Dinasti Sulayhiyah

Dinasti Sulayhiyah (bahasa Arab: بَنُو صُلَيْح, translit. Banū Ṣulayḥ, har. 'keturunan Sulayh') adalah sebuah dinasti Arab Syiah Ismailiyah yang didirikan pada tahun 1047 oleh Ali bin Muhammad al-Sulayhi yang memerintah sebagian besar Yaman pada puncaknya. Sulayhiyah membawa perdamaian dan kemakmuran ke Yaman yang tidak pernah dikenal sejak zaman Himyar.[1] Rezim tersebut bersekutu dengan Kekhalifahan Fathimiyah yang berpusat di Kairo, dan merupakan musuh bebuyutan Rassiyah- para penguasa Syiah Zaidi di Yaman sepanjang keberadaannya.[2] Dinasti ini berakhir dengan bergabungnya Arwa al-Sulayhi ke dalam sekte Isma'ilisme Tayyibi, berbeda dengan sekte Isma'ilisme Hafizi yang dianut oleh dinasti Ismaili lainnya seperti Zurayiyah dan Hamdaniyah.

Dinasti Sulayhiyah

بَنُو صُلَيْح (dalam bahasa Arab)
1047–1138
Ibu kota
Bahasa yang umum digunakanArab
Agama
Islam Syiah Ismailiyah
PemerintahanKesultanan
Sultan 
• 1047–1066 (pertama)
Ali al-Sulayhi
• 1067/1081–1086
Al-Mukarram Ahmad
• 1086–1138
Arwa al-Sulayhi
Era SejarahAbad Pertengahan Awal
• Didirikan
1047
• Dibubarkan
1138
Mata uangDinar
Didahului oleh
Digantikan oleh
Najahiyah
Rassiyah
dnsDinasti
Zurayiyah
Hamdaniyah (Yaman)
Najahiyah
Sulaymaniyah
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Asal usul

sunting

Bani Sulayhiyah berasal dari suku Arab Yaman, Bani Salouh, keturunan dari suku al-Hajour, keturunan dari suku Hashiyah, keturunan dari suku Hamdaniyah.[3]

Kebangkitan

sunting

Mubaligh Ismailiyah pertama, Ibnu Hawsyab dan Ali bin al-Fadl al-Jaysyani, sudah muncul di Yaman pada tahun 881, tiga puluh tahun sebelum berdirinya Kekhalifahan Fathimiyah. Kepercayaan mereka kemudian disebarkan di antara suku-suku pegunungan pada awal abad ke-10. Selama periode ini, Ibnu al-Fadl berhasil menaklukkan Sana'a dan dataran tinggi tengah pada tahun 905, sementara Ibnu Hawsyab memantapkan kedudukannya di Shibam Kawkaban. Meskipun demikian, rezim ini dikalahkan oleh dinasti Yu'firiyah pribumi yang bangkit kembali pada tahun 916, setelah wafatnya Ibnu al-Fadl pada tahun 915.

Meskipun mengalami kemunduran ini, misi Fathimiyah terus berlanjut. Da'i (pemimpin) Fathimiyah di Yaman, Sulayman az-Zawahi, berteman dengan seorang pemuda dari daerah pegunungan Haraz di barat daya San'a, Ali bin Muhammad as-Sulayhi ([pranala nonaktif] atau mungkin 1081).[4] Ali adalah putra seorang ketua kelompoknya Sunni yang dihormati tetapi tetap rentan terhadap doktrin dan dekrit Fathimiyah. Pada 1046, Ali akhirnya masuk sekte Ismailiyah dan diangkat menjadi khalifah dalam dakwah (penyebaran agama). Pada 1047 ia mengumpulkan pasukan bersenjata di Haraz dan dengan demikian mendirikan dinasti Sulayhiyah (1047–1138). Pada tahun-tahun berikutnya rezimnya berhasil menaklukkan seluruh Yaman. Penguasa Najahiyah di dataran rendah Tihama diracun pada 1060 dan ibu kotanya Zabid direbut oleh Sulayhiyah. Penguasa Sulayhiyah pertama menaklukkan seluruh Yaman pada tahun 1062, dan bergerak ke utara untuk menduduki Hejaz.[5] Untuk sementara waktu, Sulayhiyah menunjuk Emir Makkah.[5] Ali juga mengendalikan Sana'a sejak 1063, setelah sukses bertempur mengalahkan Zaidiyyah. San'a dijadikan ibu kota kerajaannya. Ma'nid Aden dikalahkan pada tahun 1062 dan dipaksa membayar upeti. Ali as-Sulayhi menunjuk gubernur di Tihama, al-Janad (dekat Ta'izz) dan at-Ta'kar (dekat Ibb).

Penguasa

sunting

Referensi

sunting

Kutipan

sunting
  1. ^ Clive K. Smith (1981) The Suleihid dynasty in the Yemen, Asian Affairs, 12:1, p.21
  2. ^ Contemporary Yemen: politics and historical background, By B. R. Pridham, pg.14
  3. ^ العقاب, عبد الوهاب آدم (2009-01-01). الوحدة اليمنية: دراسة وثائقية في تاريخ اليمن المعاصر من مرحلة الإمام علي إلى تاريخ اليمن المعاصر (dalam bahasa Arab). Al Manhal. ISBN 9796500164748. 
  4. ^ The sources differ on his date of death, see G. Rex Smith Politische Geschichte des islamischen Jemen bis zur ersten türkischen Invasion, p. 139.
  5. ^ a b Kamal S. Salibi (1998-12-15). The Modern History of Jordan. I.B.Tauris. hlm. 54. ISBN 978-1-86064-331-6. Diakses tanggal 2013-06-11. 

Sumber

sunting

Bacaan lanjutan

sunting
  • G. Rex Smith: Politische Geschichte des islamischen Jemen bis zur ersten türkischen Invasion. In: Werner Daum: Jemen. Umschau-Verlag, Frankfurt am Main 1987, ISBN 3-7016-2251-5, pp. 136–154.