Layar jung

layar bertulang dari Asia

Layar jung, juga dikenal sebagai layar lug China, layar lug seimbang China, atau layar sampan, adalah tipe layar yang memiliki reng (tulang bambu) yang membentang selebar layarnya dan memanjangkan layarnya melebihi tiang.[1][2]

Kapal ini, Keying, adalah sebuah contoh kapal niaga China yang menggunakan layar jung. Ia berlayar dari China ke Amerika Serikat dan Inggris untuk berdagang antara 1846–1848.

Meskipun relatif tidak umum digunakan pada perahu layar produksi modern, potensi keuntungan sistem layar (rig) ini adalah dari penggunaan mudah dan biaya lebih rendah untuk kapal penjelajah air biru sebagaimana yang telah dieksplorasi oleh individu-individu seperti pembalap trans-Atlantik Herbert "Blondie" Hasler dan penulis Annie Hill.

Asal usul nama sistem layar jung tidak dicatat secara langsung, tetapi ini secara populer dikaitkan dengan nama dari kapal jung China, dimana sistem layar itu digunakan saat pertama kali ditemui oleh orang Eropa.[3]

Sejarah

sunting
 
Sebuah kapal di lautan badai yang digambarkan di belakang cermin perunggu dari zaman Thang, Wu Tai atau Sung (setelah abad ke-9 atau ke-12). Museum Provinsi Shaanxi, Xi'an.

Asal usul sistem layar jung tidak dicatat secara langsung. Orang Cina mengadopsi desain layar dari budaya lain, meskipun orang Cina membuat perbaikan sendiri dari waktu ke waktu. Paul Johnstone dan George Hourani, mengaitkan penemuan jenis layar ini oleh orang Austronesia dari Indonesia. Mereka awalnya terbuat dari tikar anyaman yang diperkuat dengan bambu, semenjak setidaknya beberapa ratus tahun sebelum masehi. Mereka kemungkinan diadopsi oleh Cina setelah China melakukan kontak dengan kapal dagang Austronesia (perahu K'un-lun) saat masa dinasti Han (206 SM sampai 220 M),[4]:191-192 meskipun begitu kapal orang China saat era ini adalah kapal sungai (riverine boat), mereka tidak membuat kapal lintas samudra sampai abad ke-10 oleh Dinasti Song.[5][6] Sebuah penelitian oleh UNESCO berpendapat bahwa orang China menggunakan layar persegi selama dinasti Han, barulah pada abad ke-12 Cina mengadopsi layar jung.[5]

Sinolog Joseph Needham berpendapat bahwa layar lug seimbang Cina berkembang dari layar miring. Richard LeBaron Bowen berpendapat bahwa layar lug Cina berkembang dari layar persegi tinggi dari zaman kuno.[7]:612-613 Tinggalan ikonografi menunjukkan bahwa kapal Cina sebelum abad ke-12 menggunakan layar persegi. Sebuah ukiran kapal dari prasasti batu Buddha menampilkan kapal dengan layar persegi dari dinasti Liu Sung atau dinasti Liang (abad ke-5 atau 6). Kuil gua Tunhuang no. 45 (dari abad ke-8 atau 9) menampilkan perahu layar besar dan sampan-sampan dengan layar persegi yang mengembang. Sebuah kapal lebar dengan layar tunggal tergambar di cermin Xi'an (setelah abad ke-9 atau 12).[7]:456-457, plat CDIII–CDVI

Needham berpendapat sebuah kapal yang ada pada relief Borobudur mungkin adalah yang pertama menggambarkan layar jung. Kapal itu berbeda dengan relief kapal-kapal lainnya dan kemungkinan bisa menjadi penggambaran tertua dari kapal pengarung laut Cina.[7]:458 Ini dibantah oleh D.A. Inglis, yang menyimpulkan bahwa kapal yang digambarkan itu lebih mirip kapal-kapal Samudra Hindia yang beroperasi dari Arab dan Asia Selatan setelah melakukan investigasi langsung (di tempat) relief itu. Kapal itu memiliki palang dek yang menonjol, tiang tunggal (bukan bipod atau tripod), dan layar persegi yang memiliki pebahu dan pekaki.[8]:137-139

 
Sebuah kapal Asia Tenggara dengan layar bersekat, Kamboja, abad 12–13 M.

Penggambaran tertua yang menampilkan layar jung bertulang berasal dari kuil Bayon di Angkor Thom, Kamboja.[7]:460-461 Penggambaran ini mungkin menampilkan kapal Cina, tetapi hal ini disanggah oleh Nick Burningham, yang menunjuk bahwa kapal itu memiliki lunas dan kapal Cina umumnya tidak memiliki linggi buritan (perpanjangan lunas di bagian belakang kapal). Kemudinya berdaun tipis,[9]:188 berbeda dari kemudi Cina yang berdaun panjang.[7]:481 Kemungkinan lain, sebenarnya relief itu menggambarkan kemudi samping yang dipasang di palang-palang galeri belakang. Dari ciri-cirinya dan lokasinya, kemungkinan kapal ini adalah kapal Asia Tenggara.[9]:188-189

Penggunaan di kapal lain

sunting
 
Casco Filipina dengan layar jung di teluk Manila (sekitar 1906)

Ada beberapa kapal Asia Tenggara yang menggunakan sistem layar jung dengan lambung lokal, diantaranya:

  • Casco - sebuah tongkang lambung datar awalnya digunakan oleh orang Tagalog di sungai Pasig dan di teluk Manila.
  • Tongkang atau "Tong'kang".[10] Sebuah perahu ringan yang biasa digunakan pada awal abad ke-19 untuk mengangkut barang di sepanjang sungai.
  • Twakow, sejenis kapal dengan satu tiang dan layar jung. Mereka adalah pemandangan umum di sungai Singapura pada pertengahan abad ke-19.[11]
  • Jong, pendahulu chuan (jung China). Lambungnya meruncing ke depan dan belakang tidak seperti jung China (yang kebanyakan berlambung datar dan berbentuk U), beberapa dilengkapi dengan tiang cucur dan layar cucur.

Di antara kapal-kapal yang digunakan di pesisir China:

  • Lorcha, kapal layar Cina yang ringan. Kapal ini menggabungkan lambung gaya Barat dari pengaruh Portugis, dengan tiang dan layar bergaya Cina.[12] Lorcha dapat ditemukan di teluk Siam dan di perairan Filipina. Bangkai kapal Vũng Tàu terdiri dari sisa-sisa lorcha abad ke-17 dari laut China Selatan di lepas pantai kepulauan Con Dao, sekitar 160 km dari Vũng Tàu, Vietnam.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Hasler & MacLeod, Practical Junk Rig, Tiller Publishing. [VM531.H37]
  2. ^ van Loan, Derek; Haggerty, Dan (2006), The Chinese Sailing Rig, Paradise Cay Publications, ISBN 9780939837700 .
  3. ^ Why Junk?, Friend.ly Net, diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-08-13 .
  4. ^ Johnstone, Paul (1980). The Seacraft of Prehistory. Cambridge: Harvard University Press. hlm. 93–4. ISBN 978-0674795952. 
  5. ^ a b L. Pham, Charlotte Minh-Hà (2012). Asian Shipbuilding Technology. Bangkok: UNESCO Bangkok Asia and Pacific Regional Bureau for Education. hlm. 20–21. ISBN 978-92-9223-413-3. 
  6. ^ Maguin, Pierre-Yves (September 1980). "The Southeast Asian Ship: An Historical Approach". Journal of Southeast Asian Studies. 11 (2): 266–276. doi:10.1017/S002246340000446X. JSTOR 20070359. 
  7. ^ a b c d e Needham, Joseph (1971). Science and Civilisation in China: Volume 4, Physics and Physical Technology, Part III: Civil Engineering and Nautics. Cambridge: Cambridge University Press.
  8. ^ Inglis, Douglas Andrew (2014). The Borobudur Vessels in Context (Tesis). Texas A&M University. 
  9. ^ a b Burningham, Nick (2019). "Chapter 6: Shipping of the Indian Ocean World". Dalam Schottenhammer, Angela. Early Global Interconnectivity across the Indian Ocean World, Volume II: Exchange of Ideas, Religions, and Technologies. Cham: Palgrave Macmillan. hlm. 141–201. 
  10. ^ "Tongkang". 
  11. ^ "Association Of Singapore Marine Industries - Anchored in Singapore History : Made in Singapore". 
  12. ^ Shunshin Chin & Joshua A. Fogel, The Taiping Rebellion

Bacaan lanjutan

sunting

Pranala luar

sunting