Hibari Misora

penyanyi Jepang
(Dialihkan dari Misora Hibari)

Hibari Misora (美空ひばり, Misora Hibari, lahir Kazue Katō (加藤 和枝, Katō Kazue) 29 Mei 1937 – 24 Juni 1989) adalah penyanyi dan aktris legendaris Jepang. Hibari termasuk salah seorang artis musik tersukses di dunia, hingga wafatnya, ia telah merekam sekitar 1.200 lagu dan rekamannya terjual sebanyak 68 juta kopi.[1] Lagu hit terakhirnya, "Kawa no Nagare no yōni" sering dibawakan kembali oleh artis-artis ternama dan orkestra, termasuk The Three Tenors dan Teresa Teng.

Hibari Misora
Hibari Misora (awal 1950-an)
Hibari Misora (awal 1950-an)
Informasi latar belakang
Nama lahir加藤 和枝 (Katō Kazue)
Lahir(1937-05-29)29 Mei 1937
Yokohama, Kanagawa, Jepang
AsalIsogo, Yokohama, Jepang
Meninggal24 Juni 1989(1989-06-24) (umur 52)
Minato, Tokyo, Jepang
Genreenka, kayōkyoku, jazz, chanson
Pekerjaanpenyanyi, aktris
Instrumenvokal
Tahun aktif1949-1989
Situs webSitus resmi

Sebagai aktris, Hibari dari 1949 hingga 1971 membintangi sekitar 160 judul film. Perannya dalam Tokyo Kid (1950) menggambarkan anak jalanan, sekaligus simbol kerja keras dan optimisme nasional Jepang pasca-Perang Dunia II.[2]

Hibari adalah wanita Jepang pertama yang menerima Penghargaan Kehormatan Rakyat dari Perdana Menteri Jepang. Artis yang menjadi penyanyi rekaman sejak berusia 12 tahun ini memiliki nama panggilan kesayangan Ojō (御嬢, Nona).

Karier

sunting

Masa kecil

sunting

Dilahirkan di Isogo-ku, Yokohama sebagai Katō Kazue, putri sulung dari ayah seorang tukang ikan bernama Katō Masukichi dan ibu rumah tangga bernama Kimie, bakat musik Hibari sudah terlihat sejak usia dini. Kedua orang tuanya penggemar musik, dan mereka memiliki fonograf di rumah. Hibari kecil senang menyanyi lagu-lagu kayōkyoku dan lagu yang sedang populer waktu itu.

Di tengah berkecamuknya Perang Dunia II, ayahnya pada bulan Juni 1943 berangkat ke medan perang. Hibari yang waktu itu berusia 6 tahun, mengantar kepergian ayahnya dengan menyanyikan lagu Kudan no Haha. Hadirin di pesta perpisahan sangat terkesan hingga menangis. Sadar akan bakat bernyanyi putrinya, ibunya berusaha meluncurkan karier Hibari sebagai penyanyi.

Penampilan pertama

sunting

Tidak lama setelah perang berakhir, Kimie kembali meneruskan usaha agar putrinya bisa menjadi penyanyi. Dengan uang sendiri, Kimie mendirikan orkes Aozora Gakudan yang dipimpinnya sendiri. Sebagai panggung tempat Hibari kecil bernyanyi adalah balai-balai rakyat dan tempat-tempat pemandian umum. Ibunya menciptakan nama panggung Misora Kazue yang mulai dipakainya ketika berusia 8 tahun.

Pad tahun berikutnya (1946), ia tampil dalam acara pencari bakat Shiroto Nodo Jiman di NHK. Ringo no Uta adalah lagu yang dinyanyikannya di babak penyisihan. Hibari dan ibunya yakin akan lulus. Namun juri ternyata tidak membunyikan lonceng tanda lulus, melainkan hanya kritikan tajam yang didapat Hibari.[3] Pada bulan September tahun yang sama, Teater Athena di Yokohama menjadi tempat manggung yang pertama untuk Hibari. Pada musim semi tahun berikutnya, Koga Masao datang berkunjung ke rumah ibu Hibari. Koga sedang bertugas sebagai juri acara Nodo Jiman yang ketika itu dilangsungkan di Yokohama. Hibari dimintanya agar menyanyi di hadapan Koga. Secara a capella, Hibari menyanyikan lagu ciptaan Koga, Kanashiki Takebue. Koga terkesan dengan bakat, keberanian, dan penjiwaan lagu oleh Hibari yang masih bocah, ujarnya, "Kamu bukan tingkatan 'Nodo Jiman' lagi, melainkan penyanyi yang sudah matang."

Pada 1947, Hibari tampil di Teater Sugita, Yokohama sebagai penyanyi pembuka rombongan pengamen yang terdiri dari artis mandan Seiha Iguchi dan penyanyi wanita zokkyoku bernama Otomaru. Sejak itu pula, Hibari resmi ikut rombongan pengamen berkeliling ke daerah-daerah. Ketika sedang mengamen di Prefektur Kōchi, dari arah depan melaju sebuah truk, menabrak bus yang ditumpangi Hibari dan ibunya. Bus meluncur masuk ke jurang, tetapi sempat tertahan sebatang pohon sakura. Hibari terluka hingga tidak sadarkan diri. Kebetulan ada seorang dokter di desa yang datang menolong. Ketika hari sudah malam, Hibari baru sadarkan diri.

Pada Februari tahun berikutnya, Hibari manggung di Teater Shochiku Kobe dan diperkenalkan dengan Kazuo Taoka. Penyanyi lagu tradisional (naniwabushi) merangkap artis lagu pop dan artis mandan bernama Yoshio Kawada (nantinya bernama Haruhisa Kawada) melihat bakat terpendam Hibari dan mengangkatnya sebagai anak asuh.[4] Pada waktu itu, Hibari menyanyi dengan meniru suara dan mimik penyanyi Shizuko Kasagi yang sedang top. Kegemaran meniru Kasagi membuat dirinya mendapat julukan Baby Kasagi. Penyair sekaligus penulis lirik Satō Hachirō mengkritik Hibari dalam dalam artikel yang ditulisnya, "Belakangan ini, kelihatannya ada penyanyi, anak perempuan produk berkualitas rendah, yang suka meniru lagak orang dewasa."[5] Pada September 1948, Hibari bergabung dengan teater Shimpū Show milik aktor sandiwara Ban Junzaburō. Ia pentas di satu gedung bersama mereka, dan diikat kontrak sebagai artis hampir tetap di Teater Internasional Yokohama. Ibu Hibari ketika itu meminta kepada artis Takarazuka bernama Keikichi Okada untuk memberi nama panggung. Okada memberinya nama panggung Misora Hibari. Di Indonesia, burung hibari disebut branjangan langit, burung berbulu kecoklatan yang berkicau sambil terbang. Michihito Fukushima yang waktu itu manajer Teater Internasional Yokohama mengakui bakat Hibari. Fukushima meninggalkan pekerjaannya untuk menjadi manajer bagi Hibari. Di kemudian hari, ia sukses sebagai produser film-film Hibari.

Jalan menuju kepopuleran

sunting
 
Hibari dalam poster film Kanashiki Kuchibue

Pada Januari 1949, Hibari tampil menari dan menyanyi dalam kabaret Nichigeki Love Parade dengan peran utama Haida Katsuhiko. Ia membawakan lagu-lagu yang pernah dibawakan Kasagi, misalnya "Sekohan Musume" dan "Tokyo Boogie Woogie". Penampilannya disambut penggemar, dan Hibari diminta menyanyi Boogie Woogie dalam film produksi Tōyoko Film, Nodo Jiman-kyō Jidai.[6] Pada bulan Agustus tahun yang sama, ia muncul menyanyi dalam film Odoru Ryūgūjō produksi Shochiku. Lagu tema film tersebut, "Kappa Boogie Woogie" direkam Columbia Records di plat sisi B. Secara resmi, Misora Hibari, 11 tahun menjadi penyanyi rekaman sejak 30 Juli 1949. Selanjutnya ketika berusia 12 tahun, Hibari membintangi film Kanashiki Kuchibue yang menjadi film laris. Piringan hitam lagu temanya laku sebanyak 450 ribu keping (rekor tertinggi waktu itu). Hingga kini, foto Hibari kecil mengenakan tuksedo dan topi tinggi berwarna hitam masih sering dipakai untuk keperluan promosi.

Pada 1950, Hibari pergi ke Amerika ditemani Haruhisa Kawada. Kepergiannya dalam rangka pertunjukan pengumpulan dana bagi pendirian batu peringatan Batalion Nisei dalam Perang Dunia II. Sekembalinya dari Amerika Serikat, Hibari dan Kawada membintangi film "Tokyo Kid", dan lagu tema film tersebut menjadi hit.

Dalam film Ano Uta o Koete (1951), Hibari dikisahkan menyukai Kōji Tsuruta yang berperan sebagai mahasiswa. Dalam kehidupan sehari-hari, Hibari ternyata suka dengan Tsuruta, dan memanggilnya dengan sebutan Oniichan (kakak). Pada Mei tahun yang sama, kantor manajemen artis Shin-Geijutsu Production didirikan dengan Michihito Fukushima sebagai direktur, berserta Hibari, Haruhisa Kawada, dan Torajiro Saito sebagai staf. Masih pada tahun 1951, Hibari main dalam film produksi Shochiku, Kurama Tengu, Kakubeijishi yang dibintangi Kanjūrō Arashi.

Setelah membintangi Ojōsan Shachō (1953), Hibari mulai dipanggil Ojō oleh Kimie ibunya, dan diikuti oleh orang-orang di sekelilingnya. Aktor kabuki Nakamura Kinnosuke diajak Hibari untuk bersamanya membintangi film Hiyodori Sōshi. Tahun berikutnya, Yorozuya mencuat sebagai bintang film ternama.

Era Sannin Musume

sunting

Malam tahun baru 1954 merupakan penampilan pertama Hibari di NHK Kōhaku Uta Gassen. Setelah bersama Chiemi Eri dan Izumi Yukimura membintangi film Janken Musume produksi Toho, Hibari mengajak keduanya dalam trio penyanyi gadis remaja yang dinamakan Sannin Musume (Tiga Anak Gadis). Selain populer sebagai penyanyi, Sannin Musume menjadi bintang dalam film-film layar perak produksi Shochiku dan Toei Company.

Hibari dan pemusik jazz Mitsuru Ono bertunangan pada tahun 1956, tetapi hubungan mereka tidak berlangsung lama. Hibari lalu mengadakan pertunjukan di Naha. Dalam seminggu konsernya, penonton yang menyaksikan lebih dari 50.000 orang.

Hibari diserang seorang penggemarnya di Teater Internasional Asakusa, Januari 1957. Wajahnya disiram asam hidroklorida oleh seorang penggemar kelahiran Prefektur Yamanashi. Setelah dirawat di rumah sakit selama 3 minggu, Hibari kembali menyanyi. Pada 31 Desember 1957, Hibari tampil untuk kedua kalinya di acara NHK Kōhaku Uta Gassen. Setelah menyisihkan artis-artis kawakan seperti Hamako Watanabe dan Akiko Futaba, Hibari tampil sebagai bintang penutup kubu merah.

Pada 1 April 1958, Kazuo Taoka mendirikan promotor hiburan bernama Kobe Geinō-sha. Hibari ikut bergabung pada April tahun yang sama. Dua bulan kemudian, Hibari memiliki kantor manajemen sendiri bernama Hibari Production, dengan Taoka bertindak sebagai wakil direktur. Pada Juli 1958, Hibari dikontrak secara khusus oleh Toei. Serangkaian film-film laris yang dibintanginya menyusul kemudian, seperti serial Hibari Torimono-chō, serial Beranmei Geisha. dan Hibari no Sado Jōwa (1962). Kelarisan lagu "Aishū Hatoba" mengantarkan Hibari sebagai pemenang Japan Record Award ke-2.

Pernikahan dan perceraian

sunting

Pada 1962, Hibari menikah dengan Akira Kobayashi yang aktor top Nikkatsu, dan beristirahat sementara dari dunia panggung. Namun ibu kandung sekaligus manajer Hibari, Katō Kimie dan orang-orang di sekelilingnya turut campur dalam urusan rumah tangga mereka. Setelah sempat hidup terpisah, pernikahan Hibari dan Kobayashi berakhir setelah berlangsung hanya dua tahun. Mereka bercerai pada tahun 1964. Dalam buku yang ditulisnya di kemudian hari, Kobayashi mengaku pernikahan dirinya dan Hibari tidak pernah dicatatkan secara resmi. Di atas koseki, Hibari tetap lajang seumur hidup.

Lagu "Yawara" yang dirilisnya setelah bercerai, menjadi hit besar pada tahun 1965. Dengan total penjualan 1,8 juta keping, "Yawara" merupakan hit terbesar bagi Hibari. Lagu yang sama menghasilkan anugerah Japan Record Award ke-7 baginya. Lagu-lagu berikutnya, semua menjadi hit besar, seperti "Kanashii Sake" (1966), "Geidō Ichidai" (1967), dan "Makka na Taiyō" hasil kerja sama Jackie Yoshikawa and Blue Comets.

Kembali ke teater

sunting

Hibari kembali ke panggung teater pada tahun 1964. Setelah berjaya sebagai bintang film, ia menjadi pimpinan rombongan teater di Shinjuku Koma Theater. Cerita-cerita yang dipentaskan rombongannya seperti Hibari no Subete dan Onna no Hanamichi. Hibari juga membawa rombongannya pentas ke Misonoza Nagoya dan Umeda Arts Theater Osaka.

Pada Kōhaku Uta Gassen tahun 1970, Hibari bertindak sebagai pembawa acara kubu merah sekaligus bintang penutup bagi kubu merah. Lagu yang dibawakannya, "Jinsei Shōgi" karya Tetsuya Katō.

Akhir hayat

sunting

Setelah manggung di Fukuoka, April 1987, Hibari tiba-tiba pingsan dan harus dirawat akibat hepatitis dan masalah pada tulang paha yang dideritanya. Ia dirawat hingga bulan Agustus di sebuah rumah sakit di Fukuoka, dan baru diizinkan pulang, 3 Agustus 1987. Lagu pertamanya setelah pulih adalah "Midaregami" yang direkam pada Oktober 1987.

Pada 11 April 1988, Hibari manggung di Tokyo Dome yang baru saja diresmikan, nama konsernya Fushichō Concert (Konser Burung Phoenix). Sambil menahan sakit di kaki, Hibari menyanyikan 39 buah lagu.

Pada awal tahun 1989, Hibari merilis lagu "Kawa no Nagare no yōni" karya penulis lirik Yasushi Akimoto dan pencipta lagu Akira Mitake. Ketika menyanyikan lagu "Kawa no Nagare no yōni", Hibari sudah dalam keadaan sakit. Pada Februari 1989, Hibari manggung di kota Kitakyūshū, dan sekaligus konser terakhir bagi Hibari. Setelah menyanyi, ia langsung masuk rumah sakit, tetapi dibolehkan pulang tidak lama kemudian. Hibari tampil untuk terakhir kalinya dalam acara radio spesial 10 jam nonstop di Nippon Broadcasting System. Setelah acara selasai, kondisi kesehatan Hibari makin memburuk dan harus dirawat di rumah sakit.

Semua rencana konsernya dibatalkan, termasuk di Yokohama Arena (April 1989) dan tur keliling Jepang. Pada 24 Juni 1989, Hibari meninggal dunia dalam usia 52 tahun karena kegagalan pernapasan yang diakibatkan penyakit paru interstisial. Berita wafatnya Hibari mengisi tajuk utama surat kabar nasional di Jepang. Sekitar 42.000 orang hadir dalam upacara pemakaman Hibari yang dilangsungkan di Rumah Duka Aoyama, Tokyo, 22 Juli 1989. Pidato upacara perkabungan dibacakan oleh Sadaharu Oh, sementara rekan-rekan Hibari seperti Saburō Kitajima dan Masako Mori menyanyikan "Kawa no Nagare no yōni". Makamnya berada di Pemakaman Umum Hino, distrik Minato, Yokohama.

Diskografi

sunting

Singel terlaris

sunting
  1. "Yawara" (1964), 1,8 juta kopi[7]
  2. "Kawa no Nagare no yōni" (1989), 1,5 juta kopi
  3. "Kanashii Sake" (1966), 1,45 juta kopi
  4. "Makka na Taiyō" (1967), 1,4 juta kopi
  5. "Ringo Oiwake" (1952), 1,3 juta kopi
  6. "Midaregami" (1987)
  7. "Minatomachi Jūsanban-chi" (1957)
  8. "Hatoba dayo, Otochan" (1956)
  9. "Tokyo Kid" (1950)
  10. "Kanashiki Kuchibue" (1949)

Filmografi

sunting

Film terpilih

sunting
  • Odoru Ryūgū-jō (Shochiku, 1949)
  • Kanashiki Kuchibue (Shochiku, 1949)
  • Tokyo Kid" (Shochiku, 1950)
  • Kurama Tengu, Kakubeijishi (Shochiku, 1951) ]
  • Ringo-en no Shōjo" (Shochiku, 1952)
  • Janken Musume (Toho, 1955)
  • Romance Musume (Toho, 1956)
  • Ōatari Sanshoku Musume (Toho, 1957)
  • Hanagasa Wakashū (Toei, 1958)
  • Beranmei Geisha (Toei, 1959)
  • Onna Zamurai Tadaima Sanjō (Toei, 1958)
  • Chūshingura (Toei, 1959)
  • Tenryū Hahakoigasa (Toei, 1960)
  • Hibari, Chiemi, Izumi Sannin Yoreba (Toho, 1964)
  • Hibari no Subete (Toho, Nippon Columbia, 1971)
  • Onna no Hanamichi (Toho, 1971)

Catatan kaki dan referensi

sunting
  • Takenaka, Tsutomu (2005). Kanbon Misora Hibari. Tokyo: Chikuma Shobō. ISBN 4-4804-2088-6. 
  1. ^ "Hibari Misora, Japanese Singer, 52". New York Times. 25 Juni 1989. Diakses tanggal 2009-06-18. 
  2. ^ Tansman, Alan (1996). "Mournful tears and sake: The postwar myth of Misora Hibari". Dalam John Whittier Treat. Contemporary Japan and Popular Culture. Honolulu: University of Hawai'i Press. ISBN 0-824818-54-7. 
  3. ^ "Top 100 Japanese pops Artists - No.5". HMV Online. 26 November 2003. Diakses tanggal 2009-06-18. 
  4. ^ Di kemudian hari Hibari berkisah bahwa gurunya hanya ayahnya sendiri dan Kawada, bernyanyi kobushi dipelajarinya dari Kawada
  5. ^ Hibari dan ibunya menyimpan artikel tersebut, dan memendam permusuhan dengan Satō, tetapi kemudian mereka berdamai dengan Satō
  6. ^ http://www.imdb.com/title/tt0483989/
  7. ^ Angka penjualan singel menurut Nippon Columbia

Pranala luar

sunting