Orang Arab

kelompok-kelompok etnik dan nasional berbahasa Arab, berasal dari Semenanjung Arab

Orang Arab (bahasa Arab: عرب; 'Arab) adalah sebuah kelompok etnik Semitik yang mayoritas adalah penduduk di dunia Arab, baik di Asia Barat maupun Afrika Utara, serta sebagai minoritas penduduk di Iran, Turki serta komunitas diaspora lainnya di berbagai negara. Seseorang umumnya dianggap sebagai orang Arab terlihat dari latar belakang mereka, baik secara etnisitas, bahasa, maupun budayanya.[24][25] Secara politis, orang Arab adalah mereka yang berbahasa ibu bahasa Arab dan keturunan Arab pula.[26] Selain di Iran dan Turki, juga terdapat diaspora Arab dalam jumlah besar di Amerika dan Eropa.

Orang Arab
العرب, Al-ʿArab
Jumlah populasi
Sekitar 500 juta jiwa di seluruh dunia[1] 450 juta diantaranya tinggal di negara-negara Arab  Liga Arab
Daerah dengan populasi signifikan
 Prancis1.500.000-2.000.000[2]
 Brasil15.000.000-17.000.000[3]
 Turki5.000.000[4]
 Amerika Serikat3.500.000[5]
 Kolombia3.200.000[6]
 Argentina1.900.000–2.600.000[7]
 Portugal1.800.000[8]
 Bangladesh1.700.000[9]
 Iran1.500.000[10]
 Italia1.400.000[11]
 Pakistan1.300.000[12]
 Jerman1.200.000[13]
 Meksiko1.100.000[14]
 Spanyol1.000.000[15].
 Kanada650.000 [16].
 Britania Raya550.000 [17]
 Belanda450.000[18]
 Australia350.000[19]
 Honduras150.000-200.000[20]
 Indonesia118.867[21]
Bahasa
Arab, Arab Selatan Modern,[22][23] berbagai dialek Bahasa Arab
Agama
94,79% Islam
(Sunni, Syiah, Druze, Lainnya)

5% Kekristenan
(Ortodoks, Katolik, Protestan)

0,20% Yudaisme
(Mizrahi, Sefardi, Rabinik, dan lain-lain)

0,01% Lainnya
(Bahai, Majusi, Yazidi, dan lainnya)

Berdasarkan agama Abrahamik, orang Arab dihubungkan dengan Isma'il; sedangkan beberapa penulis sejarah dan nasab beranggapan bahwa orang Arab berasal dari Ya'rab, yang mana keduanya tidak dapat dipastikan dari perspektif sejarah. Dalam sejarah, penyebutan paling awal istilah Arab ditemukan pada naskah Asiria dari abad ke-9 SM; yang menurut pendapat kebanyakan peneliti, dalam bahasa Suryani dan beberapa bahasa Semitik lainnya artinya adalah "orang-orang gurun".[27]

Etimologi

sunting

Menurut bahasa, ʻArab artinya gurun, tanah gundul dan gersang yang tiada air dan tumbuhannya. Sebutan dengan istilah ini sudah diberikan sejak dahulu kala kepada Semenanjung Arab, sebagaimana sebutan yang diberikan kepada suatu kaum yang disesuaikan dengan daerah tertentu atau nama dari leluhur terdahulu, lalu mereka menjadikan namanya sebagai tempat tinggal.

Gambaran umum

sunting
 
Kawasan liga Arab Negara

Kata Arab pertama kali muncul pada abad ke-9 sebelum masehi. Bangsa Arab tidak selalu terdiri orang-orang Islam, tetapi juga orang Kristen dan Yahudi. Beberapa buktinya adalah adanya perabadan Nabath yang didirikan oleh bangsa Arab beragama Kristen.

Pada zaman modern ini, seseorang dikatakan berbangsa Arab bila memenuhi tiga syarat sebagai berikut:

  • Genealogi: seseorang yang memiliki keturunan dari Arab dan nenek moyangnya tinggal di negeri Arab.
  • Bahasa: seseorang yang menuturkan bahasa Arab sebagai bahasa ibu. Rakyat Mesir menolak dasar ini.[28][29]
  • Politik: seseorang yang memiliki kebangsaan negara di kawasan Arab.
 
Bendera Persatuan Arab

Habib Hassan Touma[30] mengungkapkan bahwa orang Arab merupakan "orang yang memiliki kebangsaan Arab, yang memakai bahasa Arab, dan memiliki pengetahuan tentang Arab secara keseluruhan". Sementara itu Liga Arab pada tahun 1946 menyatakan bahwa orang Arab adalah "yang memiliki kebangsaan negara di dunia Arab, berbahasa dan menuturkan bahasa Arab dan peduli terhadap nasib bangsa Arab".

Asal usul dan sejarah

sunting

Arab awal

sunting
 
Bangsa Arab pada abad 4-6 M.

Bangsa Semit pada awalnya membangun peradaban di Mesopotamia dan Syria, kemudian perlahan-lahan mereka kehilangan dominasi politik mereka disebabkan serangan dari bangsa nomad Semit dan bangsa non Semit. Bangsa Aram, Akkadia, Asiria, dan Minean berbicara dalam bahasa yang hampir sama dengan bahasa Semit. Akhirnya, bangsa Semit kehilangan kekuasaannya tepat pada serangan Persia dan kedatangan bangsa Yunani pada 330 SM.

Setelah penyerangan itu, bangsa Semit berdiaspora ke segala bagian. Kebanyakan dari suku bangsa ini berpindah ke daerah selatan dan daerah utara, di mana bangsa Arab akan berkembang disana. Bangsa Arab di Utara membangun sebuah peradaban yang dinamakan peradaban Arab Nabatea. Kemudian, Arab bagian Selatan membentuk kafilah-kafilah yang tersebar.

Kafilah-kafilah ini kemudian membentuk sebuah kerajaan di daerah Yaman, yang disebut oleh bangsa Yunani sebagai Arabia Felix yang berarti "kawasan Arab yang beruntung".

Pada masa Sassanid, Kekaisaran Romawi menguasai daerah Syam yang kemudian disebut Arab Petra. Bangsa Romawi menyebut daerah gurun di Timur Dekat ini sebagai Arabi. Dan pada awal abad pertama masehi, Kaum Ghassan dari Yaman berpindah ke daerah Syam. Kaum Ghassan, Lakhm dan Kindah menjadi kabilah-kabilah yang terakhir kali berpindah ke Arab Petra. Kabilah Ghassan kemudian berpindah ke daerah Syria, dan tinggal di kawasan Hurran dan daerah Levantine (Lebanon, Palestina). Bangsa Ghassan menguasai Syria sampai kedatangan kaum Muslimin di sana.

Sementara itu, kaum Lakhm bermukim di daerah pertengahan Sungai Tigris. Mereka bersekutu dengan Sassanid untuk melawan Kekaisaran Bizantium dan Kabilah Ghassan. Mereka kemudian mengontrol daerah Arab bagian Tengah. Kabilah Kindah bermigrasi ke Utara, tetapi mereka kemudian berpindah ke Bahrain dan tetap bermukim di Yaman.

Arabia pra-Islam

sunting

Kaum Muslimin yang bermukim di Madinah mengacu pada kabilah gurun nomaden dan mereka disebut A'raab. Kata A'raab berasal dari istilah bangsa Asiria terhadap bangsa-bangsa yang pernah mereka taklukkan.

Al-Qur'an tidak memakai kata ʿarab, tetapi hanya menggunakan kata sifatnya yaitu ʿarabiyyun. Al-Qur'an kemudian menjadi contoh yang sempurna bagi al-ʿarabiyya, bahasa Arab. Kata benda netral ʾaʿrāb berhubungan suku Badui Quraisy yang melawan Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, contohnya pada surat At-Taubah, ʾaʿrābu ʾašaddu kufrān wa nifāqān "Mereka (suku Quraisy) semakin kafir dan nifaq". Berdasarkan terminologi Islam, kata ʿarab menunjukkan bahasa, dan ʾaʿrāb untuk kaum Arab Badui.

Sebelum kedatangan Islam, suku Quraisy menjadi suku terkemuka di antara suku-suku lainnya di Jazirah Arab. Suku Quraisy menjadi penguasa di wilayah Makkah. Kekuasaan di Makkah terbagi menjadi para bangsawan, tetua suku, orang yang memiliki kekuatan dan pemilik harta.[31]

Kedatangan di Syam dan Persia

sunting

Kedatangan kaum muslimin di daerah Syam dan Persia pada abad ke-7, menyebabkan perkembangan Islam yang semakin pesat. Penduduk Qahthan dan Adnan di daerah Syam dan Persia segera masuk Islam, setelah futuh di sana.

Kedatangan di Spanyol

sunting

Bangsa Finisi dan Kartago yang menguasai Semenanjung Iberia dan Afrika Utara pada abad ke-8 Masehi dikalahkan oleh bangsa Arab. Bangsa Arab meminta bantuan pada kaum Berber untuk menguasai Spanyol. Kemudian bangsa Arab dan kaum Berber menguasai daerah Spanyol sampai abad ke-17.

Abad Pertengahan

sunting

Pada abad Pertengahan, bangsa Arab tersebar dari ujung Teluk Persia sampai Pegunungan Pirenia. Kaum Kristen di Eropa menyebut kekhalifahan Arab Islam ini sebagai "Saracen". Kaum Kristen di Iberia menyebut umat Muslim sebagai Bangsa Moor.

Genealogi suku-suku Arab

sunting

Ditilik dari silsilah dan cikal-bakalnya, para sejarawan membagi suku Arab menjadi tiga kelompok, yaitu:

  • Arab Ba'idah,
    Kaum-kaum Arab terdahulu yang sudah punah dan tidak mungkin sejarahnya bisa dilacak secara rinci dan komplet, seperti ʿĀd, Tsamud, Thasm, Judais, 'Imlaq dan lain-lainnya.
  • Arab 'Aribah,
    Kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya'rub bin Yasyjub bin Qahthan, atau disebut pula Qahthaniyah.
  • Arab Musta'ribah,
    yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Isma'il, yang disebut pula 'Adnaniyyun.

Bangsa Arab merupakan bangsa paling kuno yang mempertahankan tradisi keluhuran mereka tanpa adanya pengaruh dari bangsa lain. Penyebabny adalah kondisi wilayah Jazirah Arab yang tertutup. Bangsa lain sulit menyerang karena sulit memasuki wilayah ini. Dalam jangka waktu yang lama, bangsa Arab telah menjadi satu-satunya bangsa yang menghuni Jazirah Arab. Berdasarkan kondisi budaya dan perbedaan dialek, bangsa Arab dibedakan menjadi bangsa Arab Utara atau Adnani dan bangsa Arab Selatan atau Qaththani.[32]

Tempat kelahiran Arab 'Aribah atau kaum Qahthan adalah negeri Yaman, lalu berkembang menjadi beberapa kabilah dan suku. Dua kabilah terbesar kelompok Arab 'Aribah adalah Himyar dan Kahlan. Kabilah Himyar diantaranya memiliki suku-suku besar seperti Zaid Al-Jumhur, Qudha'ah dan Sakasik. Adapun kabilah Kahlan terdapat suku Hamadan, Anmar, Thayyi', Madzhaj, Kindah, Lakham, Judzam, Azd, Aus, Khazraj, anak keturunan Jafnah raja Syam dan lain-lainnya. Suku-suku Kahlan banyak yang hijrah meninggalkan Yaman, lalu menyebar ke berbagai penjuru Jazirah menjelang terjadinya banjir besar saat mereka mengalami kegagalan dalam perdagangan.

Sebelum kedatangan Islam, bangsa Arab khususnya suku Badui tidak memiliki kepercayaan tentang agama yang memiliki landasan kebenaran. Keyakinan dan kepercayaan mereka sangat sederhana. Keyakinan yang dimiliki adalah adanya kekuatan besar yang menguasai manusia melalui jin dan setan. Pemimpin kepercayaan ini adalah para dukun dan ahli sihir. Para dukun ini bekerja dalam meramalkan masa depan, menggunakan sihir dan memakai bahasa aneh yang seperti mendengkur. Sebagian kecil penduduk beragama Nasrani dan Yahudi dan sebagian kecil lainnya meyakini tauhid.[33] Sebagian bangsa Arab Badui sebelum kedatangan Islam menganut agama berhala. Berhala-berhala yang mereka sembah di antaranya adalah Hubal, Manat, Uzza dan Latta.

Agama utama orang Arab pada saat ini ialah Islam, yang terbagi atas Sunni dan Syi'ah. Bangsa Arab juga menganut agama Kristen, yang sejak abad ke-1 Masehi telah masuk ke Arab. Kebanyakan penganut Kristen tersebar di daerah Syam (Lebanon, Suriah, Yordania, dan Palestina) dan Mesir. Terdapat segelintir bangsa Arab menganut agama Yahudi, namun saat ini umumnya mereka dianggap sebagai golongan Yahudi Mizrahi, yaitu penganut agama Yahudi yang berbahasa dan berbudaya Arab.

Peradaban

sunting

Wilayah Arab Utara pernah menjadi bagian dari banyak negara Arab. Wilayah Hijr di dekat Teluk Aqabah pernah menjadi wilayah negara Lihyaniyah. Bagian selatan dari Suriah menjadi wilayah dari negara Anbath. Di gurun Syam terdapat Kerajaan Tadmur. Di perbatasan Iran pernah terdapat kerajaan Manadzirah. Di wilayah Syam juga pernah ada Kerajaan Ghassaniyah dan di Najed pernah berdiri Kerajaan Kindah. Penemuan arkeologi memberikan penguatan informasi bahwa di Arab Selatan juga pernah ada empat negara yang memiliki peradaban. Keempatnya adalah negara Ma'in, Saba', Hadramaut dan Qatban.[31]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Margaret Kleffner Nydell Understanding Arabs: a guide for modern times, Intercultural Press, 2006, ISBN 1-931930-25-2
  2. ^ "France's ethnic minorities: To count or not to count". The Economist. 26 March 2009. Diakses tanggal 12 July 2013. 
  3. ^ "Saudi Aramco World : The Arabs of Brazil". saudiaramcoworld.com. Of Brazil's 186 million inhabitants, an estimated nine million, or five percent, can point to roots in the Middle East 
  4. ^ Joshua Project. "Country - Turkey :: Joshua Project Joshua Project". Diakses tanggal 24 March 2015. 
  5. ^ "The Arab American Institute". Aaiusa.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 June 2006. Diakses tanggal 17 September 2011. 
  6. ^ "Colombia y Medio Oriente". Diakses tanggal 2 July 2022. 
  7. ^ "الهجرة السورية اللبنانية إلى الأرجنتين". Fearab.org.ar. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-06-20. Diakses tanggal 13 April 2010. 
  8. ^ http://www.cbs.gov.il/www/hodaot2013n/11_13_097e.pdf
  9. ^ "Abdel el-Zabayar: From Parliament to the Frontlines". The Daily Beast. 
  10. ^ "Iran". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-03. Diakses tanggal 3 August 2013. 
  11. ^ "Islam in Italy - Euro-Islam: News and Analysis on Islam in Europe and North America". www.euro-islam.info. Diakses tanggal 2016-02-09. 
  12. ^ "Chad". Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 April 2013. Diakses tanggal 3 August 2013. 
  13. ^ "Archived copy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-30. Diakses tanggal 2014-09-27. 
  14. ^ Ben Cahoon. "World Statesmen.org". World Statesmen.org. Diakses tanggal 17 September 2011. 
  15. ^ (Spanyol) En Chile viven unas 700.000 personas de origen árabe y de ellas 500.000 son descendientes de emigrantes palestinos que llegaron a comienzos del siglo pasado y que constituyen la comunidad de ese origen más grande fuera del mundo árabe. Diarsipkan 2010-06-10 di Wayback Machine.
  16. ^ "Statistics Canada". Statistics Canada. Diakses tanggal 2013-07-16. 
  17. ^ Anthony McRoy. "The British Arab". National Association of British Arabs. Diakses tanggal 17 April 2012. 
  18. ^ "Dutch media perceived as much more biased than Arabic media – Media & Citizenship Report conducted by University of Utrecht" (PDF), Utrecht University, 10 September 2010, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-02-28, diakses tanggal 29 November 2010 
  19. ^ "Monash University Research Repository" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2005-04-15. Diakses tanggal 24 March 2015. 
  20. ^ Larry Luxner (2001). "The Arabs of Honduras". Saudi Aramco World. Diakses tanggal 11 February 2016. 
  21. ^ Aris Ananta, Evi Nurvidya Arifin, M Sairi Hasbullah, Nur Budi Handayani, Agus Pramono (14 Jul 2015). "Demography of Indonesia's Ethnicity (Table 4.38 The 145 Ethnic Groups: Indonesia, 2010)". Institute of Southeast Asian Studies. Diakses tanggal 29 Agustus 2022. 
  22. ^ [https://web.archive.org/web/20190713113954/http://www.brillonline.nl/subscriber/entry?entry=islam_SIM-4477 Diarsipkan 2019-07-13 di Wayback Machine. Diarsipkan 2019-07-13 di Wayback Machine. Diarsipkan 2019-07-13 di Wayback Machine. Kister, M.J. "Ķuāḍa." Encyclopaedia of Islam. Edited by: P. Bearman , Th. Bianquis , C.E. Bosworth , E. van Donzel and W.P. Heinrichs. Brill, 2008. Brill Online. 10 April 2008] Diarsipkan 2019-07-13 di Wayback Machine.: "The name is an early one and can be traced in fragments of the old Arab poetry. The tribes recorded as Ķuḍā'ī were: Kalb [q.v.], Djuhayna , Balī, Bahrā' [q.v.], Khawlān [q.v.], Mahra , Khushayn, Djarm, 'Udhra [q.v.], Balkayn [see al-Kayn ], Tanūkh [q.v.] and Salīh"
  23. ^ Serge D. Elie, "Hadiboh: From Peripheral Village to Emerging City", Chroniques Yéménites: "In the middle, were the Arabs who originated from different parts of the mainland (e.g., prominent Mahrî tribes10, and individuals from Hadramawt, and Aden)". Footnote 10: "Their neighbours in the West scarcely regarded them as Arabs, though they themselves consider they are of the pure stock of Himyar.”
  24. ^ "Encyclopedia of the Orient". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-14. Diakses tanggal 2014-03-20. 
  25. ^ Deng, 1995, p. 405.
  26. ^ Deng, Francis Mading (1995). War of Visions: Conflict of Identities in the Sudan. Brookings Institution Press. hlm. 405. ISBN 978-0-8157-2369-1. Diakses tanggal 7 Januari 2014. 
  27. ^ Taqouch طقّوش, Muhammad Sohail محمد سهيل (2009 M/1430 H). تاريخ العرب قبل الإسلام Tarikh al-Arab Qabla al-Islam. Beirut, Lebanon: دار النفائس Dar al-Nafaes. hlm. 26. ISBN 978-9953-18-465-4.  .
  28. ^ Jankowski, James. "Egypt and Early Arab Nationalism" in Rashid Kakhlidi, ed., Origins of Arab Nationalism, pp. 244-45
  29. ^ qtd in Dawisha, Adeed. Arab Nationalism in the Twentieth Century. Princeton University Press. 2003, p. 99
  30. ^ 1996, p.xviii
  31. ^ a b Khaththab 2019, hlm. 123.
  32. ^ Khaththab 2019, hlm. 122-123.
  33. ^ Khaththab 2019, hlm. 124.

Daftar pustaka

sunting
  • Khaththab, Mahmud Syait (2019). Rasulullah Sang Panglima: Meneladani Strategi dan Kepemimpinan Nabi dalam Berperang. Sukoharjo: Pustaka Arafah. ISBN 978-602-6337-06-1. 

Bacaan lebih lanjut

sunting