Kereta api Matarmaja
Kereta api Matarmaja merupakan layanan kereta api penumpang kelas ekonomi yang dioperasikan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk melayani relasi Malang–Pasar Senen melalui lintas utara Jawa (Semarang Tawang–Solo Jebres).
Informasi umum | |
---|---|
Jenis layanan | Kereta api antarkota |
Status | Beroperasi |
Daerah operasi | Daerah Operasi VIII Surabaya |
Pendahulu | Maja dan Tatar (1976–1983) |
Mulai beroperasi | 28 September 1983 |
Lintas pelayanan | |
Stasiun awal | Malang |
Jumlah pemberhentian | Lihatlah di bawah. |
Stasiun akhir | Pasar Senen |
Jarak tempuh | 880 km |
Waktu tempuh rerata | 15 jam 43 menit |
Frekuensi perjalanan | Satu kali keberangkatan tiap hari |
Jenis rel | Rel berat |
Pelayanan penumpang | |
Kelas | Ekonomi |
Pengaturan tempat duduk | 106 tempat duduk disusun 3-2 kursi saling berhadapan dan tidak bisa direbahkan |
Fasilitas restorasi | Ada |
Fasilitas observasi | Kaca panorama dupleks, dengan tirai, lapisan laminasi isolator panas. |
Fasilitas hiburan | - |
Fasilitas lain | Toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, penyejuk udara, peredam suara. |
Teknis sarana dan prasarana | |
Lebar sepur | 1.067 mm |
Kecepatan operasional | 65 s.d. 80-90 km/jam |
Pemilik jalur | Ditjen KA, Kemenhub RI |
Nomor pada jadwal | 233-234 |
Nama Matarmaja merupakan singkatan dari nama kota yang dilalui kereta api ini, yakni Malang, Blitar, Madiun, dan Jakarta.
Sejarah
suntingKereta api Maja dan Tatar (1976–1983)
suntingSejarah pengoperasian kereta api Matarmaja dimulai dari peluncuran kereta api Maja pada tahun 1976 yang melayani lintas Madiun–Jakarta melalui Yogyakarta.[1] Untuk memenuhi permintaan pelanggan, PJKA meluncurkan kereta api Tatar, sebuah kereta api pengumpan dari Stasiun Madiun menuju Stasiun Blitar dengan rangkaian kereta yang terdiri dari 1 kereta BW dan 3 CW—pada kemudian hari dilakukan penambahan satu kereta BW. Sesampai di Madiun, rangkaian kereta api Tatar disambung dengan rangkaian kereta api Maja untuk melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Rangkaian kereta api Tatar-Maja saat itu terdiri dari layanan kelas ekonomi dan bisnis hingga dilakukan penghapusan layanan kelas bisnis pada tahun 2002.[1]
Kereta api Matarmaja (28 September 1983–sekarang)
suntingRute kereta api Tatar-Maja diperpanjang hingga Stasiun Malang pada 28 September 1983 bertepatan dengan ulang tahun Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA, sekarang PT Kereta Api Indonesia) ke-38 tahun, yang mengakibatkan adanya penyesuaian nama kereta api menjadi Matarmaja.[1] Pada awalnya, kereta api tersebut dilakukan penggantian lokomotif penarik di Madiun dari lokomotif CC201 menjadi BB301 sebelum melanjutkan perjalanan menuju Malang karena jalur lintas Kertosono–Malang memiliki tekanan gandar lintas yang kecil. Selain penggantian lokomotif, sebagian rangkaian keretanya juga dipisah.[1]
Pada tahun 1990-an, rutenya sempat diubah sehingga kereta api matarmaja beroperasi melewati jalur utara (via Semarang) walaupun sempat dikembalikan seperti semula hingga peluncuran kereta api Gajayana pada tahun 1999.[1][2]
Sebelumnya, kereta api matarmaja membawa kereta kelas bisnis namun bisa bertahan sejak PT. KA melakukan rasionalisasi pada 2002.
Dan juga sempat mengoperasikan Kereta Ekonomi AC Plus (K3 AC) milik Kementerian Perhubungan buatan PT INKA Madiun pada 14 Agustus 2012 dalam menyambut Angkutan Lebaran Idul Fitri 1433 H / 2012 M, hingga diluncurkannya Kereta api Majapahit yang menggantikan tugas dari kereta api Senja Singosari.
Dengan berlakunya grafik perjalanan kereta api (gapeka) terjadi perubahan pola operasi kereta api Matarmaja per 1 Desember 2019, karena rangkaian kereta api ini saling bertukar pakai dengan rangkaian kereta api Bengawan.
Dalam budaya populer
suntingKereta api Matarmaja pernah digunakan sebagai latar tempat salah satu adegan pada film 5 cm yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Donny Dhirgantoro. Dalam cerita tersebut diceritakan bahwa para tokoh melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Malang untuk mendaki Gunung Semeru.[3][4]
Insiden
suntingPada tanggal 21 Januari 1981, Kereta api Senja IV bertabrakan dengan kereta api ini di daerah Gunung Payung dekat jembatan Sungai Serayu akibat dari kelalaian baik kru kedua kereta api ini maupun petugas Stasiun Kebasen dan Stasiun Notog pada saat itu.
Pada 6 Juli 1988, pukul 01:45 WIB, KA 14 Matarmaja menabrak KA 33 Senja Utama Yogyakarta di jalur 1 stasiun Telagasari akibat KA 14 yang melanggar sinyal masuk stasiun Telagasari yang berkedudukan semboyan 7/tidak aman. Kecelakaan ini menyebabkan 17 orang mengalami luka - luka.[5]
Pada 22 April 2013, sebuah bus menabrak kereta api Matarmaja di Bagor, Nganjuk pukul 21.00. Kejadian ini diduga disebabkan karena sopir bus tergesa-gesa menyeberang perlintasan sebidang.[6]
Pada 12 Juli 2015, kereta api Matarmaja anjlok di Klemunan, Wlingi, Blitar. KA Matarmaja anjlok di posisi tikungan yang tidak terletak pada rangkaian kereta sehingga dipastikan penumpang aman. Penumpang berhasil dievakuasi dengan bus menuju Malang.
Pada 22 Oktober 2016, kereta api Matarmaja menabrak angkutan kota di Sukorejo, Blitar pada pagi hari sekitar pukul 05.30 WIB. Kejadian itu menyebabkan empat orang yang berada di angkot tewas termasuk sopir angkot. Diduga penyebab kecelakaan tersebut karena sopir angkot tidak memperhatikan kondisi sekitar.[7]
Galeri
sunting-
Kereta api Matarmaja saat akan melintas langsung Stasiun Cikampek
-
Kereta api Matarmaja melintas area persawahan
-
Kereta api Matarmaja melintas area Gunung Antang
-
Papan nama kereta api Matarmaja
-
Kereta api Matarmaja saat ditarik lokomotif CC 201 83 48
Referensi
sunting- ^ a b c d e "Cerita Matarmaja". Roda Sayap. 2019-03-12.
- ^ Sahronih, Siti (2015-10-19). "8 Fakta Unik Kereta Api Matarmaja ini Mampu Menarik Perhatianmu untuk Tahu Lebih Banyak". Hipwee. Diakses tanggal 2020-04-09.
- ^ "Film '5 Cm' Bikin Ngetop Kereta Matarmaja". detikcom. Diakses tanggal 2020-04-09.
- ^ Okta, Maria (2017-10-16). "KA Ekonomi Matarmaja, Kondang Berkat Jadi Latar Film "5 Cm"". KabarPenumpang.com. Diakses tanggal 2020-04-09.
- ^ Fajar, Alvian (2024-07-13). "Senin, 6 Juli 1988, pukul 01:45 WIB CC201 64 yang membawa KA 14 Matarmaja (GMR - MN) bertabrakan dengan KA 33 Senja Utama Yogyakarta (YK - GMR) yang ditarik oleh CC201 61 di sepur 1 Stasiun Telagasari, Indramayu, Jawa Barat". Facebook. Diakses tanggal 2024-30-09.
- ^ "AntaraJatim: Bus Sugeng Rahayu Tabrak Kereta Api Matarmaja". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-23. Diakses tanggal 2015-07-12.
- ^ Merdeka: Angkot ditabrak KA Matarmaja, 4 orang tewas Pada 4 Desember 2024 kereta api Matarmaja Menabrak Ambulans di Nyawangan, Kras, Kediri pada siang hari sekitar pukul 05.30 WIB. Peristiwa itu bermula saat ambulans melaju dari barat ke timur melintasi perlintasan tanpa palang pintu tanpa memperhatikan kanan kiri. Dalam kejadian itu sopir ambulans, Mohamad Ali Mustopa (29), meninggal dunia di lokasi kejadian. Ia meninggal usai mengalai luka serius di tangan kanan dan kepala. [1].