Ummi
Ummi adalah majalah bulanan bertema Islam berbahasa Indonesia yang terbit sejak April 1989 hingga Januari 2018. Secara umum, majalah ini berisi pembahasan tentang perempuan dan keluarga. Ummi merupakan salah satu majalah populer di Indonesia dan pernah memiliki oplah 115.000 eksemplar per bulan.[1][2][3]
Pemimpin redaksi |
|
---|---|
Kategori | Perempuan |
Frekuensi | Bulanan |
Penerbit | PT Insan Media Pratama |
Terbitan pertama | April 1989 |
Terbitan terakhir | Januari 2018 |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Situs web | majalahummi.com |
Pada Oktober 2014, Ummi meluncurkan edisi dalam jaringan. Edisi cetak Ummi terbit terakhir kali pada Januari 2018.
Sejarah
suntingUmmi terbit pertama kali pada April 1989. Kelahiran majalah ini digagas oleh beberapa aktivis dakwah Islam di Jakarta. Format Ummi terinspirasi dari majalah Islam Amanah yang ditujukan untuk keluarga Muslim, tetapi secara khusus membidik segmen perempuan. Dwi Septiawati, lulusan Universitas Negeri Jakarta, menjadi pimpinan redaksi Ummi pertama.[1][4]
Semula, pengelolaan Ummi dilakukan oleh 3-7 orang di bawah naungan Yayasan Ummahatul Mukminat. Edisi awal Ummi hanya dicetak 500 sampai 3.000 eksemplar dan dijual di kampus-kampus besar yang ada di tiga kota, yakni Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.[4] Walaupun tidak diluncurkan dengan perencanaan yang matang, permintaan terhadap majalah terus meningkat. Pada tahun kedua penerbitan, oplahnya meningkat menjadi 7.500 hingga 30.000 eksemplar per bulan.[1]
Mendapat sambutan pembaca yang bagus, Ummi mulai digarap serius dan didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. Hasil keuntungan dari Ummi selanjutnya dijadikan modal untuk membuat majalah lainnya.[5] Ummi berkembang menjadi grup penerbitan besar dengan beberapa anak perusahaan, seperti Annida dan Saksi.[1]
Ummi baru memperoleh Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) dari Menteri Penerangan pada 25 September 1998 dikarenakan kerumitan dalam administrasi bisnis dan besarnya biaya yang dibutuhkan.[6][7] Seiring waktu, oplah Ummi meningkat hingga menjadi 80.000 sampai 100.000 eksemplar per bulan.[1] Bahkan, selama tahun 2001 dan 2002, oplah Ummi mencapai angka tertinggi yakni sebanyak 115.000 eksemplar per bulan.[2][3]
Tampilan
suntingMajalah Ummi dicetak dengan ukuran kertas 24,5 cm x 17 cm. Awalnya, Ummi memiliki ketebalan 36 halaman. Sejak edisi ketiga, Ummi sudah menggunakan kertas HVS sebagai pengganti kertas koran. Mulai edisi 1997, Ummi memunculkan foto wajah model dalam halamannya. Pada edisi ke-5 tahun 1997, redaksi menjelaskan pemuatan foto tidak sekadar memamerkan wajah, tapi mempunyai konteks dengan isi tulisan.[4]
Masuk edisi tahun 2005, Ummi hadir dengan ketebalan 100 halaman, tiap halaman memakai kertas HVS warna dengan ketebalan 80 gram. Selain itu, Ummi memperbarui wajah desain sampul dengan menampilkan foto model artis terkenal.[6]
Ciri khas Ummi terdapat pada pengelolaan dan susunan redaksinya yang sebagian besar diisi oleh perempuan. Pihak manajemen Ummi merancang aturan sedemikian rupa agar perempuan yang bekerja punya cukup waktu untuk menjalani peran-peran femininnya baik di rumah maupun lingkungan masyarakat. Untuk iklan, Ummi mempunyai kriteria tersendiri, yakni hanya menampilkan iklan model menutup aurat sesuai syariat Islam, dan produk yang diiklankan tidak haram atau syubhat.[1]
Rubrikasi
suntingRubrikasi Ummi terdiri dari berbagai bentuk kemasan informasi yang bersifat ibadah ritual seperti salat, zikir, haji, dan seterusnya hingga hal-hal yang bersifat muamalah. Berbagai bentuk konsultasi seperti konsultasi keluarga, keuangan, kajian fiqh wanita, dan wirausaha menjadi topik andalan. Selain itu, Ummi sering mengangkat pengalaman menjalani ibadah ketauhidan dari kalangan selebritis.[6]
Rubrikasi Ummi meliputi: Tafakur, Tamu Kita, Cover Story, Bahasan Utama, Galeri, Ufuk Dalam, Perjalanan, Cakrawala, Ragam, Kesehatan Keluarga, Konsultasi Remaja, Rumah Kita, Media Kita, Konsultasi Asi, Konsultasi Keuangan, Dapur Ummi, Nuansa Wanita, Kolom Ayah, Cerpen, Ummi Sahabat Ayah, Cerbung, Klik, Mompreneur, Kajian Al-Qur’an, Kajian Hadits, Jejak, Tazkiyatun Nafs, Fiqh Wanita, Mutiara Dakwah, Dunia Halal, Ya Ummi, Ufuk Luar, dan Jendela Hati. Nama maupun penempatan rubrikasi mengalami pembaruan dari waktu ke waktu.[6][2]
Pada bagian suplemen, Ummi memiliki bacaan khusus untuk anak yakni Permata. Isinya tentang pengalaman dari para sahabat cilik berupa kesaksian pembaca anak-anak yang dibentuk seperti opini pembaca. Selain itu, Permata menampilkan komik bersambung dan cerpen.[6]
Pengaruh
suntingMajalah ini cukup populer di kalangan Muslimah. Dari angket yang dilakukan Ummi pada Maret 2000, 95,6% pembacanya adalah perempuan dengan tingkat pendidikan S-1 (52,7 %) dan SMU (39,9%) serta sebagian besar berstatus belum menikah (73,3%). Menurut survei AC Nielsen Research Indonesia (2004–2007), majalah Ummi telah dibaca oleh 250.000 orang di sembilan kota survei. Survei tersebut memasukkan Ummi dalam Top Ten Majalah Bulanan Indonesia.[3][2] Ummi menginspirasi majalah khusus Muslimah lainnya, yakni Annida yang terbit pada 1991, tiga tahun setelah Ummi.[8]
Berhenti terbit
suntingDi tengah beralihnya format media cetak ke digital, Ummi meluncurkan edisi dalam jaringan pada Oktober 2014. Situs web Ummi tercatat memiliki kunjungan 1,2 hingga 1,5 juta per bulan. Ummi Online beroperasi di bawah pimpinan redaksi Shinta Dewi.[butuh rujukan] Sementara itu, edisi cetak Ummi tetap diterbitkan dan stabil dengan oplah 30.000 hingga 35.000 eksemplar tiap bulan. Setelah tiga bulan, biasanya artikel yang ada di edisi cetak akan diterbitkan di edisi dalam jaringan. Edisi cetak Ummi berhenti terbit pada awal 2018.[butuh rujukan]
Lihat pula
suntingRujukan
sunting- ^ a b c d e f Subhan Afifi 2005.
- ^ a b c d Noorhaidi Hasan 2009, hlm. 229–250.
- ^ a b c LIPI.
- ^ a b c Dhont, dkk 2009, hlm. 397–410.
- ^ Warta Ekonomi 2003.
- ^ a b c d e Puteri Soraya Mansur 2008, hlm. 266–268.
- ^ Republika.co.id 29 April 2016.
- ^ Budi Irawanto 2010, hlm. 75–76.
Daftar pustaka
sunting- Puteri Soraya Mansur (2008). "Ummi: Identitas Wanita Islam". Dalam Hajar Nur Setyowati. Seabad Pers Perempuan: Bahasa Ibu, Bahasa Bangsa. Yogyakarta: I:boekoe. ISBN 978-979-1436-08-3.
- Budi Irawanto (2010). Krishna Sen; David Hill, ed. Politics and the Media in Twenty-First Century Indonesia: Decade of Democracy (dalam bahasa Inggris). London: Routledge. ISBN 978-1-136-89148-9.
- Noorhaidi Hasan (2009). "The Making of Public Islam: Piety, Agency, and Commodification on the Landscape of the Indonesian Public Sphere". Contemporary Islam (dalam bahasa Inggris). 3 (3). doi:10.1007/s11562-009-0096-9. ISSN 1872-0226. Diakses tanggal 13 November 2020.
- Dhont, Frank; Webster, Tracy Wrigh; Curaming, Rommel Argamosa (2013). Between the Mountain and the Sea: Positioning Indonesia (dalam bahasa Inggris). Gadjah Mada University Press. ISBN 978-979-420-824-3.
- Subhan Afifi (2005). "Profil Pers Islam di Era Reformasi" (PDF). Jurnal Ilmu Komunikasi. Universitas Islam Negeri Walisongo. 3 (3): 313–338. ISSN 1693-3028.
- "Mengobarkan Api Cinta". Warta Ekonomi. 2003. Diakses tanggal 13 November 2020.
- "27 Tahun Eksis Berkiprah di Tengah Masa Krisis". Republika.co.id. 29 April 2016. Diakses tanggal 13 November 2020.
- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). "Majalah Ummi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-17. Diakses tanggal 13 November 2020.