Mung Parhadimulyo
Mayor Jenderal TNI (Purn.) Mung Parhadimulyo (11 Januari 1925 – 28 Desember 2012) adalah seorang purnawirawan TNI-AD Ia pernah menjabat sebagai Komandan RPKAD dengan pangkat Letnan Kolonel, yang pelantikannya berlangsung di Manado pada 3 Agustus 1958. Moeng saat itu langsung terjun ke medan operasi memimpin RTP 1 untuk Merebut Kota Tondano. Dalam masa kepemimpinan itu terjadi perubahan baret prajurit dari warna coklat (seperti baret Artileri) menjadi warna merah seperti yang digunakan sekarang. Pada masanya juga, diciptakan dan digunkanya pakaian pakaian dinas lapangan (PDL) loreng khusus "darah mengalir", mengantikan seragam PDL loreng lama yang digunakan pasukan komando Belanda. RPKAD sekarang adalah Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI-AD. Ia merupakan salah satu Sang Penyelamat Panji Siliwangi.[1][2][3]
Moeng Parhadimulyo | |
---|---|
Komandan RPKAD ke-4 | |
Masa jabatan 1958–1964 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Yogyakarta, Hindia Belanda | 11 Januari 1925
Meninggal | 28 Desember 2012 Jakarta, Indonesia | (umur 87)
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1945—1975 |
Pangkat | Mayor Jenderal TNI |
NRP | 16153 |
Satuan | Infanteri (RPKAD) |
Sunting kotak info • L • B |
Wafat
suntingMayjen TNI (Purn) Moeng Parhadi Mulyo wafat dalam perawatan di RSPAD Gatot Subroto, pada 28 Desember 2012 pukul 22.30. Mendiang akan dimakamkan di Yogyakarta.[4]
Riwayat Jabatan
sunting- Komandan Kompi IV Batalyon Nasuhi, Brigade Samsu, Divisi Siliwangi (1949)
- Danyonif Linud 305/Tengkorak (1949—1953)
- Komandan RPKAD (1958—1964)
- Pangdam IX/Mulawarman (1964—1970)
- Komandan Pussenif (1970—1971)
Referensi
suntingJabatan militer | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Mayor Inf Kaharuddin Nasution |
Komandan RPKAD 1958—1964 |
Diteruskan oleh: Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo |
Didahului oleh: jabatan pertama |
Danyonif Linud 305/Tengkorak 1949—1953 |
Diteruskan oleh: Mayor Inf Kustarjo |