Perayaan 2500 tahun Kekaisaran Persia

Perayaan 2500 tahun Kekaisaran Persia (bahasa Persia: جشن‌های ۲۵۰۰ سالهٔ شاهنشاهی ایران), atau secara resmi dikenal sebagai 2500 Tahun Berdirinya Negara Kekaisaran Iran (bahasa Persia: دوهزار و پینایاین سال بریان) adalah rangkaian pesta besar-besaran yang berlangsung pada 12-16 Oktober 1971 untuk merayakan ulang tahun Negara Kekaisaran Iran dan pendirian Kekaisaran Akhemeniyah oleh Koresh Agung.[1][2] Tujuan dari perayaan tersebut adalah untuk memamerkan betapa kayanya peradaban dan sejarah Iran berikut kemajuannya di zaman modern di bawah pimpinan Yang Mulia Kaisar Mohammad Reza Shah, Shah terakhir Iran.

Perayaan 2500 tahun Kekaisaran Persia
جشن‌های ۲۵۰۰ سالهٔ شاهنشاهی ایران
Nama asli جشن‌های ۲۵۰۰ سالهٔ شاهنشاهی ایران
Tanggal12–16 Oktober 1971 (1971-10-16)
LokasiIran
Koordinat29°55′58.7″N 52°53′11.9″E / 29.932972°N 52.886639°E / 29.932972; 52.886639

Beberapa sejarawan berpikir bahwa megahnya pesta ini berimbas pada peristiwa yang mendorong terjadinya Revolusi Iran dan pergantian sistem pemerintahan dari monarki ke republik Islam di bawah Ayatollah Agung Ruhollah Khomeini, selaku pemimpin revolusi, yang didukung oleh berbagai kalangan, termasuk sejumlah organisasi sayap kiri dan Islamis,[3] serta gerakan mahasiswa. Acara tersebut digambarkan sebagai pesta termahal yang pernah digelar di dunia.[4]

Perencanaan

sunting
 
Perayaan 2500 tahun Kekaisaran Persia di Persepolis, Oktober 1971.

Perencanaan pesta memakan waktu satu tahun, menurut film dokumenter BBC Storyville 2016, Decadence and Downfall: The Shah of Iran's Ultimate Party. Para pembuat film mewawancarai orang-orang yang ditugasi oleh Shah untuk mengatur pesta. Silinder Koresh ditampilkan di lambang resmi sebagai simbol untuk acara tersebut. Rencananya, acara utama akan diadakan di kota kuno Persepolis, dekat Syiraz, sehingga infrastruktur lokal harus disiapkan, termasuk Bandar Udara Internasional Shiraz dan jalan raya menuju Persepolis. Sementara pers dan staf pendukung akan ditempatkan di Syiraz. Sebuah kota tenda yang rumit direncanakan untuk menampung para hadirin. Daerah sekitar Persepolis dibersihkan dari ular dan hewan pengganggu lainnya.[5] Pepohonan dan aneka bunga ditanam, dan 50.000 burung berkicau diimpor dari Eropa.[6] Acara lain dijadwalkan digelar di Pasargadae, lokasi Makam Koresh, serta ibu kota Teheran.

Kota Tenda Persepolis

sunting
 
Kota Tenda Persepolis pada 1971

Kota Tenda (juga disebut Kota Emas) direncanakan oleh firma desain interior Paris "Maison Jansen" di lahan seluas 160 ekar (0,65 km2). Mereka terinspirasi dari pertemuan Raja François I dari Prancis dengan Raja Henry VIII dari Inggris di Field of the Cloth of Gold pada tahun 1520.[5] Lima puluh 'tenda' (apartemen mewah yang berdinding kain sutra tradisional Persia) disusun dalam pola bintang yang mengelilingi air mancur di tengahnya. Pepohonan ditanami di tengah gersangnya padang gurun, untuk menciptakan kembali kesan kota Persepolis kuno. Setiap tenda dilengkapi dengan sambungan telepon dan teleks yang terhubung ke semua negara asal para tamu. Seluruh perayaan disiarkan langsung ke seluruh dunia melalui koneksi satelit.

Kemah Kehormatan yang berukuran lebih besar dirancang untuk menyambut para pejabat tinggi. Aula Perjamuan adalah bangunan terbesar dan berukuran 68 kali 24 meter. Bangunan berbentuk tenda itu dikelilingi oleh taman dengan berbagai macam pepohonan dan tanaman lain yang diterbangkan dari Prancis dan dibangun dekat dengan reruntuhan Persepolis. Layanan katering disediakan oleh Maxim's de Paris, yang menutup restorannya di Paris selama hampir dua pekan guna menyiapkan gemerlapnya perayaan. Pengusaha hotel legendaris Max Blouet keluar dari masa purnatugas untuk turut mengawasi perjamuan. Lanvin merancang seragam khusus Pelayan Kekaisaran. 250 limusin Mercedes-Benz 600 merah digunakan untuk mengantar tamu dari dan menuju bandara. Peralatan makan dibuat dengan menggunakan bahan porselen Limoges dan linen oleh Porthault.

 
Tenda di Persepolis pada 1971.

Keamanan

sunting

Keamanan menjadi perhatian utama dalam pesta termewah ini. Persepolis dipilih sebagai lokasi acara utama karena letaknya yang terpencil sehingga dapat dijaga dengan ketat, pertimbangan yang sangat penting ketika banyak pemimpin dunia berkumpul di sana. Dinas keamanan Iran, SAVAK, menangkap dan menahan siapa pun yang dicurigai sebagai potensi ancaman.

Kritik

sunting

Kritik disuarakan oleh pers Barat dan oleh ulama seperti Khomeini dan para pengikutnya; Khomeini menyebut acara itu sebagai "Festival Setan".[5] Kementerian Keadilan mengumumkan biaya pesta sebesar $ 17 juta (pada saat itu); Ansari, salah satu penyelenggara, mengatakan bahwa pesta menelan dana sebesar $ 22 juta (pada saat itu).[5] Meski angka sebenarnya sulit untuk dihitung dengan tepat. Jumlah anggaran menjadi sorotan, karena pesta besar seperti ini diadakan di saat masih banyak warga Iran yang hidup miskin.

Perayaan

sunting
 
Makam Koresh di Pasargadae, di mana perayaan dibuka.
 
Kostum Pasukan Abadi Persia yang ditampilkan dalam pesta.

Perayaan dibuka pada 12 Oktober 1971, ketika Syah dan Syahbanu memberi penghormatan kepada Koresh Agung di mausoleumnya di Pasargadae. Selama dua hari berikutnya, Syah dan istrinya menyambut tamu yang datang, sering kali secara langsung di bandara Shiraz. Pada tanggal 14 Oktober, jamuan makan malam besar diadakan di Aula Perjamuan untuk merayakan ulang tahun Shahbanu. Enam puluh anggota keluarga kerajaan dan kepala negara berkumpul di satu meja besar di Aula Perjamuan.

Makanan dan anggur untuk perayaan tersebut disediakan oleh restoran Maxim yang terletak di Paris.[7]

Enam ratus tamu makan selama lima setengah jam sehingga menjadi perjamuan resmi terlama dan termewah dalam sejarah modern seperti yang tercatat oleh Guinness Book of World Records. Pertunjukan son et lumière, yang bertajuk Politop Persepolis gubahan musisi Iannis Xenakis dan diiringi oleh musik elektronik Persepolis[8] dimainkan secara khusus pada malam itu. Keesokan harinya, parade pasukan yang mewakili berbagai kerajaan historis di Iran dilakukan oleh 1.724 anggota Angkatan Bersenjata Iran, semuanya dalam kostum kuno. Sore harinya, pesta "tradisional Persia" yang tidak terlalu formal diadakan di Banqueting Hall sebagai penutup acara di Persepolis.[9]

Pada hari terakhir, Syah meresmikan Menara Shahyad (kemudian berganti nama menjadi Menara Azadi setelah Revolusi Iran) di Teheran untuk menandai pesta tersebut. Menara ini juga merupakan rumah bagi Museum Sejarah Persia. Di dalamnya, tersimpan Silinder Koresh, yang digadang-gadang sebagai "piagam hak asasi manusia pertama dalam sejarah".[10][11] Silinder itu juga merupakan simbol resmi perayaan, dan pidato pertama Shah di makam Koresh memuji gagasan kebebasan yang dicetuskan Koresh pada dua setengah milenium sebelumnya. Perayaan lalu ditutup dengan penghormatan Shah kepada ayahnya, Reza Shah Pahlavi di mausoleumnya.[9]

Acara tersebut mempertemukan raja dari dua monarki tertua yang masih ada, yaitu Shah Mohammad Reza Pahlavi dari Iran dan Kaisar Haile Selassie I dari Ethiopia. Kaisar Hirohito dari Jepang diwakili oleh adik bungsunya, Pangeran Mikasa. Pada akhir dasawarsa 70-an, monarki Etiopia dan Iran sudah tiada lagi.

Daftar tamu

sunting
 
Perayaan 2500 tahun Kekaisaran Persia
 
Perayaan 2500 tahun Kekaisaran Persia

Ratu Elizabeth II telah disarankan untuk tidak hadir, dengan alasan keamanan.[5] Philip Mountbatten dan Putri Anne akhirnya datang mewakilinya.[12] Pemimpin lain yang juga tidak hadir adalah Richard Nixon dan Georges Pompidou. Nixon awalnya berencana untuk hadir tetapi kemudian berubah pikiran dan mengirim Spiro Agnew sebagai gantinya.[5]

Beberapa berita[13] mengatakan bahwa perwakilan negara Tiongkok adalah Guo Moruo; Menurut putrinya, Guo pada awalnya direncanakan untuk hadir, tetapi dia jatuh sakit dalam perjalanan tiba dan Duta Besar Tiongkok untuk Pakistan Zhang Tong hadir sebagai gantinya.[14]

Beberapa tamu yang diundang antara lain:

Keluarga kerajaan

sunting
Gelar Tamu Negara
Kaisar Haile Selassie[12]   Etiopia
Raja Frederik IX   Denmark
Ratu Ingrid
Raja Baudouin   Belgia
Ratu Fabiola
Raja Hussein   Yordania
Putri Muna
Raja Mahendra     Nepal
Ratu Ratna
Raja Olav V   Norwegia
Amir Sheikh Isa bin Salman Al Khalifa   Bahrain
Amir Sheikh Ahmad bin Ali Al Thani   Qatar
Emir Sheikh Sabah III Al-Salim Al-Sabah   Kuwait
Raja Konstantínos II   Yunani
Ratu Anne-Marie
Sultan Qaboos bin Said al Said   Oman
Musahiban Abdul Wali Khan   Afganistan
Putri Bilqis Begum
Raja Moshoeshoe II   Lesotho
Yang di-Pertuan Agong Tunku Abdul Halim   Malaysia
Raja Permaisuri Agong Bahiyah
Emir Zayid bin Sultan al-Nahyan   Abu Dhabi
Pangeran Franz Josef II   Liechtenstein
Putri Georgina
Pangeran Rainier III    Monako
Putri Grace
Adipati Agung Jean   Luksemburg
Permaisuri Joséphine Charlotte
Pangeran Bernhard   Belanda
Pangeran Philip   United Kingdom
Putri Anne
Pangeran Aga Khan IV   Pakistan
Putri Begum Om Habibeh Aga Khan
Pangeran Mahkota Carl Gustav   Swedia
Putri Juan Carlos   Spanyol
Putri Sofia
Pangeran Vittorio Emmanuele   Italia
Putri Marina
Pangeran Takahito Mikasa   Jepang
Putri Yuriko Mikasa
Pangeran Bhanubandhu Yugala   Thailand
Pangeran Moulay Abdallah   Maroko
Putri Lamia
Gubernur Jenderal Roland Michener   Kanada
Gubernur Jenderal Sir Paul Hasluck   Australia

Presiden, perdana menteri, dan lainnya

sunting
Jabatan Tamu Negara
Presiden Josip Broz Tito   Yugoslavia
Ibu Negara Jovanka Broz
Ketua Presidium Nikolai Podgorny   Uni Soviet
Presiden Franz Jonas   Austria
Presiden Todor Zhivkov   Bulgaria
Presiden Emílio Garrastazu Médici   Brazil
Presiden Urho Kekkonen   Finlandia
Presiden Cevdet Sunay   Turki
Presiden Pál Losonczi   Hungaria
Presiden Soeharto   Indonesia
Presiden Ludvík Svoboda   Cekoslowakia
Presiden Yahya Khan   Pakistan
Presiden Suleiman Franjieh   Lebanon
Presiden Jacobus Johannes Fouché   Afrika Selatan
Presiden Léopold Sédar Senghor   Senegal
Presiden V. V. Giri   India
Presiden Moktar Ould Daddah   Mauritania
Presiden Hubert Maga   Dahomey
Presiden (Conducător) Nicolae Ceauşescu   Romania[12]
Ibu Negara dan Wakil Perdana Menteri Elena Ceaușescu
Presiden Mobutu Sese Seko   Zaire
Presiden Rudolf Gnägi   Swiss
Perdana Menteri Jacques Chaban-Delmas   Prancis
Perdana Menteri Kim Jong-pil   Republik Korea
Perdana Menteri Emilio Colombo   Italia
Perdana Menteri Prince Makhosini   Swaziland
Wakil Ketua Dewan Negara Mieczysław Klimaszewski   Polandia
Wakil Presiden Spiro Agnew   Amerika Serikat
Wakil Ketua Kongres Rakyat Nasional Guo Moruo   Tiongkok
Presiden Bundestag Kai-Uwe von Hassel   Jerman
Menteri Luar Negeri Rui Patrício   Portugal
Ibu Negara Imelda Marcos   Filipina
Kardinal Maximilien de Fürstenberg   Takhta Suci

Referensi

sunting
  1. ^ Amuzegar, The Dynamics of the Iranian Revolution, (1991), pp. 4, 9–12
  2. ^ Narrative of Awakening : A Look at Imam Khomeini's Ideal, Scientific and Political Biography from Birth to Ascension by Hamid Ansari, Institute for Compilation and Publication of the Works of Imam Khomeini, International Affairs Division, [no date], p. 163
  3. ^ Jubin M. GOODARZİ (8 February 2013). "Syria and Iran: Alliance Cooperation in a Changing Regional Environment" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 20 Oktober 2013. 
  4. ^ [1]
  5. ^ a b c d e f Kadivar C (25 Januari 2002). "We are awake. 2,500-year celebrations revisited". Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 November 2002. 
  6. ^ Nina Adler (14 Februari 2017). "Als der Schah zur größten Party auf Erden lud" (dalam bahasa Jerman). Der Spiegel. 
  7. ^ Van Kemenade, Willem (November 2009). "Iran's relations with China and the West" (PDF). Clingendael. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-12-14. Diakses tanggal 9 August 2013. 
  8. ^ Karkowski, Z.; Harley, J.; Szymanksi, F.; Gable, B. (2002). "Liner Notes". Iannis Xenakis: Persepolis + Remixes. San Francisco: Asphodel LTD. 
  9. ^ a b "The Persepolis Celebrations". 
  10. ^ British Museum explanatory notes, "Cyrus Cylinder": "For almost 100 years the cylinder was regarded as ancient Mesopotamian propaganda. This changed in 1971 when the Shah of Iran used it as a central image in his own propaganda celebrating 2500 years of Iranian monarchy. In Iran, the cylinder has appeared on coins, banknotes and stamps. Despite being a Babylonian document it has become part of Iran's cultural identity."
  11. ^ Neil MacGregor, "The whole world in our hands", in Art and Cultural Heritage: Law, Policy, and Practice, p. 383–4, ed. Barbara T. Hoffman. Cambridge University Press, 2006. ISBN 0-521-85764-3
  12. ^ a b c Tait, Robert (22 September 2005). "Iran to rebuild spectacular tent city at Persepolis". The Guardian. Persepolis. 
  13. ^ [2], spelt as "Kuo Mo-jo"
  14. ^ 庶英, 郭 (24 Agustus 2004). "忆父亲郭沫若". Guangming Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2020-12-14.