Thomas Parr

Residen Inggris di Bengkulu

Thomas Parr (lahir di Wigan, Lancashire, +20 Maret 1768 - meninggal di Bengkulu-Inggris, 23 Desember 1807 pada umur 39 tahun) adalah Residen Inggris yang tewas terbunuh di Bengkulu. Parr tewas terbunuh oleh sekelompok orang di malam hari, dalam suatu serangan mendadak di gedung kediamannya "Mount Felix", yang kini adalah rumah dinas Gubernur Bengkulu. Perusahaan Hindia Timur Inggris memakamkannya di dalam Benteng Marlborough, serta mendirikan monumen peringatan untuk mengenangnya.

Monumen Thomas Parr (Kuburan Bulek), di Kampung Cina, Kota Bengkulu.

Keluarga

sunting

Thomas Parr lahir di Wigan, Lancashire, Inggris, dan dibaptis pada 20 Maret 1768. Ayahnya adalah Letkol John Parr dan ibunya bernama Sarah Walmesley. Ayahnya merupakan anggota Resimen Infantri ke-20, yang pada tahun 1782 diangkat sebagai Gubernur Nova Scotia hingga wafatnya tahun 1791. Keluarga Parr mengklaim sebagai keturunan dari Sir William Parr, saudara lelaki dari Katherine Parr, yaitu salah satu istri Raja Henry VIII.[1][2]

Thomas Parr menikah dengan Frances Roworth pada 1 September 1798 di Benteng William, Kalkuta.[3] Frances adalah saudara perempuan dari Thomas Roworth, seorang pedagang kaya di Benggala. Anak-anak mereka adalah Frances Harriet Goodla(n)d Parr (1801-1880),[4][5] Thomas Clement Parr (1803-1863),[6][7] Emily Ann Parr (1805-1806),[8][9] dan William Parr (1806-+ 1809).[10][11]

Residen di Bengkulu

sunting
 
Lambang Perusahaan Hindia Timur Britania.

Parr menempuh pendidikannya di Macclesfield School, dan setelah lulus tahun 1783, ia menjadi pegawai sipil Perusahaan Hindia Timur Britania di India.[12] Setelah bertahun-tahun bekerja sebagai Pedagang Senior (Senior Merchant), ia kemudian ditunjuk menjadi Residen di Bengkulu pada bulan April 1805, untuk memperbaiki keadaan di sana.[2] Laporan internal Perusahaan Hindia Timur Britania pada tahun 1801 menyebutkan bahwa mereka merugi sebesar £87.000 per tahun.[13]

Setibanya di sana, Parr mengeluhkan kesulitan atas kurangnya tenaga pegawai sipil yang terlatih baik di Benteng Marlborough.[14] Ia mencatat praktik-praktik korupsi, kekerasan, dan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh anak buahnya di Silebar dan Pulau Baai; serta pengabaian pajak lada yang merupakan hak dari Sultan Muko-muko.[15] Thomas Parr lalu melakukan banyak perubahan cara kerja, yang mana kebijakannya tersebut dilaksanakan secara otoriter dan manasuka.[16][17] Ia mengkhususkan penanaman tanaman pala dan cengkeh untuk Inggris, sedangkan rakyat pribumi diharuskan untuk menanam kopi.[16] Pelaksanaan tanam paksa yang dirasakan kejam menimbulkan ketidakpuasan pada rakyat.[16]

Catatan Lady Sophia Raffles, istri kedua Sir Thomas Stamford Raffles, menyebutkan bahwa Thomas Parr menjalankan berbagai ide untuk meningkatkan keuntungan, sampai mengurangi jumlah pegawai.[17] Ia tidak mengindahkan siapapun, bahkan para kepala adat dan bangsawan setempat lainnya yang telah lama menjalin hubungan dengan Inggris.[17] Ia juga mengubah tata cara peradilan pribumi tanpa persetujuan ataupun meminta nasihat dari mereka.[17] Rakyat setempat telah berada dalam keadaan krisis dan siap memberontak, tapi Parr tidak menyadari bahaya yang mengancamnya.[17]

Thomas Parr tewas terbunuh di kamar tidurnya pada malam hari tanggal 23 Desember 1807, dalam suatu serangan mendadak oleh sekelompok orang yang tak dikenal.[18] Turut terluka pula istrinya Frances Parr serta asistennya Charles Murray, yang berusaha melindungi Parr dalam serangan tersebut. Charles Murray meninggal beberapa hari kemudian.[4] Mereka dimakamkan secara berdampingan di area Benteng Marlborough.[19] Peristiwa pembunuhan tersebut diliput secara dramatis oleh surat kabar-surat kabar Inggris saat itu.[20][21]

Dua Resimen Marinir Benggala segera dikirimkan di bawah pimpinan Kapten James Templer Parlby untuk mengamankan keadaan.[22] Kampung-kampung penduduk digeledah, dan para tersangka pelaku digantung atau diledakkan dengan tembakan meriam.[23] Mount Felix dibiarkan kosong dan menjadi reruntuhan setelah peristiwa itu.[23]

Keturunannya

sunting

Frances Parr dan anak terkecilnya William meninggalkan Bengkulu dan tiba di Kalkuta pada bulan Maret 1808. Frances mengadukan kecurigaannya atas salah seorang asisten Parr yang saat itu juga berada di Mount Felix, namun berhasil selamat tanpa luka-luka.[24] Frances dan anaknya kemudian berlayar menuju Inggris pada 1808 atau 1809, namun tidak pernah mencapai tujuannya. Catatan Perusahaan Hindia Timur Belanda tahun 1810 menyebutkan bahwa kapal yang mereka tumpangi kemungkinan besar hilang di lautan karena sekian lama tidak terdengar beritanya.[25] Anak-anak Thomas Parr lainnya mendapat warisan dari nenek mereka Sarah Parr,[26] serta bantuan keuangan dari paman mereka Mayor John Parr.[27]

Surat wasiat Parr mengungkapkan informasi keturunan biologis lainnya. Surat wasiat itu memiliki keterangan tambahan, di mana dalam hal Parr serta anak-istrinya binasa seluruhnya, maka sebagian dari hartanya akan diberikan pada anak biologisnya yaitu George dan Francis Halifax.[28]

Monumen peringatan

sunting

Perusahaan Hindia Timur Britania membangun sebuah monumen peringatan atas terbunuhnya Thomas Parr dan Charles Murray,[29] yaitu "Thomas Parr Monument".[30] Masyarakat Bengkulu menyebutnya dengan sebutan Kuburan Bulek (kuburan bulat).[30]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Burke, John & Burke, John Bernard (1847), A genealogical and heraldic dictionary of the landed gentry of Great Britain and Ireland. Volume II. London: Henry Colburn. p. 1502.
  2. ^ a b The Assassination of Thomas Parr, Resident of Bencoolen, Joanna Cicely Fennell. p. 1.
  3. ^ India Office Records (IOR)/N/1/5 p. 133.
  4. ^ a b Fortescue-Brickdale, Sir Charles (Ed) (1917), Major-General Sir Henry Hallam Parr: Recollections and Correspondence, with a short account of his two sons A.H.H. Parr and G.R. Parr. London: T. Fisher Unwin Ltd. pp. 33-35.
  5. ^ England & Wales, National Probate Calendar (Index of Wills and Administrations), 1861-1941. 1880. W. Wi. p. 112. Accessed date 16 July 2012. www.ancestry.co.uk.
  6. ^ London, England, Baptisms, Marriages and Burials, 1538-1812. Bishop's Transcript. Westminster, St George Hanover Square, 1803, p. 8. Accessed date 16 July 2012. www.ancestry.co.uk.
  7. ^ England & Wales, National Probate Calendar (Index of Wills and Administrations), 1861-1941. 1864. P. p. 241. Accessed date 15 July 2012. www.ancestry.co.uk.
  8. ^ IOR/N/1/7 p. 70.
  9. ^ Asiatic Annual Register for 1807 (1809) Vol. IX. London: T. Caddell and W. Davies; Black, Parry, and Kingsbury. p. 218.
  10. ^ IOR/N/1/7 p. 240.
  11. ^ IOR/F/4/345/7982 p. 15.
  12. ^ IOR/J/1/11/160-2.
  13. ^ Memoranda respecting the Establishment at Fort Marlbro'. IOR/O/6/4 pp. 691-2.
  14. ^ IOR/O/6/4 pp. 691-2.
  15. ^ IOR/O/6/3 pp. 69-70.
  16. ^ a b c M. Z. Ranni (1990), Perlawanan terhadap penjajahan dan perjuangan menegakkan kemerdekaan Indonesia di Bumi Bengkulu, Balai Pustaka. ISBN 978-979-407-252-3, 9794072524. p. 30.
  17. ^ a b c d e Raffles, Lady Sophia (1830), Memoir of the life and public services of Sir Thomas Stamford Raffles. London: John Murray. pp. 301-2.
  18. ^ IOR/N/7/1 p.216.
  19. ^ IOR/F/4/345/7982 p. 45.
  20. ^ The Examiner. 21 August 1808. p. 11, col. 2.
  21. ^ Lancaster Gazette. 10 Sep 1808. p. 3, col. 4.
  22. ^ IOR/F/4/324/7414 p. 1.
  23. ^ a b Heyne, Benjamin (1814), Tracts, historical and statistical, on India. London: Robert Baldwin; Black, Parry, & Co. pp. 400, 872-3.
  24. ^ IOR/O/6/7 p. 793
  25. ^ IOR/F/4/345/7982 p. 15.
  26. ^ Prerogative Court of Canterbury wills (1384 - 1858). PROB 11/1557. Will of Sarah Parr, Widow of Preston, Lancashire. 7 June 1814. Accessed date 2 June 2012. http://www.nationalarchives.gov.uk/documentsonline.
  27. ^ Prerogative Court of Canterbury wills (1384 - 1858). PROB 11/1706. Will of John Parr of Tunstall, Lancashire. 24 December 1825. Accessed date 2 June 2012. http://www.nationalarchives.gov.uk/documentsonline.
  28. ^ IOR/L/AG/34/29/20 no. 28.
  29. ^ The Assassination of Thomas Parr, Resident of Bencoolen, Joanna Cicely Fennell. p. 6.
  30. ^ a b Tri Maya Yulianingsih (2010), Jelajah wisata Nusantara: berbagai pilihan tujuan wisata di 33 propinsi, Niaga Swadaya, ISBN 978-979-788-166-5, 9797881660. pp. 105-6.

Pranala luar

sunting