambon pun memiliki penduduk beragama minoritas lainnya dalam jumlah yang sangat kecil. Agama-agama tersebut ialah Hindu, Buddha, dan Konghucu. Meskipun jumlahnya sangat kecil, ketiga agama ini diperhatikan oleh pemerintah. Pada 2018, Presiden Joko Widodo meresmikan Hindu Center dan Buddha Center di Kota Ambon.[103] Hal ini dilakukan sebagai perwujudan keinginan gubernur Maluku agar Maluku menjadi laboratorium kerukunan hidup beragama bagi Indonesia.[104] Pura yang terkenal di kota adalah Pura Stana Giri Ciwa,[105] sedangkan wihara yang terkenal ialah Wihara Swarna Giri Tirta.[106] Kota juga memiliki penganut Konghucu dengan jumlah yang sangat kecil, yaitu 7 jiwa pada Sensus Penduduk Indonesia 2010.[4]
Bahasa
Kota Ambon menjadi kota multibahasa sejak abad ke-17.[107] Bahasa Portugis, bahasa pendatang asing pertama di Ambon digunakan secara luas, hingga pernah membentuk sebuah ragam bahasa kreol yang disebut sebagai bahasa Ternateño (Ternateño–Ambaõ) yang digunakan oleh umat Kristen keturunan campuran Melayu-Portugis. Peninggalan bahasa Portugis masih bisa dilihat dari kata-kata serapan Portugis dalam bahasa yang dituturkan di Ambon.[108] Pada masa Belanda, meskipun bahasa Belanda menjadi bahasa utama dan bahasa administrasi, bahasa Melayu Ambon atau yang lebih dikenal sebagai bahasa Ambonlah menjadi lingua franca penduduk Pulau Ambon.[107] Seiring perkembangan zaman, bahasa tersebut menjadi bahasa ibu penduduk pulau.[107] Pergeseran bahasa Indonesia dan Ambon menjadi bahasa ibu masyarakat pulau ini mengancam keberadaan puluhan bahasa daerah bukan hanya di kota, melainkan hingga provinsi.[109]
Dalam perihal kebahasaan, pemerintah telah melakukan beberapa upaya. Pada tahun 2015, Pemerintah Provinsi Maluku mencanangkan dua desa di kota, yaitu Amahusu dan Batu Merah menjadi kampung bahasa.[110][111] Hal ini dilakukan pemerintah dalam rangka pengembangan kemampuan dalam bahasa dan berkomunikasi bagi masyarakat.[111]
Ekonomi
Pada tahun 2016, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Ambon mencapai angka Rp12.045.480,72 juta pada 2016,[113] setingkat dengan Negara Saint Kitts dan Nevis.[114] Dengan demikian, Kota Ambon berkontribusi sebesar 32,5% terhadap PDRB Maluku yang jumlahnya sebesar Rp37.062.642,66 juta (AS$2.784,92 juta).[115] Pada tahun 2016, PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2010 kota bertumbuh secepat 5,98% menurut lapangan usahanya.[116]
Ekonomi kota sebagian besar ditopang oleh lapangan usaha administrasi, diikuti dengan perdagangan, lalu transportasi dan pergudangan.[117] Jika dibidangkan dalam sektornya, ekonomi kota ditopang oleh pertanian (primer) sebesar 4,84%, industri sebesar (sekunder) 10,09%, dan jasa sebesar (tersier) 85,08%. PDRB per kapita Kota Ambon adalah Rp28,14 juta (AS$2.114,46) pada 2016,[118] setingkat dengan Nikaragua.[119] Meskipun pendapatan rakyatnya rendah, tingkat kemiskinan di kota sangatlah rendah. Jumlah penduduk miskin adalah 19.640 jiwa atau 4,58% dari total penduduk kota.[118]
Transportasi
Kota Ambon memiliki ruas jalan sepanjang 271,58 km pada 2013.[120] 96% dari seluruh jalan di kota diaspal dengan persentase jalan berkondisi baik sebesar 84,5% dan sedang sebesar 5% pada 2013.[120][c 7] Transportasi darat Kota Ambon pun dinilai cukup modern karena dapat dilihat dari keberadaan moda transportasi daring yang berbasis aplikasi.[121][122]
Sebagai bagian dari provinsi kepulauan, dalam bagian kelautan Kota Ambon terhubung dengan pulau-pulau lainnya di Maluku melalui jasa layanan kapal feri atau kapal motor lainnya. Kota memiliki tiga buah pelabuhan penyeberangan, yakni Galala, Poka, dan Ambon.[123] Aktivitas ekonomi melalui laut dilayani oleh pelabuhan peti kemas. Kini, pelabuhan peti kemas hanyalah Pelabuhan Ambon[124][125] yang dikelola oleh PT Pelindo IV.[126] Pada awal 2018, pelabuhan sudah mampu melakukan pengiriman langsung ke luar negeri yang nantinya dapat memangkas biaya angkut sebesar 50%.[127] Sebagai ibu kota provinsi, Kota Ambon terhubung melalui udara dengan kota-kota lainnya di Indonesia. Kota ini dilayani oleh sebuah bandara internasional,[128] yaitu Bandar Udara Internasional Pattimura yang terletak di Laha, Teluk Ambon.[129] Melalui bandara ini, kota dapat terhubung dengan kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta,[130] Surabaya,[131] dan Makassar.[132]
Kota Ambon terbelah oleh Teluk Ambon. Dengan demikian, pada umumnya rakyat menaiki kapal untuk menyeberangi teluk atau memutar jauh jika harus menuju ke sisi Teluk Ambon di seberang.[133] Hal ini sungguh mengganggu bagi pengguna jalan, terutama bagi calon penumpang pesawat terbang karena bandara dan pusat keramaian kota berada di sisi yang berlawanan oleh karena teluk ini. Dengan demikian Kementerian PUPR membangun Jembatan Merah Putih yang mulai beroperasi pada Maret 2016 untuk menghubungkan kedua sisi kota. Jembatan menghubungkan Rumah Tiga, Sirimau pada sisi utara dengan Hative Kecil, Teluk Ambon pada sisi selatan.[134] Jembatan ini sekaligus merupakan jembatan terpanjang di kawasan Indonesia Timur.[135]
Pendidikan
Kota Ambon merupakan salah satu kota terdidik di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata lama sekolah selama 11,64 tahun,[136] menyamai Singapura dan Prancis[137] dan harapan sekolah selama 15,9 tahun[136] yang mendekati Negara Swiss[137] pada 2016. Dengan demikian, dari kedua aspek tersebut kota telah menyamai negara-negara maju lainnya.
Kota Ambon memiliki pendidikan tinggi yang memadai. Terdapat beberapa perguruan tinggi ternama yang terletak di kota seperti Universitas Pattimura (Unpatti) yang terletak di Teluk Ambon[138] dan Politeknik Negeri Ambon yang sama-sama terletak di Teluk Ambon.[139] Meskipun perguruan-perguruan tinggi di kota bukan merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia, kedua univeritas terbaik di kota yang telah disebutkan masih masuk ke dalam cluster 3, yakni Politeknik Negeri Ambon pada peringkat 186 dan Universitas Pattimura pada peringkat 282 menurut Kemenristekdikti.[140]
Upaya peningkatan dalam perihal pendidikan pun dilakukan melalui berbagai macam program, salah satunya beasiswa. Pemerintah kota pernah memberikan beasiswa untuk belajar seperti ke Jepang untuk mahasiswa[141][142] yang tersebar di Maebashi, Fukuoka, dan kota lainnya dengan bekerja sama dengan pemerintah Kyoto[143] dan India untuk PNS.[144][145] Meskipun demikian, pernah terjadi sebuah penipuan beasiswa S2 yang mengorbankan seorang mahasiswi Unpatti, namun bukan berasal dari pihak pemerintah.[146]
Kesehatan
Kota Ambon memiliki fasilitas kesehatan yang cukup memadai. Angka harapan hidup kota yang besarnya hanya 69,74 tahun pada 2016[136] memang tidaklah tinggi, namun kota ini memiliki beberapa rumah sakit yang terakreditasi bagus. Rumah sakit terbesar di kota adalah RSUD Haulussy Ambon yang dimiliki pemerintah provinsi. Meskipun merupakan rumah sakit terbesar, rumah sakit sering mendapatkan banyak keluhan atas pelayanannya yang buruk,[147][148] bahkan pernah terancam ditutup pada 2020.[149] Selain rumah sakit tersebut, terdapat beberapa rumah sakit militer seperti RS Tentara Ambon dan RSAL Ambon, rumah sakit lembaga keagamaan seperti RS GPM Ambon, dan beberapa rumah sakit swasta lainnya. Pada 2013, pemerintah provinsi mengusahakan pembangunan rumah sakit pendidikan untuk Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura,[150] namun hal ini sudah tidak terdengar lagi.
Pariwisata
Wisata alam
Ambon memiliki banyak objek wisata alam, namun secara administratif, sebagian besar objek wisata yang sangat terkenal terletak di Kabupaten Maluku Tengah, namun diakses melalui Kota Ambon. Dari antara pantai-pantai di Pulau Ambon, pantai yang paling terkenal ialah Pantai Natsepa yang terletak di Desa Suli, Maluku Tengah.[151] yang terkenal akan rujak natsepanya.[152] Selain itu, terdapat juga Pantai Liang yang terletak di Liang, Sala Hutu, Maluku Tengah.[153] Untuk aktivitas menyelam, terdapat Nusa Pombo, sebuah pulau yang terletak di antara Pulau Ambon dan Pulau Haruku.[154] Sebaliknya, lokawisata terkanal di dalam wilayah administratif kota hanya sedikit dan memang tidak seterkenal lokawisata-lokawisata di kabupaten, namun tidak kalah bagusnya dengan mereka. Di antaranya yang paling terkenal ialah Pantai Pintu Kota. Pantai Pintu Kota menjadi pantai yang terkenal karena keunikannya, yakni terdapatnya lubang besar yang menerobos tebing karang sampai tembus di kedua sisinya.[155] Ada pun Pantai Namasua yang terletak di Naku yang masih jarang diketahui.[156] Selain pantai, terdapat pula Air Terjun Anihang di Naku yang pernah disebutkan oleh Wali Kota Richard.[157]
-
Pantai Natsepa
-
Bawah laut Nusa Pombo
-
Pantai Pintu Kota
-
Pantai Namasua
Wisata bersejarah
Upaya Peningkatan Wisata
Kota Ambon telah memiliki usaha untuk meningkatkan bidang pariwisatanya, terutama untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara. Dinas Pariwisata Kota Ambon telah mengusahakan serangkaian acara untuk menarik para turis. Hal ini dilakukan karena di Maluku, sektor pariwisata menjadi sektor andalan dan merupakan salah satu penyumbang pendapatan daerah.[158]
Media
Galeri
Lihat pula
Sumber
Keterangan
- ^ Periode kedua Richard sebagai Wali Kota, dan Periode kedua Syarif sebagai Wakil Wali Kota
Catatan
- ^ Nama merupakan nama benteng yang merupakan cikal bakal kota.
- ^ Secara de facto, sedangkan secara de jure merupakan bagian dari Indonesia sejak tanggal 19 Agustus 1945 sebagai bagian dari Provinsi Maluku menurut Putusan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
- ^ Dalam bahasa Belanda, nama Nieuw Victoria berarti Victoria Baru.
- ^ Sisanya merupakan wilayah dari Kabupaten Maluku Tengah.
- ^ Kepulauan Maluku meliputi Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara.
- ^ Kerusuhan serupa terjadi lagi pada tahun 2011.
- ^ Sisanya rusak, baik rusak ringan maupun rusak berat.[120]
Referensi
- ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 4 April 2024.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku 2021-2023". www.maluku.bps.go.id. Diakses tanggal 4 April 2024.
- ^ Takaria, D.; Pieter, C. (1998). Kamus Bahasa Melayu Ambon—Indonesia (PDF) (dalam bahasa Indonesia dan Ambon). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 6. ISBN 979-459-847-X. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2018-07-12. Diakses tanggal 2018-07-12.
- ^ a b c d e f g "Kota Ambon Dalam Angka 2023" (pdf). ambonkota.bps.go.id. hlm. 75, 148–149. Diakses tanggal 10 Oktober 2023.
- ^ a b Dorimulu, Primus (20 Februari 2017). "Rumah Sakit Internasional di Teluk Ambon". BeritaSatu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-05. Diakses tanggal 3 Desember 2017.
- ^ Wakim, Mezak (13 Agustus 2014). "Sejarah Benteng Victoria: Cikal Bakal Kota Ambon - Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku". Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-06. Diakses tanggal 3 Desember 2017.
- ^ Gaastra, F.S.. "Organisasi VOC". Terjemahan bahasa Indonesia oleh Syahrita Chairaty Kasim dan Dr. Th. van den End. Diakses pada 28 Maret 2018. "Salinan arsip" (PDF). Archived from the original on 2018-07-06. Diakses tanggal 2018-03-23.
- ^ "Tentang VOC dan arsipnya itu sendiri". Sejarah Nusantara. Arsip Nasional Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-24. Diakses tanggal 28 Maret 2018.
- ^ "Karel Ralahalu: Ambon Tidak Layak Lagi Jadi Ibukota Provinsi". Intim News. 14 Maret 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-24. Diakses tanggal 28 Maret 2018.
- ^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah (PDF). Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat. 2014. hlm. 39. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2018-03-28. Diakses tanggal 2018-03-24.
- ^ Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah (PDF). Jakarta: Dewan Perwakilan Rakyat. 2014. hlm. 86. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2018-03-28. Diakses tanggal 2018-03-24.
- ^ S, John Nikita; Nikita, John (30 Agustus 2016). "Peninggalan Sejarah di Ambon Terpelihara Baik". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-04. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
- ^ Syam, Fahrizal; Wardana, Anita Kusuma (8 Juni 2017). "Pangkoopsau II Sambut Safari Ramadan Kasau di Ambon". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-05. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
- ^ Marniati; Sasongko, Agung (1 Maret 2017). "3 Masjid Bersejarah di Maluku". Republika Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-04. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
- ^ Patty, Rahmat Rahman; Wiwoho, Laksono Hari (22 Februari 2017). Wiwoho, Laksono Hari, ed. "Gali Tanah untuk Saluran Air, Pekerja Bangunan Temukan Bom". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-11. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
- ^ Asdhiana, I Made (9 Mei 2016). Asdhiana, I Made, ed. "Belum Nikmati Ikan Ambon? Anda Belum ke Ambon..." Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-11. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
- ^ Nursastri, Sri Anindiati; F., Ni Luh Made Pertiwi (5 April 2016). F, Ni Luh Made Pertiwi, ed. "Jokowi Resmikan Jembatan Merah Putih, Ini Panduan Mini Wisata Ambon". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-04. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
- ^ a b c d Leirissa, R.Z.; Latuconsina, Djuariah (1999). Sejarah Kebudayaan Maluku. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 66. ISBN 979-9335-07-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-30. Diakses tanggal 2018-03-29.
- ^ a b c d e f Semmy (17 Oktober 2016). "Kota Ambon". malukuprov.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-05. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
- ^ Leirissa, R.Z.; Latuconsina, Djuariah (1999). Sejarah Kebudayaan Maluku. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 67. ISBN 979-9335-07-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-30. Diakses tanggal 2018-03-29.
- ^ "22 raja ambon' - Penelusuran Google". www.google.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-16. Diakses tanggal 2023-06-16.
- ^ "Jumlah Penduduk Kota Ambon 352 Ribu Jiwa, Tamtelahitu Pastikan Belum Mencakup Keseluruhan". Tribunambon.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-18. Diakses tanggal 2023-06-16.
- ^ Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia Since c.1300, 2nd Edition. London: MacMillan. hlm. 25. ISBN 0-333-57689-6.
- ^ S, John Nikita; Nikita, John (30 September 2014). "Pengelolaan Nieuw Victoria Harus Diserahkan Kepada BPCB". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-04. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
- ^ "Benteng Victoria". www.ambon.go.id. Pemerintah Kota Ambon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-20. Diakses tanggal 2017-12-04.
- ^ Ant (26 Juni 2016). "Benteng Nieuw Victoria Beralih Jadi Museum Sejarah di Ambon". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-05. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
- ^ Mirnawati (2012). Kumpulan Pahlawan Indonesia Terlengkap. Jakarta: CIF. hlm. 10. ISBN 979-788-343-4. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-17. Diakses tanggal 2018-03-29.
- ^ Pour, Julius (2008). Ignatius Slamet Rijadi: dari mengusir Kempeitai sampai menumpas RMS. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. ISBN 978-979-22-3850-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-30. Diakses tanggal 2018-03-29.
- ^ a b c d e f g "Kota Ambon Masa Lalu" (PDF). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pelestarian Nilai Budaya Ambon. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2017-12-04. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
- ^ Shorto, Russell (2014). The Island at the Center of the World. London: Abacus. hlm. 72. ISBN 978-0-349-14021-6.
- ^ Adnan, Sobih A.W. (3 April 2017). "Setop Jarah Perusahaan Pelat Merah". Metrotvnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-05. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
- ^ Utomo, Kusno S. (20 Maret 2017). "Raffles Kritik Gratifikasi Seks untuk Hartingh". Radar Jogja. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-04. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
- ^ Utomo, Yunanto Wiji (21 Mei 2015). Utomo, Yunanto Wiji, ed. "Kisah Serdadu VOC Asal Tanah Madura". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-04. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
- ^ Leirissa, R.Z.; Latuconsina, Djuariah (1999). Sejarah Kebudayaan Maluku. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 65–66. ISBN 979-9335-07-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-30. Diakses tanggal 2018-03-29.
- ^ a b c d e f g h i "Sejarah Ambon". Pemkot Ambon. Pemerintah Kota Ambon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-20. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
- ^ "Cemetery" (dalam bahasa Inggris). Commonwealth War Graves Commission. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-05. Diakses tanggal 5 Desember 2017.
- ^ Setijo, Pandji. Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa: Dilengkapi Dengan Undang-Undang Dasar 1945 Hasil Amendemen. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. hlm. 39. ISBN 9790257430. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-18. Diakses tanggal 2019-02-02.
- ^ Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sulawesi Tenggara. Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 114. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-30. Diakses tanggal 2018-03-29.
- ^ "Ambon". Encyclopædia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-05. Diakses tanggal 5 Desember 2017.
- ^ Chauvel, Richard (2008). Nationalists, Soldiers and Separatists: the Ambonese Islands from Colonialism to Revolt 1880-1950. Leiden: Percetakan KITLV, Institut Kerajaan untuk Linguistik, Pertanian, dan Etnologi (Koniklijk Istituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde), dan Institut Kerajaan Belanda Kajian Asia Tenggara dan Karibia (Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies). hlm. 179. ISBN 90 6718 025 4. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-30. Diakses tanggal 2018-03-29.
- ^ Patty, Rahmat Rahman; Damanik, Caroline (12 Agustus 2015). Damanik, Caroline, ed. "Menyelam, Gubernur Maluku Temukan Dua Torpedo Peninggalan Jepang". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-05. Diakses tanggal 5 Desember 2017.
- ^ Jr, Sanovra; Anas, Suryana (9 November 2016). "FOTO: Rombongan Pangkoopsau II kunjungi Gong Perdamaian Dunia di Ambon". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-09. Diakses tanggal 9 Desember 2017.
- ^ Asril, Sabrina (25 November 2015). Asril, Sabrina, ed. "Cerita Jusuf Kalla Soal Kerusuhan Ambon dan Pesan Keberagaman". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-09. Diakses tanggal 9 Desember 2017.
- ^ Liputan6.com (20 September 2017). Ariyanto, Yus; Sunariyah, ed. "Belajar Toleransi Agama dari Ambon". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-06. Diakses tanggal 9 Desember 2017.
- ^ Fadillah, Ramadhian (31 Oktober 2014). Fadillah, Ramadhian, ed. "Kisah pasukan khusus TNI hancurkan sarang provokator Ambon". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-09. Diakses tanggal 9 Desember 2017.
- ^ "Provokator Kerusuhan Ambon Dituntut Hukuman Mati". Liputan6.com. 18 Juni 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-09. Diakses tanggal 9 Desember 2017.
- ^ "Tujuh Orang Tewas dalam Kerusuhan Ambon". Liputan6.com. 14 September 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-09. Diakses tanggal 5 Desember 2017.
- ^ Prawira (14 September 2011). Prawira, ed. "Pemuda Maluku Tak Ingin Kerusuhan Ambon 1999 Terulang". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-09. Diakses tanggal 9 Desember 2017.
- ^ Rahmawati, Laila; Kistyarini (20 Oktober 2014). Kistyarini, ed. "Pengungsi Kerusuhan Maluku 1999 Datangi Syukuran Rakyat". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-09. Diakses tanggal 9 Desember 2017.
- ^ Kholid, Idham (23 September 2015). "Cerita Komandan Jihad Maluku yang Kini Sebarkan Paham Anti Radikal". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-09. Diakses tanggal 9 Desember 2017.
- ^ Baiduri, M.C. Nieke Indrietta (29 Mei 2017). Baiduri, MC Nieke Indrietta, ed. "Mantan Panglima Jihad di Ambon Ajak Warga Menentang Paham ISIS". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-09. Diakses tanggal 9 Desember 2017.
- ^ Farhan, Afif. "Gong Perdamaian Dunia, Gema dari Ambon untuk Alam Semesta". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-09. Diakses tanggal 9 Desember 2017.
- ^ "Makna Indah yang Terkandung Dalam Monumen Gong Perdamaian Ambon". Indonesia Kaya. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-17. Diakses tanggal 2021-03-09.
- ^ a b c "Keadaan Geografis". Pemerintah Kota Ambon. Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Kota Ambon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-20. Diakses tanggal 6 Juli 2018.
- ^ Ulung, Gagas (2011). Extremely Beautiful Maluku: 125 Tempat Paling Indah: Wisata Alam, Bahari, Kuliner, Tradisi, dan Hotel. Seri backpacking & traveling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 50. ISBN 9792268081. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-06. Diakses tanggal 2018-07-06.
- ^ "Kabupaten KOTA AMBON". Kementerian Dalam Negeri. PUSDATIN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-05. Diakses tanggal 5 Desember 2017.
- ^ Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Repubblik Indonesia Nomor Tahun 2014 Tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 4 Tahun 2001 Tentang Penetapan Rencana Dasar Teknis Nasional 2000 (Fundamental Technical Plan National 2000) Pembangunan Telekomunikasi Nasional (PDF). Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. 2014. hlm. 10. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2017-06-27. Diakses tanggal 2018-03-28.
- ^ "Wali Kota Ambon Minta Warga Siaga Kebakaran Hutan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-27. Diakses tanggal 2018-01-27.
- ^ "Kota Ambon" (PDF). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya. Ditjen Cipta Karya. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2017-11-18. Diakses tanggal 5 Desember 2017.
- ^ Prosiding Seminar Nasional Basic Science VI F-MIPA UNPATTI. Ambon: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura. 2014. hlm. 264. ISBN 9786029755.
- ^ "Kabupaten/Kota". www.malukuprov.go.id. Pemerintah Provinsi Maluku. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-01. Diakses tanggal 3 Desember 2017.
- ^ Ayal, Jimmy; Burhani, Ruslan (23 Februari 2016). Burhani, Ruslan, ed. "Menteri BUMN dukung peralihan Pelabuhan Yos Sudarso". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-04. Diakses tanggal 3 Desember 2017.
- ^ Prodjo, Wahyu Adityo. Asdhiana, I Made, ed. "5 Destinasi Wisata di Kota Ambon". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-05. Diakses tanggal 3 Desember 2017.
- ^ "Pesta Pendidikan AMBON: Satu Hati untuk Pendidikan Maluku". 31 Mei 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-04. Diakses tanggal 3 Desember 2017.
- ^ Pattikayhatu, John; Kutoyo, Sutrisno; Kartadarmadja, M. Soenjata (1977) [1976]. Sejarah Daerah Maluku. Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 94. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-17. Diakses tanggal 2018-03-31.
- ^ Ucu, Karta Raharja (13 September 2017). "Kemendikbud Sebut Daerah Ini Layak Jadi Kota Musik". Republika Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-25. Diakses tanggal 24 Maret 2018.
- ^ Antara (5 Agustus 2017). "Kota Ambon Direncanakan Menjadi 'Kota Musik'". CNN Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-24. Diakses tanggal 24 Maret 2018.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-01. Diakses tanggal 2019-10-31.
- ^ S, John Nikita; Nikita, John (29 Mei 2012). "BMKG: Hujan di Ambon Hingga Juni". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-06. Diakses tanggal 5 Desember 2017.
- ^ S, John Nikita; Nikita, John. "BMKG: Puncak Hujan di Ambon Juni-Juli". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-06. Diakses tanggal 5 Desember 2017.
- ^ Muslimah, Salmah. "Ini Alasan Kenapa Bogor Disebut Kota Hujan". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-05. Diakses tanggal 2017-12-05.
- ^ Wirayudha, Randy (2 April 2017). "TOP FILES: Bogor Dijuluki Kota Hujan, Apa Gerangan Penyebabnya?". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-06. Diakses tanggal 5 Desember 2017.
- ^ "Climate Bogor: Temperature, Climograph, Climate table for Bogor". Climate-data.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-06. Diakses tanggal 2017-12-05.
- ^ "Ambon, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 8 Januari 2021.
- ^ "Klimatafel von Ambon, Molukken, Indonesien" (PDF) (dalam bahasa Jerman). Deutscher Wetterdienst. Diakses tanggal 8 Januari 2021.
- ^ "Teluk Ambon, Indonesia". WeatherAtlas. Diakses tanggal 8 Januari 2021.
- ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 88 & 152. Diakses tanggal 8 Oktober 2024.
- ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia sampai dengan Tahun 2014" (PDF). OTDA Kemendagri. Direktorat Penataan Daerah, Otonomi Khusus, dan Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. 2014. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-12-15. Diakses tanggal 9 Desember 2017.
- ^ "Provinsi". www.kemendagri.go.id. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-25. Diakses tanggal 9 Desember 2017.
- ^ Farhan, Afif (8 Januari 2016). "Tahukah Kamu? Ada Negeri di Dalam Maluku". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-01. Diakses tanggal 31 Maret 2018.
- ^ "Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000". Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-30. Diakses tanggal 9 Desember 2017.
- ^ a b "Jumlah Penduduk Kota Ambon Per Desa Menurut Jenis Kelamin 2016". Badan Pusat Statistik Kota Ambon. BPS Kota Ambon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-04. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
- ^ S, John Nikita; Nikita, John (8 November 2017). "Wali Kota Paparkan Upaya Membangun Perdamaian Ambon". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-10. Diakses tanggal 9 Desember 2017.
- ^ S, John Nikita; Nikita, John (8 November 2017). "Kesbangpol Bandung Belajar Penerapan Toleransi di Ambon". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-06. Diakses tanggal 9 Desember 2017.
- ^ Okezone, Tim. "Terapkan Program "Duo Emas" Perdamaian, Mayjen Doni Monardo Diangkat Jadi Warga Kehormatan Kota Ambon". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-13. Diakses tanggal 12 Desember 2017.
- ^ Patty, Rahmat Rahman; Djumena, Erlangga (2 Agustus 2017). Djumena, Erlangga, ed. "Seorang Calon Haji Meninggal Dunia Saat Antre di Pelabuhan". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-12. Diakses tanggal 12 Desember 2017.
- ^ "Pelantikan Wali Kota Ambon Digelar di Lapangan Merdeka Ambon". ambon.go.id. 24 Mei 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-29. Diakses tanggal 24 Maret 2022.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ "Provinsi Maluku Dalam Angka 2018". BPS Provinsi Maluku. 16 Agustus 2018. Diakses tanggal 24 Maret 2019.
- ^ "Kota Ambon Dalam Angka 2018". BPS Kota Ambon. 16 Agustus 2018. Diakses tanggal 24 Maret 2019.
- ^ Hidayati, Umi (11 September 2017). "Katong Samua Orang Basudara Dalam Masyarakat Multi Etnik Di Kota Ambon (Sebuah Perenungan)". Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-04. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
- ^ Diputra, Rizka (25 Februari 2016). "Lima Konflik SARA Paling Mengerikan Ini Pernah Terjadi di Indonesia". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-05. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
- ^ Aziz, Nasru Alam. Aziz, Nasru Alam, ed. "Pertikaian di Ambon Bukan Konflik Agama". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-05. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
- ^ "Kota Ambon". Badan Pusat Statistik. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-17. Diakses tanggal 28 Maret 2018.
- ^ "Suku Ambon". Indonesia.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-23. Diakses tanggal 7 Desember 2017.
- ^ a b Alexander, Hilda B. Alexander, Hilda B, ed. "Ambon Bangun Permukiman Multietnis". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-07. Diakses tanggal 7 Desember 2017.
- ^ Hidayat, Rachmat. Hidayat, Rachmat, ed. "Tahun Depan 24 Provinsi jadi Tujuan Transmigrasi". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-07. Diakses tanggal 2017-12-07.
- ^ S, John Nikita; Nikita, John (16 Februari 2018). "Masyarakat Tionghoa sambut imlek 2569 di Ambon". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-30. Diakses tanggal 29 Maret 2018.
- ^ Ayal, Jimmy; Tarmizi, Tasrief (24 Desember 2014). Tarmizi, Tasrief, ed. "Ribuan umat Kristiani padati gereja di Ambon". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-08. Diakses tanggal 8 Desember 2017.
- ^ "Diundang HUT ke-440 Ambon, Dubes AS Merasa Tersanjung". beritasatu.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-08. Diakses tanggal 2017-12-08.
- ^ "Maluku Dalam Angka 2015" (PDF). BPS Provinsi Maluku. November 2015. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2017-10-31. Diakses tanggal 8 Desember 2017.
- ^ Saputri, Dessy Suciati; Yulianto, Agus (14 Februari 2018). "Jokowi Resmikan Hindu dan Budha Center di Ambon". Republika Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-30. Diakses tanggal 29 Maret 2018.
- ^ Florentin, Vindry; Susanto, Elik (14 Februari 2018). Susanto, Elik, ed. "Jokowi di Ambon, Gubernur Tunjukkan Hindu Center dan Budha Center". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-30. Diakses tanggal 29 Maret 2018.
- ^ "Umat Hindu Di Ambon Rayakan Nyepi Di Pura". Malukupost.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-30. Diakses tanggal 29 Maret 2018.
- ^ Bnj, ed. (28 Mei 2010). "Umat Buddha Ambon Ikuti Puja Bakti". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-30. Diakses tanggal 29 Maret 2018.
- ^ a b c "Keterancaman Bahasa-Bahasa Daerah di Maluku Akibat Dominasi Bahasa Melayu Ambon". Kantor Bahasa Maluku Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 8 Oktober 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-12. Diakses tanggal 8 Desember 2017.
- ^ Manhitu, Yohanes (2015). Kamus Indonesia-Portugis Portugis-Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. xxi. ISBN 978-602-03-0833-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-30. Diakses tanggal 2018-03-29.
- ^ Patty, Rahmat Rahman; Wadrianto, Glori K. (21 September 2015). Wadrianto, Glori K., ed. "Puluhan Bahasa Daerah di Maluku Terancam Punah". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-08. Diakses tanggal 8 Desember 2017.
- ^ "Amahusu-Batu Merah Dicanangkan Jadi Kampung Bahasa". Tribun-Maluku.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-08. Diakses tanggal 8 Desember 2017.
- ^ a b "Gubernur Canangkan Dua Kampung Bahasa Di Kota Ambon". Malukupost.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-08. Diakses tanggal 8 Desember 2017.
- ^ "Distribusi PDRB Kota Ambon Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2016 (Persen)". Badan Pusat Statistik Kota Ambon. 26 Januari 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-30. Diakses tanggal 6 Juli 2018.
- ^ "PDRB Kota Ambon Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2016 (Juta Rupiah)". BPS Kota Ambon. 5 Juli 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-30. Diakses tanggal 31 Desember 2017.
- ^ "World Economic Outlook Database" (dalam bahasa Inggris). Dana Moneter Internasional. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-31. Diakses tanggal 31 Desember 2017.
- ^ "PDRB Provinsi Maluku Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2016 (Juta Rupiah)". BPS Provinsi Maluku. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-30. Diakses tanggal 31 Desember 2017.
- ^ "Laju Pertumbuhan PDRB Kota Ambon Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2016 (Persen)". BPS Kota Ambon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-30. Diakses tanggal 31 Desember 2017.
- ^ "Distribusi PDRB Kota Ambon Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2016 (Persen)". BPS Kota Ambon. Diakses tanggal 31 Desember 2017.[pranala nonaktif permanen]
- ^ a b "Kota Ambon Dalam Angka 2017". BPS Kota Ambon. Agustus 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-12-13. Diakses tanggal 31 Desember 2017.
- ^ "World Economic Outlook Database" (dalam bahasa Inggris). Dana Moneter Internasional. April 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-11. Diakses tanggal 31 Desember 2017.
- ^ a b c "Panjang Jalan Provinsi Per Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku, 2013". BPS Provinsi Maluku. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-30. Diakses tanggal 13 Januari 2018.
- ^ "Ambon bakal Terapkan Transportasi Berbasis Daring". Metrotvnews.com. 17 Oktober 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-13. Diakses tanggal 13 Desember 2017.
- ^ Sasongko, Agung (18 Oktober 2017). "Ambon akan Terapkan Transportasi Berbasis Aplikasi". Republika Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-14. Diakses tanggal 13 Desember 2017.
- ^ "Profil dan Kinerja Perhubungan Darat Propinsi Maluku 2014". Direrktoral Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-13. Diakses tanggal 13 Januari 2018.
- ^ Ali, Muhammad Fadhly. "Kontainer Crane Tiba, Pelabuhan Ambon Bakal Jadi Terminal Petikemas". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-13. Diakses tanggal 2018-01-13.
- ^ Ali, Muhammad Fadhly. "Pelabuhan Ambon Jadi Terminal Petikemas, Ini Harapan Menhub". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-13. Diakses tanggal 2018-01-13.
- ^ "2017, Pelindo IV Kembangkan 9 Pelabuhan | Investor Daily". id.beritasatu.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-30. Diakses tanggal 2018-01-13.
- ^ "Pelabuhan Ambon Segera Buka Direct Call". Bisnis.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-13. Diakses tanggal 2018-01-13.
- ^ "Bandara Pattimura Siap Layani Penerbangan dari Seoul". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-13. Diakses tanggal 2018-01-13.
- ^ Firdaus, Fahmi. "PT AP Didesak Bayar Pemanfaatan Bandara Pattimura". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-13. Diakses tanggal 13 Januari 2018.
- ^ Putra, Idris Rusadi. Putra, Idris Rusadi, ed. "Citilink buka rute ke Jakarta-Ambon, harga tiket Rp 1.069.200". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-14. Diakses tanggal 13 Januari 2018.
- ^ Mayaut, Penina; Burhani, Ruslan (12 Maret 2017). Burhani, Ruslan, ed. "Garuda aktifkan kembali rute Surabaya - Ambon". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-13. Diakses tanggal 13 Desember 2017.
- ^ Prasetyo, Budi. Prasetyo, Budi, ed. "Penerbangan Garuda Indonesia Makassar - Ambon Mengalami Perubahan Jadwal". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-13. Diakses tanggal 2018-01-13.
- ^ Idris, Muhammad. "Ada Jembatan Merah Putih, Warga Ambon Tak Perlu Lagi Naik Kapal Ferry". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-27. Diakses tanggal 2018-01-27.
- ^ Prastiwi, Devira. Hatta, Raden Trimutia; Ali, Muhammad, ed. "Jembatan Merah Putih, Ikon Baru yang Bikin Ambon Kian Manise". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-27. Diakses tanggal 27 Januari 2018.
- ^ Nugroho, Sapto. Nugroho, Sapto, ed. "Mirip Jembatan Suramadu, Inilah Jembatan Merah Putih di Ambon". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-27. Diakses tanggal 27 Januari 2018.
- ^ a b c "Data Kota Ambon 2016 (Metode Baru)". Indeks Pembangunan Manusia. Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik - Badan Pusat Statistik. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-21. Diakses tanggal 21 Januari 2018.
- ^ a b "Human Development Report 2016" (PDF). United Nations Development Programme. 21 Maret 2017. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2019-10-05. Diakses tanggal 21 Januari 2018.
- ^ "Data Referensi Pendidikan". Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-20. Diakses tanggal 20 Januari 2018.
- ^ "Politeknik Negeri Ambon". Forlap Dikti. Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-21. Diakses tanggal 20 Januari 2018.
- ^ "Klasifikasi dan Pemeringkatan Perguruan Tinggi Indonesia" (PDF). Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2018-01-21. Diakses tanggal 20 Januari 2018.
- ^ S, John Nikita. "15 Siswa Ambon Raih Beasiswa di Jepang". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-21. Diakses tanggal 21 Januari 2018.
- ^ "Seleksi Belajar Ke Jepang Terbuka Untuk Ambon". Malukupost.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-21. Diakses tanggal 21 Januari 2018.
- ^ "Pemkot Ambon Evaluasi Program Belajar Di Jepang". Tribun-Maluku.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-21. Diakses tanggal 21 Januari 2018.
- ^ S, John Nikita. "Pemkot Ambon Seleksi Beasiswa Belajar di India". ANTARA News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-21. Diakses tanggal 21 Januari 2018.
- ^ "Pemkot Ambon Seleksi Program Beasiswa Ke India". Malukupost.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-21. Diakses tanggal 21 Januari 2018.
- ^ Rahmadi, Dedi. Rahmadi, Dedi, ed. "Dijanjikan beasiswa S2, mahasiswi Unpatti Ambon tertipu Rp 25 juta". Merdeka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-21. Diakses tanggal 21 Januari 2018.
- ^ "Lagi Pelayanan Buruk di RSUD Haulussy Ambon Tuai Kecaman". Intim News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-27. Diakses tanggal 27 Januari 2018.
- ^ "Warga Keluhkan Layanan RSUD Haulussy Ambon". Tribun-Maluku.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-27. Diakses tanggal 27 Januari 2018.
- ^ "RSUD Haulussy Ambon Dikhawatirkan Tutup 2020". Tribun-Maluku.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-27. Diakses tanggal 27 Januari 2018.
- ^ Damanik, Caroline (ed.). "Menanti Rumah Sakit Pendidikan di Ambon". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-01-13. Diakses tanggal 27 Januari 2018.
- ^ "Pantai Natsepa". Pemerintah Kota Ambon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-29. Diakses tanggal 29 Januari 2018.
- ^ Baskoro, Dinno (7 Desember 2017). "Rujak Natsepa, Jajanan Khas Ambon yang Patut Dicoba!". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-30. Diakses tanggal 29 Januari 2018.
- ^ "Pantai Liang". Pemerintah Kota Ambon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-30. Diakses tanggal 29 Januari 2018.
- ^ "Nusa Pombo". Pemerintah Kota Ambon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-29. Diakses tanggal 29 Januari 2018.
- ^ Leman, Sunarjo (4 April 2011). "Pantai Pintu Kota, Ambon". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-16. Diakses tanggal 16 Februari 2018.
- ^ Ayal, Mierell Christy. "Pantai Rahasia di Maluku yang Jarang Orang Tahu". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-16. Diakses tanggal 16 Februari 2018.
- ^ "SIARAN PERS Launching Tahun Kunjungan Wisata Kota Ambon Manise Mangente Ambon Siap Capai Target Wisatawan 17.109 Orang". Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. 18 April 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-16. Diakses tanggal 16 Februari 2018.
- ^ "Pariwisata Diarahkan Untuk Cinta Tanah Air". Tribun-Maluku.com. 21 Maret 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-28. Diakses tanggal 28 Maret 2018.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi Kota Ambon
- (Indonesia) BPS Kota Ambon