Bandar Udara Internasional Tokyo

bandar udara di Jepang
(Dialihkan dari Yokohama-Haneda Airport)

Bandar Udara Haneda (羽田空港, Haneda Kūkō) (IATA: HNDICAO: RJTT), terkadang disebut sebagai Tokyo-Haneda, adalah salah satu dari dua bandar udara untuk Tokyo Raya, Jepang. Bandara ini terletak di Ōta, Tokyo, 14 km sebelah selatan Stasiun Tokyo. Nama Bandara Haneda lebih populer dibandingkan Bandar Udara Internasional Tokyo, untuk membedakannya dari Bandara Internasional Narita yang pernah dinamakan "Bandara Internasional New Tokyo" (New Tokyo International Airport) hingga tahun 2004.

Bandar Udara Haneda

羽田空港
Haneda Kūkō
Informasi
JenisPublik
Pemilik/PengelolaKementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata
MelayaniTokyo Raya
LokasiŌta, Tokyo, Jepang
Dibuka15 Agustus 1931; 93 tahun lalu (1931-08-15)
Maskapai penghubung
Ketinggian dpl6 mdpl
Koordinat35°33′12″N 139°46′52″E / 35.55333°N 139.78111°E / 35.55333; 139.78111
Situs webwww.tokyo-haneda.com/en
Peta
HND/RJTT di Tokyo
HND/RJTT
HND/RJTT
Lokasi di Jepang
HND/RJTT di Jepang
HND/RJTT
HND/RJTT
HND/RJTT (Jepang)
HND/RJTT di Asia
HND/RJTT
HND/RJTT
HND/RJTT (Asia)
Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
16R/34L 3,000 9,843 Aspal beton
16L/34R 3,360 11,024 Aspal beton
04/22 2,500 8,202 Aspal beton
05/23 2,500 8,202 Aspal beton
Statistik (2023)
Nomor Penumpang78,719,302
Sumber:[1]
Lapangan Terbang Haneda, tahun 1937

Haneda menangani hampir semua penerbangan ke dan dari Tokyo, sementara Bandar Udara Internasional Narita menangani sebagian besar penerbangan internasional. Pada tahun 2010, terminal internasional dibuka di Haneda bersamaan dengan selesainya pembangunan landas pacu keempat. Pembukaan terminal internasional di Haneda memungkinkan peningkatan frekuensi penerbangan internasional secara drastis ke Haneda yang sebelumnya hanya menangani penerbangan "carter berjadwal" ke Seoul, Shanghai, Hong Kong, dan Taipei. Pemerintah Jepang masih memiliki rencana untuk mengembangkan peran internasional Haneda pada masa depan.[2]

Haneda menangani 64.211.074 penumpang pada tahun 2010. Berdasarkan total lewatan penumpang, Haneda adalah bandara tersibuk nomor dua di Asia sekaligus bandara tersibuk nomor lima di dunia di bawah Bandara Hartsfield-Jackson Atlanta, Bandara Internasional Ibu Kota Beijing, Bandara Chicago O'Hare, dan Bandara London Heathrow. Bila Haneda dan Narita digabung, maka Tokyo memiliki sistem bandara kota terbesar nomor tiga di dunia, setelah London dan New York City.

Haneda adalah basis utama dua maskapai penerbangan domestik Jepang, Japan Airlines (Terminal 1) dan All Nippon Airways (Terminal 2), ditambah maskapai penerbangan bertarif rendah Hokkaido International Airlines, Skymark Airlines, Skynet Asia Airways, dan StarFlyer.

Dalam ForbesTraveller.com edisi Desember 2009, Bandara Haneda Airport diakui sebagai bandara paling tepat waktu di dunia selama dua tahun berturut-turut, 94,3% dari penerbangannya berangkat tepat waktu dan 88,6% tiba tepat waktu.[3]

Sejarah

sunting

Lapangan Terbang Haneda (羽田飛行場, Haneda Hikōjō) diresmikan pada tahun 1931 sebagai lapangan terbang yang menempati sebidang tanah di pinggir teluk, di selatan kompleks bandara sekarang ini. Lapangan Terbang Haneda ketika dibangun merupakan bandara sipil terbesar di Jepang pada waktu itu. Setelah Haneda dibuka, basis operasi utama maskapai penerbangan nasional Japan Air Transport dipindahkan dari Pangkalan Udara Angkatan Darat Tachikawa ke Haneda. Sepanjang dekade 1930-an, Haneda menangani penerbangan domestik serta rute Korea dan Manchuria. Pada 1939, landas pacu pertama diperpanjang menjadi 800 m dan landas pacu kedua yang juga panjangnya 800 m selesai dibangun.[4]

Pendudukan Amerika Serikat (1945–1952)

sunting

Pada tahun 1945, tentara pendudukan Amerika Serikat mengambil alih Haneda dan mengganti nama bandara ini menjadi Pangkalan Udara Angkatan Darat Haneda. Angkatan Darat Amerika Serikat menggusur penduduk sekitar bandara untuk mendapatkan lahan yang diperlukan untuk berbagai proyek konstruksi, termasuk memperpanjang salah satu landas pacu menjadi 1.650 m dan landas pacu lainnya menjadi 2.100 m. Personel militer Amerika Serikat yang berbasis di Haneda umumnya diberi tempat tinggal di kompleks permukiman Washington Heights yang berada di pusat kota Tokyo (sekarang Taman Yoyogi).

Semasa Perang Korea, Haneda dijadikan pangkalan regional utama untuk penerbangan medis Angkatan Laut Amerika Serikat yang mengevakuasi pasien dari Korea ke Haneda untuk dirawat di rumah sakit-rumah sakit di Tokyo dan Yokosuka.[5]

Pangkalan Angkatan Udara Haneda pertama kali menerima penumpang penerbangan internasional pada tahun 1947 ketika Northwest Orient Airlines memulai penerbangan berjadwal ke Amerika Serikat, RRC, Korea Selatan, dan Filipina.

Sebagian dari Haneda dikembalikan dari Angkatan Bersenjata Amerika Serikat ke Jepang pada tahun 1952, dan disebut Bandar Udara Internasional Tokyo. Angkatan Bersenjata Amerika Serikat mempertahankan pangkalan di Haneda hingga dikembalikannya Haneda ke Pemerintah Jepang pada tahun 1958.

Era penerbangan internasional (1952–1978)

sunting
 
Pramugari Japan Airlines, 1952

Maskapai penerbangan nasional Japan Airlines memulai began penerbangan domestik pertamanya dari Haneda pada tahun 1951.

Pada tahun-tahun pertama beroperasi sebagai bandara sipil Jepang pascaperang, Bandar Udara Internasional Tokyo tidak memiliki bangunan terminal penumpang. The Japan Airport Terminal Co., Ltd. TYO: 9706 didirikan pada tahun 1953 untuk membangun terminal penumpang pertama di Haneda yang dibuka pada tahun 1955. Perluasan bangunan terminal untuk penerbangan internasional dibuka pada tahun 1963.[6]

Maskapai penerbangan Eropa memulai penerbangan ke Haneda pada tahun 1950-an. BOAC memulai penerbangan ke London lewat rute selatan memakai de Havilland Comet pada tahun 1952. SAS mengoperasikan penerbangan DC-7 ke Copenhagen lewat Anchorage mulai tahun 1957. JAL dan Aeroflot memulai penerbangan kerja sama dari Haneda ke Moskwa pada tahun 1967. Pan Am dan Northwest Orient menggunakan Haneda sebagai hub regional di Asia.

Tokyo Monorail menghubungkan Haneda dan pusat kota Tokyo mulai tahun 1964, sebelum dimulainya Olimpiade Tokyo. Pemerintah Jepang menghapus pembatasan bepergian terhadap warga negaranya pada tahun 1954 sehingga lalu lintas penumpang di Haneda meningkat tajam. Sebuah landas pacu baru dan bangunan terminal internasional selesai tahun 1970, namun permintaan terus melebihi kapasitas perluasan bandara.[6]

Pemerintah mengantipasi peningkatan permintaan pada tahun 1960-an. Perluasan lebih lanjut Haneda diputuskan pemerintah sebagai tidak praktis setelah mempertimbangkan biaya dan masalah teknis inheren yang dihadapi proyek pengurukan skala besar di Teluk Tokyo. Sebagai penggantinya, sebuah rencana pembangunan bandara baru dibuat untuk menangani penerbangan internasional dari/ke Tokyo. Bandara baru Bandar Udara Internasional New Tokyo (populer dengan sebutan Bandara Narita) dibuka pada tahun 1978. Bandar Narita mengambil alih hampir semua penerbangan internasional di Kawasan Tokyo Raya, sedangkan Haneda dijadikan bandara domestik.

Era penerbangan domestik (1978–2010)

sunting
 
Terminal 1, selesai tahun 1993, sekarang dipakai Japan Airlines dan Skymark
 
Terminal 2, selesai tahun 2004, sekarang dipakai All Nippon Airways, StarFlyer, Skynet Asia, dan Air Do.

Sementara hampir semua penerbangan internasional dipindahkan dari Haneda ke Narita pada tahun 1978, maskapai penerbangan Taiwan selama bertahun-tahun terus memakai Bandara Haneda sebagai tujuan karena konflik politik antara Taiwan dan RRC. China Airlines melayani penerbangan ke Taipei dan Honolulu dari Haneda. Maskapai terbesar kedua Taiwan, EVA Air bergabung dengan CAL memakai Haneda mulai tahun 1999. Semua penerbangan ke Taiwan akhirnya dipindahkan ke Narita pada tahun 2002, sementara penerbangan Haneda-Honolulu dihentikan operasinya. Pada tahun 2003, JAL, ANA, Korean Air, dan Asiana memulai penerbangan ke Bandar Udara Gimpo dekat Seoul dari Haneda sebagai "penerbangan carter berjadwal" antarkota.

Meskipun Kementerian Perhubungan awalnya berkeberatan memperluas Bandara Haneda dengan urukan tanah baru di Teluk Tokyo, Pemerintah Metropolitan Tokyo mulai menggunakan kawasan teluk sebelah bandara sebagai situs pembuangan limbah, hingga akhirnya tercipta urukan tanah luas yang dapat dipakai untuk perluasan bandara. Pada bulan Juli 1988, sebuah landas pacu baru dibuka di lokasi bekas timbunan tanah. Pada September 1993, terminal lama bandara diganti dengan bangunan baru Terminal Penumpang Bagian Barat yang dijuluki "Big Bird". Dua landas pacu baru selesai dibangun pada Maret 1997 dan Maret 2000. Pada tahun 2004, Terminal 2 Haneda dibuka untuk ANA dan Air Do. Terminal lama yang diresmikan tahun 1993, sekarang disebut Terminal 1, dipakai oleh JAL, Skymark, dan Skynet Asia Airways.[7]

Pada Oktober 2006, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Perdana Menteri RRC Wen Jiabao mencapai persetujuan informal untuk mengadakan pembicaraan bilateral mengenai pembukaan layanan antarkota Haneda dan Bandar Udara Internasional Hongqiao Shanghai.[8] Pada 25 Juni 2007, kedua pemerintah menyepakati persetujuan dimulainya penerbangan Haneda-Hongqiao sejak Oktober 2007.[9]

Pada Desember 2007, Jepang dan RRC menyepakati persetujuan dasar mengenai penerbangan carter antara Haneda dan Bandar Udara Nanyuan Beijing. Namun, kesulitan bernegosiasi dengan operator militer RRC di Nanyuan, penerbangan carter pertama yang diterbangkan pada bulan Agustus 2008 (bertepatan dengan Olimpiade Musim Panas 2008) mendarat di Bandar Udara Internasional Ibu Kota Beijing, dan begitu pula penerbangan carter berjadwal berikutnya ke Beizing.[10]

Mulai Juni 2007, Haneda mendapat izin untuk melayani penerbangan internasional yang berangkat antara pukul 20.30 dan 23.00, serta tiba antara pukul 06.00 dan 08.30. Bandara ini juga diizinkan melayani keberangkatan dan kedatangan antara pukul 23.00 dan 06.00 karena Narita tutup setelah larut malam.[11][12]

Macquarie Bank dan Macquarie Airports memegang saham Japan Airport Terminal sebesar 19,9% hingga tahun 2009. Japan Airport Terminal telah membeli kembali saham yang sebelumnya dimiliki kedua perusahaan tersebut.[13]

Terminal internasional baru

sunting
 
Terminal internasional, dibuka Oktober 2010
 
Denah perluasan Bandara Haneda

Terminal ketiga untuk penerbangan internasional selesai pada Oktober 2010. Pembangunan gedung terminal lima tingkat dan gedung parking berkapasitas 2.300 mobil di sebelahnya ditanggung oleh inisiatif pembiayaan swasta. Penghasilannya berasal dari konsesi bebas bea dan pajak bandara sebesar ¥2.000 per penumpang. Tokyo Monorail dan Jalur Bandar Udara Keikyū mendirikan stasiun baru di terminal baru, dan fasilitas kargo udara internasional dibangun di dekatnya.[14][15]

Landas pacu keempat (05/23) yang disebut D Runway selesai pada tahun 2010,[16] dibangun di atas lahan hasil reklamasi tanah di selatan lapangan terbang yang sudah ada. Landas pacu ini didesain untuk meningkatkan kapasitas operasional Haneda dari 285.000 pergerakan menjadi 407.000 pergerakan per tahun, sehingga memungkinkan peningkatan frekuensi rute yang sudah ada, dan pembukaan rute-rute baru.[14] Haneda diperkirakan dapat memberi tambahan slot untuk dapat menangani 60.000 penerbangan internasional per tahun (30.000 penerbangan pagi hingga malam, serta 30.000 penerbangan larut malam dan dini hari).[17][18]

Pada Mei 2008, Kementerian Perhubungan Jepang mengumumkan bahwa Haneda diberi izin untuk menangani penerbangan internasional asalkan penerbangan tersebut beroperasi dari pukul 23.00 hingga pukul 07.00.[17] Kementerian Perhubungan awalnya berencana mengalokasikan sejumlah slot pendaratan baru untuk penerbangan internasional berjarak hingga 1.947 km (1.210 mil) setara dengan jarak dari Haneda ke Ishigaki, rute penerbangan domestik terjauh yang dioperasikan dari Haneda.[14] Destinasi-destinasi yang termasuk ke dalam batasan tersebut, antara lain semua kota di Korea, sebagian RRC bagian timur dan utara, termasuk Shanghai, Qingdao, Dalian, Harbin, dan Beizing, serta sebagian dari Rusia Timur Jauh, termasuk Vladivostok dan Sakhalin.[19][20]

Japan Airlines dan V Australia mengumumkan minat mereka mengoperasikan penerbangan nonstop ke Sydney.[21]

Terminal internasional baru Bandara Haneda menerima berbagai keluhan dari penumpang pengguna bandara pada malam hari. Salah satu keluhan adalah kurangnya amenitas di dalam gedung karena sebagian besar restoran dan toko tutup pada malam hari. Tidak adanya transportasi umum pada malam hari dari terminal ke pusat kota juga menjadi sumber keluhan. Jalur Bandar Udara Keikyu, Monorel Tokyo dan sebagian besar operator bus menghentikan layanan dari Haneda sebelum tengah malam. Penumpang yang mendarat larut malam terpaksa menggunakan mobil atau taksi ke tempat tujuan mereka.[22]

Setelah terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami Sendai 2011, beberapa maskapai penerbangan asing menghentikan penerbangan internasional mereka ke Haneda. Delta Air Lines dan American Airlines, dua maskapai penerbangan Amerika Utara yang beroperasi di Haneda, keduanya telah menghentikan penerbangan mereka ke Haneda. Keadaan tersebut menyebabkan United Airlines meminta pengkajian ulang hak mereka untuk melayani Haneda.[23]

Rencana ekspansi masa depan

sunting

Pada Juni 2011, Kementerian Agraria, Infrastruktur, dan Perhubungan mengumumkan perluasan terminal internasional baru yang akan diselesaikan pada akhir Maret 2014. Perluasan itu mencakup pier 8 pintu baru di barat laut terminal sekarang, perluasan apron di sebelahnya dengan empat tempat baru untuk parkir pesawat, hotel di dalam terminal internasional, dan check-in lanjutan, serta tempat karantina/imigrasi/bea cukai, dan pengambilan bagasi.[24]

Insiden dan kecelakaan

sunting
  • 6 Februari 1966: Boeing 727-81 All Nippon Airways Penerbangan 60 jatuh ke Teluk Tokyo sekitar 10,4 km dari Bandara Haneda ketika sedang mengadakan persiapan pendaratan dalam keadaan cuaca baik. Semua dari 133 penumpang dan awak pesawat tewas. Hingga tahun 1969, kecelakaan ini dicatat sebagai kecelakaan pesawat tunggal dengan korban tewas terbanyak.
  • 4 Maret 1966: Canadian Pacific Air Lines Penerbangan 402, Douglas DC-8-43 dengan nomor registrasi CF-CPK menurun di bawah lintasan layang, menabrak lampu-lampu penerangan sua dan sebuah tembok laut ketika mencoba pendaratan malam dalam keadaan visibilitas tidak memadai di Haneda. Pesawat tersebut berasal dari Bandar Udara Kai Tak Hong Kong dan sebelumnya hampir dialihkan ke Taipei akibat buruknya cuaca di Tokyo. Hanya 8 penumpang selamat dari seluruh 62 penumpang dan 10 awak.
  • 5 Maret 1966: BOAC Penerbangan 911, sebuah Boeing 707–436 dengan nomor registrasi G-APFE, pecah di udara dalam penerbangan antara Bandara Haneda ke Bandar Udara Kai Tak Hong Kong, pada segmen penerbangan keliling dunia. Cuaca buruk yang menyebabkan kecelakaan pesawat Canadian Pacific sehari sebelumnya juga disebabkan oleh angin kencang luar biasa di sekitar Gunung Fuji. Pesawat jet BOAC ini juga mengalami turbulensi parah yang mengakibatkan pesawat ini pecah berantakan di ketinggian 16.000 kaki, menewaskan seluruh 113 penumpang dan 11 awak pesawat. Area sebaran pecahan badan pesawat sepanjang 10 mil. Meskipun tidak ada rekaman suara kokpit dan panggilan distres yang dibuat awak pesawat ini, para penyelidik menemukan sebuah film 8 mm yang direkam oleh salah seorang penumpang. Setelah rekaman film tersebut dicuci, kecelakaan tersebut dipastikan konsisten dengan fenomena pecahnya pesawat semasa terbang dan hilangnya kendali akibat turbulensi parah. Ada sebuah foto terkenal dari pesawat naas ini ketika melewati rongsokan pesawat Canadian Pacific Penerbangan 402 yang masih membara di Haneda.
  • 12 Agustus 1985: Japan Airlines Penerbangan 123, sebuah Boeing 747-SR46 mengalami dekompresi besar-besaran ketika sekat belakang terlepas, merusakkan semua kendali hidraulis dan sebagian dari ekor. Setelah semua kendali tidak berfungsi, awak pesawat berupaya melakukan manuver kembali ke Haneda hanya dengan mengandalkan tuas daya dorong. Sebelum sampai di Haneda, pesawat ini jatuh ke Gunung Takamagahara. Sebanyak 520 orang tewas dari seluruh 524 penumpang dan awak. Kecelakaan pesawat JA123 dicatat sebagai kecelakaan termaut dari sebuah pesawat tunggal.
  • 23 Juli 1999: All Nippon Airways Penerbangan 61 dibajak sesaat setelah lepas landas. Kapten pesawat dibunuh oleh pembajak sebelum pembajak berhasil dibekuk. Pesawat lalu mendarat dengan selamat.

Terminal

sunting
 
Pemandangan fasilitas bandara dan terminal. Pusat kargo JAL dan ANA berada di paling kiri. Di sebelah kanan pusat kargo terdapat Observatorium Cuaca Bandara Tokyo yang dioperasikan oleh Badan Meteorologi Jepang. Gedung Kantor 2 Bandara Internasional Tokyo berada di sebelah kanannya. Menara tinggi berwarna putih di sebelah kanannya adalah menara pemandu lalu lintas udara. Gedung Parkir Nomor 2 berada di sebelah kanan menara pemandu lalu lintas udara. Terminal 1 berada di sebelah kanan gedung parkir. Terminal 2 berada di belakang Terminal 1 sehingga tidak terlihat dari sudut pengambilan gambar ini. Di sebelah kanan Terminal 1 terdapat pusat pemeliharaan JAL. Gedung terminal internasional terlihat di paling kanan foto.

Terminal 1

sunting

Terminal 2

sunting

Terminal Internasional

sunting
 
Terminal Internasional

Maskapai Penerbangan dan Tujuan

sunting
MaskapaiTujuan
AirAsia X Kuala Lumpur–Internasional
Air Canada Toronto–Pearson
Air China Beijing–Ibu Kota
Air Do Asahikawa, Hakodate, Kushiro, Memanbetsu, Obihiro, Sapporo–Chitose
Air France Paris–Charles de Gaulle
All Nippon Airways Akita, Bangkok–Suvarnabhumi, Beijing–Ibu Kota, Chicago–O'Hare, Delhi, Frankfurt, Fukuoka, Guangzhou, Hachijojima, Hakodate, Hiroshima, Hong Kong, Houston–Interkontinental, Honolulu, Ishigaki, Iwakuni, Iwami, Jakarta–Soekarno–Hatta, Kagoshima, Kobe, Kōchi–Ryoma, Komatsu, Kota Ho Chi Minh, Kuala Lumpur–Internasional, Kumamoto, Kushiro, London–Heathrow, Los Angeles, Matsuyama, Manila, Milan–Malpensa, Miyako, Miyazaki, Monbetsu, Munich, Nagasaki, Naha, Nakashibetsu, New York–JFK, Odate–Noshiro, Ōita, Okayama, Osaka–Itami, Osaka–Kansai, Paris–Charles de Gaulle, Qingdao, Saga, San Francisco, Sapporo–Chitose, Seattle/Tacoma, Seoul–Gimpo, Shanghai–Hongqiao, Shanghai–Pudong, Shenzhen, Shonai, Singapura, Sydney, Taipei–Songshan, Takamatsu, Tokushima, Tottori, Toyama, Ube, Vancouver, Wina, Wajima, Wakkanai, Washington–Dulles, Yonago
American Airlines Dallas/Fort Worth, Los Angeles
ANA Wings Nagoya–Centrair
Asiana Airlines Seoul–Gimpo, Seoul–Incheon
British Airways London–Heathrow
Cathay Pacific Hong Kong
China Airlines Taipei–Songshan
China Eastern Airlines Beijing–Daxing, Shanghai–Hongqiao, Shanghai–Pudong
China Southern Airlines Beijing–Daxing, Guangzhou
Delta Air Lines Atlanta, Detroit, Honolulu, Los Angeles, Minneapolis/St. Paul, Seattle/Tacoma
Emirates Dubai–Internasional
EVA Air Taipei–Songshan
Finnair Helsinki
Garuda Indonesia Jakarta–Soekarno–Hatta
Hawaiian Airlines Honolulu, Kailua–Kona
HK Express Hong Kong
ITA Airways Roma–Fiumicino
Japan Airlines Akita, Amami Ōshima, Aomori, Asahikawa, Bangkok–Suvarnabhumi, Beijing–Ibu Kota, Dalian, Dallas/Fort Worth, Delhi, Doha, Fukuoka, Guangzhou, Hakodate, Helsinki, Hiroshima, Hong Kong, Honolulu, Ishigaki, Izumo, Kagoshima, Kitakyūshū, Kōchi–Ryoma, Komatsu, Kota Ho Chi Minh, Kumamoto, Kushiro, London–Heathrow, Los Angeles, Manila, Matsuyama, Memanbetsu, Misawa, Miyako, Miyazaki, Nagasaki, Nagoya–Centrair, Naha, New York–JFK, Obihiro, Ōita, Okayama, Osaka-Itami, Osaka-Kansai, Paris–Charles de Gaulle, San Francisco, Sapporo–Chitose, Seoul–Gimpo, Shanghai–Hongqiao, Shanghai–Pudong, Shirahama, Singapura, Taipei–Songshan, Takamatsu, Tokushima, Ube, Yamagata
Juneyao Airlines Shanghai–Pudong
Korean Air Seoul–Gimpo, Seoul–Incheon
Lufthansa Frankfurt, München
Malaysia Airlines Kuala Lumpur–Internasional
Peach Seoul–Incheon, Shanghai–Pudong, Taipei–Taoyuan
Philippine Airlines Manila
Qantas Sydney
Shanghai Airlines Shanghai–Hongqiao, Shanghai–Pudong
Singapore Airlines Singapura
Skymark Airlines Fukuoka, Kagoshima, Kobe, Naha, Sapporo–Chitose, Shimojishima
Solaseed Air Kagoshima, Kumamoto, Miyazaki, Nagasaki, Naha, Ōita
Spring Airlines Shanghai–Pudong
StarFlyer Fukuoka, Kitakyūshū, Osaka–Kansai, Ube
Thai Airways International Bangkok–Suvarnabhumi
Tianjin Airlines Tianjin
Tigerair Taiwan Taipei–Taoyuan
Turkish Airlines Istanbul
United Airlines Chicago–O'Hare, Los Angeles, Newark, San Francisco, Washington–Dulles
VietJet Air Da Nang, Kota Ho Chi Minh
Vietnam Airlines Hanoi
Virgin Australia Cairns

Statistik

sunting
Lalu lintas penumpang menurut tahun kalender
Year Penumpang Total pendaratan Volume kargo (ton) Pos (kg)
1997 (Heisei 9) 49.302.268 109.593 583.912 112.584.991
1998 (Heisei 10) 51.240.704 118.214 586.144 107.047.595
1999 (Heisei 11) 54.338.212 121.059 615.108 109.222.690
2000 (Heisei 12) 56.402.206 128.197 656.710 113.038.970
2001 (Heisei 13) 58.692.688 135.202 609.460 115.665.106
2002 (Heisei 14) 61.079.478 141.337 592.833 114.467.148
2003 (Heisei 15) 62.876.182 149.456 613.589 109.147.365
2004 (Heisei 16) 62.291.405 152.673 651.422 122.694.123
2005 (Heisei 17) 63.303.843 154.540 672.465 126.206.582
2006 (Heisei 18) 66.089.277 162.025 700.284 136.980.848
2007 (Heisei 19) 66.823.414 165.909 719.895 132.451.925
2008 (Heisei 20) 66.707.213 169.806 772.617 76.787.209
2009 (Heisei 21) 61.934.302 167.858 733.178 56.673.002
2010 (Heisei 22) 64.211.074 171.402 818.806 -
Sumber: Civil Aviation Bureau; Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism (1997–2006,[25] 2007–09[26])
Sumber: Airports Council International 2010 (Pendaratan (landing) = movement / 2)[27])

Referensi

sunting
  1. ^ "stats". 
  2. ^ "Tokyo Haneda's new runway and terminal welcome more international services; almost 50 domestic routes served". anna.aero airline route news & analysis. 20 October 2010. 
  3. ^ Koyen, Jeff (9 September 2009). "World's most on-time airports". The Age. Melbourne. 
  4. ^ 羽田空港の歴史 Diarsipkan 2007-09-15 di Wayback Machine. (国土交通省関東地方整備局東京空港整備事務所)
  5. ^ Susan H. Godson, Serving Proudly (Naval Institute Press).
  6. ^ a b 羽田空港の歴史 Diarsipkan 2009-05-19 di Wayback Machine. (日本空港ビルデング株式会社)
  7. ^ 東京国際空港(羽田)沖合展開事業について Diarsipkan 2007-02-14 di Wayback Machine. (Ministry of Land, Infrastructure and Transport)
  8. ^ Japan, China to consider Tokyo-Shanghai shuttle flights Diarsipkan 2007-03-11 di Wayback Machine., Kyodo, October 10, 2006.
  9. ^ Shuttle flights to connect Tokyo, Shanghai in October Diarsipkan 2007-06-28 di Wayback Machine., Channel NewsAsia, 25 June 2007.
  10. ^ 国交省:羽田-北京間にチャーター便 北京五輪の8月に, Mainichi Shimbun, June 11, 2008.
  11. ^ Boeing: Narita Airport Noise Regulations
  12. ^ "ANA to start Haneda-Hong Kong route in April," Daily Yomiuri Online
  13. ^ Japan Airport Rises on Plan to Buy Macquarie Shares, Bloomberg News, May 20, 2009.
  14. ^ a b c 羽田空港再拡張及び首都圏第3空港について Diarsipkan 2007-02-07 di Wayback Machine. (Ministry of Land, Infrastructure and Transport)
  15. ^ Nagata, Kazuaki, "Haneda new old kid on the block", Japan Times, 20 October 2010, p. 3.
  16. ^ HANEDA D-Runway Report (No.5) TO THE NEXT STAGE Diarsipkan 2011-10-08 di Wayback Machine., HANEDA Airport Construction Office, MLIT, Japan, September 2009.
  17. ^ a b Japan to Double Haneda Airport Overseas Flight Slots, Bloomberg.net, May 20, 2008
  18. ^ International Haneda flights to double by '10, The Japan Times, May 21, 2008.
  19. ^ Great Circle Mapper
  20. ^ Fukada, Takahiro, "The advantages of travel via Haneda", Japan Times, 20 October 2010, p. 3.
  21. ^ Chris Cooper (2 June 2009). "Virgin Blue May Start Tokyo-Sydney Flights Within 18 Months". Bloomberg. Diakses tanggal 29 November 2010. 
  22. ^ Fukada, Takahiro (7 January 2011). "Haneda's nighttime services falling short with travelers". The Japan Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-15. Diakses tanggal 7 January 2011. 
  23. ^ United Seeks to Add Tokyo Haneda Flights If Delta Doesn't Return
  24. ^ http://www.mlit.go.jp/report/press/cab07_hh_000040.html
  25. ^ "暦年・年度別空港管理状況調" (PDF). Civil Aviation Bureau; Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-01-25. Diakses tanggal 27 March 2011. 
  26. ^ "暦年・年度別空港管理状況調" (PDF). Civil Aviation Bureau; Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Perhubungan dan Pariwisata. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-01-25. Diakses tanggal 27 March 2011. 
  27. ^ "Annual Traffic Data". Airports Council International. Diakses tanggal 9 October, 2011. 

Pranala luar

sunting