Wikipedia:Artikel pilihan/Jadwal/Usulan/2020/Periode 12
45 2020
2 November 2020 s.d. 8 November 2020
Mandar dengkur adalah burung Rallidae besar tak terbang dan merupakan satu-satunya anggota dari genus Aramidopsis. Burung ini endemik di Indonesia dan hanya ditemukan di vegetasi yang lebat di daerah basah di Pulau Sulawesi dan Pulau Buton. Burung ini memiliki warna abu-abu di bagian bawah, warna putih di dagu, cokelat di sayap, dan belang berwarna karat pada leher belakang. Kedua jenis kelamin terlihat hampir sama, tetapi burung betina memiliki leher yang berwarna lebih cerah serta paruh dan selaput pelangi yang berbeda warna. Suara khasnya adalah suara mendengkur ee-orrrr sehingga diberi nama umum “pendengkur”. Habitatnya yang tidak dapat diakses dan sifatnya yang tenang membuat mandar dengkur jarang terlihat dan sedikit diketahui perilakunya. Hanya burung dengan bulu dewasa yang telah dideskripsikan dan perilaku pembiakannya tidak tercatat. Burung ini memakan kepiting kecil dan mungkin mangsa kecil lain seperti kadal. Meskipun dilindungi oleh hukum Indonesia sejak tahun 1972, burung ini terancam oleh hilangnya habitat (bahkan di dalam cagar alam) serta diburu sebagai makanan dan predasi oleh spesies pendatang; mereka pun dinilai sebagai spesies rentan pada Daftar Merah Spesies Terancam IUCN. (Selengkapnya...)
Alasan: Bertepatan dengan Hari Cinta Puspa & Satwa Nasional (5 November) --Glorious Engine (bicara) 1 September 2020 00.19 (UTC)
46 2020
9 November 2020 s.d. 15 November 2020
Sejarah awal Gowa dan Tallo dimulai pada sekitar abad ke-14, saat negeri Gowa yang bersuku Makassar muncul sebagai entitas agraris di Sulawesi Selatan, Indonesia. Tallo didirikan dua abad setelahnya oleh seorang pangeran Gowa yang melarikan diri ke daerah pantai setelah kalah dalam perang takhta. Tallo yang berada di pesisir berkembang melalui perdagangan maritim, sementara Gowa tumbuh pesat berkat intensifikasi pertanian padi; hutan-hutan dibabat untuk dijadikan sawah. Gowa dan Tallo menjadi sekutu dekat pada abad ke-16, memperbaharui sistem pemerintahan maupun militer, dan bersama-sama mendominasi sebagian besar semenanjung Sulawesi Selatan. Benteng Somba Opu (gambar) dibangun sebagai sebagai salah satu pusat kekuatannya. Pada sekitar 1600, pasangan kerajaan ini memeluk agama Islam, mengalahkan musuh-musuhnya, dan menjadi kerajaan terkuat di Indonesia Timur. (Selengkapnya...)
Alasan: Bertepatan dengan HUT Makassar (9 November) --Glorious Engine (bicara) 1 September 2020 00.19 (UTC)
47 2020
16 November 2020 s.d. 22 November 2020
Perpustakaan Aleksandria di Kota Aleksandria, Mesir merupakan salah satu perpustakaan terbesar dan terpenting pada zaman kuno. Perpustakaan ini merupakan bagian dari sebuah lembaga penelitian yang lebih besar, Mouseion, yang dipersembahkan untuk para Musai (sembilan dewi yang melambangkan seni). Gagasan mengenai sebuah perpustakaan untuk segala bidang di Aleksandria mungkin diusulkan oleh Demetrios dari Faleron (seorang negarawan asal Athena yang menjalani pengasingannya di Aleksandria) kepada Raja Ptolemaios I Soter pada zaman Helenistik. Rancangan untuk mendirikan perpustakaan ini mungkin sudah disusun pada masa raja tersebut, tetapi perpustakaan ini kemungkinan baru dibangun pada masa pemerintahan anaknya, yaitu Ptolemaios II Filadelfos. Berkat dukungan dari raja-raja Wangsa Ptolemaios, perpustakaan ini dengan segera memperoleh banyak sekali gulungan papirus. Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah gulungan papirus yang disimpan di perpustakaan ini, tetapi perkiraannya berkisar antara 40.000 hingga 400.000 gulungan.(Selengkapnya...)
Alasan: Tak terkait tanggal manapun --Glorious Engine (bicara) 1 September 2020 00.19 (UTC)
48 2020
23 November 2020 s.d. 29 November 2020
Penyerangan Batavia merupakan upaya Angkatan Laut Britania Raya dalam menghancurkan skuadron Belanda di Jawa, Hindia Belanda, yang menjadi ancaman bagi aktivitas pelayaran Britania di Selat Malaka. Armada Britania yang dikomandoi oleh Laksamana Sir Edward Pellew memimpin pelayaran empat kapal tiang, dua fregat, dan satu kapal brig menuju Batavia (kini Jakarta) untuk menyerang armada Belanda yang terdiri dari sejumlah kapal tiang dan beberapa kapal yang lebih kecil. Namun, kapal-kapal besar Belanda telah berlayar menuju Gresik satu bulan sebelumnya, dan pasukan Britania hanya menemukan fregat Phoenix dan beberapa kapal kecil yang sedang merapat di pelabuhan. Semua kru kapal tersebut memilih untuk melarikan diri daripada harus berurusan dengan pasukan Pellew. Kapal-kapal yang ditinggalkan kemudian dibakar, dan Pellew, yang tidak menyadari keberadaan armada Belanda di Gresik, kembali ke markasnya di Madras pada musim dingin. (Selengkapnya...)
Alasan: Bertepatan dengan tanggal peristiwa (27 November) --Glorious Engine (bicara) 1 September 2020 00.19 (UTC)