Pengeboman Pearl Harbor
Pengeboman Pearl Harbor adalah serangan dadakan yang dilakukan oleh Angkatan Laut Kekaisaran Jepang terhadap Armada Pasifik Angkatan Laut Amerika Serikat yang tengah berlabuh di Pangkalan AL Pearl Harbor, Hawaii, pada hari Minggu pagi, 7 Desember 1941. Serangan inilah yang memicu keterlibatan Amerika Serikat secara langsung di dalam Perang Dunia II. Serangan dimulai sekitar pukul 07:38 pagi waktu Hawaii.[6] Pangkalan AL Amerika Serikat di Pearl Harbor diserang oleh setidaknya 353[7] pesawat tempur, pesawat pembom, dan pesawat peluncur Torpedo dari AL Jepang, dalam 2 gelombang serangan, yang diberangkatkan dari 6 kapal induk AL Jepang.[7]
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tercatat 8 kapal tempur (battleship) AS mengalami kerusakan parah, yang 4 di antaranya karam (tenggelam). Seluruh kapal tempur tersebut, selain USS Arizona, di kemudian hari dapat diangkat dan diperbaiki, dan 6 di antaranya dapat berdinas kembali dan diturunkan di sejumlah pertempuran dalam Perang Dunia II. Jepang juga menenggelamkan atau merusak 3 kapal penjelajah, 3 kapal perusak, 1 kapal latih anti pesawat udara, dan 1 kapal penyebar ranjau. Serangan ini juga mengakibatkan 188 pesawat terbang Amerika Serikat rusak atau hancur, serta mengakibatkan korban jiwa sebanyak 2.403 korban meninggal dan 1.178 korban luka.[8] Namun demikian, sejumlah fasilitas seperti instalasi penting pangkalan, pembangkit tenaga listrik, galangan kapal, fasilitas pemeliharaan, fasilitas penyimpanan bahan bakar minyak, fasilitas penyimpanan torpedo, dermaga kapal selam, dan bangunan markas pangkalan tidak ikut diserang. Di lain pihak, Jepang 'hanya' kehilangan 29 pesawat, 5 kapal selam mini, dan 65 personel. Selain itu tercatat 1 pelaut AL Jepang, yaitu Kazuo Sakamaki, tertangkap oleh pihak AS.
Setelah peristiwa ini, Jepang baru menyatakan perang kepada Amerika Serikat dan memulai kampanye militernya di Asia-Pasifik Raya. Serangan ini mengawali keterlibatan Amerika Serikat dalam Perang Pasifik.
Selayang Pandang
suntingPada tanggal 26 November 1941, sebuah armada Jepang yang terdiri dari enam kapal induk, dua kapal tempur, dua penjelajah berat, satu penjelajah ringan, sembilan perusak, dan delapan tanker bergerak meninggalkan Teluk Hitokappu di Kepulauan Kuril. Armada yang dipimpin oleh Laksamana Madya Chuichi Nagumo tersebut berlayar menuju Pearl Harbor tanpa melakukan hubungan radio apapun (radio silence).
Pada pagi hari tanggal 7 Desember 1941, ratusan pesawat pemburu, pengebom, dan pengebom-torpedo diluncurkan dari keenam kapal induk tersebut, dan mengebom pangkalan militer Amerika Serikat di kepulauan Hawaii (terbesar merupakan pangkalan udara Angkatan Darat Amerika Serikat di pangkalan militer Angkatan Udara Hickam), dan kebanyakan kapal yang berlabuh di pelabuhan Pearl, termasuk "Barisan Kapal Tempur". Hampir semua kapal terbang Amerika dimusnahkan di atas tanah; hanya beberapa pejuang berhasil lolos dan bertempur. Dua belas kapal perang dan kapal lain ditenggelamkan atau rusak, 188 kapal terbang dimusnahkan, 155 telah rusak dan 2.403 orang Amerika kehilangan nyawa mereka. Kapal perang USS Arizona meledak dan tenggelam menyebabkan 1.100 orang kehilangan jiwa, hampir separuh dari jumlah korban Amerika yang mati. Bangkai USS Arizona diabadikan menjadi tugu peringatan kepada mereka yang tewas pada hari itu, kebanyakan dari mereka terkubur di dalam kapal tersebut.
Tembakan Amerika pertama dilepaskan pada Perang Dunia II dan korban pertama serangan Pearl Harbor sebenarnya terjadi saat USS Ward menyerang dan menenggelamkan kapal selam kerdil Jepang. Terdapat lima kapal selam kerdil kelas Ko-hyoteki yang merancang untuk mentorpedo kapal Amerika Serikat saat pengeboman dimulai. Tidak satupun kapal selam tersebut berhasil kembali, dan hanya empat dari lima yang dijumpai semenjak itu. Dari sepuluh kelasi kapal selam tersebut, sembilan mati dan hanya seorang selamat, Sakamaki Kazuo, yang ditangkap; dia merupakan tahanan perang pertama yang ditangkap oleh pihak Amerika dalam Perang Dunia II.
Analisis gambar terkini oleh Institut Angkatan Laut Amerika Serikat - United States Naval Institute menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan besar salah sebuah kapal selam kerdil telah berhasil memasuki pelabuhan, dan berhasil menembakkan torpedo ke arah USS West Virginia. Kedudukan terakhir kapal selam ini tidak diketahui.[9]
Kapal induk Jepang yang terlibat dalam serangan tersebut adalah: Akagi, Hiryū, Kaga, Shōkaku, Sōryū, Zuikaku. Semuanya memiliki sejumlah 441 kapal terbang, termasuk pesawat pemburu, pengebom-torpedo, pengebom-tukik dan pemburu-pengebom (fighter-bombers). Dari semuanya, 29 tertembak jatuh dalam pertempuran. Kapal terbang menyerang dalam dua gelombang, dan Nagumo memutuskan untuk membatalkan serangan gelombang ketiga untuk mundur.
Serangan pertama terhadap Pearl Harbor adalah pada pukul 07:53 tanggal 7 Desember, Waktu Hawai'i ataupun pukul 03:23 tanggal 8 Desember Waktu Jepang (lihat Nota Pasukan Penyerang Pearl Harbor). Militer Jepang mulai memasuki perbatasan Jajahan Baru Hong Kong pada subuh 8 Desember 1941[1] Diarsipkan 2007-02-26 di Wayback Machine.. Hong Kong Time adalah satu jam belakang Masa Kemenangan Jepang, dengan itu serangan pada Pearl Harbor merupakan sebagian perperangan pentas luas serangan hampir serentak dan bukannya permulaan —24 jam sebelum serangan di Asia— gambaran yang mungkin kelihatan jika sekilas melihat tanggal.
Strategi
suntingTujuan serangan Pearl Harbor adalah untuk melumpuhkan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pasifik, walaupun untuk sementara. Laksamana Isoroku Yamamoto sendiri menyatakan bahwa serangan yang berhasil sekalipun hanya memberikan setahun dua tahun kebebasan bertindak. Jepang telah terlibat dalam perperangan dengan Cina selama beberapa tahun (bermula pada tahun 1937) dan telah merampas Manchuria beberapa tahun sebelumnya. Rancangan untuk serangan Pearl Harbor untuk menyokong kelanjutan ketentaraan lanjut bermulai pada Januari 1941, dan latihan untuk misi berlangsung pada pertengahan tahun saat proyek ini dianggap layak setelah perselisihan sesama tentara laut Kekaisaran (Imperial Navy infighting).
Duta Besar Jepang di Washington, termasuk wakil istimewa Kurusu Saburu, telah mengadakan perbincangan lanjut dengan Departemen Negara mengenai reaksi Amerika Serikat terhadap pergerakan Jepang ke Indochina pada musim panas. Hanya sebelum serangan, perutusan panjang dengan tujuan mengantarkannya dari Kedutaan ke Kantor Urusan Luar Negeri di Tokyo, dengan tujuan untuk mengantarkannya ke Sekretaris Hull beberapa saat sebelum serangan dijadwalkan bermula (contoh., 1 PM waktu Washington). Disebabkan kelewatan nyah-enkripsi dan menaip, tangan kanan Kedutaan gagal melakukannya; perutusan panjang memutuskan perundingan diantarkan lama setelah waktu yang sepatutnya, dan lama selepas serangan telah bermulai. Kelewatan penyampaian nota tersebut menambah kemarahan Amerika Serikat terhadap serangan tersebut, dan sebab utama bagi gambaran terkemuka Roosevelt sebagai "… tanggal yang akan abadi dalam kekejian". Yamamoto kelihatannya setuju; dia juga tidak gembira dengan kesalahan waktu. Dia dikatakan telah berkata, "Saya bimbang apa yang kita lakukan adalah membangunkan raksasa yang tidur dan memberikannya tekad yang dashyat", tetapi ini dikatakan petikan yang dicipta untuk film, Tora! Tora! Tora!. Walaupun petikan itu bukan disebut oleh Yamamoto, ia kelihatannya menggambarkan perasaannya mengenai serangan tersebut.
Kedua bagian perutusan akhir telah dinyah-enkripsi oleh Amerika Serikat lama sebelum Kedutaan Jepang berhasil melakukannya, dan nyah-enkripsi bagian kedua yang menyebabkan Jenderal George Marshall untuk menghantar peringatan terkenalnya ke Hawaii pada pagi — yang sebenarnya diantar oleh, penunggang sepeda perutusan Jepang kelahiran Amerika, kepada Jenderal Walter Short di Pearl Harbor beberapa jam selepas serangan berakhir (terdapat kesulitan dengan komunikasi Militer, dan kelewatan penghantaran akibat kabel perdagangan, dan entah bagaimana kehilangan tanda "PENTING" dalam penghantarannya).
Dampak sesaat
suntingDari segi tujuan strategi serangan ke atas Pearl Harbor merupakan, dalam tempo singkat ke serdahana, kejayaan gemilang yang melampaui mimpi terbaik perancangnya dan mempunyai sedikit yang setanding dengannya dalam sejarah ketentaraan pada era apapun. Disebabkan kehilangan yang parah di Pearl Harbor dan penjajahan lanjutan Jepang di Filipina, dalam tempo enam bulan berikutnya, angkatan laut Amerika Serikat hampir gagal memainkan peranan penting dalam pentas Asia Perang Dunia II. Dengan Angkatan Pasifik Amerika Serikat hampir keluar dari perkiraan, pihak Jepang bebas dari kebimbangan mengenai kekuasaan laut Pasifik lain. Jepang terus menjajah Asia Tenggara, seluruh barat daya Pasifik dan mengulurkan cengkeramannya jauh ke Samudra Hindia.
Dampak masa panjang
suntingBagaimanapun, dalam jangka masa panjang serangan ke atas Pearl Harbor merupakan malapetaka strategis bagi Jepang. Malah Laksamana Yamamoto Isoroku, yang mencetuskan ide menyerang Pearl Harbor, telah meramalkan bahwa sungguhpun dengan kejayaan menyerang Angkatan Amerika Serikat tidak akan dan tidak mampu memenangkan peperangan dengan Amerika Serikat, sebab kemampuan pengeluaran Amerika terlalu besar. Salah satu tujuan Jepang adalah untuk memusnahkan tiga kapal induk Amerika Serikat yang diletakkan di Pasifik, tetapi tiada ketika serangan terjadi — Enterprise dalam perjalanan pulang, Lexington telah berlayar keluar beberapa hari sebelumnya, dan Saratoga berada di San Diego selepas pengubah-suaian di Galangan Angkatan Laut Puget Sound. Merusak kebanyakan kapal perang Amerika Serikat dari bertugas, dianggap secara meluas— oleh tentara Angkatan Laut dan pemerhati sedunia —sebagai keberhasilan cermelang bagi pihak Jepang. Kehilangan kapal perang meninggalkan AL AS tiada pilihan kecuali meletakkan keyakinan mereka pada kapal induk dan kapal selam, yang merupakan kebanyakan yang tinggal—dan ini merupakan peralatan dengan mana AL AS menghentikan dan kemudian mengundurkan kemajuan Jepang. Kehilangan kapal perang sebenarnya tidak sepenting yang dipikirkan oleh semua orang sebelum (di Jepang) dan selepas serangan (di Jepang dan Amerika Serikat).
Kemungkinan yang paling penting, serangan Pearl Harbor bertindak sebagai katalisator yang menggerakkan sebuah negara untuk bertindak serta merta yang tidak mungkin dapat dilakukan oleh perkara lain. Dalam waktu semalam saja, ia menyatukan seluruh Amerika dengan tujuan berperang dan memenangkan peperangan dengan Jepang, dan kemungkinan mendorong kedudukan penyerahan tanpa syarat yang ditekankan oleh pihak Sekutu. Sebagian sejarawan percaya bahwa Jepang tetap akan kalah, tanpa memandang "seandainya" depot minyak dimusnahkan atau sekiranya kapal induk berada di pelabuhan dan ditenggelamkan.
Tindakan pembalasan Amerika Serikat
suntingPada 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat menyatakan perang atas Jepang dengan Jeannette Rankin yang merupakan orang yang satu-satunya tak setuju atas pernyataan itu. Franklin D. Roosevelt menandatangani pernyataan perang tidak lama kemudian, setelah sebelumnya menggelar pidato terkenal berjudul "hari yang akan kekal dalam keburukan." Pemerintah Amerika Serikat meneruskan pengerahan tentara, dan mulai beralih kepada ekonomi perang.
Permasalahan terkait adalah kenapa Jerman Nazi menyatakan perang atas Amerika Serikat pada 11 Desember 1941 sejurus selepas serangan Jepang. Hitler tidak perlu melakukannya di bawah syarat blok Poros, tetapi tetap melakukannya. In pastinya menggandakan kemarahan penduduk Amerika dan membenarkan Amerika Serikat untuk meningkatkan sokongannya terhadap Britania Raya, yang melewatkan sedikit tempo tindakan pembalasan Amerika atas kekalahan di Pasifik.
Kepentingan dalam sejarah
suntingPertempuran ini, sebagaimana Pertempuran Lexington dan Concord, mempunyai dampak terhadap sejarah. Ia hanya mempunyai sedikit dampak militer akibat kegagalan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang untuk menenggelamkan kapal induk Amerika Serikat, tetapi sungguhpun sekiranya kapal induk telah ditenggelamkan tidak akan membantu Jepang dalam jangka masa panjang. Serangan tersebut membuat Amerika Serikat terlibat penuh dan ekonomi pengilangan dan pelayanannya yang besar kepada Perang Dunia II, mendorong pada kekalahan blok Poros sedunia. Saat mendengar bahwa serangan atas Pearl Harbor akhirnya telah melibatkan Amerika Serikat ke dalam peperangan, Perdana Menteri Britania Raya, Winston Churchill, menulis "Dengan emosi dan penuh perasaan yang puas, saya baring ke pembaringan dan tidur dengan tidur orang yang diselamatkan dan bersyukur". (Sir Winston Churchill – The Second World War, jilid 3, halaman 539)". Kemenangan pihak Sekutu dalam pertempuran ini dan kebangkitan Amerika Serikat sebagai kuasa besar dunia telah membentuk politik internasional sejak saat itu.
Catatan kaki
sunting- ^ "Kapal-kapal yang ada di Pearl Harbor pada 0800 7 Desember 1941, Pusat Sejarah Angkatan Laut AS". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-10. Diakses tanggal 2009-08-01.
- ^ Laporan CinCP mengenai kerusakan kapal-kapal di Pearl Harbor from www.ibiblio.org/hyperwar. Unless otherwise stated, all vessels listed were salvageable.
- ^ Conn, Stetson; Fairchild, Byron; Engelman, Rose C. (2000), "7 — The Attack on Pearl Harbor", Guarding the United States and Its Outposts, Washington D.C.: Center of Military History United States Army., diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-25, diakses tanggal 2009-12-08 p.194
- ^ "Damage to United States Naval Forces and Installations as a Result of the Attack", Report of the Joint Committee on the Investigation of the Pearl Harbor Attack, Washington D.C.: United States Government Printing Office., 1946, diakses tanggal 2007-12-08 p.64
- ^ Martin Gilbert, The Second World War(1989) hal. 272
- ^ Prange et al. December 7, 1941, p. 174.
- ^ a b Parillo 2006, hlm. 288
- ^ "Pearl Harbor Facts". About. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-03-07. Diakses tanggal October 5, 2014.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-09-30. Diakses tanggal 2006-02-26.