Yohanes 2 (disingkat Yoh 2) adalah pasal kedua Injil Yohanes pada Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen, menurut kesaksian Yohanes, seorang dari Keduabelas Rasul pertama Yesus Kristus.[1][2]

Yohanes 2
Yohanes 2:11-22 pada Uncial 0162 (P.Oxy 847), yang ditulis sekitar tahun 300 M.
KitabInjil Yohanes
KategoriInjil
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
4
pasal 1
pasal 3

Struktur

sunting

Terjemahan Baru (TB) membagi pasal ini (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Ayat 1-11

sunting
 
Letak kota Kana (Cana) di Shepherd's Historical Atlas, 1923.

Peristiwa perkawinan di kota Kana ini terkenal di kalangan orang Kristen dan pakar Alkitab khususnya bagian Perjanjian Baru, karena di sini terjadi mujizat Yesus Kristus yang pertama.[3] Meskipun tidak dicatat di ketiga Injil yang lain, dalam Injil Yohanes, mujizat ini penting karena merupakan yang pertama dari tujuh tanda bahwa Yesus Kristus itu Anak Allah dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.[4] Ada perdebatan apakah kisah ini merupakan peristiwa nyata atau hanya suatu perumpamaan rohani (alegori). Sebagai alegori, hikmat dari kisah ini adalah pengharapan dan kabar sukacita seperti yang dikatakan oleh pemimpin pesta perkawinan kepada pengantin laki-laki pada ayat 10.
Juga dapat diartikan bahwa meskipun saat paling gelap adalah menjelang terbitnya fajar, hal yang baik akan datang. Makna yang lebih umum adalah kedatangan Yesus membawa harapan, dan dalam Injil ini di pasal 14 dikatakan Yesus adalah pokok anggur yang sejati.[5] Kehadiran Yesus dalam pesta perkawinan dan penggunaan kuasa ajaib untuk menyelamatkan pesta itu dari malapetaka (kehabisan minuman anggur) diartikan sebagai persetujuan Yesus akan institusi perkawinan, yang kemudian dibahas oleh rasul Paul dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, pasal 7.[6] Juga digunakan sebagai argumen melawan ajaran yang melarang minum anggur (teetotalisme).[7]

Refleksi Perkawinan di Kana

sunting

Pada zaman itu, dalam budaya mayarakat semasa Maria dan Yesus Kristus menjalani hidup (roh, jiwa, sorgawi) dan menghayati kehidupan (daging, raga, duniawi) di dunia, anggur mempunyai nilai dan tempat tersendiri dibandingkan dengan anggur bagi kita zaman ini. Demikian halnya ketersediaan anggur di dalam perjamuan nikah kala itu jauh berbeda nilainya di dalam pesta nikah pada zaman sekarang.

Perikop "Perkawinan di Kana" dalam Injil dapat diaplikasikan dalam sebuah gambaran kehidupan yang penuh sukacita, di mana anggur merupakan salah satu hidangan utama. Coba tengok, apa yang akan diperbuat saat "hidangan" habis ditengah-tengah penyelenggaran sebuah pesta? Bagaimana pula jika peristiwa "kehabisan cita" dalam hidup pasangan suami-istri? Apa yang akan terjadi ketika "kehabisan" kasih, kejujuran, ketulusan, keadilan, kebenaran dan semacamnya dalam keluarga, komunitas, masyarakat, berbangsa, bernegara sampai pada perhelatan hidup beragama dan beriman?

Ayat 1

sunting
 
Perkawinan di Kana
Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; (TB)[8]

Perkawinan di Kana terjadi pada hari ke-3 setelah pertemuan Yesus dengan Filipus dan Natanael.[9] (lihat "Kronologi" pada pasal 1)

Ayat 2

sunting
Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. (TB)[10]

Ayat 3

sunting
Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur." (TB)[11]
  • "Anggur": Kata "anggur" (Yunani oinos) dapat menunjuk kepada anggur yang difermentasi atau tidak difermentasi. Sifat dari oinos ini harus ditentukan oleh konteks dan kemungkinan moral.[12]
  • "Kehabisan anggur": Berbeda dengan pandangan yang dianut penulis tafsiran ini, beberapa orang percaya bahwa anggur yang habis dan yang disediakan oleh Yesus merupakan anggur yang dapat menyebabkan kemabukan. Apabila pandangan ini diterima maka implikasi-implikasi berikut harus diakui dan dipertimbangkan:[12]
    • 1) Tamu-tamu dalam pesta itu kemungkinan besar mabuk.
    • 2) Maria, ibu Yesus, dengan demikian akan kecewa karena anggur yang memabukkan itu habis dan akan memohon agar Yesus menyediakan lagi anggur yang difermentasi bagi mereka yang sudah mabuk.
    • 3) Supaya memenuhi permohonan ibu-Nya itu, Yesus akan menyediakan sekitar 450-690 liter anggur yang memabukkan (Yohanes 2:6–9), jauh melebihi yang diperlukan untuk membuat mabuk total semua tamu.
    • 4) Yesus akan menjadikan anggur yang memabukkan ini sebagai "tanda ajaib-Nya" yang pertama supaya "menyatakan kemuliaan-Nya" (Yohanes 2:11) dan meyakinkan orang untuk percaya pada-Nya sebagai Anak Allah yang kudus dan benar. Implikasi-implikasi dari teori di atas mustahil dihindari. Untuk menyatakan bahwa anggur yang dibuat Yesus adalah anggur difermentasi bukan saja merupakan suatu penafsiran yang dipaksakan, tetapi bertentangan dengan prinsip moral yang tertanam dalam kesaksian seluruh Alkitab. Jelas, bila mengingat sifat Allah, kebenaran Kristus, dan perhatian-Nya yang penuh kasih kepada manusia, dan tabiat baik Maria, implikasi dari pandangan bahwa air anggur di Kana itu difermentasi adalah menghina Tuhan. Penafsiran yang meliputi pernyataan dan kontradiksi seperti itu tidak dapat diterima. Penafsiran satu-satunya yang masuk akal ialah bahwa anggur yang dibuat oleh Yesus untuk menyatakan kemuliaan-Nya adalah anggur yang tidak memabukkan, yaitu sari anggur murni. Selanjutnya, anggur yang disediakan oleh pengatur pesta pernikahan tampaknya juga merupakan anggur yang tidak difermentasi.[12]

Ayat 10

sunting
dan berkata kepadanya:
"Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." (TB)[13]
  • "Anggur yang baik": Menurut beberapa penulis kuno, yang dimaksudkan "anggur yang baik" adalah anggur termanis yang dapat diminum dalam jumlah besar tanpa membahayakan (yaitu, anggur yang kadar gulanya tidak dihancurkan oleh peragian). Anggur yang "kurang baik" adalah anggur yang telah dicampur dengan air terlalu banyak.[12]
    • 1) Penulis Romawi bernama Plinius mengakui hal ini. Dia dengan jelas menyatakan bahwa "anggur yang baik" yang disebut sapa, adalah sari anggur yang tidak beragi. Sapa adalah sari buah anggur yang dididihkan hingga tinggal sepertiga dari jumlah semula untuk meningkatkan rasa manisnya (IV.13). Dia menulis dalam karya-karyanya yang lain bahwa "anggur yang paling bermanfaat adalah anggur yang kehilangan kadar potensinya ketika disaring" (Plinius, Natural History, XIV. 23-24). Plinius, Plutarchus, dan Horatius semuanya mengemukakan bahwa anggur terbaik adalah anggur yang "tak berbahaya dan tak memabukkan".
    • 2) Kesaksian para rabi menegaskan bahwa beberapa rabi mengusul penggunaan anggur yang dididihkan. Kitab Mishna mengatakan, "Rabi Yehuda mengizinkannya (anggur yang dididihkan sebagai persembahan unjukan) karena itu memperbaikinya."
    • 3) Pentinglah dicatat bahwa kata sifat Yunani yang diterjemahkan "baik" bukanlah agathos tetapi kalos, yang berarti "baik secara moral dan cocok".[12]
  • "Puas minum": Frasa ini dalam bahasa Yunani adalah kata methusko yang mengandung arti: (1) menjadi atau dijadikan mabuk, dan (2) sudah puas minum (tanpa petunjuk kepada kemabukan). Pengertian kedua inilah yang harus diterima.
    • 1) Terlepas dari bagaimana ayat ini diterjemahkan, ini tidak dapat dipakai untuk membela anggapan bahwa anggur beragilah yang disajikan dalam pesta ini. Pemimpin pesta hanyalah mengatakan kebijakan umum, yang menjadi kebiasaan pada pesta pernikahan, jenis minuman apapun yang disajikan.
    • 2) Tentunya sulit dibayangkan bahwa Yesus terlibat atau akan menyumbang kepada suatu pesta mabuk-mabukan (lihat Yohanes 2:3).[12]

Ayat 11

sunting
Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya. (TB)[14]

Mujizat pengubahan air menjadi anggur yang diperbuat Yesus Kristus di kota Kana, Galilea, dicatat dalam Injil Yohanes "sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya".[15] Seluruhnya ada 7 tanda yang dikemukakan dalam Injil ini. Injil Yohanes menggunakan istilah bahasa Yunani semeion (="tanda"), atau juga ergon (="pekerjaan"), sedangkan Injil-injil sinoptik (Matius, Markus dan Lukas) lebih memakai istilah dynamis (="kuasa"), untuk "mujizat".[16]

Ayat 12

sunting
Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama dengan ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya dan murid-murid-Nya, dan mereka tinggal di situ hanya beberapa hari saja. (TB)[17]

Ayat 18

sunting
Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" (TB)[18]

Ayat 20

sunting
Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" (TB)[19]
  • "46 tahun": Pembangunan Bait Allah ini dimulai oleh raja Herodes pada tahun 20 SM, dan diselesaikan oleh Herodes Agripa II pada tahun 64 M. Jadi 46 tahun setelah pendirian oleh Herodes jatuh pada sekitar tahun 26 M.[20] Yesus Kristus diyakini hanya melayani selama 3 tahun sebelum mati dan bangkit dari kematian, yang berarti terjadi pada tahun ke-49/ke-50 didirikannya Bait Suci Herodes tersebut. Menurut Flavius Yosefus, Herodes memulai pembangunan kembali Bait Suci kedua pada musim gugur tahun ke-18 pemerintahannya.[21] Tahun pertama pemerintahan Herodes diketahui dihitung sejak bulan Nisan, A.U.C. 717-718 (37-36 SM), jadi tahun ke-18 pemerintahannya tentunya berkisar dari bulan Nisan, A.U.C. 734-735 (20-19 SM) sampai A.U.C. 735-736 (19-18 SM). Terhitung 46 tahun setelah permulaan pekerjaan berarti percakapan yang terjadi pada sekitar hari Paskah Yahudi ini jatuh pada musim semi A.U.C. 781 (28 M).[22] Berdasarkan petunjuk-petunjuk lain, dapat dihitung tahun kelahiran dan kematian Yesus Kristus, yaitu "kira-kira berusia 30 tahun" pada waktu baptisan-Nya, membawa kepada sekitar A.U.C. 751, atau tahun 2 SM, untuk tahun kelahirannya, dan jika hanya ada satu lagi hari Paskah yang dicatat dalam Injil Yohanes di antara Paskah ini dan Paskah terakhir-Nya, maka didapatkan tahun A.U.C. 783 (30 M) untuk kematian-Nya. Tanggal ini paling sedikit bertepatan dengan perhitungan tarikh sejak tahun ke-15 pemerintahan Kaisar Tiberius, sebagai tahun permulaan pelayanan Yohanes Pembaptis.[23]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
  3. ^ Towner, W. S. (1996). Wedding. In P. J. Achtermeier (Ed.), Harper Collins Bible dictionary (pp. 1205-1206). San Francisco: Harper
  4. ^ Yohanes 2:11
  5. ^ Smith, D. M. (1988). John. In Mays, J. L. (Ed.), Harper's bible commentary (pp. 1044-1076). San Francisco: Harper.
  6. ^ 1 Korintus 7
  7. ^ Geisler, N. L. (1982), A Christian Perspective on Wine-Drinking. Bibliotheca Sacra, 49
  8. ^ Yohanes 2:1 - Sabda.org
  9. ^ Yohanes 1:43–51
  10. ^ Yohanes 2:2 - Sabda.org
  11. ^ Yohanes 2:3 - Sabda.org
  12. ^ a b c d e f The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  13. ^ Yohanes 2:10 - Sabda.org
  14. ^ Yohanes 2:11 - Sabda.org
  15. ^ Yohanes 2:11
  16. ^ Brown, Raymond E. (1997). An Introduction to the New Testament. Doubleday. ISBN 0-385-24767-2. .
  17. ^ Yohanes 2:12 - Sabda.org
  18. ^ Yohanes 2:18 - Sabda.org
  19. ^ Yohanes 2:20 - Sabda.org
  20. ^ The New Oxford Annotated Bible. 4th ed. New York: Oxford Press, 2010.
  21. ^ Flavius Yosefus, Antiq., 15:11.1
  22. ^ Wieseler, 'Chronicles Synopsis of the Four Gospels,' translation; and Herzog, 'Encyc.,' 21:546. Yosefus pada karyanya yang lain, 'Bell. Jud.,' 1:21, menulis "tahun ke-15" pemerintahan Herodes, dibuktikan oleh Wieseler sebagai kesalahan penyalinan, dan seharusnya adalah "tahun ke-18", lihat catatan pada halaman 152.
  23. ^ The Pulpit Commentary, disunting oleh H.D.M. Spence dan Joseph S. Exell, 1890.

Pranala luar

sunting