Katedral Mainz
Katedral Mainz atau Katedral St. Martinus (bahasa Jerman: Mainzer Dom, Martinsdom atau, secara resmi, Der Hohe Dom zu Mainz) adalah sebuah gereja katedral Katolik yang terletak di dekat area bersejarah dan alun-alun Kota Mainz, Jerman. Katedral Katolik Roma ini telah berusia 1000 tahun ini merupakan situs takhta episkopal dari Uskup Mainz (bahasa Inggris: the Bishop of Mainz)
Mainz | |
---|---|
Katedral St. Martinus | |
bahasa Jerman: Der Hohe Dom zu Mainz | |
Koordinat: 49°59′56.000″N 8°16′26.000″E / 49.99888889°N 8.27388889°E | |
Lokasi | Mainz |
Negara | Jerman |
Denominasi | Gereja Katolik Roma |
Sejarah | |
Didirikan | 975 or 976 |
Dedikasi | Martinus dari Tours |
Tanggal dedikasi | 29 Augustus 1009 (Pertama kali) |
Relikui | Chasuble of Willigis |
Uskup sebelumnya | Willigis |
Arsitektur | |
Status | Katedral |
Status fungsional | Aktif |
Gaya | Romanesque (Asli) Gotik (kapel dan menara lonceng) Baroque (atap) |
Dibangun | 1928 (oleh Klais) 1945-1970s (Restorasi paska Perang Dunia II) |
Administrasi | |
Keuskupan | Mainz |
Provinsi | Freiburg im Breisgau |
Klerus | |
Uskup | Peter Kohlgraf (appointed) |
Vikaris | Dietmar Giebelmann |
Arsitektur Katedral Mainz pada awal nya didominasi oleh gaya Romanesque, tetapi penambahan unsur-unsur baru bangunan selama berabad-abad membuat Katedral Mainz memiliki eksterior dengan gaya arsitektural yang beragam seperti yang terlihat saat ini. Katedral ini memiliki tiga ruangan utama pertama (nave) dan menjadi patron untuk Santo Martin dari Tours. Ruangan choir di sisi timur didedikasikan untuk Santo Stefanus.
Bagian interior katedral dipenuhi dengan monumen makam dan tempat bersemayam para Pangeran Elektor atau Kurfürst-Erzbischöfe. Selain itu, terdapat banyak karya seni keagamaan yang sangat indah berumur ribuan tahun. Katedral ini juga memiliki halaman tengah yang dihiasi dengan patung Santo Bonifasius dan Madonna di pekarangan.
Dalam masa pemerintahan Uskup Agung Mainz Willigis (975-1011), kota Mainz berkembang secara ekonomi, dan Willigis menjadi salah satu politisi paling berpengaruh waktu itu, naik jabatan menjadi bupati (bahasa Inggris: regent) kekaisaran antara tahun 991 dan 994 Masehi. Pada 975-976 tak lama setelah dilantik, ia memerintahkan pembangunan katedral baru dengan gaya arsitektur pra-Romanesque khas Dinasti Ottonian . Bangunan yang baru dan mengesankan ini digadang merupakan bagian dari visi nya untuk menjadikan Kota Mainz sebagai "Roma kedua".
Katedral baru ini mengambi alih fungsi dari dua gereja lama yaitu: katedral tua (bahasa Inggris: the old cathedraI) dan gereja St. Alban, yang merupakan gereja terbesar di daerah ini, dimiliki oleh sebuah biara Benediktin dan menjadi tempan persemayaman terakhir bagi para uskup dan bangsawan pada masa lalu seperti, termasuk Fastrada, istri Karel yang Agung. Banyak konsili (nama lain: sinode) dan pertemuan penting lainnya yang diselenggarakan di Gereja St. Alban
Katedral baru ini terdiri dari dua mimbar (altar) dengan dua transepts. Ruangan utama dibangun dalam pola tipikal "salib" nave rangkap tiga . Pada waktu itu tidak dibangun kubah pada bagian atap nya karena pertimbangan struktural yang berelasi dengan ukuran bangunan. Katedral ini memiliki 6 (enam) menara. Di dalam nya terdapat bangunan biara tertutup dan gereja kecil, Gereja Santo Mary, yang terhubungkan dengan katedral oleh koridor (istilah arsitektural: colonnade)
Batu pasir digunakan sebagai bahan bangunan utama katedral. Sementara itu, bagian dalam diplaster warna putih di bawah Uskup Agung Bardo, mungkin dilaksanakan pada abad ke-10 Masehi. Selama kegiatan renovasi yang diperintahkan oleh Henry IV pada akhir abad ke-11, bagian luar katedral juga diplaster, tapi bagian cornice tetap dibiarkan terekspos menampakkan warna merah dan kuning. Hal ini diyakini bahwa warna cat pada katedral diubah beberapa kali, tapi tidak ada dokumentasi lebih lanjut tentang perubahan warna katedral sampai catatan dari masa Baroque.
Katedral mengalami kerusakan berat akibat terbakar pada hari inagurasi pada tahun 1009 Masehi. Uskup Agung Bardo (Bardo of Oppertshafen) memimpin proyek penyelesaian katedral yang dimulai sejak masa Willigis. Bagian ruangan utama dan tubuh katedral selesai dibangun pada tahun 1037 Masehi.Uskup Agung Willigis dimakamkan di dalam gereja kecil, Gereja St. Stephen pada tahun 1011 M.
Dua Mimbar
suntingAlasan dibalik pembangunan dua mimbar dalam satu bangunan tidak sepenuh nya jelas. Banyak ahli memberi asumsi bahwa terdapat makna simbolis seperti kerajaan dan gereja, atau tubuh dan roh, akan tetapi tidak ada bukti yang tidak terbantahkan yang mendasari teori-teori yang ada. Beberapa pihak lain mengklaim bahwa pembangunan ini mempunyai tujuan fungsional untuk upacara prosesi. Apapun alasan pembuatan mimbar ganda ini, yang jelas adalah mimbar timur dipakai oleh masyarakat umum. Sedangkan, mimbar barat dipakai oleh para uskup dan paus.
Mimbar Barat Bardo
suntingSecara umum, biasa nya mimbar utama di dalam katedral pada waktu itu (abad ke-10 Masehi) terletak di sisi timur. Namun, Willigis merancang mimbar utama berada di sisi barat, mungkin menyontoh modeh Basilika di Roma yang dibangun dengan denah seperti ini. (Desain katedral asli milik Willigis sangat mirip dengan Basilika Santo Petrus Lama.)
Mimbar itu rusak parah akibat kebakaran tahun 1009 Masehi, dan kondisi nya dibiarkan seperti itu di bawah pemerintahan Uskup Agung Erkanbald dan Aribo. Mimbar itu akhirnya direkonstruksi kembali pada masa pemerintahan Bardo. Kemudian, Bardo menguburkan Aribo di lokasi ini bahkan sebelum pembangunan katedral selesai (Jasad Willigis tidak disemayamkan di Katedral Mainz; ia dimakamkan Gereja Santo Stephen).
Mimbar Timur Henry IV
suntingPada tahun 1081 Masehi, kebakaran kembali membumihanguskan katedral. Pada tahun 1100 M, Henry IV memerintahkan rekonstruksi ulang dengan menggunakan gaya Lombardic lama. Bagian atas mimbar sisi timur yang datar diganti dengan struktur apse, bentuk kubah setengah lingkaran. Mimbar baru ini memiliki tiga crypt. Crypt adalah ruangan bawah tanah yang biasa dipakai untuk menyimpan peti mati, sarkopagus, dan relikui keagamaan. Menara persegi yang rusak diganti dengan sebuah kubah oktagonal, kemudian pada bagian atas nya ditambahkan menara oktagonal. Terdapat kemiripan desain renovasi antara Katedral Mainz dan Katedral Speyer.
Henry juga melakukan beberapa perubahan minor, seperti menaikkan transept di sisi timur, dan menambahkan lubang sirkulasi di atas kolom-kolom dinding.
Henry meninggal pada tahun 1106 M sebelum renovasi ini selesai dilaksanakan. Karena kematian nya tersebut, katedral tidak mendapatkan kucuran dana lagi, sehingga pembangunan tak selesai ini menjadi terbengkalai. katedral Mainz mendapat predikat sebagai Kaiserdome ("Katedral Kaisar") dari Kekaisaran Romawi Suci, bersama dengan Katedral Worms dan Katedral Speyer.
Evolusi nave utama
suntingUskup Agung Adalbert I Saarbrücken (1110-1137) memiliki kapel dua lantai yang disebut Kapel Gotthard yang dibangun sebagai kapel resmi istana di sebelah katedral. Banyak orang meyakini bahwa Adalbert I juga memerintahkan renovasi katedral Mainz, hal ini disebabkan karena terdapat kesamaan antara ruangan utama katedral dengan atap vault kapel baru.
Konsepsi desain bangunan dalam renovasi kembali diilhami oleh gaya Romanesque khas Katedral Speyer. Bagaimanapun juga, tanpa ada nya bantuan dana dari kaisar, para pembangun tidak mampu membeli bahan bangunan berupa batu pasir yang berkualitas sama dengan yang digunakan pada masa renovasi oleh Henry IV . Pembangun ini mengganti batu pasir menjadi batu kapur.
Bagian nave utama dibangun dengan ukuran 28 meter lebih pendek 5 meter daripada Katedral Speyer.
Pembangunan aula utama diteruskan pada abad ke-12 Masehi. Seluruh dinding luar katedral diganti dengan material baru. Sekitar tahun 1200 M, langit-langit diganti dengan bentuk ribbed vault, sebuah teknik baru pada abag ke 13.
Bangunan Paska Romanesque dan Renovasi
suntingKetika kegiatan renovasi di segmen barat katedral berlangsung, gaya aritektur baru sedang tumbuh dan berkembang pesat. Gaya arsitektur ini antara lain Gaya Gothic dan Baroque.
Penambahan Gothic
suntingPenambahan gaya paska Romanesque yang pertama adalah instalasi kaca di bagian segmen barat katedral.. Instalasi kaca ini bergaya Gothic, selesai dikerjakan bersamaan dengan kegiatan renovasi segmen barat katedral. Beberapa abad kemudian, gaya Gothic semakin populer lalu digunakan di banyak bagian lain di katedral.
Mulai tahun 1279 M, gaya Gothic mulai mendominasi dekorasi pada kapel dengan ciri keberadaan jendela kaca tinggi dihias dengan kaca patri beraneka warna.Pada tahun 1418 M, Uskup agung John II dari Nassau memerintahkan pempuatan sebuah makam di tengah nave Kapel Nassauer.
Pada abad ke-15, dua menara lama direnovasi menjadi Belfries (menara lonceng). Menara lonceng yang terletak di sis timur direnovasi pada tahun 1361 M dan menara di barat pada tahun 1418 M. Menara ini memiliki atap yang berbentuk piramid khas Gaya Gothic. (Menara ini ternyata memiliki masa yang terlalu berat, sehingga pada tahun 1430 M harus disangga dengan pilar-pilar tambahan.)
Selain menara, cloister (klausura) dan Liebfrauenkirche juga direnovasi secara besar-besaran pada abad tersebut. Sejak saat itu, kegiatan renovasi bangunan menggunakan aya baru yang lebih modern. Pada tahun 1579 Masehi, atap menara timur diganti dengan bentuk yang lebih sederhana karena kekhawatiran runtuh akibat masa yang terlalu berat.
Penambahan gaya Baroque
suntingPada tahun 1767 atap menara barat hancur karena sambaran petir. Pada tahun 1769 seorang insinyur bernama Franz Ignaz Michael Neumann merancang desain multi-story roof menggantikan atap yang hancur tersebut. Tidak hanya satu atap saja yang diganti, ternyata semua atap di sayap barat katedral juga diganti dengan desain atap sama yang bergaya Baroque. Alat penunjuk arah angin (bahasa Inggris: weather vane) yang disebut Domsgickel dipasang pada masa yang sama
Interior katedral dicat dengan warna putih. Sebuah patung Santo Martin juga dipasang di atas atap mimbar barat pada tahun 1769 M
Penguburan
sunting- Bardo (uskup agung)
- Wezilo
- Marianus Scotus
- Bertold von Henneberg
Lihat juga
suntingReferensi
sunting- Wilhelm Jung: Mainz cathedral ; Terjemahan: Margaret Mark, Editor: Schnell und Steiner, Regensburg, 1994
- Ron Baxter: makam uskup agung dari Mainz, di Ute Engel dan Alexandra Gajewski (eds), Mainz dan Middle Rhine Valley, (Inggris Arkeologi Assoc. Konferensi Transaksi, 30, Leeds, Inggris Arkeologi Asosiasi dan Maney Penerbitan. ISBN 978-1-904350-83-5, 2007, pp. 68–79.
.Artikel referensi tentang Jerman adalah sebagai berikut:
- Mati Bischofskirche St. Martin zu Mainz, ed.: Friedhelm Jürgensmeier, Knecht Penerbit, Frankfurt/Main 1986
- Lebendiger Dom - St. Martin zu Mainz di Geschichte und Gegenwart, ed.: Barbara Nichtweiß, Philipp v. Zabern Penerbit, Mainz 1998
- Der Dom zu Mainz - Geschichte und Beschreibung des Baues und seine Wiederherstellung, Friedrich Schneider, Penerbit Ernst dan Korn, Berlin, 1886
- Der Dom zu Mainz - Ein Handbuch, agustus Schuchert, Wilhelm Jung, Verlag Druckhaus Schmidt & Bödige GmbH, 3rd Edition, Mainz, 1984
- Deutsche Romanik, Bernhard Schütz, Wolfgang Müller; Herder Penerbit, Freiburg saya. Br. 1989
- Mainz - Die Geschichte der Stadt, Hrsg.: Franz Dumont, Ferdinand Scherf, Friedrich Schütz, 2nd Edition; PublishersPhilipp von Zabern, Mainz 1999
- Mainz Online: Katedral Diarsipkan 2015-02-06 di Wayback Machine. (extended sejarah katedral)
- Keuskupan Mainz: Katedral (riwayat lain dari katedral; di jerman)
- Museum katedral Mainz (dokumentasi artefak di katedral; di jerman)
- Terce (= Mid-Doa Pagi) dan Kepausan Misa di Katedral Mainz - Pentakosta 2015 dengan Karl Kardinal Lehmann