Surat Paulus kepada Filemon

artikel daftar Wikimedia

Surat Paulus kepada Filemon merupakan salah satu kitab dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen dan salah satu kumpulan surat-surat Paulus.[1] Surat ini unik karena menjadi surat terpendek di antara surat-surat Paulus yang lainnya.[2] Selain itu, surat ini juga satu-satunya surat pribadi Paulus yang kita miliki.[3] Secara umum surat ini berisikan permohonan Paulus kepada Filemon agar Filemon berbaik hati kepada Onesimus, budaknya yang melarikan diri.[2] Filemon sendiri adalah seorang Kristen terkemuka yang rupanya menjadi anggota jemaat di Kolose.[4] Paulus mengirimkan surat ini bersamaan dengan surat kepada jemaat di Kolose.[4] Surat ini merupakan salah satu contoh surat nasihat.[5] Surat nasihat seperti ini kerap sekali ditulis dalam dunia Yunani-Roma pada zaman Paulus.[5]

Surat Filemon
Potongan surat Filemon ayat 13-15 pada Papirus 87, yang ditulis sekitar tahun 250 M.
KitabSurat Filemon
KategoriSurat-surat Paulus
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
18
Titus 3

.

Konteks

sunting

Penulis

sunting
 
Rasul Paulus

Surat Filemon ditulis oleh Paulus dan Timotius seperti yang tertera di bagian awal.

Pada abad ke-19, keaslian surat ini dipertanyakan oleh F.C. Baur,[6] yang beranggapan bahwa surat ini hanyalah khayalan Kristen saja dan nama Paulus hanya diperalat untuk menyelesaikan masalah perbudakan.[1] H.J. Holtzmann juga sepaham dengan Baur.[1] Namun berdasarkan penemuan salinan-salinan tua dan analisis lebih teliti saat ini keraguan itu tidak ada lagi dan diyakini bahwa Rasul Paulus adalah penulis dari surat ini.[6] Berdasarkan fakta yang ada, surat ini ditulis ketika Rasul Paulus sedang berada di dalam penjara (ayat 1, 23, 24).[6] Selain itu, D. Guthrie dengan tegas menyatakan bahwa Surat Filemon ini sangat mencerminkan corak berpikir dan gaya tulisan Rasul Paulus.[7] Pada akhirnya para pakar Perjanjian Baru sepakat bahwa Surat Filemon ini ditulis oleh Rasul Paulus.[6]

Tujuan Surat

sunting

Sesuai dengan apa yang tertulis pada ayat 1, surat ini ditujukan kepada Filemon yang disebut oleh Paulus sebagai "saudara" dan "kawan sekerja".[6] Selain itu, surat ini juga ditujukan kepada Arkhipus, Apfia, dan jemaat di rumah Filemon.[1] Filemon yang merupakan orang terkemuka di Kolose memiliki sejumlah budak dan salah satunya adalah Onesimus.[4] Onesimus melarikan dari Kolose dan membawa pergi harta milik Filemon.[4] Di dalam pelariannya, Onesimus bertemu dengan Paulus dan akhirnya Onesimus menjadi Kristen (ay. 18-19).[4] Surat ini juga ditujukan kepada Apfia karena ia merupakan seorang pemimpin rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari dan berurusan dengan budak-budak.[1] Oleh karena itu, Paulus merasa perlu dan penting untuk melibatkan Apfia dalam pengambilan keputusan mengenai Onesimus.[1] Beberapa ahli di bidang Perjanjian Baru, seperti E.J Goodspeed, John Knox, dan H. Greeven meragukan Filemon sebagai penerima surat ini.[1] Beberapa pandangan John Knox dapat dirangkum sebagai berikut:[1][7]

  • Alasan sebenarnya penulisan surat bukanlah permintaan kembali terhadap Onesimus tetapi permintaan kepada si pemilik budak agar mengizinkan Onesimus untuk melayani Tuhan dengan membantu Paulus dalam pelayanannya.[1]
  • Tuan dari Onesimus bukanlah Filemon, melainkan Arkhipus yang merupakan pimpinan dari jemaat setempat.[1]
  • Paulus mengirimkan surat ini kepada Filemon karena Paulus tidak mengenal Arkhipus padahal masalah ini merupakan masalah yang penting.[1] Oleh karena itu Paulus mengirimkan kepada Filemon yang merupakan teman sekerjanya.[1]

Namun, pandangan John Knox tersebut bertentangan dengan isi surat ini sendiri terutama pada ayat 17-22 yang mengungkapkan dengan jelas bahwa Filemon lah tuan dari Onesimus.[1] Maka dari itu, dengan berpatokan pada teks surat, dapat disimpulkan bahwa Rasul Paulus menulis surat ini kepada Filemon.[1]

Tempat penulisan

sunting

Di kalangan para ahli Perjanjian Baru, tempat dan waktu penulisan surat Filemon masih menjadi perdebatan.[1] Dari teks-teks yang ada, dapat disimpulkan bahwa surat Filemon dan surat Kolose dikirim dari tempat yang sama.[1] Ada tiga tempat yang kemungkinan merupakan tempat penulisan surat Filemon yaitu Roma, Kaisarea, dan Efesus.[1]

Kaisarea

sunting

Pendapat mengenai Kaisarea yang merupakan tempat penulisan surat ini ditolak dengan alasan bahwa hampir tidak mungkin seorang budak memilih kota Kaisarea menjadi kota persembunyiannya.[1] Biasanya para budak yang melarikan diri mencari kota-kota besar sebagai tempat persembunyian karena akan sulit untuk ditemukan.[1] Selain itu, Onesimus ingin mencari Paulus dan akan sulit untuk menemukan Paulus di Kaisarea.[1]

Efesus

sunting

Menurut beberapa ahli Perjanjian Baru ada beberapa alasan yang memperlihatkan bahwa Efesus menjadi tempat penulisan surat ini:[1][7][8]

  • Dalam ayat 22 terkesan bahwa Paulus akan segera tiba di Kolose.[1] Kemungkinan besar ia datang dari Efesus.[1]
  • Efesus merupakan tempat yang terkenal sebagai tempat persembunyian para budak.[1] Para budak meminta suaka di kuil Artemis.[1]
  • Di Efesus terdapat suatu gedung yang dikenal dengan nama penjara Paulus.[1]

Meskipun demikian, dari berbagai sumber tidak ada yang memberikan tanda bahwa adanya penahanan di Efesus.[1]

Roma juga merupakan tempat yang terkenal sebagai tempat pelarian para budak.[1] Selain itu Onesimus yang sedang melarikan diri dari Filemon pasti memilih tempat yang jauh yaitu Roma daripada Efesus dan hal ini dibuktikan oleh berbagai dokumen sejarah.[1] Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa surat ini ditulis di Roma.[9]

Waktu penulisan

sunting

Surat Paulus kepada Filemon ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 61 M.[9][10] Robinson menyakini surat ini ditulis pada musim panas (antara bulan Juni-September) tahun 58 M.[11] Pendapat lain memberi perkiraan tahun 57-59,[12] atau tahun 56-58.[13]

Struktur

sunting

Ayat 1-3

sunting

"Dari Paulus, seorang hukuman karena Kristus Yesus dan dari Timotius saudara kita, kepada Filemon yang kekasih, teman sekerja kami dan kepada Apfia saudara perempuan kita dan kepada Arkhipus, teman seperjuangan kita dan kepada jemaat di rumahmu: Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu." (TB)[14]

Bagian ini menjelaskan bahwa Paulus menulis sebagai seorang hukuman.[15] Selain itu juga menyatakan kepada siapa surat ini ditujukan yaitu untuk Filemon, Apfia, dan Arkhipus.[15]

Ayat 4-7

sunting

"Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingat engkau dalam doaku, karena aku mendengar tentang kasihmu kepada semua orang kudus dan tentang imanmu kepada Tuhan Yesus. Dan aku berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus. Dari kasihmu sudah kuperoleh kegembiraan besar dan kekuatan, sebab hati orang-orang kudus telah kauhiburkan, saudaraku."

Pada bagian ini Paulus berdoa kepada Tuhan dan mengucap syukur kepada Tuhan.[15] Di dalam doanya inilah terkandung inti dari tema surat ini yaitu kasih, harapan dalam doa, pertemanan, dan persaudaraan.[15] Doa Paulus ini juga menunjukkan sanjungan Paulus atas iman dan kemurahan hati dari Filemon.[15]

Ayat 8-12

sunting

"8Karena itu, sekalipun di dalam Kristus aku mempunyai kebebasan penuh untuk memerintahkan kepadamu apa yang harus engkau lakukan, 9tetapi mengingat kasihmu itu, lebih baik aku memintanya daripadamu. Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, lagipula sekarang dipenjarakan karena Kristus Yesus, 10mengajukan permintaan kepadamu mengenai anakku yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus 11--dahulu memang dia tidak berguna bagimu, tetapi sekarang sangat berguna baik bagimu maupun bagiku.12Dia kusuruh kembali kepadamu--dia, yaitu buah hatiku--."

Bagian ini merupakan pokok dari surat Paulus ini.[15] Di bagian ini, Paulus mengungkapkan maksudnya menulis surat ini yaitu bahwa ia ingin mengirim kembali Onesimus, budak yang melarikan diri dari rumah Filemon.[16]

Ayat 13-20

sunting

"13Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan karena Injil, 14tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu jangan engkau lakukan seolah-olah dengan paksa, melainkan dengan sukarela.15Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak daripadamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, 16bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih daripada hamba, yaitu sebagai saudara yang kekasih, bagiku sudah demikian, apalagi bagimu, baik secara manusia maupun di dalam Tuhan.17Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri.18Dan kalau dia sudah merugikan engkau ataupun berhutang padamu, tanggungkanlah semuanya itu kepadaku-- 19aku, Paulus, menjaminnya dengan tulisan tanganku sendiri: Aku akan membayarnya--agar jangan kukatakan: "Tanggungkanlah semuanya itu kepadamu!"—karena engkau berhutang padaku, yaitu dirimu sendiri.20Ya saudaraku, semoga engkau berguna bagiku di dalam Tuhan: Hiburkanlah hatiku di dalam Kristus!"

Ia meminta Filemon untuk menerima kembali Onesimus.[16] Paulus juga bersedia mengganti biaya kerugian yang timbul akibat pelarian dari Onesimus.[3]

Ayat 21-25

sunting

"21Dengan percaya kepada ketaatanmu, kutuliskan ini kepadamu. Aku tahu, lebih daripada permintaanku ini akan kaulakukan.22Dalam pada itu bersedialah juga memberi tumpangan kepadaku, karena aku harap oleh doamu aku akan dikembalikan kepadamu.23Salam kepadamu dari Epafras, temanku sepenjara karena Kristus Yesus, 24dan dari Markus, Aristarkhus, Demas dan Lukas, teman-teman sekerjaku.25Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai roh kamu!"

Paulus yakin bahwa himbauannya dalam surat ini akan dipenuhi oleh Filemon.[15] Dalam bagian ini juga dikatakan bahwa Paulus akan datang untuk melihat hasilnya.[15] Paulus menutup surat ini dengan menyampaikan salam kepada Filemon.[16]

Muatan Teologis

sunting

Surat Paulus kepada Filemon ini sangat pendek dan tidak memaparkan doktrin-doktrin iman Kristen.[1] Akan tetapi surat ini memberikan petunjuk mengenai bagaimana menjalani kehidupan sebagai orang Kristen terutama dalam hubungannya dengan sesama.[1]

Sikap Hidup Orang Kristen

sunting

Surat ini memuat ajakan untuk memperlihatkan kasih dan iman sebagai ciri dari sikap hidup orang Kristen kepada sesama.[9] Onesimus menceritakan kepada Paulus dan orang-orang banyak mengenai kasih dan iman Filemon.[9] Kemudian dasar Paulus mengutarakan permohonan kepada Filemon juga berdasarkan oleh kasih yang ada di antara mereka.[9] Paulus juga menginginkan Filemon dapat menerima kembali Onesimus, mengampuninya dan mengasihinya.[9] Kasih yang diinginkan oleh Paulus adalah kasih yang tidak mengenal batas sosial.[9] Meskipun Onesimus adalah seorang hamba atau budak tetapi tetap harus dikasihi sebagai sesama orang Kristen.[9]

Persaudaraan Orang-orang Percaya

sunting

Melalui surat ini, Paulus menekankan mengenai persaudaraan orang-orang percaya.[9] Bagi Paulus semua orang yang percaya kepada Kristus adalah saudara (bhs. Yunani: adelfos)[9] Persaudaraan yang terjalin adalah berdasarkan kasih dan iman.[9] Paulus juga meminta Filemon diterima kembali sebagai saudara.[9] Onesimus yang tadinya tidak berguna bagi Filemon telah berubah menjadi orang Kristen yang berguna bagi Filemon dan Paulus sendiri.[9]

Perbudakan

sunting

Pada abad pertama Masehi perbudakan merupakan suatu hal yang wajar.[1] Dalam hal ini Paulus tidak bermaksud untuk menghilangkan konsep perbudakan yang sudah ada.[9] Namun, Paulus ingin menekankan hubungan antara tuan dan hamba.[9] Menurutnya hubungan antara tuan dan hamba adalah sebagai saudara di dalam Kristus.[9] Seorang tuan harus memberikan kemerdekaan atau kebebasan bagi hambanya.[9] Paulus memohon kepada Filemon untuk memberi kebebasan dan menerimaOnesimus kembali lebih dari sekadar hamba, tetapi saudara.[9]

Lihat pula

sunting
Surat Paulus kepada Filemon
Didahului oleh:
Surat Titus
Perjanjian Baru
Alkitab
Diteruskan oleh:
Surat Ibrani

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af Rainer Scheunemann. 2006, Tafsir Alkitab -- Surat Paulus kepada Filemon. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 1.
  2. ^ a b (Indonesia)W.R.F Browning. 2009, Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 105.
  3. ^ a b (Indonesia)William Barclay. 2001, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: 1 dan 2 Timotius, Titus, Filemon. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 411-433.
  4. ^ a b c d e (Indonesia)John Drane. 2005, Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 383.
  5. ^ a b (Indonesia)Dianne Bergant & Robert J. Karris. 2002, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 409.
  6. ^ a b c d e Bambang Subandrijo. 2010, Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru. Jakarta: Bina Media Informasi. hlm. 40.
  7. ^ a b c (Inggris)Donald Guthrie. 1987, New Testament Introduction. Leicester: Intervarsity Press. hlm. 472-473, 635-638.
  8. ^ (Indonesia)Willi Marxsen. 2008, Pengantar Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 75.
  9. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r Samuel Benyamin Hakh. 2010, Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi. hlm. 195-197.
  10. ^ (Inggris)Peter T. O'Brien. 1991, Understanding the Basic Themes of Colossians, Philemon. Dallas: Word Publishing. hlm. 93-94.
  11. ^ John Arthur Thomas Robinson (1919-1983). "Redating the New Testament". Westminster Press, 1976. 369 halaman. ISBN 10: 1-57910-527-0; ISBN 13: 978-1-57910-527-3
  12. ^ A. Harnack, Geschichte der altchristlichen Litteratur bis Eusehius, Leipzig 1893-7, vol. II.
  13. ^ W. G. Kummel, "Introduction to the New Testament" (Heidelberg i963),ET 1966; 21975.
  14. ^ Filemon 1–3 - Sabda.org
  15. ^ a b c d e f g h (Inggris)Ralph P. Martin. 1991, Interpretation: Ephesians, Colossians and Philemon. Atlanta: John Knox Press. hlm. 142-145.
  16. ^ a b c (Inggris)LAI. 2010, ALKITAB - Edisi Studi. Jakarta: LAI. hlm. 1974.

Pranala luar

sunting