Kapal perusak Jepang Ayanami (1929)

Kapal perusak kelas Ayanami, sub-kelas dari kapal perusak kelas Fubuki.

Ayanami (綾波, "Ombak (yang menyerupai) kain kepar") [3] adalah sebuah kapal perusak kelas-Ayanamimilik Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Kelasnya sendiri merupakan sub-kelas dari kelas Fubuki. Ia adalah kapal pemimpin dari kesepuluh bersaudari kelas Ayanami, sekaligus kapal ke-sebelas dari keluarga besar kelas Fubuki. Artinya, Ia adalah adik jauh Fubuki dan kakak jauh Akatsuki.

Ayanami pada 30 April 1930
Sejarah
Kekaisaran Jepang
Nama Ayanami
Dipesan 1923 (Tahun Fiskal)
Pembangun Fujinagata Shipyards
Nomor galangan Perusak No. 45
Pasang lunas 20 Januari 1928
Diluncurkan 5 Oktober 1929
Mulai berlayar 30 April 1930
Dicoret 15 Desember 1942[1]
Identifikasi Nomor lambung: 19
Julukan 黒豹 (Kuro-Hyou, Macan tutul hitam)[2]
Nasib Tenggelam karena tembakan USS Washington, 15 November 1942
Ciri-ciri umum
Kelas dan jenis Kapal perusak kelas-Fubuki
Berat benaman 1.750 ton panjang (1.780 t) (standar)
Panjang
  • 111,96 m (367,3 ft) (perpendikuler)
  • 115,3 m (378 ft) (garis air)
  • 118,41 m (388,5 ft) (keseluruhan)
Lebar 10,4 m (34 ft 1 in)
Sarat air 3,2 m (10 ft 6 in)
Tenaga 50.000 ihp (37.000 kW)
Pendorong
Kecepatan 38 knot (44 mph; 70 km/h)
Jangkauan 5.000 nmi (9.300 km) pada 14 knot (26 km/h)
Awak kapal 219 orang
Peralatan perang
elektronik dan tipuan
  • 6 buah meriam kapal Tipe 3 127 mm kaliber 50 (ditempatkan 3 tempat × 2 buah)
  • 4 buah senapan mesin 7,7mm (ditempatkan 2 tempat × 2 buah)
  • 9 buah tuba torpedo 61cm rangkap tiga (ditempatkan 3 buah x 3 lubang)
  • 18 buah peledak kedalaman
Catatan dinas
Kode identifikasi: Penanda lambung: ミナヤア
Operasi:

Riwayat hidup

sunting

Lahir pada 5 Oktober 1929, Ayanami sudah terlibat dalam peperangan bahkan sebelum dimulainya Perang Dunia 2, yaitu pada Perang Tiongkok-Jepang Kedua bersama-sama dengan Uranami, Shikinami, dan Isonami yang bertugas untuk mengawal pendaratan tentara Kekaisaran Jepang di Shanghai dan Hangzhou. Dan sejak 1940, Ia terus berpatroli dan membantu pendaratan tentara di wilayah China Selatan.

Karier pertamanya di Perang Dunia 2 dimulai dengan peristiwa Pertempuran Malaya. Kemudian bersama dengan keempat kapal penjelajah kelas-Mogami menjalani Operasi L yaitu invasi ke Bangka, Palembang, dan Kepulauan Anambas. Ia juga membantu Chōkai dalam menaklukkan Saigon selagi perjalanannya untuk mundur sejenak ke Indochina karena luka yang diterimanya di Anambas. Operasi T (invasi Sumatera Utara) dan Operasi D (invasi Kepulauan Andaman) juga dijalaninya.[4]

Ayanami juga termasuk dalam armada utama Admiral Isoroku Yamamoto dalam Pertempuran Midway, dan kemudian juga masuk dalam operasi Serangan Samudra Hindia yang kemudian dibatalkan dan membuatnya dikirim untuk memasuki fase Kampanye Guadalkanal dan Kampanye militer Kepulauan Solomon sebagai bagian dari operasi Tokyo Ekspres.[5] Pertempuran terakhirnya terjadi pada 14-15 November 1942 yaitu pada Pertempuran Guadalkanal bagian kedua dimana Ia dikirim sendirian untuk menghadapi armada Satuan Tugas 64 milik Amerika Serikat; sementara kapal lainnya di armada yang dipimpin oleh Sendai bertugas memutari pulau untuk mengurung armada Amerika dari dua arah.

Ayanami adalah pertama yang terdeteksi, kemudian baru setelah itu Nagara yang terdeteksi dan membuat perhatian semua destroyer di armada Amerika teralihkan. Pada saat itu salvo torpedo dari Ayanami, Nagara, dan Uranami menenggelamkan dua kapal perusak, dan satu kapal perusak lain rusak parah (nantinya dihancurkan sendiri oleh rekan satu armadanya) serta satu kapal perusak lagi rusak sedang. USS Washington membalas serangan Ayanami dan melukainya dengan sangat parah sampai tak bisa diselamatkan, membuat semua krunya meninggalkannya sebelum benar-benar tenggelam. Dan pada saat yang sama, USS Washington juga menenggelamkan Kirishima di ujung front lain di perairan tersebut. Ayanami akhirnya harus dibantu untuk ditenggelamkan oleh kakaknya sendiri, (Uranami) di Ironbottom Sound setelah pertempuran itu berakhir.[6]

Pada 12 Desember 1942, Ayanami dicoret dari daftar angkatan laut.[1]

Penemuan bangkai

sunting

Pada akhir bulan Juli 1992, arkeolog kelautan Robert Ballard memimpin sebuah ekspedisi menuju Ironbottom Sound dan menemukan tiga belas lokasi baru kapal karam. Salah satunya adalah bangkai Ayanami. Ia ditemukan di tenggara Pulau Savo pada titik 9°10′S 159°52′E / 9.167°S 159.867°E / -9.167; 159.867 di kedalaman sekitar 700 meter (2.300 ft). Lambung kapal dan lunas kapalnya tampak hancur oleh ledakan torpedo yang tepat di belakang jembatan. Kapal tersebut terbelah menjadi dua bagian, dengan buritan dalam posisi tegak lurus, haluan kapal bengkok, dan berbaring di sisi kanannya (starboard).

Catatan kaki

sunting
  1. ^ a b Nishidah, Hiroshi (2002). "Fubuki class destroyers". Materials of the Imperial Japanese Navy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-11. Diakses tanggal 2018-01-24. 
  2. ^ Julukan tersebut ia dapatkan karena aksinya di pertempuran terakhirnya yaitu Pertempuran Laut Kedua di Guadalkanal. Dalam pertempuran itu, ia menenggelamkan USS Preston, USS Walke, dan USS Benham, serta membuat USS Gwin mengalami kerusakan berat. Aksinya membuat ia menjadi target utama oleh Amerika saat itu. Ia kemudian mengalami kerusakan berat akibat tembakan dari USS Washington. Akan tetapi, ia sempat melempar tembakan ke USS South Dakota dan merusak sistem listrik kapal tersebut.
  3. ^ Nelson. Japanese-English Character Dictionary. hal. 708, 540
  4. ^ Nevitt, Allyn D. (1997). "IJN Ayanami: Tabular Record of Movement". Long Lancers. Combinedfleet.com. Diakses tanggal 2016-07-24. 
  5. ^ D’Albas. Death of a Navy: Japanese Naval Action in World War II.
  6. ^ Hammel. Guadalcanal: Decision at Sea.

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting