Pulau Karimata
Pulau Karimata atau Pulau Karimata Besar adalah sebuah pulau yang merupakan pulau terbesar di Kepulauan Karimata, Indonesia. Pulau ini secara administratif terletak di dua desa yaitu Desa Betok Jaya dan Desa Padang di Kecamatan Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. Pulau Karimata terletak di perairan Selat Karimata barat daya Kalimantan, sekitar 180 km dari ibu kota Kayong Utara di Sukadana.[1][2][3]
Geografi | |
---|---|
Lokasi | Selat Karimata |
Koordinat | 1°36′S 108°55′E / 1.600°S 108.917°E |
Kepulauan | Kepulauan Karimata |
Luas | 156,25 km2[1] |
Panjang | 19,3 km |
Lebar | 12,9 km |
Titik tertinggi | Gunung Cabang (1.030 m)[2] |
Pemerintahan | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Barat |
Kabupaten | Kayong Utara |
Kecamatan | Kepulauan Karimata |
Desa | Betok Jaya, Padang |
Info lainnya | |
Zona waktu | |
Pulau Karimata juga termasuk kedalam Kawasan Cagar Alam Laut (CAL) yang mana terletak di gugusan Kepulauan Karimata. Penunjukan kawasan ini sebagai Cagar Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 381/Kpts-II/1985. Saat pertama kali ditetapkan, dengan luasan lahan Cagar Alam Laut Kepulauan Karimata 77.000 Hektare. Pengelolaan CAL Karimata tersebut melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA Kalbar).
Sejarah
suntingCatatan penjelajah Tiongkok yaitu Wang Dayuan serta catatan Xingcha Shenglan dari tahun 1436 menyebutkan mengenai Pulau Karimata sebagai salah satu tempat perdagangan tempurung penyu.[4][5] Panduan pelayaran Tiongkok dari sektiar abad ke-15 atau 16 yaitu Shun Feng Hsiang Sung menyebutkan nama Pulau Karimata sebagai 吉寧馬哪[踏] (chi-ning-ma-na[-t'a]) dan 假里馬 (chia-li-ma).[6] Pada abad ke-17, Pulau Karimata menjadi wilayah pusat ekspor besi di bawah kekuasaan sebuah kerajaan yang berpusat di Sukadana. Pada masa itu, muncul ungkapan di Malaka mengenai senjata keris "yang bajanya berasal dari Karimata". Penambang dan pandai besi pun muncul di Karimata yang terus menjadi salah satu pusat perdagangan besi selama abad-abad setelahnya hingga sekitar awal abad ke-19 ketika persaingan muncul dari perdagangan Eropa dan Tiongkok.[7][8][a] Pada zaman kolonial, pulau ini dalam bahasa Belanda dikenal dengan nama Groot-Karimata ('Karimata Besar').[9] Encyclopædia Britannica edisi ke-10 tahun 1902 menyebutkan mengenai kegiatan pertambangan besi di Karimata yang saat itu dihuni oleh sekitar 500 orang yang bemata pencaharian sebagai penambang besi, penebang kayu, dan nelayan.[10]
Geografi
suntingPulau Karimata terletak di wilayah timur dari Selat Karimata yang berada di antara Pulau Kalimantan dan Pulau Belitung.[11] Pulau ini berada di wilayah yang mengalami aktivitas intrusi yang besar pada Kala Kapur Akhir (100,5-66,0 juta tahun yang lalu). Intrusi tersebut diperkirakan terjadi sebagai bagian dari serangkaian aktivitas vulkanisme serupa terkait dengan suture ofiolit Garis Lupar yang menjadi batas timur Paparan Sunda. Aktivitas subduksi terjadi di wilayah suture tersebut selama Kala Kapur Akhir hingga sekitar 80 juta tahun yang lalu. Beberapa geolog memperkirakan subduksi terjadi paling tidak hingga Kala Eosen sekitar 40 juta tahun yang lalu. Aktivitas subduksi tersebut kemudian menyebabkan munculnya aktivitas vulkanisme di wilayah Karimata, Natuna, bagian barat Sarawak, serta di wilayah Pegunungan Schwaner kini. Hasil dari aktivitas intrusi ini di antaranya adalah ditemukannya batuan beku dalam di Karimata yang utamanya berupa granit dari formasi granit Sukadana. Penanggalan rubidium-stronsium yang dilakukan terhadap granit dari Karimata menghasilkan nilai usia sekitar 74 ± 2 juta tahun.[12][13][14]
Batuan yang dapat ditemukan di Pulau Karimata di antaranya adalah batuan metamorf Pinoh seperti kuarsit serta batu granit dari formasi granit Sukadana. Batuan metamorf Pinoh berasal dari Kala Cisuralium pada Periode Perm hingga Kala Jura Awal. Batuan-batuan tersebut berada di bawah endapan Kuarter yang berupa dataran aluvial, endapan rawa-rawa, dan endapan pasang surut laut.[14][15] Pulau Karimata merupakan bagian dari sebuah sabuk granitoid yang membentang dari Myanmar melalui Kepulauan Riau dan Bangka Belitung.[16] Granit di Pulau Karimata juga memiliki urat-urat kuarsa yang mengandung biji besi.[17]
Wilayah Pulau Karimata memiliki iklim monsun tropis (Am) dengan suhu rata-rata tahunan berada di kisaran 22 °C dan curah hujan tahunan sekitar 3.000 mm.[18][19] Titik tertinggi pulau ini adalah Gunung Cabang di bagian tengah pulau yang puncaknya ada di ketinggian 1.030 m dan dapat terlihat dari jarak 70 km pada hari cerah. Suhu di wilayah puncak Gunung Cabang dapat turun hingga 10 °C. Perairan pesisir di sebelah selatan dan timur pulau dipenuhi oleh karang hingga jarak sekitar 4 km. Terdapat beberapa pulau berukuran besar maupun kecil serta gosong di sekitar Pulau Karimata.[2][8][11]
Demografi dan pemerintahan
suntingPulau Karimata masuk ke dalam daerah dari dua desa di Kecamatan Kepulauan Karimata yaitu Desa Betok Jaya dan Desa Padang. Pulau ini terletak sekitar 37 km ke arah barat daya dari ibu kota kecamatan di Pelapis. Sebelum Kecamatan Kepulauan Karimata didirikan, pulau ini termasuk ke dalam daerah Kecamatan Pulau Maya Karimata yang kini telah dipecah menjadi Kecamatan Kepulauan Karimata dan Kecamatan Pulau Maya.[3][20] Pulau Karimata dihuni oleh sekitar 1.500 jiwa yang kebanyakan bekerja sebagai nelayan dan petani perkebunan seperti kelapa dan cengkeh.[8][21]
Ekosistem
suntingLahan di Pulau Karimata sebagian besar merupakan lahan dengan tutupan vegetasi tebal berupa hutan dan perkebunan. Hutan di Pulau Karimata merupakan hutan hujan tropis dengan tumbuhan seperti ulin dan resak serta binatang seperti kera, lutung merah (P. rubicunda carimatae), babi hutan, ular, kelelawar seperti M. spasma carimatae dan E. monticola, tupai ramping (T. gracilis edarata), tupai indah (T. splendidula carimatae), walet, jalak, dan burung dari suku Nectariniidae seperti burung madu kelapa dan burung madu sriganti. Di beberapa tempat, terdapat wilayah hutan mangrove seperti di daerah Desa Betok Jaya, sekitar wilayah Tanjung Ujung Pandang, dan Tanjung Gemuk. Hutan mangrove di Pulau Karimata diperkirakan memiliki luas 112 km2 yang sebagian besarnya berada di wilayah barat pulau. Jenis mangrove yang dapat ditemukan di pulau ini di antaranya adalah dari genus Sonneratia, Bruguiera, Lumnitzera, dan Rhizophora.[8][21][22][23]
Terumbu karang dan ekosistem bentik dapat ditemukan di perairan di bagian selatan, timur, dan utara pulau yang merupakan bagian dari Cagar Alam Laut Kepulauan Karimata yang membentang ke arah timur dengan total luas 770 km2. Spesies terumbu karang yang ditemukan kebanyakan adalah non-Acropora pada kedalaman 3–15 m sementara alga yang dapat ditemukan di antaranya adalah genus Sargassum dan Padina.[21]
Lihat pula
suntingCatatan kaki
suntingReferensi
sunting- ^ a b "Pulau Karimata". Direktori Pulau-Pulau Kecil Indonesia. Direktorat Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan. Diakses tanggal 2020-05-09.
- ^ a b c Sailing Directions for Sunda Strait and Northwest Coast of Borneo and Off-lying Dangers (edisi ke-3). Hydrographic Office United States Navy. 1934. hlm. 238–242.
- ^ a b Kecamatan Kepulauan Karimata dalam Angka 2019 (Laporan). Sukadana: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kayong Utara. 2019.
- ^ Miksic, J. N. (2013). Singapore & the Silk Road of the Sea, 1300-1800. Singapura: NUS Press. hlm. 372. ISBN 978-9971-69-700-6. OCLC 867742213.
- ^ Groeneveldt, W. P. (2009). Nusantara dalam Catatan Tionghoa. Jakarta: Komunitas Bambu. dalam Balai Arkeologi Kalimantan Selatan 2017.
- ^ Mills, J. V. (1979). "Chinese Navigators in Insulinde about A.D. 1500". Archipel. 18 (1): 69–93. doi:10.3406/arch.1979.1502.
- ^ Reid, A. (1988). Southeast Asia in the Age of Commerce, 1450-1680 Volume One: The Lands below the Winds. New Haven: Yale University Press. ISBN 0-300-03921-2. OCLC 16646158.
- ^ a b c d e Potensi Arkeologi di Kepulauan Maya-Karimata. Berita Penelitian Arkeologi. 11. Banjarbaru: Balai Arkeologi Kalimantan Selatan. 2017.
- ^ Bezemer, T.J. (1921). Beknopte encyclopædie van Nederlandsch-Indië. Den Haag, Leiden: Martinus Nijhoff, Brill. hlm. 224.
- ^ Wallace, D. M.; Hadley, A. T.; Chisholm, H., ed. (1902). "Carimata". Encyclopædia Britannica. XXVI (edisi ke-10). London: Adam & Charles Black. hlm. 590.
- ^ a b National Geospatial-Intelligence Agency (2005). Sailing Directions (Enroute) Borneo, Jawa, Sulawesi, and Nusa Tenggara (edisi ke-9). Annapolis: Prostar Publications. hlm. 54–56. ISBN 9781577856542.
- ^ Hutchinson, C. S. (1983). "Multiple Cenozoic Sn-W-Sb granitoids". Dalam Roddick, J. A. Circum-Pacific Plutonic Terranes. Boulder: The Geological Society of America. hlm. 41–42, 57–58. ISBN 0-8137-1159-2. OCLC 9255527.
- ^ Hall, R.; Breitfeld, H. T. (2017). "Nature and Demise of the Proto-South China Sea" (PDF). Bulletin of the Geological Society of Malaysia. 63: 61–76. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-03-09. Diakses tanggal 2020-05-10.
- ^ a b Moechtar, H. (2007). "Runtunan stratigrafi sedimen kuarter kaitannya terhadap perubahan global sirkulasi iklim dan turun-naiknya muka laut di lepas pantai barat Kepulauan Karimata (Kalbar)". Bulletin of Scientific Contribution. 5 (1): 11–23.
- ^ Aryanto, N. C. D.; Permanawati, Y. (2009). "Types and Distribution of Coral Reef on the Karimata Coast, West Kalimantan". Bulletin of the Marine Geology. 24 (1): 25. doi:10.32693/bomg.24.1.2009.12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-15. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ Laporan Tahunan Badan Geologi 2017 (PDF) (Laporan). Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia. 2018. hlm. 159. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ Posewitz, T. (1892). Borneo: Its Geology and Mineral Resources. London: Edward Stanford. hlm. 154, 429.
- ^ "NASA Earth Observations Data Set Index". NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-11. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ "NASA Earth Observations: Rainfall (1 month - TRMM)". NASA/Tropical Rainfall Monitoring Mission. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-05-11. Diakses tanggal 2020-05-12.
- ^ Kecamatan Pulau Maya Karimata dalam Angka 2011 (Laporan). Sukadana: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kayong Utara. 2011.
- ^ a b c Rudiastuti, A. W.; Munawaroh; Setyawan, I. E.; Pramono, G. H. (2018). "Coastal management strategy for small island: ecotourism potency development in Karimata Island, West Kalimantan". IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. 148: 012013. doi:10.1088/1755-1315/148/1/012013.
- ^ RMNH.AVES.62552, RMNH.AVES.62575, Naturalis Biodiversity Center/Wikimedia Commons.
- ^ Phillipps, Q. (2016). Phillipps' Field Guide to the Mammals of Borneo and Their Ecology: Sabah, Sarawak, Brunei, and Kalimantan. Princeton: Princeton University Press. hlm. 110, 112, 144, 148, 162–163. ISBN 978-0-691-16941-5. OCLC 936143506.
Pranala luar
sunting- Pulau Karimata - Geonames