Pusat Kesenjataan Infanteri

(Dialihkan dari Pussenif)

Pusat Kesenjataan Infanteri atau Pussenif adalah Badan pelaksana pusat TNI Angkatan Darat yang berkedudukan langsung di bawah Kasad di bidang pembinaan kesenjataan dan penelitian serta pengembangan Infanteri.

Pusat Kesenjataan Infanteri
Aktif9 Oktober 1945; 79 tahun lalu (1945-10-09)
NegaraIndonesia
Tipe unitInfanteri
Bagian dariTNI Angkatan Darat
MarkasBandung, Jawa Barat
JulukanPussenif
MotoYudha Wastu Pramuka
Baret HIJAU 
Ulang tahun19 Desember
Situs webpussenif.mil.id
Tokoh
Komandan Letnan Jenderal TNI Iwan Setiawan
Wakil Komandan Mayor Jenderal TNI Tatan Ardianto
Inspektur Brigadir Jenderal TNI Dwi Endro Sasongko
Direktur Kesenjataan Brigadir Jenderal TNI Sachono
Direktur Umum Brigadir Jenderal TNI Yufti Senjaya
Komandan Pusat Pendidikan Infanteri Brigadir Jenderal TNI Togu Parmonangan

Tugas pokok

sunting

Pussenif memiliki tugas pokok menyelenggarakan pembinaan kesenjataan Infanteri, pendidikan dan latihan, penelitian dan pengembangan Infanteri serta Lintas Udara di lingkungan Angkatan Darat dalam rangka pembinaan kemampuan dan kekuatan satuan Infanteri.

Sejarah

sunting

Era Kemerdekaan

sunting

Tanggal 9 Oktober 1945 adalah hari ketika Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) mulai memobilisasi pemuda untuk mendaftar menjadi anggota TKR melalui BKR. Peringatan hari Infanteri memiliki latar belakang historis yang berkaitan dengan keberhasilan perang gerilya TNI di bawah komando Panglima Besar Jenderal Soedirman. Perang gerilya ini dilakukan karena persenjataan dan perlengkapan yang terbatas. Beberapa peristiwa penting dalam perang gerilya TNI di antaranya: Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogya Serangan offensif 4 hari 4 malam (7 s.d 10 Agustus 1949) di Surakarta

Periode 1946 - 1949

sunting

Begitu Kemerdekaan Indonesia di Proklamirkan, segera bangkitlah para pemuda dari berbagai lapisan dan berbagai kelompok, untuk secara kesadaran ikut berjuang membela dan mempertahankan kemerdekaan serta menegakan kedaulatan Negara Republik Indonesia yang baru lahir. Mereka itulah yang kemudian hari tumbuh menjadi Prajurit TNI AD. Para pemuda bekas Heiho, PETA, Seinendan dan KNIL telah memiliki bekal latihan/pengalaman kemiliteran; namun tidak sedikit para pemuda yang karena semangat pengabdian telah ikut berjuang walaupun tanpa berbekal pengalaman Kemiliteran. Sejak saat itu fungsi pendidikan dan latihan pada hakekatnya benar-benar telah dirasakan kebutuhannya. Lembaga pendidikan yang tertua dalam ketentaraan adalah “Pusat Pendidikan Ketentaraan” yang lazim di kenal dengan singkatan PPKKP.

Lembaga ini membawahi dan mengkoordinasikan lembaga-lembaga pendidikan yang ada pada waktu itu, diantaranya:

Lembaga-lembaga Pendidikan tersebut mengggunakan tenaga Guru, instruktur dan pelatih para personil yang telah berpengalaman dalam PETA, Heiho, KNIL dan lain-lainnya.

Periode 1950 - 1958

sunting

Setelah pengakuan kedaulatan, tepatnya pada tanggal 9 Mei 1950 dimulailah penyerahan lembaga-lembaga pendidikan dari Tentara Kerajaan Belanda kepada Direktorat Pendidikan Angkatan Darat (DPAD). Lembaga-lembaga yang diserahkan tersebut diantaranya; Sekolah Perwira Cadangan, Sekolah Dasar Infanteri, Sekolah Perhubungan, Sekolah Pasukan Berlapis Baja, Sekolah Zeni, Sekolah Pengemudi Kendaraan Bermotor dan lain-lain. Dengan modal DPAD dan lembaga-lembaga yang diterima dari Belanda tersebut, pada bulan Agustus 1950 dibentuk:

  • Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat disingkat (P3AD) di Bandung, (P3AD) ini membawahi sekolah Perwira Cadangan, sekolah Pelatih dasar Infanteri (SPDI) dan pendidikan Guru dan Instruktur (PGI).
  • Pusat Pendidikan Infanteri disingkat PPI di Bandung dan Cimahi, yang membawahi sekolah Ulangan Perwira (SUP), Sekolah Senjata Berat Infanteri (SBI) dan Sekolah Pengemudi Kendaraan Bermotor (SPKB). Sejalan dengan perkembangan organisasi, maka untuk mengkoordinasikan kegiatan kegiatan pendidikan tingkat pusat dan daerah dibentuk Direktorat Infanteri yang membawahi Pusat Pendidikan Infanteri yang di Bandung dan Cimahi dan sekolah-sekolah Depot Infanteri (DBI) di teritorium-teritorium tertentu.

Periode 1959 - 1961

sunting

Pada tanggal 5 Agustus 1958 keluarlah penetapan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor TAP 0-5. dengan berlakunya TAP 0-5 ini maka Pusat-pusat Pendidikan dari cabang, Kesenjataan, Dinas dan Jawatan diubah menjadi Resimen-resimen Induk. Begitu pula untuk memenuhi kebutuhan Pendidikan dan latihan bagi personil cabang Infanteri di daerah dibentuklah Resimen Induk Infanteri Kodam (Rinifdam) dengan SKI dan DBI sebagai jajaran bawahannya.

Sedang Pusat Pendidikan Infanteri (PPI) diubah menjadi Resimen Induk Infanteri Pusat (Rinifpus) yang bertugas mengendalikan Pendidikan/latihan yang diselenggarakan di Rinif-Rinif.

Jatuhnya kembali Kota Ambarawa ke tangan pasukan kita pada tanggal 15 Desember 1945 di bawah pimpinan seorang ahli strategi dan taktik yang ulung yaitu almarhum Jenderal Soedirman didahului oleh suatu manuver pasukan secara besar-besaran sebagai pemusatan tenaga. Dengan pengesahan Kasad dalam radiogram Nomor T/5179/1950 tanggal 21 Desember 1959 Rinifpus diubah kembali menjadi “Pusat Infanteri” dengan tugas pokoknya: Pembinaan Kesenjataan, Pembinaan Korps, dan pembinaan Pendidikan dan Latihan (Ketiga tupok ini selanjutnya menjadi “Fungsi-fungsi Utama” Infanteri TNI AD.

Periode 1962 - 1967

sunting

Dengan adanya Revisi TAP 0-5 pada tahun 1961, dibentuklah Pusat Kesenjataan Infanteri (disingkat Pussenif) dan Pusat Pendidikan Infanteri (disingkat Pusdikif). Pengesahan organisasi Pussenif ini dinyatakan dalam radiogram KASAD Nomor T/709/1962 tanggal 16 Maret 1962. Dalam radiogram ini dinyatakan bahwa Pussenif merupakan bagian dari Koplat, namun Surat keputusan Men/Pangad Nomor Kep/1588/XI/1962 tanggal 15 November 1982 kemudian dinyatakan pemisahan Pussenif secara organik dan administratif dari Koplat.

Sedang surat keputusan Men/Pangad Nomor Kep/826/VI/1962 tanggal 20 Juni 1962 menjadi dasar lahir Pusat Pendidikan Infanteri yang merupakan bagian dari Pussenif.

Sementara itu, Sekolah Para dan Komando Angkatan Darat (SPKAD) yang menurut TAP 0-5 menjadi organik Pussenif/Pusdikif dialihkan ke dalam Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Surat keputusan Men/Pangad Nomor Kep/271/III/1963 yang terbit tanggal 20 Maret 1963 memberikan kejelasan tentang kedudukan, tugas pokok dan fungsi utama Pussenif.

Periode 1968 - 1984

sunting

Selanjutnya dengan perkembangan organisasi TNI AD, dikeluarkan surat keputusan Kasad Nomor Skep/664/XI/1970 tanggal 7 November 1970 sebagai dasar Penyelenggaraan dan pelaksanaan organisasi dan tugas Pussenif sejak tahun 1970. Syarat keputusan Kasad Nomor Skep/33/XI/1978 tanggal 15 November 1978 tentang organisasi dan tugas pokok Pusifad yang merupakan suatu komando pelaksanaan yang secara organik dan administratif berada di bawah kobang diklat; dan keputusan Kasad Nomor Kep/39/VI/1979 tanggal 15 Juni 1979 tentang DAF/DSPP Pusifad merupakan dasar Penyelenggaraan dan pelaksanaan organisasi dan pelaksanaan organisasi dan tugas Pusifad hingga sekarang. Untuk menyusun dan mengatur pengorganisasian Pusifad sesuai dengan Keputusan-keputusan Kasad tersebut Danpussenif mengeluarkan Surat Perintah Nomor Sprin/106/I/1980 tanggal 22 Januari 1980.

Periode 1985 - 2006

sunting

Sejalan dengan perkembangan Organisasi TNI AD, dikeluarkan Surat Keputusan Kasad Nomor Kep/21/V/1985 tanggal 21 Mei 1985 sebagai dasar penyelenggara dan pelaksanaan organisasi dan tugas pokok Pussenif yang merupakan badan pelaksanaan Pusat di tingkat Mabesad.

Periode 2006 - 2022

sunting

Pussenif Kodiklat TNI AD adalah Staf Khusus Kasad di bidang Pembinaan Kesenjataan dan Penelitian serta Pengembangan Infanteri dan sebagai badan pelaksana Kodiklat TNI AD di bidang Doktrin, Pendidikan dan Latihan yang berkedudukan langsung di bawah Dankodiklat TNI AD.

Periode 2022 - Sekarang

sunting

Pussenif Kodiklat TNI AD berdasarkan keputusan Kepala Staf Angkatan Darat. Alih Kodal Pussen dari Kodiklatad menjadi Balakpus TNI AD. Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kep/747/IX/2022 tanggal 12 September 2022, sbb : A. Pussenif B. Pussenkav C. Pussenarmed D. Pussenarhanud

Sebelumnya Pussenif berada dibawah badan pelaksana Kodiklat TNI AD dan saat ini berkedudukan langsung di bawah Kepala Staf Angkatan Darat.

Peleton beranting

sunting

Peleton Beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya merupakan kegiatan tahunan bergengsi bagi Corps Infanteri TNI Angkatan Darat, dengan tujuan untuk menumbuhkan jiwa korsa dan kebanggan terhadap Corps Infanteri. Peleton Beranting diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Juang Kartika TNI Angkatan Darat. Kegiatan Peleton Beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya dilaksanakan di setiap Kodam dan jajaran Divisi Infanteri Kostrad Prajurit Korps Infanteri sebagai peleton inti serta pasukan dari satuan Banpur dan Banmin (Kavaleri, Armed, Arhanud, dan Zeni) yang ikut menjadi Peleton pengantar, dilibatkan pula masyarakat, Ormas, Pramuka dan instasi lainnya yang ikut mengiringi anggota berjalan kaki. Jarak tempuh yang dilaksanakan dalam kegiatan ini sejauh 200 Km dan setiap Peletonnya akan menempuh jarak 21 – 24 Km yang dilakukan secara estafet. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal16 s/d 19 Desember.

Hari jadi

sunting

Hari Juang Kartika TNI Angkatan Darat adalah tanggal khusus, untuk Korps Infanteri TNI AD yang diperingati setiap tanggal 15 Desember, guna mengenang Pertempuran Ambarawa, dan berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 163/1999, Hari Infanteri diganti menjadi Hari Juang Kartika.

Menjelang peringatan Hari Infanteri dilaksanakan Gerak Jalan Peleton Beranting Yudha Wastu Pramuka Jaya merupakan suatu tradisi yang rutin dilaksanakan setiap tahun sebagai gambaran perjalanan gerilya Panglima Besar Jenderal Sudirman. untuk mengenang pertempuran di Ambarawa. Serangan pembebasan Ambarawa yang berlangsung selama empat hari empat malam dari tanggal 12-15 Desember 1945. Pada akhirnya pasukan Sekutu mundur dari Ambarawa dan pertempuran berakhir dengan kemenangan TKR pada tanggal 15 Desember 1945. Keberhasilan pertempuran Ambarawa dan keberhasilan kepemimpinan dari Panglima Besar Jendral Sudirman diabadikan dalam bentuk monumen Palagan Ambarawa. TNI AD memperingati tanggal tersebut sebagai Hari Infanteri dan berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 163/1999, Hari Infanteri diganti menjadi Hari Juang Kartika.

Peringatan Hari Infanteri diselenggarakan setiap tanggal 19 Desember, kegiatan ini mengandung nilai-nilai kejuangan dan pengorbanan para pahlawan yang dapat diresapi, dihayati dan diamalkan pada setiap prajurit, baik dalam pola pikir dan perilaku sehingga warisan nilai dapat terjaga sampai kapanpun. Pelaksanaannya saat ini dibarengi dengan rangkaian kegiatan Karya Bhakti bersama masyarakat setempat sehingga keberadaan prajurit TNI AD memiliki manfaat dan diterima oleh masyarakat. Peristiwa ini memberikan pesan penting, bahwa dengan tekad, semangat, senjata dan perlengkapan yang sederhana, TNI bersama rakyat dapat memenangkan pertempuran. Peringatan Peleton Beranting Yudha Watu Pramuka Jaya dengan mengawal panji-panji atau simbol Korps Infanteri dilaksanakan guna menggelorakan semangat dan meresapi nilai patriotisme para pahlawan.

Latar belakang historis lahirnya hari Infanteri tidak terlepas dari keberhasilan perang gerilya yang dilakukan TNI di bawah komando Panglima Besar Jenderal Soedirman, seperti serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogya, serangan offensif 4 hari 4 malam (7 s.d 10 Agustus 1949) di Surakarta dan keberhasilan lainnya diseluruh wilayah tanah air.

Perang gerilya ini dilakukan berdasarkan Keputusan Panglima Besar Jenderal Soedirman yang tertuang dalam Perintah Kilat No. 1/PB/D/48 tanggal 19 Desember 1948 maka satuan-satuan Angkatan Perang yang didukung oleh masyarakat melaksanakan Perang Gerilya di seluruh daerah, karena persenjataan dan perlengkapan yang sangat terbatas tidak ada jalan lain kecuali menggunakan cara-cara Infanteri dalam menghadapi Tentara Belanda sehingga setiap pertempuran dapat dimenangkan, oleh karena itu tidak berlebihan bila tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari kebanggaan Korps Infanteri.

Daftar satuan

sunting

Sebagian besar TNI Angkatan Darat terdiri dari pasukan Infanteri, hal ini terjadi karena pengadaan pasukan Infanteri adalah hal yang paling mudah dan murah. Infanteri adalah korps yang terbesar dan menjadi tulang punggung di jajaran TNI Angkatan Darat.

Struktur organisasi

sunting


Komandan

sunting

Berikut merupakan daftar Komandan Pussenif dari masa ke masa.

No Foto Nama Awal Akhir Jabatan sebelumnya Pangkat terakhir
1.   Kolonel Inf. Soemitro
1959
1962
Guru Militer pada Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat
 

Jenderal TNI

2. Brigjen TNI Agus Siswadi
1962
1966
 

Letjen TNI

3. Brigjen TNI Soenardji
1966
1968
 

Mayjen TNI

4.   Brigjen TNI Mung Parhadimulyo
1968
1971
Panglima Komando Daerah Militer IX/Mulawarman
 

Mayjen TNI

5.   Brigjen TNI Djohari 1971
Panglima Komando Daerah Militer XV/Pattimura
 

Mayjen TNI

6. Brigjen TNI Suprapto
1971
1973
 

Mayjen TNI

7. Brigjen TNI Amir Judowinarno
1973
1975
 

Mayjen TNI

8. Brigjen TNI Kisrad Sutrisno
1975
1977
 

Mayjen TNI

9.   Brigjen TNI M. Sanif
1977
1979
Panglima Komando Tempur Lintas Udara II Kostrad
 

Letjen TNI

10. Brigjen TNI Ngadiono
1979
1981
 

Mayjen TNI

11.   Brigjen TNI Hasudungan Simanjuntak
1981
1983
Komando Pendidikan dan Latihan Komando Daerah Militer VI/Siliwangi
 

Mayjen TNI

12.   Brigjen TNI Feisal Tanjung
1983
1985
Panglima Komando Tempur Lintas Udara I Kostrad
 

Jenderal TNI

13.   Brigjen TNI Samsudin
1985
1987
Panglima Komando Daerah Militer X/Lambung Mangkurat
 

Mayjen TNI

14.   Brigjen TNI Sintong Panjaitan
1987
1988
Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus
 

Letjen TNI

15. Mayjen TNI Suparman Achmad
1988
1992
Panglima Komando Tempur Lintas Udara II Kostrad
 

Letjen TNI

16.   Mayjen TNI Sofian Effendi
1992
1993
Kepala Staf Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan
 

Letjen TNI

17.   Mayjen TNI Yunus Yosfiah
1993
1994
Kepala Staf Komando Daerah Militer VI/Tanjungpura
 

Letjen TNI

18.   Mayjen TNI Arifin Tarigan
1994
1995
 

Letjen TNI

19. Mayjen TNI Abdul Rivai 1995
 

Mayjen TNI

20. Mayjen TNI Rahmat HS Mokoginta
1995
1996
 

Letjen TNI

21.   Mayjen TNI Luhut Binsar Panjaitan
1996
1997
Wakil Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri
 

Jenderal TNI
(HOR)

22. Mayjen TNI Sumardi
1997
1998
 

Mayjen TNI

23. Mayjen TNI Sutardjo
1998
1999
 

Mayjen TNI

24.   Mayjen TNI Abdul Rachman Gaffar
1999
2000
 

Mayjen TNI

25.   Mayjen TNI Ismed Yuzairi Chaniago
2000
2002
Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat
 

Mayjen TNI

26. Mayjen TNI Songko Purnomo
2002
2003
Kepala Staf Kostrad
 

Mayjen TNI

27a.   Mayjen TNI Asril Hamzah Tanjung
2003
2004
Kepala Staf Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan
 

Mayjen TNI

28.   Mayjen TNI Arief Budi Sampurno
2004
2005
 

Mayjen TNI

29.   Mayjen TNI Bambang Darmono
2005
2006
Panglima Komando Operasi Tentara Nasional Indonesia
 

Letjen TNI

30. Mayjen TNI Tri Subagio
2006
2008
Komandan Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat
 

Mayjen TNI

31. Mayjen TNI Nartono
2008
2009
 

Mayjen TNI

32.   Mayjen TNI Soenarko
2009
2010
Panglima Komando Daerah Militer Iskandar Muda
 

Mayjen TNI

33.   Mayjen TNI Siswondo
2010
2011
Wakil Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri
 

Mayjen TNI

34.   Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya 2011
Kepala Staf Komando Daerah Militer VI/Mulawarman
 

Mayjen TNI

35.   Mayjen TNI Erwin Hudawi Lubis 2011
Asisten Departemen 2/IV Koordinator Intelijen Pertahanan Kemenko Polhukam RI
 

Mayjen TNI

36.   Mayjen TNI Nugroho Widyotomo
2011
2012
Panglima Komando Daerah Militer II/Sriwijaya
 

Letjen TNI

37.   Mayjen TNI Dedi Kusnadi Thamim 2012
Kepala Staf Komando Daerah Militer IV/Diponegoro
 

Mayjen TNI

38.   Mayjen TNI M. Nasir Majid
2012
2013
 

Mayjen TNI

39. Mayjen TNI I Made Agra Sudiantara 2013
Asisten Pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat
 

Mayjen TNI

40.   Mayjen TNI Winston Pardamean Simanjuntak
2013
2014
Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat
 

Mayjen TNI

41.   Mayjen TNI Hinsa Siburian
2014
2015
Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih
 

Letjen TNI

42. Mayjen TNI Prihadi Agus Irianto
2015
2016
Staf Khusus Kepala Staf Angkatan Darat
 

Mayjen TNI

43.   Mayjen TNI Surawahadi
2016
2018
Inspektur Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan Tentara Nasional Indonesia
 

Mayjen TNI

44.   Mayjen TNI Tri Soewandono 2018
Kepala Staf Komando Daerah Militer XVI/Pattimura
 

Letjen TNI

45.   Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso
2018
2020
Kepala Staf Komando Daerah Militer VI/Mulawarman
Staf Khusus Kasad
Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri
Validasi Organisasi  ⭐⭐⭐ 
46.   Letjen TNI Besar Harto Karyawan
2020
2021
Panglima Komando Cadangan Strategi Angkatan Darat
 

Letjen TNI

47.   Letjen TNI Arif Rahman
2021
2023
Perwira Ahli Tingkat III Kasad Bidang Komunikasi dan Sosial
 

Letjen TNI

48.   Letjen TNI Dr. Anton Nugroho, M.M.D.S., M.A.
2023
2024
Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat
Staf Khusus Kasad
49.   Letjen TNI Teguh Muji Angkasa, S.E., M.M.
2024
2024
Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat
Dosen Tetap Unhan
50.   Letjen TNI Iwan Setiawan
2024
Sekarang
Panglima Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura
Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting