Kairouan

Kota di Tunisia bagian utara

Kairouan (bahasa Arab: القيروان Qeirwān, juga dieja sebagai Al Qayrawān (listen) adalah sebuah kota sekaligus ibu kota di Kegubernuran Kairouan, Tunisia. Nama Kota Kairouan berarti kemah. Kota Kairouan didirikan oleh Uqbah bin Nafi' pada tahun 670 dalam masa Kekhalifahan Umayyah. Pengembangan wilayah Kota Kairouan secara pesat terjadi selama masa pemerintahan Dinasti Aghlabiyyah (800–909 M).

Kairouan
القيروان
Kairouan di Tunisia
Kairouan
Kairouan
Lokasi di Tunisia
Koordinat: 35°40′38″N 10°06′03″E / 35.67722°N 10.10083°E / 35.67722; 10.10083
NegaraTunisia
KegubernuranKairouan
Tahun Didirikan670 M
PendiriUqbah bin Nafi'
Ketinggian
68 m (223 ft)
Populasi
 (2014)
 • Total187.000
Situs webSitus web resmi
KriteriaCultural: i, ii, iii, v, vi
Nomor identifikasi499
Pengukuhan1988 (Sesi ke-12)
Luas68.02 ha
Zona pembatas154.36 ha
Kairouan
القيروان
Kairouan di Tunisia
Kairouan
Kairouan
Lokasi di Tunisia
Koordinat: 35°40′38″N 10°06′03″E / 35.67722°N 10.10083°E / 35.67722; 10.10083{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman
NegaraTunisia
KegubernuranKairouan
Tahun Didirikan670 M
PendiriUqbah bin Nafi'
Ketinggian
68 m (223 ft)
Populasi
 (2014)
 • Total187.000
Situs webSitus web resmi
KriteriaCultural: i, ii, iii, v, vi
Nomor identifikasi499
Pengukuhan1988 (Sesi ke-12)
Luas68.02 ha
Zona pembatas154.36 ha

Secara geografi, Kota Kairouan terletak di bagian utara Tunisia yang merupakan zona akuifer dari tiga sungai di Tunisia. Rata-rata nilai suhu di Kota Kairouan adalah 19,2°C. Kota Kairouan. Kota Kairouan menjadi pusat pemerintahan, militer dan keagamaan pada masa Kegubernuran Ifriqiyah pada masa Kekhalifahan Umayyah maupun pada masa Kegubernuran Kairouan dalam negara Tunisia.

Pada tahun 2004, jumlah penduduk di Kairouan sekitar 546.000 orang dengan pertumbuhan ekonomi yang stagnan. Kairouan termasuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO. Bencana alam yang pernah terjadi di Kota Kairouan ialah banjir.

Sejarah

sunting

Pendirian

sunting

Nama kairouan berasal dari bahasa Persia yang artinya kemah.[1] Kairouan menjadi kota Islam pertama yang didirikan di Afrika.[2] Kairouan didirikan oleh Uqbah bin Nafi' pada tahun 670 M dalam masa Kekhalifahan Umayyah.[3][4] Uqbah bin Nafi' bersama dengan 10 ribu pasukan yang dikirim oleh Muawiyah bin Abu Sufyan mendirikan Kairouan untuk menaklukkan Afrika. Pada saat didirikan, Kairouan merupakan wilayah yang berbahaya karena banyak hewan buas seperti ular. Kairouan mulai ditinggali setelah hewan buas dihilangkan oleh Uqbah bin Nafi' dan pasukannya.[5]

Kairouan ketika pasukan Uqbah bin Nafi' menaklukkannya merupakan sebuah dataran dengan kandungan aluvial yang subur. Mereka memperoleh cadangan air dari sebkha yang terletak dekat dengan Kairouan. Sementara itu, kuda dan unta pasukannya ditempatkan di padang rumput.[3] Uqbah bin Nafi' bersama pasukannya kemudian membangun Kota Kairouan selama 5 tahun (50–50 H). Salah satu hasil pembangunannya ialah Masjid Agung Kairouan. Sedangkan pembangunan lainnya berupa permukiman.[6]

Pengembangan wilayah

sunting
 
Sebuah waduk di Kairouan yang diperluas pada masa Dinasti Aghlabiyyah.

Kairouan mengalami perkembangan yang pesat sebagai kota selama masa pemerintahan Kairouan Dinasti Aghlabiyyah pada abad ke-9 M.[7] Wilayah Kairouan mulai dihubungkan dengan waduk besar melalui saluran bawah tanah sepanjang beberapa kilometer. Waduk ini memperoleh pasokan air dari wadi-wadi di sekitarnya. Perluasan waduk berlangsung selama masa pemerintahan Dinasti Aghlabiyyah (800–909 M). Selama masa Dinasti Aghlabiyyah, Kairouan menjadi pusat intelektualisme dan politik di Maghreb.[3]

Geografi

sunting
 
Cekungan sungai Zeroud, sungai Merguellil dan sungai Nebhana yang mengarah ke Kairouan.

Lokasi Kairouan terletak di bagian utara Tunisia.[8] Jarak Kota Kairouan dari pantai Kota Sousse adalah 50 km.[9] Kairouan merupakan salah satu kota non-pesisir di Tunisia.[10] Sebelum Kairouan didirikan oleh Uqbah bin Nafi', wilayah Kota Kairouan hanya berupa sebuah lembah.[11] Wilayah Kairouan berada di atas akuifer yang menampung air dari tiga cekungan sungai, yaitu sungai Zeroud, sungai Merguellil dan sungai Nebhana.[12]

Rata-rata nilai suhu di Kota Kairouan adalah 19,2°C. Pada bulan Januari tercapai suhu minimum dengan nilai rata-rata 10,7°C. Suhu maksimum di Kairouan tercapai pada bulan Agustus dengan nilai rata-rata 38,6°C. Pada bagian barat laut cekungan di Kairouan, suhu sejuk akan berlangsung selama musim dingin. Sementara di tempat lainnya di Kairouan akan beriklim sedang. Pada bulan Desember hingga Februari, suhu di cekungan bagian atas Kairouan bernilai kurang dari 10°C.[12]

Pemerintahan

sunting

Pada masa Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan, Kota Kairouan menjadi pusat pemerintahan dan pusat militer bagi Kegubernuran Ifriqiya. Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan menetapkan Uqbah bin Nafi' sebagai Gubernur Ifriqiya.[13] Dalam wilayah Tunisia, Kota Kairouan merupakan ibu kota bagi Kegubernuran Kairouan.[14]

Penduduk

sunting

Pada tahun 2004, jumlah penduduk di Kairouan sekitar 546.000 orang.[10] Kairouan menjadi salah satu kota besar di pedalaman Tunisia yang bersifat stagnan dalam pertumbuhan ekonomi. Karena itu, perpindahan penduduk ke Kairouan sangat sedikit.[15]

Keagamaan

sunting

Selama masa pembangunan Kota Kairouan oleh Uqbah bin Nafi' (50–55 H), ia mengajak masyarakat setempat untuk menjadi muslim. Penduduk asli di Kairouan adalah suku Berber. Sebagian besar orang Berber kemudian menjadi muslim.[6] Pada masa pemerintahan Khalifah Muawiyah (661–680 M), Kota Kairouan menjadi pusat pendidikan Islam dan pembelajaran Al-Qur'an.[16] Peran keagamaan Kota Kairouan membuatnya menjadi salah satu tujuan kunjungan umat muslim selain Makkah dan Madinah.[17][18]

Bencana alam

sunting

Banjir

sunting

Pencegahan banjir dalam skala besar di Kairouan dilakukan dengan pembangunan bendungan di cekungan sungai Zeroud, sungai Merguellil dan sungai Nebhana. Pembangunan bendungan dimulai pada tahun 1965 dan berakhir pada tahun 1989.[12]

Warisan budaya

sunting

Medina Kairouan

sunting

Medina Kairouan merupakan sebuah kawasan di Kota Kairouan. Di dalam Medina Kairouan terdapat berbagai warisan arsitektur dari abad ke-9 M. Beberapa di antaranya ialah Masjid Agung Kairouan, Masjid Tiga Gerbang, Kolam Aghlabid dan Mausoleum Sidi Sahbi. Selain itu, terdapat tiang-tiang yang terbuar dari marmer dan porfiri. Sejak tahun 1988, Medina Kairouan telah masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia yang ditetapkan oleh UNESCO.[7]

Referensi

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ "Kota Warisan Dunia yang Terjaga dengan Cahaya Islam". Majalah Aula. Aula Media Nahdlatul Ulama. 10 (XLVI): 68. Oktober 2024. 
  2. ^ El-Sheikh, dkk. 2011, hlm. 4.
  3. ^ a b c Goulven, dkk. 2009, hlm. 152.
  4. ^ Saufi, A., dan Fadillah, H. (14 Oktober 2015). Sejarah Peradaban Islam. Sleman: Deepublish. hlm. 144. ISBN 978-623-209-08-4-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 April 2024. Diakses tanggal 9 April 2024. 
  5. ^ Al-Mishri, Mahmud (2011). Yasir, Muhammad, ed. Semua Ada Saatnya: Seni Menikmati Hidup Lebih Seimbang. Diterjemahkan oleh Somad, Abdul. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar. hlm. 13. ISBN 978-979-592-779-2. 
  6. ^ a b Abdul Lathif, Abdussyafi Muhammad. Hasmand, Fedrian, ed. Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Bani Umayyah. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar. hlm. 330. ISBN 978-979-592-668-9. 
  7. ^ a b USAID 2022, hlm. 8.
  8. ^ Aizid, Rizem (2021). Hanafi, Amar, ed. Sejarah Peradaban Islam Terlengkap. Yogyakarta: Diva Press. hlm. 445. ISBN 978-623-293-230-2. 
  9. ^ Tsabit, A. H., dan Eni, S. P. (Agustus 2012). Arsitektur Kuno dan Modern. Depok: Rajawali Pers. hlm. 42. ISBN 978-602-425-226-7. 
  10. ^ a b El-Sheikh, dkk. 2011, hlm. 6.
  11. ^ "10 Panglima Penakluk Dunia: Uqbah bin Nafi (Penakluk Afrika)". Majalah Ar-Risalah (edisi ke-231). XXI (5): 49. November 2020. 
  12. ^ a b c Goulven, dkk. 2009, hlm. 148.
  13. ^ Ulum, A.R. Shohibul (Januari 2024). Sejarah Penaklukan Andalusia: Menelusuri Kronologi Perjuangan Pahlawan Muslim di Semenanjung Liberia. Anak Hebat Indonesia. hlm. 17. ISBN 978-623-1644-12-1. 
  14. ^ USAID 2022, hlm. 6.
  15. ^ El-Sheikh, dkk. 2011, hlm. 8.
  16. ^ Luscombe, David; Riley-Smith, Jonathan, ed. (2004). The New Cambridge Medieval History, Volume 2; Volume 4. Cambridge University Press. hlm. 696. ISBN 978-0-521-414-11-1. 
  17. ^ Europa Publications "General Survey: Holy Places" The Middle East and North Africa 2003, p. 147. Routledge, 2003. ISBN 1-85743-132-4. "The city is regarded as a holy place for Muslims."
  18. ^ Hutchinson Encyclopedia 1996 Edition. Helicon Publishing Ltd, Oxford. 1996. hlm. 572. ISBN 1-85986-107-5. 

Daftar pustaka

sunting

Pranala luar

sunting