Kelenteng Caow Eng Bio

bangunan kuil di Indonesia

Klenteng Caow Eng Bio merupakan salah satu klenteng tertua yang berada di Bali. Klenteng ini terletak di ujung utara Tanjung Benoa dan berada di wilayah Banjar Adat Darmayasa. Klenteng ini didedikasikan kepada Dewi Shui Wei dan 108 Bersaudara dari Hainan, pelindung masyarakat Hainan terutama pada masa diaspora. Di seberang kelenteng terdapat sebuah bangunan teater dan disampingnya terdapat kuil kecil untuk perahu naga.[1]

Tempat Ibadah Tridharma Caow Eng Bio
Gerbang masuk Caow Eng Bio
Informasi umum
JenisTempat ibadah
Gaya arsitekturGaya Tionghoa
LokasiIndonesia Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Badung, Pulau Bali
AlamatJalan Segara Ening 14, Tanjung Benoa, Bali
Data teknis
Jumlah lantai1 lantai

Klenteng buka tiap hari pada pukul 06.00-21.00 WITA, kecuali setiap tanggal 1 dan 15 Imlek hingga pukul 24.00 WITA.

Arti nama

sunting

Papan nama pada gerbang masuk Klenteng Caow Eng Bio memuat tulisan yang terdiri atas dua baris. Baris atas memuat aksara Tionghoa "應昭戎丹" sementara baris yang bawah memuat tulisan Latin "Caow Eng Bio". Tulisan 應昭戎丹 dibaca dari kanan ke kiri yaitu dān róng zhāo yìng. 丹 (dān) memiliki arti "merah, pil, bubuk, cinnabar"; 戎 (róng) memiliki arti "senjata, pasukan, militer"; 昭 (zhāo) memiliki arti "terang, jernih, manifestasi, cerah"; dan 應 (yìng) memiliki arti "setuju, keharusan, menjawab, merespon, menghadapi". Caow Eng Bio (Hanzi=昭應廟; pinyin=zhāo yīng miào) merupakan nama klenteng yang ditulis menggunakan aksara latin.[2]

Sejarah

sunting

Tahun pendirian kelenteng Caow Eng Bio tidak memiliki bukti historis yang kuat. Menurut cerita yang beredar di antara penduduk setempat, kelenteng ini sudah ada semenjak zaman Kerajaan Badung yaitu sejak tahun 1548. Lahan kelenteng diberikan oleh Raja Pemecutan Badung.[3] Namun, prasasti di samping kiri klenteng memuat tahun 1882, yaitu tahun ke-8 pemerintahan Kaisar Guangxu. Demikian pula dengan sebagian besar artifak yang dimiliki klenteng, semuanya berasal dari masa pemerintahan Kaisar Guanxu. Hanya beberapa yang dibuat pada masa republik Tiongkok.[1]

Menurut AA Gede Ngurah Widiada, ketua penasihat Caow Eng Bio, klenteng ini didirikan oleh para saudagar Hainan yang berlayar ke wilayah Nusantara. Saat melewati Selat Malaka, mereka dirampok sehingga banyak yang tewas, sisanya melanjutkan perjalanan menuju ke Nusantara. Di tengah perjalanan, kapal mereka terkena badai, tetapi terdengar suara yang menenangkan agar mereka tidak panik. Suara tersebut dipercaya merupakan suara Dewa Baruna. Saat salah seorang di kapal menyalakan hio, badai menjadi reda sehingga seisi kapal berjanji akan membuat stana untuk Dewa Baruna setelah mereka sampai di daratan. Kapal akhirnya bersandar di Tanjung Benoa kemudian mereka membangun Klenteng Caow Eng Bio.[3]

Prasasti di samping klenteng merupakan salah satu peninggalan kuno penting di Indonesia. Prasasti ini sempat disembunyikan selama masa Orde Baru karena memuat aksara Tionghoa. Meskipun patah menjadi tiga bagian, prasasti tersebut telah disatukan dan ditampilkan kembali.[1]

Daftar altar

sunting
Nomor Altar Sing Bing Lokasi Keterangan
01 Thian Kong Teras
02 Shishi Teras Samping pintu masuk
03 Cao Eng Ink Liek (昭應英烈) Ruang Utama Altar tengah
04 Ya Ti Kong Ruang Utama Altar kanan
05 Suie Wie Sen Niang Ruang Utama Altar kiri
06 Tu Di Gong-Tu Di Po Ruang Utama Di bawah Cao Eng Ink Liek
07 Thien Sang Sen Muk Ruang sayap kiri
08 Altar Taoisme (Thay Shang Lao Zun, Guan Gong, Nezha, Sun Go Kong) Ruang sayap kiri Altar kanan
09 Dewa Naga Ruang sayap kiri Di bawah bawah Thien Sang Sen Muk
10 Pai Fu Ciang Cuin Ruang sayap kiri Altar samping depan
Barongsai Teras
Altar Buddhisme (Buddha, Kwan Im) Bangunan kanan
Dewa Dapur Bangunan kiri

Galeri

sunting

Pranala luar

sunting

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c Chinatownology. "Caow Eng Bio". Chinatownology. Diakses tanggal 24 Oktober 2015. 
  2. ^ MDBG. "MDBG Chinese Dictionary". Diakses tanggal 24 Oktober 2015. 
  3. ^ a b Made Ismaya (19 Februari 2015). "Klenteng Caow Eng Bio Tanjung Benoa, Warisan Saudagar Hainan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-05. Diakses tanggal 24 Oktober 2015.