Kabupaten Banggai

kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia

Kabupaten Banggai, adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kota nya adalah Kecamatan Luwuk. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 9.672,70 km² (data UU No 51/1999), dan berpenduduk sebanyak 376.808 jiwa (2021). Kabupaten Banggai dulunya merupakan bekas Kerajaan Banggai yang meliputi wilayah Banggai daratan dan Banggai Kepulauan. Pada tahun 1999 Kabupaten Banggai dimekarkan menjadi Kabupaten Banggai dan Kabupaten Banggai Kepulauan.[3]

Kabupaten Banggai
Pesisir Kota Luwuk
Pesisir Kota Luwuk
Motto: 
Mompo Sa'angu Nurung Mompo Sa'angu Tanga
Peta
Kabupaten Banggai di Sulawesi
Kabupaten Banggai
Kabupaten Banggai
Peta
Kabupaten Banggai di Indonesia
Kabupaten Banggai
Kabupaten Banggai
Kabupaten Banggai (Indonesia)
Koordinat: 0°57′26″S 122°33′31″E / 0.957091°S 122.558593°E / -0.957091; 122.558593
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Tengah
Tanggal berdiri4 Juli 1959
Dasar hukumUU No. 29 Tahun 1959
Hari jadi8 Juli 1960 (umur 64)
Ibu kotaLuwuk
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiAmirudin Tamoreka
 • Wakil BupatiFurqanuddin Masulili
 • Sekretaris DaerahAbdullah [1]
 • Ketua DPRDSuprapto N
Luas
 • Total9.672,70 km2 (3,734,65 sq mi)
Populasi
 • Total382.276
 • Kepadatan39,36/km2 (101,9/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 70,84%
Kristen 17,24%
- Protestan 15,61%
- Katolik 1,63%
Hindu 11,08%
Buddha 0,83%
Lainnya 0,01%[3]
 • BahasaSaluan, Banggai, Balantak, & Indonesia
 • IPMKenaikan 70,60 (2021)
Tinggi[4]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode pos
94712
Kode BPS
7202 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon
Daftar
  • 0461 - Luwuk
  • 0463 - Bunta
Pelat kendaraanDN xxxx C*/R*
Kode Kemendagri72.01 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 912.719.353.000,- (2020) [5]
Situs webwww.banggaikab.go.id
Wanita dari suku Balantak (1913)

Kabupaten Banggai merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah yang memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, baik berupa hasil laut (ikan, udang, mutiara, rumput laut dan sebagainya), aneka hasil bumi (kopra, sawit, coklat, beras, kacang mente dan lainnya) serta hasil pertambangan (nikel yang sedang dalam taraf eksplorasi) dan gas (Blok Matindok dan Senoro).

Sejarah

sunting

Sejarah Kabupaten Banggai sangat berhubungan erat dengan Sejarah Kerajaan Banggai, oleh karena itu pembahasan sejarah Kabupaten Banggai tidak terlepas juga dengan pembahasan sejarah kerajaan Banggai. Selain itu, Sejarah Kabupaten Banggai sangat berhubungan erat dengan sejarah Pemerintahan Kolonial Belanda dan Jepang di wilayah kerajaan Banggai. Yang ketiga, sejarah Kabupaten Banggai berhubungan erat dengan sejarah pergolakan rakyat Kabupaten, untuk menuntut dan berjuang terbentuknya daerah otonom, melalui wadah "Badan Perjuangan Otonomi Daerah " disingkat "BPOD" Kabupaten Daerah Swatantra Tingkat II (DASWATI) Banggai.[6]

Hubungan erat dengan kerajaan Banggai yang paling menonjol adalah luas wilayah Kabupaten Banggai berdasarkan UU Nomor 59 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi, sama luasnya dengan luas kerajaan Banggai. Pemerintah Belanda telah meninggalkan bekas jajahannya antara lain dengan membentuk administrasi pemerintahan Afdeling Ooskost van Celebes (907) dan Onderafdeling Banggai (1932), administrasi ini sangat digunakan oleh pemerintah Pusat dalam menyusunan UU pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi.

Melalui perjuangan tokoh politik, organisasi Pemuda dan Pelajar Banggai dan dukungan morel dan materiel dari Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) raja banggai ke-33, Syukuran Aminuddin Amir, maka terbentuk wadah perjuangan terbentuknya Kabupaten Banggai, yaitu BPOD. Anggota perjuangan BPOD Banggai adalah antara lain Djakaria Nurdin Agama (mayor ngopa kerajaan Banggai/KPN), M.H. Wauranagai (PNI), A. Momor (PKI), Jan Posuma (PSII), Ahmad Mile (NU), Badarussalam (Masyumi), Abdul Azis Larekeng (Pemuda/Pelajar Banggai). Tim ini yang langsung berjuang ke Makassar menghadap Gubernur Sulawesi Andi Pangeran Pettarani, kemudian melanjutkan perjalanan ke Jakarta menemui Menteri Dalam Negeri Sunaryo, dan menemui keberhasilan dengan dikeluarkannya UU Nomor 59 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 tentang Pembentukan Kabupaten Dati II di Sulawesi.

Tim BPOD Banggai lainnya yang berjuang di Luwuk-Poso-Makassar dan Jakarta, yaitu Aco Dg. Matorang (PSII), Azis Sinukun (NU), Djen Djalumang (NU), T.S.Nullah (Komite XII), Agulu Lagonah (Komite XII), H.Thalib (Muhammdiyah), Siradjuddin Datu Adam (Muhammadiyah), Malajo Ahmad (Muhammadiyah), Ema Hamid (Wanita Bangga), Ena Musa (Pemuda Banggai), Faruk Zaman (KAPPI), Kahar dangka (KAPPI/KAMI).[6]

Geografi

sunting

Luas wilayah Kabupaten Banggai 9.672,70 km2 atau sekitar 14,22 persen dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Tengah dan wilayah teritorial laut 20.309,68 km2 serta panjang garis pantai sepanjang 613,25 km. Wilayah Kabupaten Banggai sebagian besar terdiri dari pegunungan dan perbukitan, sedangkan daratan rendah yang ada pada umumnya terletak di sepanjang pesisir pantai.

Kabupaten Banggai dengan Ibu kota Luwuk hingga tahun 2012 secara administratif terdiri atas 23 kecamatan 339 desa/kelurahan. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 oleh BPS, jumlah penduduk Kabupaten Banggai mencapai 323.872 jiwa, terdiri dari laki-laki 165.266 jiwa dan perempuan 158.606 jiwa dengan sex rasio 104. Laju pertumbuhan penduduk 0,45 persen pertahun, sedangkan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 31 jiwa/km2.

Batas Wilayah

sunting
Utara Teluk Tomini
Timur Laut Maluku dan Kabupaten Banggai Kepulauan
Selatan Selat Peling dan Kabupaten Banggai Kepulauan
Barat Kabupaten Tojo Una-una dan Kabupaten Morowali Utara

Iklim dan Cuaca

sunting

Kondisi iklim di Kabupaten Banggai dapat digambarkan sebagai berikut : Rata-rata curah hujan selama kurun waktu 2007-2011 yang tercatat pada Stasiun Meteorologi Bubung Luwuk berkisar antara 77,8 – 190,6 mm. Dengan curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April sampai Juli, sedangkan curah hujan yang terendah terdapat pada bulan Agustus sampai Februari. Rata-rata hari hujan 14-18 hari perbulan. Beberapa kondisi ekstrem terjadi yaitu curah hujan tertinggi pada Tahun 2010 pada bulan Desember (284,9 mm) dan tahun 2011 terjadi pada bulan Februari (303,9 mm).

Suhu udara maksimum rata-rata selang 2007-2011 tercatat 29,6 °C – 33,1 °C, Suhu udara minimum 21,7 °C – 24,8 °C. Suhu maksimum yang pernah terjadi yaitu pada bulan Februari 2010 (36,0 °C). Sedangkan suhu minimum yang pernah terjadi yaitu Bulan Mei dan November 2010. Suhu udara rata-rata pada stasiun Metereologi Bubung Luwuk tahun 2007-2011 adalah 26,8 °C – 28,2 °C.

Kabupaten Banggai agak berbeda dengan daerah lain pada umumnya, selama tahun 2012 mengalami musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan ini dapat digolongkan menjadi tiga jenis berdasarkan frekuensi curah hujan, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Curah hujan tinggi terjadi pada bulan Juli sekitar 301 mm, sedang pada bulan Agustus sekitar 113,3 mm, dan rendah pada bulan September 36,1 mm.

Sepanjang tahun 2012, suhu udara terendah yaitu 23,30C terjadi pada bulan Agustus dan tertinggi sebesar 32,10C pada bulan November.

Arah angin terbanyak selama tahun 2012 yaitu dari posisi Barat dengan kecepatan rata-rata 7 knot. Kecepatan angin tertinggi pada bulan Maret dan terendah bulan Desember.

Aksesibilitas

sunting

Untuk menuju ke Kabupaten Banggai dapat ditempuh melalui transportasi darat, laut maupun udara. Dari Kota Palu ibu kota Provinsi, menuju Luwuk ibu kota Kabupaten Banggai dapat ditempuh melalui jalan darat memakai sarana perhubungan kendaraan umum yaitu bus-bus kecil dan sedang, atau dengan kendaraan carteran, menempuh jarak Palu – Luwuk sekitar 610 km, demikian pula dari Kota Makassar dapat ditempuh melalui jalur darat. Melalui transportasi udara terdapat 4 perusahaan penerbangan (Garuda, Sriwijaya Air, Wings Air dan Express Air) yang melayani rute-rute penerbangan reguler setiap hari menuju Luwuk dari Palu, Makassar dan Manado. Sedangkan pintu masuk melalui laut adalah melalui Pelabuhan Luwuk yang dilayani oleh kapal Pelni (KM.Tilong Kabila) dengan rute Luwuk ke Makassar dan Luwuk ke Kota Bitung (Manado), serta melalui Pelabuhan Pagimana yang dilayani dengan kapal penyeberangan ASDP dengan rute Pagimana-Gorontalo. Luwuk juga menjadi akses poin utama bagi transportasi lanjutan menuju ke Kabupaten Banggai Kepulauan dan Kabupaten Banggai Laut yang dilayani dengan kapal penyeberangan maupun kapal angkutan rakyat yang tersedia setiap hari.

Pemerintahan

sunting

Bupati

sunting
No. Potret Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Partai Wakil Bupati Periode Ref.
1   Bidin 1 Juli 1960 14 Juni 1963 N/A 1
2   R. Atje Slamet 14 Juni 1963 5 Februari 1969 N/A 2
3   F. Simak 6 Februari 1969 19 Juni 1973 N/A 3
4   Eddy Singgih 14 Desember 1973 22 Juni 1978 N/A 4
5   Joesoef Soepardjan 20 November 1980 23 November 1985 N/A 5
6   H. M. Junus 4 Mei 1986 6 Mei 1996 N/A 6
7   Sudarto 6 Juni 1996 6 Juni 2000 ABRIAngkatan Darat Basri Sono 7
6 Mei 2001 19 November 2005 N/A 8
8   Ma'mun Amir 8 Juni 2006 8 Juni 2011 Golkar Musdar Amin 9
9   Sofhian Mile 8 Juni 2011 8 Juni 2016 Golkar Herwin Yatim 10
10   Herwin Yatim 8 Juni 2016 8 Juni 2021 PDI-P Mustar Labolo 11
11   Amirudin Tamoreka 8 Juni 2021 Petahana NasDem Furqanuddin Masulili 12 [7]
Legenda
  Non-Partisan/Penugasan Pemerintah
  ABRI
  Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)

Pelaksana tugas Bupati

sunting

Berikut daftar Pelaksana Tugas Bupati yang menggantikan Bupati petahana yang sedang cuti kampanye atau dalam masa transisi.

Potret Pelaksana tugas Bupati Mulai jabatan Akhir jabatan Masa Ket. Bupati Definitif
  A. Azis Larekeng
(Penjabat)
19 Juni 1973 14 Desember 1973 Transisi
  H. Malaga
(Penjabat)
22 Juni 1978 20 November 1980 Transisi
  H. M. Junus
(Penjabat)
23 November 1985 4 Mei 1986 Transisi
  Ma'mun Amir
(Penjabat)
19 November 2005 9 Mei 2006 Transisi
  Bandjela Paliudju
(Penjabat)
9 Mei 2006 8 Juni 2006 Transisi


Dewan Perwakilan

sunting

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Banggai dalam dua periode terakhir.[8][9]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
PKB 2   2
Gerindra 4   4
PDI-P 6   10
Golkar 9   5
NasDem 4   6
PKS 3   3
Perindo (baru) 1
PAN 3   3
Hanura 2   1
Demokrat 2   0
Jumlah Anggota 35   35
Jumlah Partai 9   9

Kecamatan

sunting

Kabupaten Banggai terdiri dari 23 kecamatan, 46 kelurahan dan 291 desa dengan luas wilayah 9.672,70 km² dan jumlah penduduk sebesar 359.495 jiwa dengan sebaran penduduk 37 jiwa/km².[10][11]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Banggai, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah Desa Status Daftar
Desa/Kelurahan
72.01.06 Balantak 3 10 Desa
Kelurahan
72.01.18 Balantak Selatan 11 Desa
72.01.19 Balantak Utara 10 Desa
72.01.01 Batui 7 6 Desa
Kelurahan
72.01.15 Batui Selatan 10 Desa
72.01.08 Bualemo 20 Desa
72.01.02 Bunta 4 18 Desa
Kelurahan
72.01.03 Kintom 3 11 Desa
Kelurahan
72.01.05 Lamala 12 Desa
72.01.16 Lobu 10 Desa
72.01.04 Luwuk 8 2 Desa
Kelurahan
72.01.20 Luwuk Selatan 9 1 Desa
Kelurahan
72.01.11 Luwuk Timur 13 Desa
72.01.21 Luwuk Utara 2 9 Desa
Kelurahan
72.01.22 Mantoh 10 Desa
72.01.10 Masama 14 Desa
72.01.14 Moilong 16 Desa
72.01.23 Nambo 6 5 Desa
Kelurahan
72.01.13 Nuhon 20 Desa
72.01.07 Pagimana 3 30 Desa
Kelurahan
72.01.17 Simpang Raya 12 Desa
72.01.09 Toili 1 24 Desa
Kelurahan
72.01.12 Toili Barat 17 Desa
TOTAL 46 291

Pariwisata

sunting

Tempat Wisata

sunting

Pantai Kilo Lima

sunting

Objek wisata ini ramai dikunjungi oleh masyarakat kota Luwuk karena letaknya dekat dari kota. Deretan kios, kafe serta warung makan menjadi pemandangan khas. Ombak pun Beriring menghempas pantai mengiringi keceriaan pengunjung. Bersampan, berenang, ski atau selancar merupakan atraksi yang dapat dilakukan di pantai Kilo Lima. Usai atraksi pengunjung dapat melepas kepenatan sembari menikmati makanan khas seperti nasi goreng, pisang goreng atau minuman segar.

Cagar Alam Salodik

sunting
 
Air terjun Salodik

Salodik memiliki panorama alam yang indah terletak 27 kilometer dari kota Luwuk. Untuk mencapai Cagar Alam (Suaka Margasatwa) Salodik ditempuh dengan kendaraan roda empat selama 40 menit dari Kota Luwuk.

Daya tarik utama Cagar Alam Salodik berupa air terjun bersusun-susun. Selain air terjun, objek yang berada pada ketinggian 600 meter di atas permukaan laut ini memiliki hutan yang lebat. Kicauan burung dari balik dedaunan yang rimbun seakan menyapa setiap pengunjung. Karena alamnya yang indah, Belanda pernah mendirikan pesanggrahan di lokasi ini. Puing-puing tempat peristirahatan bekas peninggalan Belanda tersebut masih ada sampai sekarang.

Ondorneming Tobelombang

sunting

Tobelombang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Nuhon Kabupaten Banggai sekitar 425 km dari kota Palu. Menurut tetua adat Tobelombang, Bapak Drs. Abino Lumbun, Tobelombang dikenal sebagai Perkebunan Kelapa pada zaman Belanda tahun 1915. Tempat ini telah dikunjungi wisatawan asing yang senang akan wisata sejarah pada masa lampau. Anda masih dapat menyaksikan sisa Peninggalan bersejarah di tempat ini dan disekitar objek wisata ini terbentang pula pemandangan alam yang indah disekitarnya.

Adat istiadat

sunting
 
Sebuah benteng di Desa Mendono, Kecamatan Kintom

Kabupaten Banggai, memiliki adat-istiadat leluhur dari suku Loinang (Saluan), Lo'on (Balantak dan Andio), serta Lobo (Banggai, Peling dan Labobo), dan juga mempunyai nama-nama yang dipakai dalam pemerintahan zaman dahulu yaitu di tingkat kabupaten dinamakan Tomundo setingkat Bupati, kemudian ada pembantu dengan nama "kapitan laut" dan "mayor ngopa", lalu ada yang dinamakan "sangaji" atau "bosanyo", lalu ada "kapitan" setingkat camat, dan "tonggon" setingkat kepala desa. Kepala desa atau yang biasa disebut tonggon dibantu oleh seorang juru tulis setingkat sekretaris desa, lalu ada kepala jaga.

Di Pagimana ada 3 Kapitan yaitu Kapitan Lambangan, Kapitan Bualemo dan Kapitan Lingketeng, di wilayah Bunta ada 2 kapitan yaitu Kapitan Bukalang dan Kapitan Bugis Mangantjo, kemudian di wilayah Lamala ada Kapitan Lasompoh. Dengan bahasa yang telah diteliti oleh Pusat Bahasa Indonesia Jakarta tahun 1986, 1996 dan 2001. Bahasa Saluan, Balantak, Andio dan Banggai sudah masuk dalam ISO 193-3, Registren Outhorrity, edisi 16 tahun 2012.[6]

Pada Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Banggai 305.897 jiwa,[12] dengan kepadatan penduduk rata-rata 32 jiwa/km2 (BPS Kab.Banggai), luas wilayah 9.672,70 km2. Secara administrasi dibagi dalam 18 (delapan belas) Kecamatan, 46 Kelurahan, dan 291 Desa, serta 2 (dua) unit Pemukiman Transmigrasi. Pada tahun 2012, jumlah kecamatan bertambah 23 (dua puluh tiga).[6]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Daftar Pejabat di Kabupaten Banggai". www.banggaikab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-05-19. Diakses tanggal 19 Mei 2021. 
  2. ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 21 Juli 2021. 
  3. ^ a b "Kabupaten Banggai Dalam Angka 2020". www.banggaikab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-01-24. Diakses tanggal 23 April 2020. 
  4. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021" (pdf). www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 16 Maret 2022. 
  5. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (pdf). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 21 Juli 2021. 
  6. ^ a b c d Haryanto Djalumang, "Sejarah Kabupaten Banggai", LP3M Insan Cita. Seminar 10 Maret 2012. Pada tanggal 10 Maret 2012, bertempat di Hotel Dinasty Luwuk, di selenggarakan Seminar sehari tentang "Sejarah Kabupaten Banggai, oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banggai, untuk membahas hasil Penelitian dari LP3M Insan Cita pimpinan Haryanto Djalumang, dengan pembahasa utama Prof. Muh. Taufik Makarao, SH, MH.
  7. ^ "Bupati dan Wakil Bupati Banggai 2021-2024 Resmi Dilantik". kumparan.com. 3 Juni 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-24. Diakses tanggal 17 Juni 2021. 
  8. ^ DPRD Kabupaten Banggai, t.t., Nama Anggota DPRD Kabupaten Banggai Periode 2014-2019, dikunjungi pada 8 Februari 2019.
  9. ^ Perolehan Kursi DPRD Banggai 2019-2024
  10. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  11. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  12. ^ 323.872 jiwa, menurut BPS 2010

Pranala luar

sunting