Latto-latto

mainan berupa dua bola yang diikat oleh tali
(Dialihkan dari Clackers Balls Toys)

Latto-latto adalah sebuah mainan berupa dua buah bola plastik berbobot padat keras dan permukaan halus yang diikat seutas tali dengan cincin jari di tengah. Permainan ini adalah jenis permainan ketangkasan dengan mengandalkan keterampilan fisik. Mainan ini dimainkan dengan cara diayunkan baik secara lambat maupun secara cepat hingga saling berbenturan dan menghasilkan bunyi khas. Benturan dua bandul bola pada latto-latto yang mengeluarkan bunyi khas tersebut sebagai daya tarik yang membuat pemainnya ketagihan untuk mengulangi secara berulang-ulang. Permainan ini berasal dari Amerika Serikat dengan nama clackers balls toys pada akhir era 1960-an, dan kemudian kian populer pada awal era 1970-an.[1]

Latto-latto
Latto-latto dalam kemasannya merek Ker-Bangers, tahun 1978 buatan Amerika Serikat
Latto-latto dalam kemasannya merek Ker-Bangers, tahun 1978 buatan Amerika Serikat
Latto-latto dalam kemasannya merek Ker-Bangers, tahun 1978 buatan Amerika Serikat
Nama lainEtek-etek, tek-tek, kletokan, katto-katto, nok-nok, toki-toki, tok-tak, tok-tok
TipeMainan
(mainan keterampilan fisik; mainan perorangan; mainan anak)
PenemuScott Lee; Marvin Glass
PerusahaanScotti, Inc. (Spatz Fiberglass Products, Inc.); Marvin Glass and Associates (MGA, Amerika Serikat), James of England (Inggris, –1972), Asahi Firearms (Jepang, 1971), Creative Decorative Company, Inc. (Amerika Serikat, 1970–1972)
NegaraAmerika Serikat
Keberadaan
Musim 1960-an
Amerika Serikat, Britania Raya

Musim 1970-an
Amerika Serikat, Belanda, Belgia, Britania Raya (1971), Indonesia, Irlandia, Italia (1970), Jepang (Maret 1971), Kanada, Prancis, Swiss, Yunani

Musim 1980-an
Amerika Serikat (1985), Argentina, Indonesia, Spanyol

Musim 1990-an
Argentina, Brasil, Indonesia, Spanyol

Musim 2000-an
Indonesia (2002–2003)

Musim 2010-an
Brasil (2012), Mesir (2017)

Musim 2020-an
Indonesia (November 2022–Februari 2023), Malaysia (Januari–Februari 2023), Filipina (Maret–Juni 2023)

Karakteristik
Warna
Hijau jeruk nipis, merah, merah jingga, kuning, jingga tua, merah tua, merah muda dalam, putih

Varian
Latto Latto biasa; Latto-latto jumbo; Latto-latto tidak berbunyi; Latto-latto menyala

Tipe
Kontak fisik
BahanBola dari plastik, tali dari nilon, cincin dari logam/plastik
Representasi sejarah dari suku Indian Uruguay di Río de la Plata (Hendrick Ottsen, 1603)

Etimologi

sunting

Dalam bahasa Indonesia, istilah "latto-latto" sendiri berasal dari Bahasa Makassar yaitu lattoʼ-lattoʼ (Makassar: ᨒᨈᨚᨒᨈᨚ, translit. Lattoʼ-Lattoʼ, har. 'letuk-letuk, ketuk-ketuk' pengucapan bahasa Makassar: [lat:oʔ ˈlat:oʔ]). Berasal dari kata lattoʼ yang bermakna suara letuk atau retak (mis. pada suara jentikan jari, kelereng yang jatuh, atau memecahkan buah pinang). Kata lattoʼ masih kognat dengan kata Bahasa Indonesia letuk[2] yang merupakan dari turunan Bahasa Proto-Melayu-Polinesia *lətuk, turunan Proto-Austronesia *-tuk₂/*tuquk?[3][4] Untuk daerah penutur Bahasa Bugis, lebih dikenal dengan istilah kettoʼ-kettoʼ. Sama dengan bahasa Makassar, kata kettoʼ-kettoʼ dalam bahasa Bugis merupakan bunyi onomatopeia. Secara etimologi, kata kettoʼ masih kognat dengan kata Bahasa Indonesia ketuk yang yang merupakan dari turunan Bahasa Proto-Melayu-Polinesia *kətuk, yang juga merupakan turunan Proto-Austronesia *-tuk₂/*tuquk?[3][4]

Dari segi pengucapan, kedua bahasa bahasa tersebut terdapat geminasi konsonan tt [t:] dan hentian glotal [ʔ]. Kehadiran geminasi konsonan pada Rumpun Bahasa Sulawesi Selatan salah satu cirinya merupakan realisasi kehadiran bunyi ê pepet "/ə/" pada vokal sebelumnya misalnya dari kata Proto-Melayu-Polinesia *gənəp [gənəp] akan menjadi *gənnəp [gən:əp] dalam Proto-Sulawesi Selatan,[5] begitu pula kata Proto-Melayu-Polinesia *lətuk dan *kətuk akan direalisasikan menjadi *ləttuk dan *kəttuk pada Proto-Sulawesi Selatan. Hampir semua bahasa pada Rumpun Sulawesi Selatan, bunyi *ə (e pepet) dalam Proto-Sulawesi Selatan direalisasikan menjadi /a/ (*ləttok menjadi lattoʼ dalam Bahasa Makassar), kecuali Bugis yang masih mempertahankan bunyi e pepet tersebut (*kəttok menjadi kettoʼ [kəttoʔ] dalam Bahasa Bugis). Namun pada beberapa dialek bahasa Bugis, terdapat absensi kehadiran bunyi /ə/, misalnya pada dialek Sawitto, yang otomatis akan menyebut kettoʼ [kəttoʔ] menjadi kattoʼ [kattoʔ]. Pada kata yang diakhiri konsonan letup seperti *-p, *-t, *-k, akan direalisasikan sebagai bunyi hentian glotal pada bahasa Makassar dan Bugis, misalnya *gənəp pada Proto-Melayu Polinesia akan direalisasikan menjadi gannaʼ (Makassar) genneʼ (Bugis).

Pada bahasa Makassar, terdapat pula kata kattoʼ, namun secara semantik sedikit berbeda dengan kettoʼ dalam bahasa Bugis. Bunyi kattoʼ dalam bahasa Makassar intensitasnya masih lebih besar dan merdu seperti bunyi ketukan yang dihasilkan pada kayu atau bambu (terdapat bunyi sela udara yang menghasilkan gema). Maka dari itu Kattoʼ-kattoʼ dalam bahasa Makassar merujuk pada objek yang berbeda, yaitu keuntungan,[6] bukan latto-latto.

Penamaan Lattoʼ-lattoʼ (Makassar) atau Katto'-Katto' (Bugis) masih didasarkan pada onomatope dengan merujuk pada suara atau bunyi yang dihasilkan pada mainan tersebut bunyi seperti tok-tok (berdetak-detak).[7] Kata lattoʼ-lattoʼ awalnya hanya umum bagi penutur Bahasa Makassar.[7]

Namun dalam penyebutannya, ramai penutur non-Makassar menyebutnya “lato-lato” (pelafalan dalam bahasa Indonesia: [lato ˈlato]) yang dalam Bahasa Makassar sendiri latoʼ-latoʼ (pengucapan bahasa Makassar: [latoʔ ˈlatoʔ]) bermakna kakek-kakek/datuk-datuk.[6][8][9]

Pada sisi semantik, seiring perkembangan waktu, istilah "latto" telah mengalami perubahan makna, berupa ekstensifikasi atau perluasan makna. Kata "latto" dalam bahasa Makassar tidak hanya diartikan sebagai definisi hasil bunyi, melainkan juga dimaknai "jadi, jadian, unggul, teratas, terpilih". Konteks makna ini erat kaitannya pada pandangan politis. Seperti dalam kalimat "Si A diprediksi akan latto pada pemilihan presiden tahun depan". Latto dalam kalimat tersebut dimaknai terpilih.[6][7]

Sejarah

sunting
 
Latto-latto kuno dari bahan kaca temper

Sejarah lahirnya mainan latto-latto memiliki beragam versi sejarah. Permainan ini dikaitkan berasal dari Amerika Serikat yang terinspirasi oleh eskimo yo-yo, yakni mainan tradisional budaya asli Alaska. Versi lainnya, dikaitkan dengan terinspirasi dari senjata berburu di Amerika Selatan. Pada awal 1970-an, latto-latto begitu populer hingga sampai penduduk provinsi kecil di Italia Utara, Calcinatello. Awalnya, bola pada latto-latto terbuat dari kaca temper. Bahan kaca membuat sifatnya bisa pecah saat dimainkan dan serpihan kacanya bisa menimbulkan cedera parah. Oleh karena itu, pihak pemerintah Amerika Serikat akhirnya melarang penjualan permainan latto-latto di negaranya.[10]

Asal usul

sunting

Latto-latto merupakan permainan yang asalnya dari Amerika Serikat. Salah seorang penemu mainan hebat di era latto-latto adalah Marvin Glass asal Chicago, Amerika Serikat.[11][12][13] Dia adalah seorang pengusaha mainan terkenal dan tersukses pada masanya dengan perusahaan besarnya Marvin Glass and Associates (MGA), perusahaan desain dan rekayasa mainan yang berbasis di Chicago, Amerika Serikat.[14] Permainan latto-latto juga dibuat oleh perusahaan Scotti, Inc., sebuah divisi dari perusahaan Spatz Fiberglass Products, Inc., yang berbasis di Yorklyn, Delaware, Amerika Serikat. Scott Lee selaku pimpinan perusahaan Scotti mengatakan bahwa permainan latto-latto buatan perusahannya aman digunakan dengan tali nilon yang tidak bisa putus dan serat kaca anti pecah. Namun itu diberikan peringatan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada tahun 1971 atas keamanan produk. Permainan ini mulai muncul pada era 1960-an hingga makin populer pada awal 1970-an.[15]

Saat itu orang-orang menyebutnya mulai dari clackers, click-clacks, knockers, ker-bangers, dan clankers, penamaan ini kebanyakan berdasarkan dengan merek dan nama yang telah diberikan oleh pabrik pembuatnya masing-masing. Ketika permainan ini mulai masuk ke Indonesia, clackers balls toys disebut latto-latto[16]. Di Indonesia, kebanyakan nama permainan ini hanyalah proses asimilasi dan penamaan dari warga lokal di berbagai daerah. Latto-latto ini muncul setelah puluhan tahun silam pernah populer di Sulsel.[17]

Bahan dan jenis

sunting
 
Bola merupakan salah satu elemen penting pada mainan latto-latto
 
Bola bahan kayu erat kaitannya sejarah awal mainan latto-latto
 
Bola bahan kaca erat kaitannya sejarah awal mainan latto-latto
 
Jenis latto-latto biasa

Pada tahun 1968, muncul latto-latto dengan bahan yang terbuat dari kaca temper. Akan tetapi, mainan dengan bahan tersebut mudah pecah sehingga dapat melukai pemain dan siapa saja yang ada di sekitarnya. Akibatnya, mainan ini sempat ditarik dari pasar Amerika Serikat dan Kanada karena banyak yang terluka saat memainkannya.[18] Latto-latto masuk ke pasar dunia pada akhir tahun 1960-an dan bertahan hingga awal tahun 1970-an. Dua buah bolanya terbuat dari bahan baku berupa akrilik atau kaca yang dapat membahayakan pemainnya dan juga orang-orang di sekitarnya karena cara memainkannya pun dengan dibanting, di atas terdapat tali dengan cincin atau pegangan kecil di tengahnya. Tujuannya adalah untuk membuat kedua bola saling mengklik. Jika pemain latto-latto memiliki keterampilan yang handal, maka pemain tersebut dapat melakukan trik-trik luar biasa pada latto-latto tersebut, seperti membangun momentum sampai latto-latto tersebut mengenai bagian atas dan bawah dalam busur dan menghasilkan bunyi yang dapat memekakkan telinga. Anak-anak menyukainya dan latto-latto semakin digilai negara barat pada musim panas 1971. Tetapi, di lain sisi para dokter dan guru tidak begitu terkesan dengan mainan latto-latto setelah serangkaian kecelakaan serius yang menakutkan dari mainan latto-latto. Latto-latto diduga memiliki efek buruk untuk menghancurkan atau meledak dalam serpihan seperti pecahan peluru dan saat itu segera dilarang di setiap sekolah di negara-negara barat. Tetapi semua anak mengganggap sebagai konspirasi dari orang dewasa karena mereka membenci suara yang mereka buat. Kesamaan antara mainan yang sangat populer ini dan senjata berburu Amerika Selatan yang disebut bolas tidak luput dari kebanyakan remaja laki-laki. Dalam kapasitas ini, mereka terbukti sangat efektif. Setelah serangkaian kejadian lengan dan mata hitam yang memar secara nasional, latto-latto ditarik dari penjualan. Pada tahun 1980-an, perusahaan baru memproduksi versi chintzy dengan bola plastik ringan dengan batang plastik yang terhubung dengannya untuk menahannya di tempatnya. Pemain dapat memainkannya dengan mudah, walaupun sama sekali tidak membutuhkan keahlian dan membosankan setelah beberapa menit. Tetapi itu jauh lebih aman.[18]

Awalnya, dua buah bola pada permainan clackers balls toys terbuat dari kaca. Ketika dua buah bola pecah, hal itu bisa membahayakan pemainnya. Karena itulah, dua bola pada Clackers Balls Toys diubah menjadi bahan plastik yang memiliki tektur keras dan padat yang berbentuk bulat dengan permukaan halus.[19] Warna pada bola adalah warna mencolok dengan tujuan terlihat menarik. Selain itu, clackers balls toys dilengkapi tali dari nilon dan sebuah cincin. Tali nilon[20] dan dua bola plastik keras dihubungkan dalam sebuah cincin bertujuan membuat bola berputar 180 derajat (masing-masing ke sisinya sendiri) dan bertabrakan satu sama lain (yang menghaslkan bunyi) dan berulang terus-menerus dan cepat, dan bertabrakan sebanyak mungkin.[21] Pemain juga dapat meningkatkan tingkat kesulitan dan melakukan atraksi dalam beberapa manuver, naik-turun, atau bergerak dengan gaya tanpa menghentikan mainan.[21]

Secara perinci, latto-latto di Indonesia telah mengalami modifikasi pada asal usulnya. Tali yang digunakan tidak setebal tali clackers sehingga akselerasi yang dihasilkannya lebih cepat. Begitu pula dengan varian ukuran bola ada yang lebih kecil atau lebih besar pada umumnya. Terdapat pula jenis latto-latto dengan efek menyala. Sehingga jika dimainkan pada tempat gelap atau malam hari terlihat menarik.[22]

Jenis biasa

sunting

Varian latto-latto ini umumnya memiliki dua bola berukuran sebesar telur ayam atau bebek, dengan warna polos yang mencolok. Bola-bola padat ini memengaruhi bunyi dan kecepatan saat diayunkan, sehingga pemain perlu berhati-hati untuk menghindari cedera.[22]

Jenis jumbo

sunting

Jenis latto-latto ini menampilkan dua bola yang lebih besar dari ukuran standar, hampir sebesar jeruk bali. Meskipun ukurannya lebih besar, bola ini ringan dan tidak padat. Keunggulan jenis ini terletak pada kemudahan bermain, cocok untuk pemula karena minim risiko cedera pada jari atau tangan, serta dapat dikendalikan dengan mudah. Namun, jenis ini lebih sulit dibawa, memiliki kecepatan lebih lambat, dan rentan rusak atau pecah.[22]

Jenis menyala fosfor

sunting

Varian latto-latto ini memberikan efek menyala dalam kondisi gelap, berkat bola-bola terbuat dari bahan fosfor. Cahaya yang dihasilkan berasal dari sumber cahaya seperti senter ponsel. Jenis ini juga dikenal sebagai latto-latto senter, memberikan aspek estetis dengan bola-bola yang menyala saat diayunkan.[22]

Jenis menyala LED

sunting

Jenis latto-latto ini dilengkapi dengan dioda pemancar cahaya pada kedua bola. Berbeda dengan latto-latto fosfor, jenis ini menampilkan variasi warna kelap-kelip sebagai keunggulannya.[22]

Jenis Pakujut nok-nok

sunting

Jenis atau variasi latto-latto ini melibatkan empat bola, yang saat diayunkan saling berbenturan dan menciptakan bunyi. Varian latto-latto ini dikenal sebagai "Pakujut Nok-Nok," diperkenalkan oleh masyarakat Sunda dengan penamaan yang diusulkan oleh Ridwan Kamil.[22][23]

Jenis matik (matic)

sunting

Jenis atau varian latto-latto ini memiliki stick gagang atau pegangan. Jenis ini diklaim anti gagal, mudah dimainkan, dan disebut lebih aman dimainkan sebab ketika dimainkan akan cenderung seimbang. Bukan diikat dengan tali, latto-latto matik ini dilengkapi dengan tongkat plastik. Pergerakan dari latto-latto lebih teratur sehingga meminimalisir permainan tersebut melukai pemainnya. Jenis latto-latto ini juga dinamai latto-latto gagang dan latto-latto otomatis.[24]

Senjata berburu di Amerika Selatan

sunting
 
Ilustrasi latto-latto dikaitkan mirip dengan bolas, senjata berburu oleh para gaucho di Amerika Selatan

Latto-latto dikaitkan mirip dengan bolas, senjata berburu yang digunakan oleh para gaucho Amerika Selatan, yang digunakan dengan cara dilempar dan akan mengikat pada kaki atau bagian yang diinginkan dari hewan buruan.[25][18][1]

Manufaktur

sunting
Merek dagang Perusahaan Asal Tahun produksi Bahan Catatan Referensi
Whakko's Blades' Novelties, Inc. Orlando, Amerika Serikat 1970–1971 Merek ini mulai diproduksi tahun 1970 ketika latto-latto menjadi puncak tren di Amerika Serikat, namun tahun 1971 berhenti memproduksi seiring aturan standar regulasi karena berbahaya. Para kolektor menyenangi latto-latto merek ini [26]
Star Brand Klik Klaks Creative Decorative Company, Inc. Amerika Serikat 1970 Akrilik Lucite, tali nilon, cincin plastik Warna biru, hijau yang transparan seukuran bola kasti [27][28][29]
Marvin Glass and Associates Chicago, Amerika Serikat [14]
Super Clackers; Kingsize Clackers James of England Skelmersdale, Lancashire, Inggris 1970 [30][31]
Scotti, Inc. (Spatz Fiberglass Products, Inc.) [15]
Knockers Steele Plastics Company Ashland, Amerika Serikat Akrilik Dilarang beredar pada tahun 1985 karena telah melukai beberapa anak-anak ketika bola akrilik diayunkan [32]
K-Nokkers Seven Seas Novelty Company Miami, Amerika Serikat Tali dari nilon Dilengkapi dengan petunjuk cara memainkannya [33]
Ker-Bangers Amerika Serikat 1978 Mainan ini sempat disita oleh Komisi Keamanan Produk Konsumen AS di Phoenix, Arizona pada tanggal 6 Desember merupakan barang baru yang mudah pecah atau retak, serta rentan terhadap kerusakan pegangan. [34][35]
Rocket Bouncers Henry Gordy International, Inc. Yonkers New York, Plainfield New Jersey, Amerika Serikat (pemilik trademark) & cabang produksi di Taiwan (1980), Tiongkok (1992) [36]

Fenomena

sunting

Di Italia

sunting

Pada tahun 1971, di Italia, mainan latto-latto yang sebelumnya dikenal bising yang mengganggu berubah menjadi olahraga yang diakui. Pada tahun tersebut permainan berisik ini dianggap tak mengganggu dalam negeri Italia bahkan menjadi olahraga yang diakui. Pada Agustus 1971, Italia menyelenggarakan kejuaraan dunia latto-latto pertama yang diadakan di Desa Calcinatello, dekat kota industri utara Brescia.[37]

Perlombaan ini diselenggarakan oleh mantan petinju dan pastor paroki, menarik penggemar latto-latto dari seluruh negeri Italia. Selain tuan rumah Italia, lomba ini diikuti peserta dari Belanda, Prancis, Belgia, Kanada, Swiss, dan Inggris. Setelah kompetisi yang menegangkan dan memekakkan telinga, Gualtiero Panegalli, seorang restorer furnitur berusia 19 tahun asal Italia, menjadi juara latto-latto dunia pertama. Tidak ada piala atau medali untuk para pemenang, tetapi hadiahnya termasuk claret lokal, salami, domba hidup, ayam, keju, dan sekeranjang buah.[37]

Permainan seperti dua pendulum ini bergerak berlawanan arah dan saling berbenturan baik pada bagian bawah maupun ketika momentum terbentuk pada bagian atas. Kunci suksesnya adalah gerakan tangan yang tepat ke atas dan ke bawah untuk menjaga agar senar tetap lurus dan secara bertahap meningkatkan osilasi. Tujuannya adalah untuk mempertahankan bunyi yang stabil selama mungkin. Struktur latto-latto terdiri dari seutas tali dengan bola seukuran kenari di setiap ujungnya. Pemain memegang bagian tengah senar, terkadang dibantu oleh cincin logam atau tongkat kecil, dan mencoba untuk menyatukan kedua bola tersebut.[37]

Permainan ini menjadi menonjol di Italia, adegan dengan kompetisi "Golden Click‐Clack" yang diadakan pada 30 Juli di Isorelli di Savignone, dekat Milan. Kontes itu juga diselenggarakan oleh pastor paroki, bertindak dalam fungsinya sebagai pemimpin komunitas kecil Italia yang mencoba meningkatkan moral, meningkatkan pendapatan paroki dan perdagangan lokal serta meningkatkan kedudukan gereja. Pemenangnya, Roberto Maliberti, berusia 24 tahun setelah tampil tanpa henti selama satu setengah jam.[37]

Kala itu latto-latto belum mendapatkan persetujuan secara nasional, meskipun telah banyak dijual secara luas dan dalam perdagangan ekspor. Ada kecaman dimana-mana terhadap "bola kecil neraka" (latto-latto) dan surat protes dari pers. Resor-resor pantai cukup terganggu. Pulau Ischia di Teluk Naples yang indah dan sebuah tempat di Trieste telah melarang permainan tersebut. Resor Trieste mengutip undang-undang tentang larangan. Pers di Italia telah menyebut permainan latto-latto awalnya berupa obsesi hingga menjadi "fenomena menular yang berisiko menjadi mania" dan "benda paling tidak berguna dan ketinggalan zaman". Surat kabar Roma pro-Komunis Paese Sera, mengomentari kejuaraan tersebut, bertanya: "Apakah latto-latto hanyalah mania yang tidak bersalah di era tujuh puluhan atau apakah itu mewakili salah satu produk terburuk dari masyarakat yang makmur?"[37]

Di Argentina

sunting

Selama tahun 1980-an permainan ini ramai dimainkan di Argentina. Sebagian masyarakat Argentina keluar rumah memadati dekat sudut-sudut jalan atau trotoar untuk menonton turnamen dan kompetisi latto-latto. Beberapa institusi turut terlibat mensponsori juga perusahaan-perusahaan besar, program televisi, dan bahkan sekolah. Semuanya mengelilingi di sekitar arena kejuaraan latto-latto. Selain itu, beberapa pemain latto-latto profesional dari tim kejuaraan latto-latto mendatangi sekolah-sekolah untuk melakukan demonstrasi latto-latto. Mereka memperlihatkan pelbagai atraksi dan trik dalam memainkan latto-latto. Mereka disponsori oleh perusahaan soda. Kemudian kompetisi dimainkan di acara-acara TV yang memiliki banyak penonton. Pada tahun 1990-an, kembali bangkit ketika saluran televisi kabel "Magic Kids" Argentina menyelenggarakan kejuaraan kompetisi latto-latto untuk masyarakat umum. Satu-satunya syarat untuk mengikuti kompetisi tersebut adalah membeli latto-latto yang asli, yang memiliki ciri pegangan berubah warna saat basah. Pemenang dari kejuaraan ini akan diberikan “El tiki-taka de plata”, sebuah piala asli untuk menghiasi rak, dengan bola yang terbuat dari bahan transparan.[38]

Di Brasil

sunting

Di Brasil, latto-latto biasa disebut bate-bate atau teco-teco. Permainan ini telah dimainkan oleh anak-anak Brasil pada era 1960-an, 1970-an, 1980-an, dan 1990-an. Pada tahun 2012, permainan ini kembali viral dan digemari oleh anak-anak Brasil, terutama anak-anak sekolah walau saat itu telah menjadi era perkembangan dari permainan video.[39] Permainan ini kembali viral tahun 2012 di seluruh negara bagian Brasil setelah grup musik asal Brasil LevaNóiz sukses melambungkannya melalui lagu hitnya berjudul "bolimbolacho", mainan yang dikenal sebagai "bate-bate" (latto-latto).[40] Permainan ini kembali muncul di Brasil setelah sekitar dua dekade menghilang. Di Ubatã, Bahia, mainan ini sudah menjadi tren dan dijual di beberapa tempat komersial di kota. Para penjual bate-bate cukup terkejut karena dagangannya cepat habis dengan 100 bumper permainan bate-bate dalam waktu kurang dari 5 jam. Setiap mainan berharga sekitar R$2,50 di pasaran. Permintaan bate-bate sangat tinggi.[39]

Permainan ini dikarenakan sederhana, mudah ditemukan di kios-kios, dan harganya murah. Permainan ini banyak dimainkan di sekitar jalan pada sore hari, terutama di Distrik Limão, São Paulo dan Salvador, Bahia.[39][41] Tidak heran bila banyak yang mengeluhkan suara bising pada permainan ini. Selain itu, lengan dari anak-anak banyak yang mengalami memar karena terlalu banyak bermain. Hingga pada akhirnya, guru-guru mereka melarang mereka memainkannya.[20]

Di Indonesia

sunting

Di Malaysia

sunting

Cara memainkan

sunting
Teknik memainkan latto-latto dengan memegang pada jempol jari
Teknik memainkan latto-latto dengan cincin jari tengah

Teknik pertama yang biasa digunakan pada saat ingin memulai memainkan latto-latto adalah jari dijepit bagian tengah tali, dan diayunkan hingga dua bola di ujung saling bertabrakan dan kalau bisa, membentuk sebuah lingkaran vertikal sempurna. Pada dasarnya, permainan latto-latto ini dilakukan dengan menggerakkan tangan untuk menyeimbangkan kedua bola agar dapat berbenturan. Nantinya, benturan yang terjadi antara kedua bola tersebut akan menciptakan bunyi yang khas. Meski cara bermainnya terlihat sederhana dan mudah, namun permainan latto-latto ini cukup susah untuk dimainkan oleh para pemula. Selain itu, para pemain juga harus berhati-hati karena kedua bola latto-latto bisa saja mengenai tangan para pemain, jika cara memainkannya salah.

 
Ilustrasi ayunan dua buah bola latto-latto yang saling berbenturan

Latto-latto pada dasarnya adalah dua buah bola atau kelereng besar yang diikat dengan tali yang kuat dengan cincin di tengahnya. Itu diletakkan jari pada cincin jari di atas cincin sehingga kelereng atau bola menggantung di bawah. Di sinilah kesenangan dimulai. Tujuannya adalah untuk membuat kedua bola saling mengetuk (atau berdentang jika pemain suka) dengan menarik cincin secara perlahan. Setelah menguasainya, kita bisa mengontrolnya bergerak lebih cepat dan lebih cepat sampai mereka saling berbenturan di atas dan di bawah tangan dalam lengkungan yang menakjubkan. Cara main latto-latto sebenarnya bukan sesuatu yang sulit. Pemain hanya perlu menggoyangkan tangan untuk menyeimbangkan dua bola latto-latto sehingga saling beradu atau berbenturan. Benturan antara kedua bola ini akan menimbulkan bunyi atau suara yang unik dan khas. Latto-latto terlihat memang mudah untuk dimainkan. Padahal, permainan ini cukup sulit dimainkan oleh pemula. Sebab, kalau dimainkan dengan cara yang salah, bola latto-latto justru akan mengenai tangan dan akan melukainya. Oleh karena itu, terutama bagi anak-anak harus berhati-hati dalam memainkannya dan minta dampingan orang dewasa.

Latto-latto dimainkan tidak terbatas pada gender dan usia bagi pemainnya. Semua kalangan dapat memainkan permainan ini. Permainan ini sangat alamiah dan bisa dilakukan di ruang terbuka atau tertutup, duduk atau berdiri. Cara memainkan latto-latto cukup mudah bagi yang mengetahui teknik bermainnya. Cukup dengan mengayunkan dua bola di bawah dan atas tangan sehingga kedua bola selalu bertubrukan tanpa meleset dan menghasilkan bunyi. Permainan latto-latto membutuhkan kelincahan dan keahlian menyeimbangkan dua bola pada seutas tali. Meski terlihat sepele cara memainkannya, permainan latto-latto tidak boleh ragu-ragu dalam mengayunkannya serta membutuhkan konsentrasi/fokus, keterampilan/teknik tinggi, dan kesabaran. Permainan ini memiliki risiko tangan atau jari dapat menjadi memar jika tak piawai memainkannya.

Ilustrasi gerakan ayunan bandul bola yang dapat terjadi pada mainan latto-latto
Ilustrasi gerakan ayunan bandul bola yang dapat terjadi pada mainan latto-latto
Ilustrasi gerakan ayunan bandul bola yang dapat terjadi pada mainan latto-latto

Teknik dan gaya

sunting

Bagi pemula biasanya memainkan latto-latto dengan keterampilan dasar yang terpenting dua buah bandul dapat beradu atau berbenturan hingga menimbulkan bunyi adalah suatu kebanggaan dan kepuasan tersendiri. Latto-latto dapat dimainkan dengan bermacam-macam teknik dan gaya. Beberapa gaya yang populer pada mainan ini adalah gaya sola-sola, tepuk pramuka, tornado, belakang kepala, dua tangan, helikopter, dan gaya lainnya. Bahkan terdapat gaya atau teknik yang tidak lazim dengan memainkan latto-latto di atas lantai yang dimunculkan oleh seorang guru hingga ditonton jutaan kali. Gaya Tornado keterampilan dengan memainkan tidak membenturkan kedua bola latto-latto, melainkan memutar talinya di tangan. Sehingga tidak ada bunyi yang ditimbulkan. Bola latto-latto berputar secara cepat seperti terlihat angin Tornado. Gaya helikopter adalah gaya dengan memainkan latto-latto di atas kepala sehingga seperti baling-baling helikopter. Gaya-gaya bermain tersebut sering diadopsi pada kegiatan perlombaan sebagai bagian dari tantangan dari peserta/pemain. Selain itu, sebagai tontonan atraksi dari pegiat konten kreator di media sosial mereka masing-masing. Kemampuan memainkan dengan teknik dan gaya yang bervariasi umumnya hanya dapat dilakukan oleh pemain profesional.[42][43]

Perlombaan

sunting
 
Sekumpulan anak-anak sedang mengikuti turnamen latto-latto di Desa Siwalanpanji, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

Permainan latto-latto telah banyak diadopsi sebagai sebuah ajang perlombaan atau turnamen di pelbagai daerah, terutama di Pulau Sulawesi. Permainan ini dijadikan ajang perlombaan pada acara pesta rakyat, perayaan hari besar, bahkan di acara pernikahan dan acara lainnya. Jenis perlombaan yang umum dipertandingkan berupa durasi memainkan latto-latto, kategori kelompok umur, free style, dengan teknik dan gaya yang ditentukan juri.[44][45]

Efek positif

sunting
 
Terjadinya interaksi sosial asosiatif, salah satu dampak positif dari permainan latto-latto

Prof. Hamdan Juhannis, MA, Ph.D. yang merupakan rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar memberikan tanggapan mengenai sisi positif dari viralnya permainan latto-latto. Dalam tulisannya yang telah terpublikasi di berbagai media dengan judul "Latto-latto Melawan Game Online", Hamdan mengutarakan bahwa kehadiran latto-latto secara signifikan dapat mengurangi seseorang pada ketergantungan memegang gawai untuk bermain gim daring dan menonton beragam sajian di telepon genggam. Latto-latto menjadi alat komunikasi di antara anak-anak. Mereka bisa memainkan bersama-sama, saling memperlihatkan inovasi bunyi yang dikuasainya. Berbeda tentunya dengan anak-anak yang bermain dengan gawainya, selalu sibuk sendiri. Efek buruk yang ditimbulkan pada gim daring pada gawai, mulai dari sikap asosial, pemahaman yang distortif tentang kehidupan nyata, sampai pada gangguan penglihatan.[46] Seorang kolumnis Brasil, Rodrigo Dias mengutarakan pendapatnya mengenai kemunculan kembali permainan latto-latto di tengah era digital sebagai memorial dan nostalgia mengenang masa lalu. Ia menambahkan permainan ini sesuatu yang harus dipelajari bahkan di perguruan tinggi.[39]

Menurut Liputan6.com, memainkan latto-latto bisa melatih kesabaran dan meningkatkan rasa percaya diri pada anak walaupun berupa permainan sederhana, karena saat bermain mereka bisa menambah kecepatan ayunan. Memang terlihat gampang, namun itu perlu beberapa tips dan trik agar bisa memainkannya dengan mudah. Hal ini karena di awal permainan harus bisa menyeimbangkan bola agar tetap berjalan secara konstan dan menimbulkan bunyi tek-tok. Permainan latto-latto dapat melatih sistem motorik, keseimbangan, dan ketenangan pikiran pada anak.[47] Berikut beberapa rangkuman dari manfaat bermain latto-latto terutama pada perkembangan anak:

  1. Melatih kemampuan dasar sistem motorik dengan lebih baik lagi dari pada sebelumnya, bermain latto-latto dapat membantu melatih kemampuan motorik anak, karena memainkannya perlu menggunakan gerakan tangan. Tentu menggerakkan tangan dengan bermain latto-latto lebih disarankan dibanding hanya bermain gawai seharian.
  2. Pengembangan kepercayaan diri, anak dapat meningkatkan kepercayaan diri melalui bermain latto-latto bersama teman-temannya, menguasai permainan ini membawa kebanggaan dan keyakinan diri karena menuntut keahlian yang perlu dilatih.
  3. Pembelajaran sikap demokratis, bermain bersama dalam permainan latto-latto dapat mengembangkan sikap demokratis anak. Mereka belajar secara bersamaan dengan teman-teman, membentuk keterampilan berkolaborasi yang berpotensi berlanjut hingga dewasa.
  4. Pembentukan keterampilan strategis, setiap sesi permainan latto-latto mendorong anak untuk menggunakan strategi guna meraih kemenangan. Contohnya, saat mengayunkan bola dengan cepat, anak belajar merancang taktik yang melibatkan gerakan ke atas dan ke bawah.
  5. Pengendalian emosi, bermain permainan tradisional seperti latto-latto berperan penting dalam mengendalikan emosi anak. Untuk meraih kemenangan, anak perlu menjaga emosi dan suasana hati saat menyeimbangkan bola beradu secara konsisten. Mampu mengolah emosi dengan baik menjadi kunci kesuksesan dalam permainan ini.
  6. Melatih keseimbangan gerak otot tangan, bermain latto-latto melibatkan koordinasi, konsentrasi, dan gerakan berulang yang melatih otot-otot tangan, meningkatkan ketangkasan dan koordinasi, terutama pada anak-anak.
  7. Memberikan ketenangan pikiran
  8. Melatih kesabaran, karena bermain latto-latto butuh banyak latihan. Bermain latto-latto tentu membutuhkan kesabaran yang luar biasa. Sebab, tidak mudah untuk memainkan agar bola bisa saling berbenturan dan menghasilkan suara yang senada.
  9. Meningkatkan kecerdasan anak
  10. Membangun kerja sama[10][47][48]

Efek negatif

sunting

Tidak sedikit dari permainan latto-latto menimbulkan efek negatif. Permainan ini dapat memberikan sisi buruk dan bahaya, terutama bagi penggunanya jika tidak mahir memainkannya, akan mengalami kesalahan yang akan mengakibatkan cedera atau memar di sekujur pergelangan tangan. Beberapa kasus tertentu seperti bola yang lepas dari tali dan mengenai wajah atau dahi anak-anak yang memainkan atau orang yang ada di dekatnya.[21] Suaranya juga menimbulkan kebisingan apalagi jika dimainkan bersama-sama pada sebuah kelompok. Hal tersebut kadang-kadang membuat orang tua lanjut usia terganggu.

Pada 1970-an di Amerika Serikat, permainan ini sempat dilarang untuk dimainkan oleh pejabat sekolah New Bedford Amerika Serikat karena berbahaya. Bahkan salah satu portal ternama di Amerika Serikat menerbitkan tulisan tentang fenomena clackers di kalangan anak Amerika Serikat. Pengguna terkadang membanting clackers begitu keras hingga pecah, membuat pecahan plastik beterbangan, seperti pecahan peluru ke segala arah. Saat itu banyak set clackers asli terbuat dari kaca temper dua inci, membuatnya lebih rentan pecah, sehingga beralih ke plastik akrilik. Di Amerika Serikat, mainan ini dihentikan oleh Food and Drug Administration (FDA) yang kira-kira semacam Badan POM (Pengawas Obat-obatan dan Makanan). Bahkan Departemen Sekolah New Bedford mengetuk palu untuk menghentikannya.

Kontroversi

sunting

Larangan produksi dan penjualan di Brasil

sunting

Mainan latto-latto pernah dilarang dijual pada akhir 1980-an di Brasil, karena terlalu berbahaya. Hal tersebut disebabkan banyaknya kejadian para pemainnya mengalami luka pada jarinya. Baru pada tahun 2012, permainan ini kembali eksis dan populer di Brasil karena sebuah lagu dari grup musik Bahian LevaNóiz. Permainan ini diproduksi secara luas oleh perusahaan Luka Plasticos dengan bola yang lebih aman terbuat dari plastik, tidak lagi terbuat dari besi atau keramik seperti dulu, sehingga mainan tersebut tidak terlalu berbahaya. Selain itu, sekarang dijual dengan tali pelindung pergelangan tangan.[39][41]

Terlibat kontroversi politik di Mesir

sunting

Terlepas dari berbagai hal menarik dari permainan ini, sayangnya untuk anak-anak yang memainkan clackers di Mesir sekitar tahun 2017 harus merasakan campur tangan isu politik yang bahkan menyebabkan pelarangan. Hal ini bermula ketika para warga setempat sering menyebut permainan tersebut dengan "Sisi's balls" atau "Bolanya Sisi", kata ini mengacu pada buah zakar milik Presiden Mesir saat itu Abdel Fattah el-Sisi. Tentu, setelah "Bola-bola Sisi" mendapatkan popularitas, penjualannya menjadi sorotan polisi. Ribuan pasang mainan itu disita karena alasan yang agak aneh, sebagian besar terkait dengan dugaan pelanggaran terhadap ketertiban umum atau peraturan pemerintah.[1]

Larangan di Amerika Serikat

sunting

Di negara asalnya Amerika Serikat, Departemen Sekolah New Bedford telah melarang penggunaan Clackers Balls Toys karena anak-anak di Amerika Serikat memainkannya dengan keras hingga bola pecah dan pecahannya beterbangan. Food and Drug Administration (FDA) saat itu, juga melarang penjualan latto-latto. Di Amerika Serikat, latto-latto secara resmi dilarang pada tahun 1985 dan bergabung dalam daftar "10 Mainan Anak-Anak Terlarang Paling Berbahaya Amerika Serikat Sepanjang Masa". Kebetulan, pemenang ulasan tidak resmi dari kebahayaan bagi kaum muda ini adalah Lab Energi Atom U-238, dirilis pada tahun 1951 oleh Albert Gilbert (penemu perangkat erektor), yang menyertakan bahan radioaktif asli.[49]

Larangan di Britania Raya

sunting

Pada awal tahun 1970-an, ratusan pembuat mainan telah menjual jutaan latto-latto di seluruh dunia. Pada tahun 1971, mainan latto-latto menjadi puncak tren, menjadi suatu kesenangan dan sangat membuat ketagihan di kalangan anak-anak di Torquay, Inggris. Namun, latto-latto memiliki desain yang mirip dengan boleadoras, senjata pilihan untuk gaucho/koboi Argentina. Seperti yang diketahui, jika sesuatu menyerupai senjata, itu akan sering digunakan sebagai salah satu kekerasan di taman bermain. Maka tidak lama kemudian ada serangkaian kejadian anak-anak yang terluka, beberapa di antaranya sengaja dilukai, yang mendorong banyak sekolah untuk melarang latto-latto. Ada juga kesalahan desain dasar, yang terbuat dari plastik akrilik keras, yang kadang-kadang dapat meledak dan menyebabkan sejumlah cedera saat pecah dan pecahan tersebut terbang dari tali yang menyerupai kabel. Pengguna lain menemukan bahwa mempercepat bola plastik keras sebenarnya bisa mematahkan tulang muda. Menanggapi kekhawatiran dalam negeri, pada tahun 1971 Departemen Dalam Negeri Britania Raya meluncurkan penyelidikan apakah latto-latto harus dilarang sepenuhnya. Tentu saja, berada di garis depan kegemaran anak muda, Torquay terjebak dalam kepanikan yang melanda negara. Pada tahun 1971, koran Torquay Times menyelidiki dan memuat berita pada halaman depannya tentang bahaya latto-latto bagi masa mudanya anak-anak Torquay. Petugas Keamanan Publik Torquay menghimbau semua orang tua untuk mencegah anak-anak mereka menggunakan mainan tersebut. Berbagai kecelakaan telah terjadi dan itu menjadi gangguan. Dengan menggunakannya, anak-anak menciptakan gangguan dan membiarkan diri mereka rentan terhadap kecelakaan. Pada pihak produsen latto-latto di Torquay membela produknya dan mengatakan bahwa jenis yang harganya lebih murahlah yang berbahaya, menurutnya produknya anti pecah dan terbuat dari polistiren yang keras dan tidak ada gelembung udara di dalamnya. Itu kuat dan kokoh walaupun itu dipukul dengan palu. Talinya dari tali nilon. Terkait dari potensi kerusakan dan kebisingan karena mengeluarkan suara yang memekakkan telinga yang akan ditimbulkannya, latto-latto kemudian dilarang di sekolah-sekolah lokal, terutama di sekolah Torquay Boys Grammar School dan sekolah Audley Park School (sekarang Akademi Torquay). Pada sisi lain, pihak kaum liberal dan filosofis dari elit skolastik lokal menanggapi bahwa kejadian ini adalah risiko dalam kehidupan sehari-hari yang harus diterima. Namun, tepat ketika masyarakat tampak kacau, ancaman itu memudar dan kaum muda beralih untuk menerima tantangan lain terhadap hukum, moralitas, dan akal sehat secara umum. Para penggemar latto-latto bahwa tidak ada lagi yang bisa dilakukan dengan latto-latto. Karenanya, pada tahun 1972 kegemaran itu berakhir dengan tiba-tiba. Departemen Dalam Negeri mengumumkan larangan dan produsen latto-latto utama, James of England, dipaksa untuk memberhentikan 170 pekerja dan tersisa 400.000 latto-latto di gudang mereka.[49]

Diminati kolektor

sunting

Mainan latto-latto, terutama latto-latto merek retro bahan kaca telah diminati oleh para kolektor. Latto-latto merek retro dianggap melegenda dan berharga. Latto-latto merek retro yang diproduksi tahun 1971 dan sebelumnya menjadi perburuan. Latto-latto pada era itu menjadi terbatas dan langka karena penghentian tiba-tiba dalam produksi dan distribusi pada tahun 1971. Penghentian produksi tersebut terkait perihal banyak anak-anak yang menderita cedera mata karena pecahan kaca pada bola yang rapuh. Tidak sedikit pihak yang menimbun saat penarikan saat itu untuk mengambil keuntungan lalu dijual dalam kisaran $10–$20 di pasar sekunder. Latto-latto merek retro bahan kaca perlahan digantikan dengan versi plastik seperti saat ini.[50]

Dalam budaya populer

sunting
Cuplikan film Polygoonjournaal tahun 1971 mengenai kegemaran bermain latto-latto
 
Ilustrasi gaya permainan sepak bola tiki-taka terinspirasi penamaan dari mainan juggling latto-latto atau dalam bahasa Spanyol mainan tiki-taka pada tahun 2006
  • "Latto-latto" dalam film berjudul Polygoonjournaal tahun 1971.[51]
  • "Latto-latto" dalam film berjudul Beware! The Blob tahun 1972.[52]
  • "Latto-latto" digunakan sebagai senjata oleh Joseph Joestar dalam serial manga JoJo's Bizarre Adventure tahun 1980-an.[53]
  • "Latto-latto" adalah titik plot dalam episode "Love and Sausages" tahun 1993 dari serial TV The Kids in the Hall.[52]
  • "Latto-latto" atau "ethek-ethekan" dalam bahasa Osing adalah judul lagu hits anak-anak tahun 2003 dari penyanyi Danang Pradana.[54][55]
  • "Latto-latto" atau "tiki-taka" dalam bahasa Spanyol disinyalir mengilhami istilah gaya permainan sepak bola tiki-taka Timnas Spanyol pada Piala Dunia FIFA 2006. Istilah tiki-taka berasal dari bunyi yang dihasilkan bola saat berbenturan. Juga dapat dimaknai turun-naik, tiki bermakna "turun" dan taka bermakna "naik".[56]
  • "Latto-latto" atau "bolimbolacho" dalam bahasa Portugis adalah judul lagu hits tahun 2012 dari grup musik asal Brasil LevaNóiz.[40]
  • "Latto-latto" atau "bolimbolacho" dalam bahasa Portugis adalah tari kontemporer di Brasil tahun 2012 yang dipopulerkan grup musik LevaNóiz melalui video musik.[40]
  • "Latto-latto" telah diadaptasikan menjadi beragam gim daring, seperti Latto Latto menjadi gim daring yang sangat populer ini mendapatkan rating 3,5 dan sudah diunduh lebih dari 1 juta kali di Google Play.[57]
  • "Latto-latto" ditampilkan dalam acara televisi AS yang diproduksi oleh Dan Schneider, terutama di tahun 2007 Drake & Josh episode "Megan's First Kiss," dan dalam episode "Rumor of Love" tahun 2008 Zoey 101, yang mendeskripsikan mainan tersebut sebagai "mainan terpanas di Belanda", dan yang meningkatkan minat kontemporer terhadap mainan tersebut.[52]
  • "Latto-latto" sebagai senjata yang digunakan oleh Joseph Joestar di Battle Tendency, alur cerita kedua dari serial manga tahun 1987–1989 JoJo's Bizarre Adventure; kemunculan mereka di sana adalah anakronistik, karena "Battle Tendency" terjadi pada tahun 1938. Mereka juga muncul kembali di cerita kedelapan manga, "Jojolion", di bab terakhir dirilis pada tahun 2021.[53][52]

Plesetan dan julukan

sunting
Buah zakar

Dikutip dari berbagai pemberitaan, latto-latto kerap diplesetkan sebagai buah zakar. Seperti pada kasus masyarakat Mesir menyebut latto-latto sebagai buah zakar Sisi sehingga terkesan menghina presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.[58][1] Kejadian yang dialami oleh Pradikta Wicaksono yang mengalami tindakan pelecehan pada alat vitalnya (buah zakar), banyak berita menganalogikan dengan diksi latto-latto.[59][60][61][62]

Payudara

Dikutip dari berita Suara.com dan MataMata.com, julukan ini dikaitkan dengan payudara oleh beberapa netizen dan pelawak Indonesia Bopak Castello, karena mereka salah fokus dengan payudara Cupi Cupita yang menonjol saat ia sedang belajar bermain latto-latto pada potret yang diunggah di akun Instagramnya. Ada netizen yang berkomentar untuk menanyakan di manakah Cupi Cupita membeli latto-lattonya dan menyatakan bahwa latto-lattonya besar sekali. Ada pula komentar yang mengategorikan payudaranya dengan latto-latto menjadi berjumlah empat.[63][64]

Bola-bola plastik kecil dari neraka (the little plastic orbs from hell)/bola dari neraka

Dikutip dari tulisan berita The Washington Post berjudul The Toy That Drives Adults Clackers terbit pada 18 Oktober 1990, latto-latto pernah dijuluki sebagai "bola dari neraka". Hal demikian sebagai dampak betapa bahayanya permainan tersebut karena banyak memakan banyak korban pada saat itu hingga dilarang beredar di Amerika Serikat.[65]

Bola-bola akrilik maut (the acrylic balls of death)/bola kematian[65]
Yo-yo Newton[65][66]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d Lerihardika, Erik (14 Desember 2022). "Mengenal Sejarah Katto-Katto alias Latto-Latto hingga Cara Memainkannya". HaloSultra.com. Diakses tanggal 2022-12-16. 
  2. ^ "letuk". KBBI Daring. Diakses tanggal 2023-01-11. 
  3. ^ a b Blust, Robert; Trussel, Stephen (2010). "*-tuk₂". Austronesian Comparative Dictionary (dalam bahasa Inggris). Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology. Diakses tanggal 2023-01-07. 
  4. ^ a b Mills, Roger Frederick (1975). Proto South Sulawesi and Proto Austronesian Phonology (dalam bahasa Inggris). University of Michigan. hlm. 734. 
  5. ^ Mills, Frederick Roger (1975). Proto South Sulawesi and proto Austronesian phonology (dalam bahasa Inggris). Ann Arbor, MI: University of Michigan. hlm. 52-53. 
  6. ^ a b c Cense, A. A.; et al. (Abdoerrahim) (1979). Makassaars-Nederlands woordenboek / A. A. Cense in samenwerking met Abdoerrahim ; met Nederlands-Makassars register en voorwoord door, J. Noorduyn. ’s-Gravenhage: Martinus Nijhoff. ISBN 9024723205. 
  7. ^ a b c Rustam, Rasmilawanti (3 Januari 2023). "Bahasa Makassar Latto-latto Viral Akibat Permainan Clakers Ball, Ini Artinya". detik.com. Diakses tanggal 2023-01-08. 
  8. ^ Prastya, Devana Dea (5 Januari 2023). "Apa Itu Lato Lato yang Viral? Arti Lato Lato Artinya Adalah, Lato Nama Permainan Anak dalam Bahasa Bugis". mediamagelang.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 2023-01-05. 
  9. ^ Yuliani, Fitri (29 Desember 2022). "5 Fakta Tentang Lato-Lato, Mainan Jadul yang Kembali Viral". beritajatim.com. Diakses tanggal 2023-01-05. 
  10. ^ a b Gina, Fransiska Viola (20 Desember 2022). "Ramai di Media Sosial, Bagaimana Cara Memainkan Latto-Latto?". bobo.grid.id. Diakses tanggal 2022-12-21. 
  11. ^ Ansar, ed. (27 Desember 2022). "Awal Mula Munculnya Latto-latto atau Clackers Ball dan Penemu, Dulu Terbuat dari Bahan Berbahaya". makassar.tribunnews.com. Diakses tanggal 2024-02-02. 
  12. ^ Hashemi Sudradjat, Farizqi (1 Januari 2023). "5 Fakta Tentang Latto-Latto Permainan yang Sedang Viral Saat ini: Ternyata Sudah Ada Sejak Tahun 60-an". TentangIndonesia.com. Diakses tanggal 2024-02-03. 
  13. ^ Supriyanto, Yudi (26 Desember 2022). "Sejarah Permainan Latto-latto yang Kini Viral di Medsos". hypeabis.id. Diakses tanggal 2024-02-03. 
  14. ^ a b Tim Redaksi www.theguardian.com (26 Juli 2001). "Working the web: Retro toys". theguardian.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-19. 
  15. ^ a b "Remember clackers – the toy with hard plastic balls on strings?". clickamericana.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-11. 
  16. ^ Tim Redaksi kumparan.com (30 November 2022). "Apa Itu Katto-Katto yang Viral di Medsos?". kumparan.com. Diakses tanggal 2022-12-16. 
  17. ^ Pratiwi, Melati (10 Januari 2023). "Benarkah Permainan Latto-Latto Berasal dari Sulawesi Selatan? Simak Sejarahnya". travel.okezone.com. Diakses tanggal 2024-02-10. 
  18. ^ a b c Tim Redaksi nostalgiacentral.com (1998–2022). "KLACKERS/CLACKERS/KLICK-KLACKS". nostalgiacentral.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-23. 
  19. ^ Tim Redaksi www.lines.id (30 November 2022). "Viral! Permainan Katto-Katto Ramai di Desa Keang". lines.id. Diakses tanggal 2022-12-16. 
  20. ^ a b Italiani, Rafael (22 Juni 2012). "Brinquedo bate-bate vira a nova mania da criançada". agora.folha.uol.com.br (dalam bahasa Portugis). Diakses tanggal 2022-12-19. 
  21. ^ a b c Varani, Reinaldo. "Lembranças Souvenirs Anos 80". agora.folha.uol.com.br (dalam bahasa Portugis). Diakses tanggal 2022-12-19. 
  22. ^ a b c d e f Dian Saraswati, Bernadheta (2 Januari 2023). "Mengenal Jenis Latto-Latto, Ada yang Bisa Menyala hingga Berukuran Jumbo". harianjogja.com. Diakses tanggal 2024-02-02. 
  23. ^ Hidayah, Egista (28 Desember 2022). "Kala Jokowi Ikut Bermain Nok-nok Alias Latto-latto di Subang, Gubernur Jabar: Pak Presiden Gembira". pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 2022-12-29. 
  24. ^ Tim Redaksi www.sukabumiupdate.com (28 Desember 2022). "Viral Video Pria Mainkan Latto-latto Matik, Lebih Mudah dan Aman?". sukabumiupdate.com. Diakses tanggal 2023-01-15. 
  25. ^ Dwi Putra, Fahrul (30 Desember 2022). "Lagi Viral, Ini 5 Fakta Latto-latto yang Ternyata Dilarang di Amerika Serikat". TangerangNews.com. Diakses tanggal 2024-02-02. 
  26. ^ Whakko's letsexplorey.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-10.
  27. ^ "Vintage Lucite KLIK KLAKS Creative Decorative CO. Star Brand 1970 NOS Toys Green". ebay.com (dalam bahasa Inggris). 1 Februari. Diakses tanggal 2024-02-10. 
  28. ^ "Vintage Star Brand, Klick Klacks, Creative Decorative Co., Inc., Acrylic Clackers, Blue Klik Klaks, FAIR CONDITION, Clackers Toy". etsy.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-10. 
  29. ^ "NOS VINTAGE LUCITE KLIK KLAKS NEW/SEALED STAR BRAND 1970'S GREEN GLITTER". worthpoint.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-10. 
  30. ^ "A replica advert for Super Clackers toy by James of England, part of a school 1970s Childhood memorabilia pack". alamy.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-10. 
  31. ^ "VINTAGE CLACKERS TOY 1970'S BANNED JAMES OF ENGLAND KINGSIZE BRAND NEW UNOPENED!". worthpoint.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-10. 
  32. ^ "1970'SVINTAGE CLACKER BALLS - STEELE PLASTICS COMPANY/ASHLAND, KY!!". worthpoint.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-06. 
  33. ^ "K-Nokkers" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-06. 
  34. ^ "Chuck Howard Toy". cpsc.gov (dalam bahasa Inggris). 10 Desember 1980. Diakses tanggal 2024-02-10. 
  35. ^ MADHOTCOLLECTIBLES.COM. "1978: Ker-Bangers, Clackers. Not sure exactly when these things first come out. But i remember seeing the TV commercials and having a set in the late 70's". Pinterest (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-10. 
  36. ^ "1980's Vintage Rocket Bouncers, Fluorescent Bouncy Balls, Gordy International". ebay.com (dalam bahasa Inggris). 28 November. Diakses tanggal 2024-02-10. 
  37. ^ a b c d e Howe, Marvine (14 Agustus 1971). "In Italy, the Noisy Clackers Have Gone From Nuisance to Recognized Sport". www.nytimes.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-22. 
  38. ^ Pascal, Dana (13 April 2021). "Nostalgia. ¿Te acordás del tiki-taka?". www.lanacion.com.ar (dalam bahasa Spanyol). Diakses tanggal 2022-12-22. 
  39. ^ a b c d e Tim Redaksi Redação Ubatã Notícias (12 Maret 2012). "Ubatã: O velho bate-bate…". ubatanoticias.com.br (dalam bahasa Portugis). Diakses tanggal 2022-12-19. 
  40. ^ a b c levanoizofficial (7 November 2011). LevaNóiz - Bolimbolacho (dalam bahasa Portugis) – via YouTube. 
  41. ^ a b Tim Redaksi g1.globo.com (23 Juni 2012). "Bate-bate volta à moda na Grande São Paulo". g1.globo.com (dalam bahasa Portugis). Diakses tanggal 2022-12-19. 
  42. ^ Ramadhan, Muhammad Syahrul (9 Januari 2023). "Keren! Bocah Ini Pamer Skill Main Lato-Lato Mulai dari Sola-Sola sampai Helikopter". Medcom.id. Diakses tanggal 2023-01-23. 
  43. ^ Nawangsari, Cahyanti (15 Januari 2023). "Nagita Slavina Kedatangan Lord Arnold Lato-Lato lalu Ajak Keliling Rumahnya". batam.tribunnews.com. Diakses tanggal 2023-01-21. 
  44. ^ Suta, Ketut (7 Desember 2022). "Keseruan Anak-anak Di Kelurahan Nunu Palu Mengikuti Lomba Latto-latto". palu.tribunnews.com. Diakses tanggal 2023-01-05. 
  45. ^ Suta, Ketut (2 Januari 2023). "Lomba Latto-latto Meriahkan Peringatan Hari Amal Bhakti Kemenag di Morowali". palu.tribunnews.com. Diakses tanggal 2023-01-05. 
  46. ^ Juhannis, Hamdan (4 Desember 2022). "Latto-Latto Melawan Game Online". wartasulselnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-17. Diakses tanggal 17 Desember 2022. 
  47. ^ a b Subitmele, Silvia Estefina (19 Desember 2022). "8 Manfaat Main Latto-Latto, Permainan Jadul yang Lagi Viral". hot.liputan6.com. Diakses tanggal 2022-12-29. 
  48. ^ Malo Sinaga, Raja (14 Januari 2023). "Dokter Beberkan Manfaat dan Bahaya Main Latto-latto Bagi Anak". detik.com/sumut. Diakses tanggal 2024-02-04. 
  49. ^ a b Dixon, Kevin (2013–2020). "1971: Klackers cause Torquay chaos". wearesouthdevon.com. Diakses tanggal 22 Desember 2022. 
  50. ^ Euphrates (2011). "Clackers "The original pendulum ball toy!"". brtb.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-12-20. 
  51. ^ "Klik-klag-rage". openbeelden.nl (dalam bahasa Belanda). 1 September 1971. Diakses tanggal 2024-02-09. 
  52. ^ a b c d Nur Kanariyati, Pratitis. "Lato Lato: Sejarah, Cara Main, hingga Masuk Anime Jojo's Bizzare Adventure!". mengenalindonesia.com. Diakses tanggal 2024-02-03. 
  53. ^ a b Firdaus, Fitra (27 Desember 2022). Iswara N Raditya, ed. "Clackers, Permainan Lato Lato Asal AS Senjata Joseph Joestar". Tirto.id. Diakses tanggal 2024-02-03. 
  54. ^ Ramadhan, Muhammad Syahrul (4 Januari 2023). "Akibat Lato-lato, Lagu Ethek-ethekan Danang DA Jadi Viral". Medcom.id. Diakses tanggal 2023-01-06. 
  55. ^ Prihatmoko, Ibnu Ikhsan (4 Januari 2023). "Lirik dan Terjemahan Lagu Etek Etekan Danang DA, Lagu Tentang Mainan Viral Latto Latto". klaten.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 2023-01-06. 
  56. ^ ""TIKI TAKA, TIKI TAKA – FÚTBOL CON FATATAS"". soccerpilot.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-04. 
  57. ^ Castle, Play (21 Desember 2022). "Latto Latto". Google Play. Diakses tanggal 2024-02-02. 
  58. ^ Sabandar, Switzy (28 Desember 2022). "Latto-Latto, Permainan Tradisional Viral Ini Ternyata Dilarang di Mesir". Liputan6.com. Diakses tanggal 2024-02-01. 
  59. ^ Agatha, Diviya (18 Januari 2023). "Miris! Dikta Alami Pelecehan Seksual, Warganet Malah Kaitkan dengan Lato-Lato". Liputan6.com. Diakses tanggal 2024-02-02. 
  60. ^ Alpian, Muhamad (16 Januari 2023). "'Latto-latto' Dikta Diremas Fans Wanita, Hati-hati Ternyata Bisa Sebabkan Kematian". Sonora.id. Diakses tanggal 2024-02-02. 
  61. ^ Palupi, Galuh (16 Januari 2023). "Momen Dikta Alami Pelecehan 'Lato-latonya' Diremas Fans Wanita, Jongkok dan Meringis Tahan Sakit". TribunTrends.com. Diakses tanggal 2024-02-02. 
  62. ^ "Viral Video Dikta Pegang Alat Vitalnya Diduga Gegara Dilecehkan, Netizen: Latto-Latto Artis Jadi Pelampiasan". jabar.herald.id. 16 Januari 2023. Diakses tanggal 2024-02-02. 
  63. ^ Noviandi, Ferry (3 Januari 2023). "Cupi Cupita Belajar Main Latto-Latto, Ramai Komentar Nyeleneh Termasuk dari Bopak Castello". Suara.com. Diakses tanggal 2024-02-02. 
  64. ^ Wismoyo, Ade. "Cupi Cupita Dilanda Demam Latto-latto, Bopak Castello Salfok: Kayaknya Mau Lompat Nih". MataMata.com. Diakses tanggal 2024-02-02. 
  65. ^ a b c Kastor, Elizabeth (18 Oktober 1990). "THE TOY THAT DRIVES ADULTS CLACKERS". washingtonpost.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-02-01. 
  66. ^ Zulfikar, Fahri. "Latto-latto Punya Banyak Nama di Dunia, Apa Saja?". detik.com. Diakses tanggal 2024-02-01. 

Pranala luar

sunting
Situs web luar
 
  Mainan tahun 70-an wirtschaftswundermuseum.de. zeitgenössische Werbung für die Klick-Klack-Kugeln
Video luar
 
  Latto-latto melekat pada jari manis di YouTube
  Latto-latto dengan ibu jari dan telunjuk di YouTube
  Latto-latto era 1960-an di YouTube
  Sebuah tayangan iklan jadul komersial di TV tentang mainan latto-latto di YouTube