Topan Mireille atau di Filipina disebut Topan Rosing merupakan topan paling merugikan yang tercatat selama 28 tahun, bahkan kekacauan yang ditimbulkan Topan Hagibis pada 2019 juga belum mampu melampauinya. Topan ini menyerang Jepang pada bulan September 1991 dan menjadi topan ke-20 dari musim topan sepanjang tahun tersebut.

Topan Mireille (Rosing)
Taifun (skala JMA)
Taifun super kategori 4 (SSHWS)
Terbentuk pada13 September 1991
Mereda pada4 Oktober 1991
(Keluar wilayah tropis pada 28 September)
Kecepatan angin
maksimal
10 menit:
185 km/jam
1 menit:
240 km/jam
Tekanan minimal925 hPa (mbar)
Korban jiwa64 total
Kerusakan10 miliar (USD 1991)
Area terdampakSaipan, Korea Selatan, Jepang, Alaska
Bagian dari Musim Topan Pasifik 1991

Topan Mireille mulai terbentuk pada 13 September dari palung monsun dekat Kepulauan Marshall, ia kemudian bergerak ke arah barat selama beberapa hari sebagai badai kecil, lalu mulai bergerak ke utara mengikuti punggungan subtropis. Badai dengan cepat mencapai status topan pada 16 September, dan beberapa hari kemudian melintas di utara Saipan di Kepulauan Mariana Utara. Mireille semakin intensif, pada tanggal 22 September Pusat Peringatan Topan Bersama / The Joint Typhoon Warning Center (JTWC) memperkirakan angin berkelanjutan maksimum 1 menit mencapai 240 km / jam (150 mph), dan pada hari berikutnya, Badan Meteorologi Jepang / Japan Meteorological Agency (JMA) memperingatkan angin berkelanjutan 10 menit mencapai 185 km / jam (115 mph).

Topan sedikit melemah saat berbelok ke utara, melewati timur Miyakojima dan kemudian ke barat Okinawa. Mireille mendarat di dekat Nagasaki di barat daya Jepang pada tanggal 27 September dengan kecepatan angin 175 km / jam (110 mph), yang terkuat sejak Topan Nancy pada tahun 1961. Badai melanjutkan perjalanan ke arah timur laut melalui Laut Jepang, bergerak di atas Hokkaido sebelum menjadi ekstratropis pada 28 September, sisa-sisa Mireille terus menuju ke timur melewati Kepulauan Aleut, Alaska pada 1 Oktober.

Topan Mireille pertama kali menghantam Guam, meski melewati bagian utara pulau dengan lancar namun angin tetap membawa kerusakan di wilayah utara Saipan. Di negara Jepang, topan pertama kali menghantam Miyako-jima hingga mengakibatkan kerusakan pada lahan pertanuan karena kencangnya angin dan hujan lebat. Di Okinawa, topan membawa gelombang besar, kecepatan angin mencapai 189 km/jam (118 mph) dan menghantam jaringan listrik dan pepohonan, Mireille telah menyebabkan kerusakan pada 41 dari 47 prefektur di Jepang, dengan total kerugian diperkirakan mencapai 10 miliar USD.

Topan Mireille juga jamak disebut Topan Apel karena kerusakan parah yang ditimbulkannya pada perkebunan apel di utara Jepang, dan sempat masuk dalam daftar ke-sebelas topan siklon paling merugikan kegiatan jasa asuransi sejak 1970-2015.[1] Topan Mireille juga dikenal sebagai bencana topan paling merugikan selama 45 tahun terakhir.

Kondisi Meteorologis

sunting
 
Pergerakan Topan Mireille menurut skala Safir-Simpson.

Awal kemunculan

sunting

Topan Mireille terbentuk dari area konveksi yang tak terorganisasi secara sempurna atau hujan badai, berhubungan dengan palung monsun dekat Kepulauan Marshall pada 13 September. Hari itu, Badan Meteorologi Jepang/Japan Meteorological Agency (JMA) mulai melacai sistem tersebut dan mengidentifikasinya sebagai depresi tropis.[2]

Sistem tersebut kemudian mulai bergerak ke barat dan meningkatkan intensitas badai pada 15 September, Pusat Peringatan Topan Bersama / Joint Typhoon Warning Center (JTWC) mulai mengeluarkan peringatan siklon tropis, dan peringatan depresi tropis 21W pada 00:00 UTC dengan perkiraan angin berkelanjutan mencapai 55 km/jam (35 mph). 6 jam kemudian, JTWC meningkatkan status depresi tropis menjadi badai tropis setelah pengamatan satelit menunjukkan adanya peningkatan aktifitas badai. Analisis pasca-badai JTWC menunjukkan bahwa Mireille sebenarnya telah mencapai status badai tropis 12 jam sejak hari sebelumnya.[2]

Mencapai masa puncak

sunting

Mireille segera mencapai status topannya pada 16 September pukul 12:00 UTC, tepat 12 jam setelah JTWC mengeluarkan peringatan pertamanya. Topan Mireille mencapai puncak intensitasnya dengan dengan kecepatan 135 km/jam (85 mph). Badai kecil bergerak ke barat-barat laut karena pengaruh punggungan subtropis ke utara. Pada 17 September, lintasan bergeser ke barat-barat daya dan mengancam Guam. Topan kecil berbelok lebih ke barat melewati sekitar 20 km (12 mil) utara Saipan pada 19 September, bagian dari Kepulauan Mariana Utara di utara Guam. Selama beberapa hari, Mireille gagal mencapai aktifitas badai intensif karena gesekan angin dari Badai Tropis Luke yang lebih besar ke utara. Setelah Luke melemah dan berkembang ke utara, Mireille kemudian menguat secara bertahap hingga pada tanggal 22 September topan menguat menjadi supertyphoon, kekuatan angin berkelanjutan selama 1 menit mencapai setidaknya 240 km/jam (150 mph), keesokan harinya kecepatan angin berkelanjutan selama 10 menit mencapai 185 km/jam (115 mph).[2]

Di masa puncak intensitasnya, Mireille bergerak ke barat laut di sepanjang pinggiran barat daya punggungan subtropis. Meningkatnya ukuran Mireille kemudian menggeser Topan Nat ke arah barat, dan dua badai mengalami efek Fujiwhara, dimana Nat berbelok tajam ke selatan sementara Mireille berkembang menuju Kepulauan Ryukyu, Jepang. Setelah mempertahankan angin kencang selama sekitar 30 jam, Mireille mulai melemah, melewati timur Miyakojima, pada 26 September dengan angin berkelanjutan 10 menit mencapai 165 km/jam (105 mph). Pada hari yang sama topan melaju ke timur laut karena meningkatnya angin tingkat menengah dari barat daya melewati barat Okinawa. JMA melaporkan Mireille kembali menguat sedikir pada 27 September ke puncak sekunder 175 km/jam (110 mph) dengan adanya aktifitas suhu air hangat yang tidak biasa di Laut Tiongkok Timur. Topan kemudian mendarat dengan kekuatan pada pukul 07:00 UTC antara Saikai dan Nagasaki di sepanjang Kyushu barat daya. Tekanan saat mendarat adalah 940 mbar (28 inHg), terendah di negara ini sejak Topan Trix pada tahun 1971.[3]

Masa akhir

sunting

Topan secara cepat melemah seiring pergerakannya ke timur laut menyusuri Kyushu dan Honshū barat dan mulai menjadi topan ekstratropis, selama proses tersebut terjadi pengembangan medan angin dan dibantu udara lembap dari barat daya dan udara dingin dari barat laut yang menyebabkannya bergerak lebih cepat di atas Laut Jepang. Pada 27 September, Topan Mireille melakukan pendaratan kedua di Jepang di sepanjang barat daya Hokkaido pada 22:00 UTC, dengan kecepatan angin berkelanjutan selama 10 menit mencapai 150 km/jam (90 mph) dan masih dalam status topan. Setelah itu topan melemah ke status badai tropis awal pada 28 September, dan tak lama kemudian turun lagi menjadi ektratropis sepenuhnya di Laut Okhotsk.[2]

Seperti yang dialami siklus pada badai-badai Pasifik lainnya, sisa-sisa Mireille melanjutkan perjalanannya ke arah timur melintasi Kepulauan Aleut pada 29 September dan melintasi Garis Tanggal Internasional tak lama kemudian. Pada hari tersebut, pengamatan di Kepulauan Pribilof Alaska mencatat tekanan mencapai 954 mb (hPa; 28,17 inHg), kecepatan angin yang mencapai 110 km/jam (70 mph) mengakibatkan hancurnya kapal-kapal. Mireille menghantam Semenanjung Seward pada 3 Oktober sebelum pindah ke Alaska, Mireille terakhir terpantau bergerak di atas Samudra Arktik pada 4 Oktober.[4]

Sepanjang terjadinya badai, pemerintah Jepang telah mengeluarkan setidaknya 236 peringatan meliputi angin kencang, gelombang tinggi, dan banjir. Di Hiroshima, penduduk telah sadar akan datangnya badai namun tidak menyangka efeknya akan begitu dahsyat, secara umu masyarakat juga kurang siap menghadapi badai karena pada waktu sebelumnya hanya sedikit badai yang terjadi.[3] 480 penerbangan Jepang dibatalkan mengakibatkan setidaknya 58,000 orang terlantar, begitu pula jalan umum, kereta api, dan penyeberangan feri. Di Hokkaido, 207 sekolah terpaksa diliburkan

Topan turut menghancurkan 42 perahu, kerusakan pada 20,000 pemukiman dan bangunan lainnya, serta merendam 10,000 bangunan akibat banjir. Total, Mireille membawa kerusakan berat pada 41 prefektur dari 47 prefektur yang ada di seluruh Jepang,[5] kerugian total diperkirakan mencapai 18,4 miliar dolar dan menjadi yang paling merugikan sepanjang sejarah.[6]

Referensi

sunting
  1. ^ "sigma 01/2016: Natural catastrophes and man-made disasters in 2015: Asia suffers substantial losses | Swiss Re". www.swissre.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-02. 
  2. ^ a b c d 1991 Annual Tropical Cyclone Report (PDF) (Report). Hagatna, Guam: Joint Typhoon Warning Center. pp. 109–111. Retrieved 2015-04-05.
  3. ^ a b Swanson, F.; Wickham, J.; Park, K. ((September 1992)). Proceedings of the Third Workshop for Natural Disaster Reduction. Japan - United States Science and Technology Agreement (Report). 
  4. ^ Richard M. DeAngelis, ed. (Spring 1992). "Principal Tracks of Cyclone Centers at Sea Level, North Pacific October 1991". Mariners Weather Log. Washington, D.C. 36 (2): 83.
  5. ^ Press, The Associated (1991-09-29). "Japan Typhoon Kills at Least 45". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2020-01-06. 
  6. ^ "Typhoon Mangkhut Causes Heavy Damage in Hong Kong, China, and Macau". Weather Underground. Diakses tanggal 2020-01-06.